Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19950 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien bingung, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tak tenang ditempat, mondar mandir, sulit menerima saran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan rincian yang komprehensif untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah: Perubahan Proses Pikir Tidak Efektif. Pasien menunjukkan gejala-gejala seperti bingung, komunikasi kurang terarah, labil, gelisah, tidak tenang di tempat, mondar-mandir, dan sulit menerima saran, yang merupakan ciri-ciri dari diagnosa ini.
Perubahan Proses Pikir Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk berpikir dengan jelas, logis, dan terorganisir, yang menghambat fungsi sehari-hari. Diagnosis ini mengindikasikan adanya gangguan pada proses kognitif dan persepsi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan:
1. Peningkatan Orientasi: Pasien dapat menunjukkan orientasi yang membaik terhadap waktu, tempat, dan orang.
2. Peningkatan Kemampuan Komunikasi: Pasien dapat berkomunikasi dengan lebih terarah dan efektif.
3. Penurunan Kecemasan: Pasien dapat menunjukkan penurunan tanda-tanda kecemasan, seperti gelisah dan tidak tenang.
4. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah: Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah dan menerima saran.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Manajemen Lingkungan:
- Ciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan terkendali.
- Atur pencahayaan, suara, dan aktivitas di sekitar pasien.
- Minimalisir stimulasi yang berlebihan.
2. Terapi Kognitif:
- Bantu pasien untuk memfokuskan perhatian dan meningkatkan orientasi.
- Gunakan teknik pengulangan dan penggunaan isyarat visual/auditori.
- Latih pasien untuk memecahkan masalah secara bertahap.
3. Dukungan Emosional:
- Berikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada pasien.
- Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaan dan mengurangi kecemasan.
- Dorong partisipasi keluarga dalam memberikan dukungan.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang kondisi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengelola gejala dan meningkatkan fungsi.
- Libatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 19951 | 22 Jul 2025
Klinis : resiko cedera
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi mengenai Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan ketentuan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "risiko cedera".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (00035)
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh dan fungsi fisiologis.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00035
Definisi: Kerentanan terhadap cedera fisik yang dapat mengganggu integritas tubuh dan fungsi fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01001
Definisi: Pasien bebas dari cedera fisik selama perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: NIC 6490
Definisi: Pencegahan dan perlindungan terhadap cedera fisik yang disebabkan oleh faktor internal atau eksternal.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa pengelolaan risiko cedera merupakan salah satu prioritas utama dalam praktik keperawatan. Dengan mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko, perawat dapat membantu pasien untuk mencegah terjadinya cedera dan mempertahankan keselamatan dan kesejahteraan mereka selama perawatan.
Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut atau memiliki pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19952 | 22 Jul 2025
Klinis : Os buram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi **os buram** (mata buram/penglihatan kabur):
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Persepsi Sensori: Penglihatan (SDKI Code: 00120)**
*Definisi:* Perubahan dalam jumlah atau pola stimulasi yang diterima disertai dengan distorsi, kurangnya interpretasi, atau gangguan respons terhadap stimulasi penglihatan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Gangguan fungsi organ penglihatan (misal: refraksi, katarak, glaukoma, retinopati)
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Gangguan transmisi impuls saraf optik
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kemampuan Penglihatan Meningkat (SLKI Code: 1306)**
*Kriteria Evaluasi:*
- Klien mampu mengenali objek pada jarak normal.
- Klien melaporkan penurunan keluhan penglihatan kabur.
- Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan adaptasi penglihatan yang memadai.
**Indikator:**
1. Ketajaman penglihatan dalam rentang normal atau sesuai potensi maksimal.
2. Tidak mengeluh silau atau distorsi visual.
3. Menggunakan alat bantu penglihatan (jika diperlukan) dengan tepat.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**1. Manajemen Gangguan Penglihatan (SIKI Code: 6490)**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik perlindungan mata (misal: pencahayaan cukup, hindari paparan debu).
- Anjurkan pemeriksaan mata rutin ke tenaga profesional.
- Kolaborasi dengan dokter untuk koreksi penglihatan (kacamata, lensa, atau tindakan medis).
**2. Edukasi Kesehatan Mata (SIKI Code: 5604)**
*Tindakan:*
- Berikan informasi tentang penyebab os buram dan pencegahannya.
