Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1047 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien post nefrolitotomi mengadakan nyeri sudah mulai berkurang belum bisa bab 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Pasien post nefrolitotomi dapat mengalami nyeri akut akibat prosedur pembedahan yang dilakukan. Nyeri ini perlu diatasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memfasilitasi proses penyembuhan.
Sesuai SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah Tingkat Nyeri Terkontrol, di mana pasien dapat melaporkan nyeri dalam rentang yang dapat ditoleransi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, dan Edukasi Manajemen Nyeri. -
Article No. 1048 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan kemungkinan campak, maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
2. Risiko Infeksi
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Pola Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan dimana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Peningkatan status nutrisi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Perawatan Demam, Perawatan Campak.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pencegahan Infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Perawatan Campak.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Perawatan Demam, Perawatan Campak.
Sebagai perawat, kami akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan di atas, seperti:
- Memantau asupan nutrisi dan cairan pasien
- Memberikan perawatan untuk mengurangi demam dan gejala campak
- Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan pengobatan yang tepat
- Membantu pasien untuk beristirahat dan mengelola aktivitas sesuai kondisinya.
Kami akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan yang komprehensif dan mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 1049 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien dengan gagal ginjal mengeluh sesak nafas kaki bengkak nafas cuping hidung terpasang oksigen kanal 5 LPM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal ginjal, ditandai dengan sesak napas, edema ekstremitas, dan napas cuping hidung.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami akumulasi cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pengelolaan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan penurunan edema, peningkatan kemampuan bernapas, dan stabilnya tanda-tanda vital.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan intake dan output cairan, manajemen cairan, pemberian oksigen, dan kolaborasi pemberian diuretik.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Kondisi Pasien: Pasien dengan gagal ginjal mengalami sesak napas, edema ekstremitas, dan napas cuping hidung. Pasien terpasang oksigen dengan aliran 5 LPM. -
Article No. 1050 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien laki-laki, 50 tahun, diantar oleh keluarganya ke RS dengan keluhan utama dyspnea. dyspnea dirasakan sejak sebulan lalu, namun memberat 3 hari terakhir disertai orthopnea. Pasien didiagnosis Penyakit paru obstruktif kronis (chronic obstructive pulmonary disease) jenis Bronkitis kronis, hipertiroid dan Myasthenia Gravis. Saat ini keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, gelisah, tampak anemis, Respirasi rate 36x/menit, heart rate 120x/menit, tekanan darah 150/80 mmHg, suhu 370C, saturasi oksigen 90%, pergerakan dada simetris, taktil fremmitus menurun, nyeri tekan (-), wheezing (+) tetapi menurun, batuk (+) dengan sekret yang kental dan banyak tetapi susah untuk di keluarkan. Pasien mengalami hipersekresi jalan nafas dan sekresi yang tertahan dijalan nafas. Selama dirawat di RS, pasien mengeluh lelah, merasa lemah, sulit tidur karena asing dengan lingkungan perawatan. Jika bisa tidur, pasien seringkali terbangun tiba-tiba tengah malam dan tidak puas tidurnya serta merasa tidak cukup istirahat selama di rumah sakit dikarenakan ruangan yang bercampur dengan pasien lain. Pasien juga mengeluh mual dan nafsu makannya menurun. Selama sakit, berat badannya menurun menjadi 44 kg (dari 55 kg, IMT ideal 19) TB 170 cm. Pasien tinggal bersama ketiga anaknya. Diantara anggota keluarga, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien. Pasien memiliki kebiasaan merokok. Pasien merupakan lulusan SMA dan bekerja di pabrik pengolahan kayu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus pasien laki-laki, 50 tahun, dengan keluhan utama dyspnea.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
4. Gangguan Pola Tidur
5. Kekurangan Volume Cairan
6. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pertukaran gas yang optimal.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret atau obstruksi.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
4. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tidur yang adekuat dan restoratif.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat dan restoratif.
5. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kehilangan cairan yang melebihi intake sehingga menyebabkan dehidrasi.
- SLKI: Mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi keseimbangan cairan yang optimal.
6. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi status nutrisi yang optimal.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada pasien ini berfokus pada masalah pernapasan, aktivitas, istirahat, cairan, dan nutrisi. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI diperlukan untuk memfasilitasi pemulihan pasien. -
Article No. 1051 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
SDKI: Pola nafas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi tubuh.
