Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 917 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan GEA ,diare 3 kali ampas cair dalam sehari , tidak mengandung darah , dan muntah” mual pasien mengatakan sifat nya hilang timbul dan gejala ini telah terjadi sekitar 2 hari yang lalu disertai oaleh badan yang terasa lemas dan pucat beserta tujuan dan keretria hasil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Diare akut
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Dehidrasi: Kondisi di mana individu memiliki potensi kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan akibat berbagai faktor.
- Diare Akut: Perubahan konsistensi dan frekuensi defekasi menjadi lebih cair dan lebih sering dari biasanya yang terjadi secara mendadak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien akan mempertahankan status hidrasi yang adekuat selama perawatan.
- Kriteria Hasil:
1. Tanda-tanda vital berada dalam rentang normal
2. Turgor kulit baik
3. Mukosa mulut lembab
4. Intake dan output cairan seimbang
5. Warna urin normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital dan status hidrasi (intake/output cairan, turgor kulit, mukosa mulut)
2. Berikan asupan cairan oral atau parenteral sesuai kebutuhan
3. Lakukan terapi penggantian elektrolit jika diperlukan
4. Kontrol faktor penyebab diare (misalnya pantau pola makan, obat-obatan)
5. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan dehidrasi
Tujuan:
Pasien akan mempertahankan status hidrasi yang adekuat selama perawatan.
Kriteria Hasil:
1. Tanda-tanda vital berada dalam rentang normal
2. Turgor kulit baik
3. Mukosa mulut lembab
4. Intake dan output cairan seimbang
5. Warna urin normal -
Article No. 918 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan GEA ,diare 3 kali ampas cair dalam sehari , tidak mengandung darah , dan muntah” mual pasien mengatakan sifat nya hilang timbul dan gejala ini telah terjadi sekitar 2 hari yang lalu disertai oaleh badan yang terasa lemas dan pucat beserta tujuan dan keretria hasil dan etiologi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita pasien, yaitu gastroenteritis akut (GEA) dengan gejala diare 3 kali per hari dengan konsistensi cair tanpa darah, disertai mual-muntah, badan terasa lemas, dan pucat, maka dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan, sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diare
b. Risiko dehidrasi
c. Mual dan muntah
d. Intoleransi aktivitas
2. Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare: Pengeluaran feses cair lebih dari tiga kali per hari dengan atau tanpa darah, lendir, atau nanah.
- Risiko dehidrasi: Kondisi di mana terdapat potensi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
- Mual dan muntah: Perasaan tidak enak di perut yang disertai dengan keinginan untuk mengeluarkan isi perut.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat adanya penurunan energi, kelemahan, dan kelelahan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Diare: Pengendalian proses eliminasi feses yang normal.
- Risiko dehidrasi: Keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Mual dan muntah: Kontrol gejala mual dan muntah yang efektif.
- Intoleransi aktivitas: Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari yang meningkat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Diare: Manajemen diare, pengaturan diet, dan edukasi.
- Risiko dehidrasi: Manajemen cairan, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi.
- Mual dan muntah: Manajemen mual dan muntah, pengaturan pemberian obat, dan edukasi.
- Intoleransi aktivitas: Manajemen aktivitas, pemberian asuhan yang berpusat pada pasien, dan edukasi.
3. Tujuan:
- Diare: Frekuensi diare berkurang, konsistensi feses membaik, dan tidak terjadi dehidrasi.
- Risiko dehidrasi: Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi, dan tidak terjadi komplikasi.
- Mual dan muntah: Frekuensi dan intensitas mual dan muntah berkurang, serta terkendali.
- Intoleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
4. Kriteria Hasil:
- Diare: Frekuensi diare ≤ 3 kali per hari, konsistensi feses normal.
- Risiko dehidrasi: Tanda-tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, dan intake cairan adekuat.
- Mual dan muntah: Frekuensi dan intensitas mual dan muntah berkurang, pasien dapat makan dan minum dengan baik.