- Latih klien dalam penggunaan alat bantu penglihatan (jika ada).
- Anjurkan diet kaya vitamin A dan antioksidan untuk kesehatan mata.
---
### **Catatan Akademik**
- **SDKI, SLKI, SIKI** merupakan standar yang dikembangkan PPNI untuk menyeragamkan dokumentasi asuhan keperawatan berbasis evidence-based practice.
- **Os buram** dapat terkait dengan gangguan refraksi, penyakit sistemik (diabetes, hipertensi), atau proses degeneratif. Perlu assessment lebih lanjut (misal: Snellen chart, funduskopi).
- Intervensi harus disesuaikan dengan etiologi dan kebutuhan spesifik klien.
Semoga penjelasan ini membantu dalam praktik klinis. Jika memerlukan rujukan lebih mendalam, silakan merujuk pada *Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi Terbaru* oleh PPNI. -
Article No. 19953 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien merasa lemas, hemoglobin 6,9
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang merasa lemas dengan kadar hemoglobin 6,9, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Kekurangan Volume Cairan" (Defisit Volume Cairan). Kondisi ini ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin yang merupakan salah satu indikator terjadinya kekurangan volume cairan dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Hidrasi Adekuat: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti mukosa lembab, turgor kulit baik, dan produksi urin yang cukup.
2. Kadar Hemoglobin Membaik: Kadar hemoglobin pasien meningkat ke rentang normal, yaitu 12-16 g/dL.
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Dehidrasi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti takikardia, hipotensi, dan penurunan berat badan.
4. Tidak Ada Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat kekurangan volume cairan, seperti gangguan kardiovaskular atau gagal ginjal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Cairan:
- Lakukan pemantauan intake dan output cairan secara ketat.
- Pantau tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan suhu tubuh.
- Evaluasi tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, mukosa, dan produksi urin.
2. Pemberian Cairan:
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti Ringer Laktat atau Normal Saline.
- Hitung kebutuhan cairan pasien berdasarkan kondisi klinis, berat badan, dan kehilangan cairan.
- Monitor respon pasien terhadap pemberian cairan.
3. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
- Dorong pasien untuk meningkatkan konsumsi cairan oral, seperti air putih, jus buah, atau sup.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama proses pemulihan.
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan:
- Berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana terapi yang sesuai, seperti pemberian obat-obatan atau transfusi darah.
- Koordinasikan dengan ahli gizi untuk memastikan asupan nutrisi yang adekuat.
- Konsultasikan dengan petugas laboratorium untuk memantau perkembangan kadar hemoglobin.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan pemulihan yang optimal. -
Article No. 19954 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien merasa lemas, hemoglobin 6,9
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien dengan kondisi **lemas dan hemoglobin 6,9 g/dL** (anemia berat), sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: D.0016** – **Intoleransi Aktivitas** berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh sekunder terhadap anemia (Hb rendah).
**Penjelasan:**
- **Definisi (SDKI):** Ketidakmampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara adekuat akibat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik.
- **Faktor Penyebab:** Penurunan kadar hemoglobin (Hb 6,9 g/dL) mengakibatkan gangguan transport oksigen ke jaringan, sehingga pasien mengalami lemas dan kelelahan.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode: L.04012** – **Toleransi Aktivitas Meningkat**
**Kriteria Evaluasi (SLKI):**
1. Pasien melaporkan penurunan keluhan lemas (skala subjektif).
2. Tanda vital stabil (denyut nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas dalam rentang normal saat aktivitas).
3. Hemoglobin meningkat mendekati nilai normal (target Hb >10 g/dL).
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode: I.09011** – **Manajemen Anemia**
**Tindakan (SIKI):**
1. **Monitor tanda vital dan saturasi oksigen** (untuk menilai kompensasi tubuh terhadap hipoksia).
2. **Kolaborasi pemberian transfusi darah** (jika indikasi klinis berat).
3. **Edukasi diet tinggi zat besi dan vitamin B12** (sayuran hijau, daging, hati, suplemen Fe).
4. **Atur jadwal aktivitas dengan istirahat cukup** (untuk menghemat energi).
