Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1017 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisiensi Zat Besi Maternal
- SDKI: Kemungkinan berkurangnya kadar zat besi dalam tubuh ibu hamil yang dapat menyebabkan anemia.
- SLKI: Peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya asupan zat besi, pemantauan kadar Hb, dan konsumsi suplemen zat besi.
- SIKI: Intervensi terkait pemberian edukasi gizi, pemantauan kadar Hb, dan pendampingan konsumsi suplemen zat besi.
2. Ketidakpatuhan Terhadap Regimen Terapi
- SDKI: Ketidakmauan atau ketidakmampuan ibu hamil untuk mengikuti rencana terapi yang direkomendasikan, dalam hal ini konsumsi asam folat.
- SLKI: Peningkatan motivasi dan komitmen ibu hamil untuk mengikuti rencana terapi yang direkomendasikan.
- SIKI: Intervensi terkait pemberian edukasi, konseling, dan pendampingan untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi asam folat.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Maternal
- SDKI: Kemungkinan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi ibu hamil, yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.
- SLKI: Peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu hamil dalam memilih dan mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan selama kehamilan.
- SIKI: Intervensi terkait pemberian edukasi gizi seimbang, konseling, dan pendampingan untuk meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil.
Dalam kondisi ini, peran kelompok perawat komunitas dari UGM adalah melakukan survei mawas diri di Dusun Sendari, yang meliputi:
1. Identifikasi kadar Hb ibu hamil dan pemantauan konsumsi asam folat.
2. Edukasi dan konseling tentang pentingnya asupan zat besi dan asam folat selama kehamilan.
3. Pendampingan dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi asam folat dan mengikuti rencana terapi.
4. Edukasi tentang gizi seimbang selama kehamilan dan pendampingan untuk meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat mencegah risiko defisiensi zat besi, meningkatkan kepatuhan ibu hamil terhadap regimen terapi, dan memastikan keseimbangan nutrisi maternal selama kehamilan. -
Article No. 1018 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan terkait Gaya Hidup Tidak Sehat
- SDKI: Ketidakpatuhan merupakan perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan dalam menjalankan regimen pengobatan atau perawatan.
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Mandiri
- SIKI: Manajemen Regimen Terapeutik, Edukasi Kesehatan
Penjelasan: Ibu hamil yang tidak mau mengonsumsi asam folat dengan alasan mual dan tidak enak, serta tidak ada perubahan aktivitas selama kehamilan, menunjukkan ketidakpatuhan terhadap rekomendasi tenaga kesehatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan, membantu manajemen regimen terapeutik, dan mendorong peningkatan kepatuhan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Malnutrisi
- SDKI: Risiko Malnutrisi merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi yang dapat berdampak pada status gizi.
- SLKI: Peningkatan Status Nutrisi, Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Pemantauan Nutrisi
Penjelasan: Belum diketahuinya kadar Hb ibu hamil dan adanya keluhan mual saat mengonsumsi asam folat dapat meningkatkan risiko malnutrisi pada ibu hamil. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pemantauan nutrisi, memberikan manajemen nutrisi yang tepat, serta membantu peningkatan status nutrisi ibu hamil.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko Perdarahan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat membahayakan.
- SLKI: Pencegahan Komplikasi, Pemantauan Kesehatan
- SIKI: Manajemen Perdarahan, Pemantauan Tanda Vital
Penjelasan: Usia kehamilan yang beragam dan kadar Hb yang belum diketahui dapat meningkatkan risiko perdarahan pada ibu hamil. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pemantauan tanda vital, manajemen perdarahan, serta pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi.
Kesimpulan, tiga diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan kondisi yang diberikan adalah Ketidakpatuhan terkait Gaya Hidup Tidak Sehat, Risiko Malnutrisi, dan Risiko Perdarahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi kesehatan, manajemen nutrisi, manajemen perdarahan, dan pemantauan kesehatan. -
Article No. 1019 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat komunitas, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi yang disampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Terkait Kehamilan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan kemampuan untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar tentang kehamilan, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.
2. Risiko Ketidakpatuhan Terkait Asupan Nutrisi
Definisi: Berisiko mengalami penurunan kemampuan untuk mengikuti rekomendasi profesional kesehatan terkait asupan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Kurang Pengetahuan Terkait Kehamilan
- Definisi: Risiko mengalami penurunan kemampuan untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar tentang kehamilan.
- Faktor Risiko: Kurangnya paparan informasi, tingkat pendidikan rendah, keterbatasan sumber daya.
2. Risiko Ketidakpatuhan Terkait Asupan Nutrisi
- Definisi: Risiko mengalami penurunan kemampuan untuk mengikuti rekomendasi profesional kesehatan terkait asupan nutrisi yang dibutuhkan.