- Intoleransi aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
5. Etiologi:
Kemungkinan penyebab dari kondisi pasien adalah infeksi virus, bakteri, atau parasit yang menyebabkan gastroenteritis akut. Faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi adalah higiene dan sanitasi yang buruk, kontaminasi makanan atau air, serta penurunan sistem kekebalan tubuh. -
Article No. 919 | 30 Sep 2024
Klinis : Ny G datang ke rumah sakit lewat IGD bersama suami pada tanggal 13 Maret 2024 dengan keluhan nyeri kepala disertai mual, nyeri menjalar sampai ke tengkuk. hasil pemeriksaan di IGD TD : 170/100 mmhg, N : 80x/m, T : 36,3, RR : 20 x/m. Klien mengatakan bahwa klien merasakan pusing dan nyeri pada bagian kepala. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, di daerah kepala pada bagian frontal dan menjalar sampai bagian tengkuk, dengan skala nyeri 4, dan lama nyeri 10 menit. Nyeri bertambah saat aktifitas dan berkurang saat istirahat. Klien mengatakan bahwa, mulai merasakan sakit 3 hari yang lalu. Klien mengatakan mual dan tidak napsu makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah sedemikian rupa (karakteristik, lokasi, intensitas, atau durasi).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
2. Perilaku Mengendalikan Nyeri
3. Kepuasan Pasien terhadap Manajemen Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Relaksasi
3. Pengurangan Kecemasan
Penjelasan Singkat:
Ny. G datang ke IGD dengan keluhan utama nyeri kepala disertai mual. Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan bahwa Ny. G mengalami peningkatan tekanan darah (170/100 mmHg) dan nyeri kepala dengan skala 4 yang menjalar ke tengkuk. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya Nyeri Akut yang perlu ditangani secara komprehensif.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Manajemen Nyeri (untuk mengurangi intensitas nyeri), Terapi Relaksasi (untuk membantu pasien mengendalikan nyeri), dan Pengurangan Kecemasan (untuk mengatasi dampak emosional dari nyeri). Luaran yang diharapkan adalah Tingkat Nyeri Terkontrol, Perilaku Mengendalikan Nyeri, dan Kepuasan Pasien terhadap Manajemen Nyeri. -
Article No. 920 | 30 Sep 2024
Klinis : Ny G datang ke rumah sakit lewat IGD bersama suami pada tanggal 13 Maret 2024 dengan keluhan nyeri kepala disertai mual, nyeri menjalar sampai ke tengkuk. hasil pemeriksaan di IGD TD : 170/100 mmhg, N : 80x/m, T : 36,3, RR : 20 x/m. Klien mengatakan bahwa klien merasakan pusing dan nyeri pada bagian kepala. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, di daerah kepala pada bagian frontal dan menjalar sampai bagian tengkuk, dengan skala nyeri 4, dan lama nyeri 10 menit. Nyeri bertambah saat aktifitas dan berkurang saat istirahat. Klien mengatakan bahwa, mulai merasakan sakit 3 hari yang lalu. Klien mengatakan mual dan tidak napsu makan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan jaringan.
Karakteristik Utama:
- Melaporkan pengalaman nyeri
- Perubahan ekspresi wajah
- Perubahan postur tubuh untuk menghindari nyeri
- Perilaku protektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tingkat Nyeri Terkontrol
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan nyeri pada tingkat yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
- Melaporkan rasa nyeri berkurang
- Menunjukkan perilaku yang mencerminkan pemilihan strategi penanganan nyeri yang efektif
- Mempertahankan aktivitas dan peran sosial yang diharapkan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor penyebab atau mempengaruhi nyeri pada individu.
Aktivitas Utama:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, dan intensitas)
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Berikan kenyamanan (posisi, kompres, dan distraksi)
Penjelasan singkat:
Ny. G datang dengan keluhan nyeri kepala disertai mual dan nyeri menjalar ke tengkuk. Hasil pemeriksaan menunjukkan peningkatan tekanan darah. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan darah". Tujuan keperawatan adalah untuk menurunkan tingkat nyeri hingga berada pada level yang dapat diterima oleh klien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, seperti mengkaji karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgesik, mengajarkan teknik nonfarmakologis, dan memberikan kenyamanan. -
Article No. 921 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 3 hari melalui persalinan sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini dengan usia gestasi 36 minggu. Skor APGAR bayı 8-9 dan kurang Bugar. Hasil pemeriksaan fisik saat ini bayi di ruang NICU, BB 2200 gram, PB 40 cm. Hari ini bayi sudah miksi dan meko. Klien belum rawat gabung dengan ibunya menunggu observasi dari dokter. Hasil TTV S: 36.2 °C, N: 120 x/menit. Rr 40 w/menit. Saat diberikan susu formula bayı muntah dan kesulitan menelan. Bayi terlihat lemas dan turgor kulit kurang elastis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmatangan sistem termoregulasi.