5. **Observasi tanda kelelahan** (pucat, takikardia, sesak napas saat aktivitas).
---
### **Catatan Akademis/Praktik Berbasis Bukti**
- **Anemia dengan Hb <7 g/dL** termasuk kategori berat dan berisiko menyebabkan gagal jantung high-output.
- **Transfusi darah** dipertimbangkan jika pasien simtomatik (sesak, nyeri dada, atau penurunan kesadaran).
- **Pemeriksaan lanjutan** (misalnya: retikulosit, feritin, atau endoskopi) diperlukan untuk menentukan etiologi anemia.
---
Format ini memenuhi standar **PPNI** dengan pendekatan **evidence-based practice** dan dapat digunakan dalam dokumentasi keperawatan atau perencanaan asuhan. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan kondisi spesifik pasien, faktor risiko tambahan perlu dievaluasi.
**Referensi:**
- Buku *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 6*.
- Buku *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 5*.
- PPNI. (2023). *Panduan Praktik Keperawatan Mandiri*. -
Article No. 19955 | 22 Jul 2025
Klinis : pasien merasa lemas, hemoglobin 6,9
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu merasa lemas dengan kadar hemoglobin 6,9 g/dL, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (10001)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisiologis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10001
b. Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisiologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10001
b. Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10001
b. Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu mencapai kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien yang merasa lemas dengan kadar hemoglobin 6,9 g/dL menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini terjadi karena penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen ke jaringan, sehingga pasien mengalami keterbatasan fisiologis dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perawat perlu melakukan intervensi yang bertujuan untuk membantu pasien mencapai kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan. -
Article No. 19956 | 22 Jul 2025
Klinis : hemoglobin 6,9, pucat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan rekomendasi terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi dengan hemoglobin 6,9 dan tampak pucat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh" (00002). Kondisi ini ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin di bawah normal (6,9 g/dL) dan tampak pucat, yang mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi, khususnya zat besi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Peningkatan kadar hemoglobin ke rentang normal (12-16 g/dL untuk wanita, 14-18 g/dL untuk pria).
2. Peningkatan toleransi aktivitas sehari-hari.
3. Peningkatan kualitas hidup terkait kesehatan.
4. Pemahaman pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat dan cara meningkatkan asupan zat besi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital, terutama kadar hemoglobin, secara berkala.
2. Pemberian suplemen zat besi sesuai dengan resep dokter.
3. Edukasi tentang sumber makanan kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
4. Konseling gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi yang kaya zat besi.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab anemia dan penanganan yang sesuai.
6. Pemantauan respon pasien terhadap intervensi, termasuk pemantauan kadar hemoglobin dan tanda-tanda vital.
7. Pemberian dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan dan mengubah pola makan.
8. Evaluasi efektivitas intervensi dan penyesuaian rencana asuhan keperawatan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh" dipilih karena kondisi pasien dengan kadar hemoglobin rendah (6,9 g/dL) dan tampak pucat menunjukkan adanya defisiensi nutrisi, khususnya zat besi. Hal ini dapat menyebabkan anemia dan mempengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan.
Luaran/output yang diharapkan meliputi peningkatan kadar hemoglobin ke rentang normal, peningkatan toleransi aktivitas sehari-hari, peningkatan kualitas hidup terkait kesehatan, dan pemahaman pasien tentang pentingnya nutrisi yang adekuat serta cara meningkatkan asupan zat besi. Capaian luaran ini akan menunjukkan keberhasilan asuhan keperawatan dalam mengatasi masalah anemia yang dialami pasien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital dan kadar hemoglobin, pemberian suplemen zat besi, edukasi tentang sumber makanan kaya zat besi, konseling gizi, kolaborasi dengan dokter, pemantauan respon pasien, pemberian dukungan emosional dan motivasi, serta evaluasi efektivitas intervensi. Rangkaian intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi, khususnya zat besi, sehingga dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan mengatasi kondisi anemia pada pasien. -
Article No. 19957 | 22 Jul 2025
Klinis : hemoglobin 6,9, pucat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dengan kadar hemoglobin 6,9 g/dL, tampak pucat, dengan status mental akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1102
Judul: Keseimbangan Nutrisi
Definisi: Keadaan dimana zat gizi yang masuk ke dalam tubuh seimbang dengan kebutuhan tubuh.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 3240
Judul: Manajemen Nutrisi
Definisi: Pengaturan dan pemantauan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh" didasarkan pada kondisi pasien dengan kadar hemoglobin yang rendah (6,9 g/dL) dan tampak pucat, yang mengindikasikan adanya defisiensi nutrisi. Diagnosa ini mengarah pada standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) dengan kode 00002, yang menjelaskan tentang asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Keseimbangan Nutrisi (SLKI kode 1102), maka diperlukan intervensi keperawatan berupa Manajemen Nutrisi (SIKI kode 3240), yang meliputi pengaturan dan pemantauan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik pasien.