SLKI: Intervensi untuk membantu klien agar dapat bernafas secara efektif.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan pola nafas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Bayi H mengalami sesak nafas dan takipnea (RR 70x/menit) yang mengindikasikan pola nafas tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh kesulitan bayi dalam memulai pernapasan setelah lahir. Tanda-tanda lain yang mendukung diagnosa ini adalah cyanosis di sekitar bibir dan ekstremitas serta refleks menghisap yang lemah.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Lakukan asuhan suportif pernafasan (seperti memberikan oksigen, CPAP, atau ventilasi mekanis jika diperlukan)
- Pantau dan topang refleks menghisap dan menelan bayi
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan lanjut
Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan pola nafas yang efektif sehingga kebutuhan oksigenasi bayi dapat terpenuhi. -
Article No. 1052 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rencana keperawatan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi H:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif
b. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Pola Napas Tidak Efektif:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Peningkatan upaya bernafas, peningkatan frekuensi napas, perubahan irama napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan terkait dengan memantau pola napas, memberikan oksigen, dan memfasilitasi ventilasi yang efektif.
b. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke bagian tubuh tertentu.
- SLKI: Perubahan warna kulit, suhu kulit dingin, edema.
- SIKI: Intervensi keperawatan terkait dengan memantau tanda-tanda vital, mengoptimalkan sirkulasi perifer, dan mencegah komplikasi.
3. Rencana Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif:
- Pantau pola dan frekuensi napas secara berkala.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Fasilitasi ventilasi yang efektif, misalnya dengan posisi semi-Fowler.
- Pantau tanda-tanda distres napas.
b. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Optimalkan sirkulasi perifer, misalnya dengan mengganti posisi dan melakukan massase.
- Cegah komplikasi, seperti luka tekan, dengan melakukan perawatan kulit dan perubahan posisi.
- Berikan cairan dan nutrisi yang adekuat.
Perawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk mengelola kondisi bayi H yang mengalami sesak napas dan gangguan perfusi jaringan perifer. -
Article No. 1053 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan ventilasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Faktor Berhubungan:
- Gangguan neurologi (refleks menghisap lemah)
- Gangguan neuromuskular (hipotonus)
- Pembatasan mekanis (sesak nafas)
Gejala dan Tanda:
- Takipnea (RR 70x/menit)
- Kebiruan di sekitar bibir dan ekstremitas
- Refleks menggeram ada, tapi refleks menghisap lemah
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
Pola Napas
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada sianosis
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Manajemen Jalan Napas
Aktivitas Keperawatan:
- Mempertahankan jalan napas tetap terbuka
- Memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
- Memantau tanda-tanda vital (suhu, nadi, RR)
- Mencegah terjadinya komplikasi (aspirasi, atelektasis)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan singkat:
Bayi H mengalami pola napas tidak efektif yang ditandai dengan takipnea, sianosis, dan refleks menghisap yang lemah. Hal ini disebabkan oleh gangguan neurologi dan neuromuskular serta pembatasan mekanis akibat sesak napas. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen jalan napas untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan mencegah komplikasi. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 1054 | 01 Oct 2024
Klinis : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan di mana asupan makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penurunan nafsu makan, mual, muntah, diare, malabsorpsi, atau peningkatan kebutuhan metabolik.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah pasien dapat menunjukkan berat badan sesuai dengan rentang normal, asupan makanan adekuat, dan tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitoring asupan dan output cairan, memantau berat badan, memberikan edukasi nutrisi, mengatur pola makan, menyediakan makanan yang tinggi kalori dan protein, serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan terapi nutrisi yang sesuai.
Peran perawat dalam penanganan kondisi ini adalah mengidentifikasi faktor penyebab, memantau status nutrisi, memberikan intervensi keperawatan yang tepat, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai outcome yang optimal bagi pasien. -
Article No. 1055 | 01 Oct 2024
Klinis : ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), kondisi ini dapat diklasifikasikan sebagai "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh". Diagnosis ini mengacu pada konsumsi zat gizi yang melebihi kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan risiko kesehatan dan komplikasi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): SDKI merupakan standar yang digunakan oleh perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien. SDKI disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan digunakan sebagai acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. SLKI mengacu pada peningkatan status kesehatan, pencegahan komplikasi, dan peningkatan kualitas hidup pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. SIKI disusun berdasarkan SDKI dan SLKI, sehingga intervensi keperawatan yang diberikan sesuai dengan diagnosis dan luaran yang diharapkan.
Dalam kondisi "Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh", perawat akan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 1056 | 01 Oct 2024
Klinis : kekurangan volume cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Defisit Volume Cairan
Penjelasan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI:
Defisit Volume Cairan adalah ketidakseimbangan antara asupan dan kehilangan cairan yang menyebabkan penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari kondisi Defisit Volume Cairan antara lain:
1. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
2. Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Pasien akan menunjukkan peningkatan perfusi jaringan.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Volume Cairan antara lain:
1. Monitor intake dan output cairan.
2. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
3. Pantau tanda-tanda vital.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Dalam memberikan perawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara komprehensif dan menerapkan prinsip-prinsip evidence-based practice untuk memastikan perawatan yang optimal.