2. Intoleransi makan berhubungan dengan imaturitas sistem gastrointestinal.
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan menelan dan muntah.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
a. Ketidakstabilan suhu tubuh: Keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Intoleransi makan: Keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi melalui jalur oral.
c. Risiko kekurangan volume cairan: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan volume cairan di dalam tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Ketidakstabilan suhu tubuh: Tanda-tanda vital stabil, suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda hipotermi atau hipertermi.
b. Intoleransi makan: Asupan nutrisi adekuat, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, berat badan meningkat.
c. Risiko kekurangan volume cairan: Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit baik, tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Ketidakstabilan suhu tubuh: Manajemen temperatur, monitor tanda-tanda vital, pertahankan lingkungan hangat.
b. Intoleransi makan: Manajemen nutrisi, observasi toleransi makan, pemberian susu formula secara bertahap.
c. Risiko kekurangan volume cairan: Manajemen cairan, monitor intake dan output, pemberian cairan intravena (jika perlu).
Penjelasan singkat:
Bayi baru lahir dengan usia gestasi 36 minggu melalui SC atas indikasi Ketuban Pecah Dini, memiliki masalah keperawatan terkait ketidakstabilan suhu tubuh, intoleransi makan, dan risiko kekurangan volume cairan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen temperatur, manajemen nutrisi, dan manajemen cairan untuk mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 922 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 3 hari melalui persalinan sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini dengan usia gestasi 36 minggu. Skor APGAR bayı 8-9 dan kurang Bugar. Hasil pemeriksaan fisik saat ini bayi di ruang NICU, BB 2200 gram, PB 40 cm. Hari ini bayi sudah miksi dan meko. Klien belum rawat gabung dengan ibunya menunggu observasi dari dokter. Hasil TTV S: 36.2 °C, N: 120 x/menit. Rr 40 w/menit. Saat diberikan susu formula bayı muntah dan kesulitan menelan. Bayi terlihat lemas dan turgor kulit kurang elastis.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.3
- Deskripsi: Bayi prematur, usia gestasi 36 minggu
2. Kode ICD-9-CM:
- Kode: 74.0
- Deskripsi: Sectio caesarea
Penjelasan:
- Kode ICD-10 P07.3 digunakan untuk bayi prematur dengan usia gestasi 36 minggu.
- Kode ICD-9-CM 74.0 menggambarkan tindakan persalinan melalui sectio caesarea yang dilakukan pada pasien.
- Selain itu, kondisi lain yang dapat dipertimbangkan adalah:
- Ketuban Pecah Dini (P01.1)
- Kesulitan menelan (R13.0)
- Dehidrasi (E86.0)
Dalam kasus ini, bayi baru lahir melalui sectio caesarea dengan usia gestasi 36 minggu, mengalami kesulitan menelan dan terlihat lemas serta turgor kulit kurang elastis, yang mengindikasikan adanya dehidrasi. Oleh karena itu, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah P07.3 untuk bayi prematur dan 74.0 untuk tindakan sectio caesarea. -
Article No. 923 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 3 hari melalui persalinan sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini dengan usia gestasi 36 minggu. Skor APGAR bayı 8-9 dan kurang Bugar. Hasil pemeriksaan fisik saat ini bayi di ruang NICU, BB 2200 gram, PB 40 cm. Hari ini bayi sudah miksi dan meko. Klien belum rawat gabung dengan ibunya menunggu observasi dari dokter. Hasil TTV S: 36.2 °C, N: 120 x/menit. Rr 40 w/menit. Saat diberikan susu formula bayı muntah dan kesulitan menelan. Bayi terlihat lemas dan turgor kulit kurang elastis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Pola Makan
b. Risiko Gangguan Pertumbuhan
c. Risiko Dehidrasi
2. Penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
a. Ketidakefektifan Pola Makan: Kondisi di mana bayi mengalami kesulitan dalam menelan atau mengonsumsi makanan/minuman yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b. Risiko Gangguan Pertumbuhan: Berisiko mengalami penyimpangan dari pertumbuhan yang normal akibat faktor biologis, psikologis, sosial, ekonomi, atau lingkungan.
c. Risiko Dehidrasi: Berisiko kekurangan cairan dan elektrolit akibat kehilangan cairan yang berlebihan atau asupan cairan yang tidak memadai.
3. Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Ketidakefektifan Pola Makan: Peningkatan kemampuan menelan, peningkatan berat badan sesuai usia, peningkatan asupan nutrisi.
b. Risiko Gangguan Pertumbuhan: Pertumbuhan fisik sesuai usia, perkembangan motorik sesuai usia, peningkatan berat badan.
c. Risiko Dehidrasi: Keseimbangan cairan dan elektrolit, turgor kulit membaik, tanda-tanda dehidrasi berkurang.