Dalam kondisi ini, dengan status mental akademis dan persona sebagai pakar perawat, perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti mengkaji riwayat nutrisi, menghitung kebutuhan nutrisi, mengatur asupan nutrisi yang sesuai, serta memantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan. -
Article No. 19959 | 22 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan bab cair 2 hari,hari ini 4x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien mengatakan bab cair 2 hari, hari ini 4x, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse, maka dapat ditetapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Diare (00013)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol eliminasi (1804)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol pola eliminasi.
2. Status hidrasi (0602)
Definisi: Keseimbangan cairan dalam tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen diare (4420)
Definisi: Tindakan untuk mengelola gejala diare dan mencegah komplikasi.
2. Monitoring cairan (6680)
Definisi: Pemantauan asupan dan pengeluaran cairan untuk menjaga keseimbangan cairan.
Kode:
SDKI: 00013
SLKI: 1804, 0602
SIKI: 4420, 6680
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Diare (00013)" dipilih karena pasien mengeluhkan bab cair selama 2 hari dengan frekuensi 4 kali hari ini. SDKI yang sesuai adalah "Diare (00013)" dengan definisi pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
SLKI yang dapat diterapkan adalah "Kontrol eliminasi (1804)" untuk memantau kemampuan pasien dalam mengatur dan mengontrol pola eliminasi, serta "Status hidrasi (0602)" untuk memantau keseimbangan cairan dalam tubuh pasien.
SIKI yang sesuai adalah "Manajemen diare (4420)" untuk mengelola gejala diare dan mencegah komplikasi, serta "Monitoring cairan (6680)" untuk memantau asupan dan pengeluaran cairan pasien. -
Article No. 19960 | 22 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan bab cair 2 hari,hari ini 4x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan keluhan **BAB cair 2 hari, hari ini 4x** dalam format akademis dan persona pakar:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Eliminasi Feses: Diare** *(Kode SDKI: D.0006)*
#### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode D.0006**: Gangguan pola eliminasi feses yang ditandai dengan peningkatan frekuensi, konsistensi cair, dan volume feses.
- **Faktor Penyebab**: Infeksi (bakteri/virus), intoleransi makanan, efek samping obat, atau stres psikologis.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
- **Kode L.0403**: *Kemampuan eliminasi feses membaik*
- Kriteria evaluasi:
- Frekuensi BAB kembali normal (1–2x/hari).
- Konsistensi feses lunak/bentuk.
- Tidak ada nyeri abdomen atau dehidrasi.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode I.0406**: *Manajemen Diare*
- Intervensi:
- **Monitor tanda dehidrasi** (turgor kulit, mukosa mulut, output urine).
- **Anjurkan asupan cairan oral** (oralit/air elektrolit).
- **Kolaborasi pemberian antidiare** (jika diperlukan).
- **Edukasi higiene personal** (cuci tangan, kebersihan makanan).
---
### **Catatan Akademis**
- **Dasar Pemilihan Diagnosa**: Data subjektif (keluhan pasien) dan objektif (frekuensi BAB 4x/hari, konsistensi cair) mengarah pada gangguan eliminasi.
- **Kode PPNI** memastikan standarisasi dokumentasi keperawatan berbasis evidence-based practice.
Format ini memenuhi kebutuhan klinis dengan pendekatan sistematis dan terstruktur sesuai standar nasional.
---
*Referensi: Buku Standar PPNI Edisi Terkini (SDKI, SLKI, SIKI).*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template instansi terkait.)*