- Faktor Risiko: Persepsi negatif terhadap manfaat, kurangnya dukungan sosial, keterbatasan akses.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Pengetahuan Terkait Kehamilan
- Indikator: Kemampuan ibu hamil dalam memahami informasi dasar tentang kehamilan meningkat.
2. Kepatuhan Terkait Asupan Nutrisi
- Indikator: Ibu hamil dapat mengikuti rekomendasi profesional kesehatan terkait asupan nutrisi yang dibutuhkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan Terkait Kehamilan
- Intervensi: Memberikan informasi dan edukasi yang komprehensif terkait kehamilan, termasuk perubahan fisiologis, nutrisi, dan aktivitas fisik yang sesuai.
2. Manajemen Ketidakpatuhan Terkait Asupan Nutrisi
- Intervensi: Mengidentifikasi penyebab ketidakpatuhan, memberikan konseling, dan memfasilitasi akses terhadap asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait kehamilan dan kepatuhan mereka dalam mengonsumsi asupan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan. -
Article No. 1020 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisit Nutrisi Maternal berhubungan dengan ketidakpatuhan dalam mengonsumsi suplemen asam folat.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi Maternal adalah kondisi di mana ibu hamil berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan, seperti tidak mengalami anemia, kenaikan berat badan sesuai rekomendasi, dan janin tumbuh sesuai usia kehamilan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan, identifikasi faktor risiko, pemberian suplemen sesuai kebutuhan, serta monitoring asupan dan status nutrisi ibu hamil.
Selain itu, perlu dilakukan pendekatan yang lebih komprehensif, seperti:
1. Melakukan skrining kadar Hb ibu hamil untuk mengetahui status nutrisi.
2. Memberikan edukasi dan konseling tentang pentingnya mengonsumsi suplemen asam folat selama kehamilan dan mengatasi keluhan seperti mual dan muntah.
3. Memantau dan mendukung aktivitas ibu hamil agar sesuai dengan kondisi kehamilan.
4. Melibatkan keluarga dan komunitas dalam mendukung pemenuhan nutrisi ibu hamil.
Dengan pendekatan ini, diharapkan ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan menurunkan risiko defisit nutrisi. -
Article No. 1021 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakpatuhan (Noncompliance) terkait konsumsi asam folat pada ibu hamil
2. Risiko Defisiensi Nutrisi pada ibu hamil
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada ibu hamil
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakpatuhan (Noncompliance) terkait konsumsi asam folat pada ibu hamil
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Perilaku Kesehatan Promotif
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi asam folat yang diberikan petugas kesehatan karena alasan mual dan tidak enak. Hal ini perlu diatasi untuk mencegah risiko defisiensi nutrisi.
2. Risiko Defisiensi Nutrisi pada ibu hamil
- SDKI: Risiko Defisiensi Nutrisi
- SLKI: Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu hamil yang tidak terpenuhi akibat ketidakpatuhan konsumsi asam folat dapat menyebabkan risiko defisiensi nutrisi. Hal ini perlu diidentifikasi dan ditangani dengan tepat.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada ibu hamil
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri
- SLKI: Perilaku Kesehatan Promotif
- SIKI: Manajemen Kesehatan Diri
Ibu hamil tidak menunjukkan perubahan aktivitas selama kehamilan, padahal diperlukan penyesuaian aktivitas untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Ketidakefektifan dalam manajemen kesehatan diri perlu dievaluasi dan diberikan intervensi yang sesuai.
Dengan mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diharapkan perawat komunitas dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil di Dusun Sendari. -
Article No. 1022 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Ibu Hamil
2. Risiko Ketidakcukupan Nutrisi Ibu Hamil
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Ibu Hamil
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan
- SIKI: Edukasi Kesehatan
Penjelasan: Ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya konsumsi asam folat selama kehamilan berisiko mengalami kurang pengetahuan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan mengenai manfaat dan pentingnya konsumsi asam folat selama kehamilan.
2. Risiko Ketidakcukupan Nutrisi Ibu Hamil
- SDKI: Risiko Ketidakcukupan Nutrisi
- SLKI: Pemantauan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Ibu hamil yang tidak mau mengonsumsi asam folat karena alasan mual dan tidak enak berisiko mengalami ketidakcukupan nutrisi selama kehamilan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pemantauan nutrisi ibu hamil dan memberikan manajemen nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, seperti mengganti bentuk asam folat menjadi lebih mudah dikonsumsi.