4. Penjelasan singkat SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Ketidakefektifan Pola Makan: Pemberian makan, manajemen kesulitan menelan, pemantauan asupan nutrisi.
b. Risiko Gangguan Pertumbuhan: Pemantauan pertumbuhan, dukungan nutrisi, kolaborasi dengan ahli gizi.
c. Risiko Dehidrasi: Manajemen cairan, pemantauan tanda-tanda dehidrasi, pemberian cairan sesuai kebutuhan.
Dalam kasus ini, bayi baru lahir melalui persalinan sectio caesarea dengan usia gestasi 36 minggu, kondisi kurang bugar, berat badan 2200 gram, serta mengalami kesulitan dalam menelan susu formula dan muntah. Hal ini menunjukkan adanya risiko gangguan pertumbuhan, ketidakefektifan pola makan, dan risiko dehidrasi yang perlu diatasi dengan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 924 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 3 hari melalui persalinan sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini dengan usia gestasi 36 minggu. Skor APGAR bayı 8-9 dan kurang Bugar. Hasil pemeriksaan fisik saat ini bayi di ruang NICU, BB 2200 gram, PB 40 cm. Hari ini bayi sudah miksi dan meko. Klien belum rawat gabung dengan ibunya menunggu observasi dari dokter. Hasil TTV S: 36.2 °C, N: 120 x/menit. Rr 40 w/menit. Saat diberikan susu formula bayı muntah dan kesulitan menelan. Bayi terlihat lemas dan turgor kulit kurang elastis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan kondisi bayi tersebut, beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Menelan (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir mengalami kesulitan menelan saat diberi susu formula, yang dapat menyebabkan masalah nutrisi.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk memasukkan, membentuk, dan/atau mengeluarkan makanan melalui mulut dengan efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keefektifan Menelan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Disfagia
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir dengan berat badan rendah, muntah saat diberi susu formula, dan turgor kulit kurang elastis, menunjukkan adanya risiko kekurangan volume cairan.
- SDKI: Kerentanan terhadap pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir dengan suhu tubuh rendah (36,2°C), frekuensi napas tinggi (40 x/menit), dan nadi tinggi (120 x/menit) menunjukkan adanya ketidakstabilan tanda-tanda vital.
- SDKI: Perubahan pola tanda-tanda vital yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- SIKI: Manajemen Tanda-Tanda Vital
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir melalui persalinan sectio caesarea dengan usia gestasi 36 minggu memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi.
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Dalam menentukan diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan, perawat juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhi kondisi bayi, seperti usia gestasi, riwayat persalinan, dan hasil pemeriksaan fisik lainnya. -
Article No. 925 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien datang dengan luka terbuka di daerah kepala sekitar 2 cm, ada perdarahan minimal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien dengan luka terbuka di daerah kepala sekitar 2 cm dengan perdarahan minimal, berikut ini adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan (NANDA-I)
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan darah yang melebihi jumlah normal, yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Deskripsi tentang status kesehatan manusia atau respons manusia terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang dapat diidentifikasi oleh perawat.
- Risiko Perdarahan: Kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan cairan darah yang melebihi jumlah normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat dicapai oleh individu, keluarga, atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan.
- Outcome yang diharapkan: Pasien tidak mengalami perdarahan lebih lanjut, perdarahan terkendali, dan vital sign stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan perawat untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan.
- Intervensi Keperawatan: Pemeriksaan luka, pemberian kompress dingin, pemberian obat-obatan, monitoring tanda vital, dan edukasi mengenai perawatan luka.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Perdarahan, dengan fokus pada pencegahan dan pengendalian perdarahan, serta pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 926 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien demam 2hari mual muntah, nadi 154 x/mnt, suhu 40 C, trombosit 164 ribu/ul hematokrit 36 %
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien dengan demam 2 hari, mual muntah, nadi 154 x/mnt, suhu 40°C, trombosit 164 ribu/ul, dan hematokrit 36%, dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 789.01
- Deskripsi: Mual dan muntah
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengalami demam tanpa penyebab yang jelas.
- Kode ICD-9-CM 789.01 (Mual dan muntah) digunakan untuk menggambarkan gejala mual dan muntah yang dialami oleh pasien.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan informasi yang diberikan. Untuk mendapatkan kode ICD-9-CM yang tepat, dibutuhkan informasi lebih lanjut mengenai tindakan medis atau prosedur yang dilakukan untuk menangani kondisi pasien.