Dalam melakukan intervensi keperawatan, perawat komunitas dari UGM perlu melakukan assessment yang komprehensif, termasuk mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, serta memberikan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman ibu hamil di Dusun Sendari. -
Article No. 1023 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berstandar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisiensi Zat Besi Terkait Kurangnya Kepatuhan Konsumsi Asam Folat pada Ibu Hamil
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan rentan atau berisiko mengalami penurunan kadar zat besi dalam darah akibat ketidakpatuhan mengonsumsi asam folat selama kehamilan.
- Faktor Risiko: Ketidakpatuhan mengonsumsi asam folat, mual dan muntah selama kehamilan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar Hb normal, tidak ada gejala anemia, dan patuh mengonsumsi asam folat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Edukasi pentingnya konsumsi asam folat, manajemen mual muntah, pemantauan kadar Hb, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait.
2. Risiko Gangguan Aktivitas Fisik Terkait Kurangnya Penyesuaian Aktivitas pada Kehamilan
Penjelasan:
a. SDKI:
- Definisi: Keadaan rentan atau berisiko mengalami penurunan kemampuan melakukan aktivitas fisik sehari-hari akibat kurangnya penyesuaian aktivitas selama kehamilan.
- Faktor Risiko: Tidak ada perbedaan aktivitas sebelum dan selama kehamilan.
b. SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kondisi kehamilannya.
c. SIKI:
- Intervensi: Edukasi mengenai perubahan aktivitas selama kehamilan, penyusunan rencana aktivitas yang sesuai, dan pemantauan kemampuan aktivitas ibu hamil.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi asam folat serta penyesuaian aktivitas fisik selama kehamilan, sehingga dapat mencegah risiko defisiensi zat besi dan gangguan aktivitas fisik. -
Article No. 893 | 30 Sep 2024
Klinis : Terdapat edema pada eksterimas kaki pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien dengan edema pada ekstremitas kaki, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat dipertimbangkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan keseimbangan cairan (NANDA-I)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan jumlah dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
- Karakteristik definisi: Edema, penurunan berat badan.
2. Penurunan perfusi jaringan perifer (NANDA-I)
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik definisi: Edema pada ekstremitas, perubahan warna kulit, suhu kulit yang dingin.
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Edema (SDKI)
- Definisi: Akumulasi cairan dalam jaringan yang menyebabkan pembengkakan.
- Faktor yang berhubungan: Gangguan sistem kardiovaskular, gangguan sistem limfatik, gangguan metabolik.
- Karakteristik definisi: Pembengkakan pada ekstremitas, pitting edema, perubahan warna kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan (SLKI)
- Definisi: Kemampuan mempertahankan jumlah dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, berat badan stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Edema (SIKI)
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi akumulasi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada jaringan.
- Tindakan keperawatan: Memposisikan ekstremitas di atas jantah, kompres dingin, pemberian diuretik, monitoring intake dan output cairan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Penurunan Perfusi Jaringan Perifer, yang disebabkan oleh adanya edema pada ekstremitas kaki pasien. SDKI, SLKI, dan SIKI dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan pengkajian, penetapan luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi kondisi edema pada ekstremitas kaki pasien. -
Article No. 894 | 30 Sep 2024
Klinis : diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: E11
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 250.00
- Deskripsi: Diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi, tidak dinyatakan sebagai tidak terkendali
Penjelasan:
- Kode ICD-10 E11 digunakan untuk diagnosis diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum, ditandai dengan resistensi insulin dan/atau defisiensi insulin relatif.
- Kode ICD-9-CM 250.00 digunakan untuk prosedur atau tindakan medis terkait dengan diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi dan tidak dinyatakan sebagai tidak terkendali. -
Article No. 895 | 30 Sep 2024
Klinis : diabetes melitus tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi diabetes melitus tipe 2:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan nutrisi akibat diabetes melitus tipe 2.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami asupan zat gizi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan kebutuhan metabolik, penurunan asupan nutrisi.
- Karakteristik: Penurunan berat badan, riwayat peningkatan gula darah, penurunan kadar albumin, penurunan tekanan darah.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Nutrisi, Berat Badan Membaik, Kadar Gula Darah Terkontrol.
- Indikator: Pasien dapat mempertahankan berat badan, pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, kadar gula darah pasien dalam batas normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi: Manajemen Diabetes Melitus, Edukasi Gizi, Monitoring Kadar Gula Darah.
- Aktivitas: Mengkaji riwayat penyakit dan pola makan, menetapkan intervensi nutrisi, mengajarkan perawatan kaki, memonitor kadar gula darah.
Penjelasan singkat:
Pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2, diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kebutuhan nutrisi akibat gangguan metabolisme glukosa. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen diabetes melitus, edukasi gizi, dan monitoring kadar gula darah untuk membantu pasien mencapai keseimbangan nutrisi, berat badan yang membaik, dan kadar gula darah yang terkontrol.