Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1037 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien sesak nafas, berdahak, spo2 80%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan sesak nafas, berdahak, dan saturasi oksigen (SpO2) 80%:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang efektif.
- Penyebab: Kelemahan otot pernapasan, kelelahan, dan gangguan neurologis.
3. Penurunan Saturasi Oksigen
- Definisi: Penurunan kadar oksigen di dalam darah arteri di bawah nilai normal.
- Penyebab: Gangguan pertukaran gas, penurunan ventilasi, dan gangguan difusi oksigen.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, penyebab, gejala dan tanda, serta faktor yang mempengaruhi setiap diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan di atas dapat ditemukan dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Contoh luaran yang sesuai untuk diagnosa di atas adalah peningkatan bersihan jalan napas, peningkatan pola napas, dan peningkatan saturasi oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi yang sesuai untuk diagnosa di atas dapat meliputi suction, terapi oksigen, dan latihan pernapasan.
Standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 1038 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas kaki bengkak nyeri dada kemudian batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan adanya proses penyakit (jantung atau paru)
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan pola napas, pemberian oksigen, pengaturan posisi tubuh, dan edukasi untuk manajemen napas.
2. Edema perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi dan retensi cairan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Akumulasi cairan interstisial yang menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan ekstremitas yang tidak bengkak.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, elevasi ekstremitas, dan penggunaan kompres dingin.
3. Nyeri dada berhubungan dengan proses penyakit kardiovaskular
Penjelasan singkat:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan jantung.
- SLKI: Pasien dapat melaporkan nyeri dada dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian analgesik, terapi posisi, dan edukasi manajemen nyeri.
4. Batuk produktif berhubungan dengan adanya proses penyakit paru
Penjelasan singkat:
- SDKI: Batuk yang disertai dengan produksi sputum.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan batuk yang produktif dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan pola napas, pemberian terapi inhalasi, fisioterapi dada, dan edukasi manajemen batuk.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 1039 | 01 Oct 2024
Klinis : Cholelitiasis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis cholelitiasis (batu empedu) dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K80
- Deskripsi: Cholelitiasis (batu empedu)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 51.2X
- Deskripsi: Kolekistektomi (pengangkatan kandung empedu), di mana X dapat menjadi kode yang lebih spesifik berdasarkan teknik operasi yang digunakan (misalnya laparoskopik, terbuka, dll.).
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K80 untuk Cholelitiasis:
- Kode K80 mencakup berbagai kondisi yang berkaitan dengan batu empedu, termasuk batu empedu tanpa kolisistitis (radang kandung empedu), batu empedu dengan kolisistitis, dan komplikasi lainnya.
- Subkategori yang mungkin digunakan meliputi K80.0 (batu empedu dengan kolisistitis akut), K80.1 (batu empedu dengan kolisistitis kronik), K80.2 (batu empedu tanpa kolisistitis), dan lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 51.2X untuk Kolekistektomi:
- Kode 51.2X mencakup prosedur pengangkatan kandung empedu (kolekistektomi), yang merupakan salah satu tindakan utama untuk mengatasi cholelitiasis.
- Subkode yang mungkin digunakan meliputi 51.21 (kolekistektomi laparoskopik), 51.22 (kolekistektomi terbuka), dan lainnya, tergantung pada teknik operasi yang dilakukan.
- Kolekistektomi adalah prosedur umum yang dilakukan untuk mengatasi batu empedu yang menyebabkan gejala atau komplikasi.
Dalam praktik klinis, diagnosa dan prosedur yang tepat harus ditentukan berdasarkan evaluasi dan pemeriksaan menyeluruh oleh tenaga medis yang berwenang. -
Article No. 1040 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD dengan keluhan pos amputatum terkena pecahan kaca kecelakaan kerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Primer
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Primer adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi
2. Penyembuhan Luka
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Pemantauan Tanda Vital
3. Pemberian Obat
4. Edukasi Pencegahan Infeksi
Penjelasan singkat:
Pasien dengan kondisi pos amputasi akibat cedera terkena pecahan kaca memiliki risiko infeksi primer yang tinggi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup perawatan luka, pemantauan tanda vital, pemberian obat antibiotik, dan edukasi pencegahan infeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka, menjaga proses penyembuhan, dan memastikan pemulihan pasien. -
Article No. 1041 | 01 Oct 2024
Klinis : Pada keperawatan keluarga ke keluarga pasien mengeluh tidak mengetahui tentang sakit gula dan darah tinggi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga pasien mengeluh tidak mengetahui tentang penyakit yang diderita, yaitu penyakit gula (diabetes) dan darah tinggi (hipertensi).
Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga didefinisikan sebagai "Kemampuan keluarga yang tidak adekuat dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Keluarga mampu mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga.
2. Keluarga mampu mencegah masalah kesehatan anggota keluarga.
3. Keluarga mampu mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pendidikan Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga tentang penyakit gula dan darah tinggi, termasuk gejala, pencegahan, dan pengelolaan.
2. Dukungan Keluarga: Memfasilitasi keluarga untuk dapat saling mendukung dan berdiskusi dalam mengatasi masalah kesehatan.
3. Manajemen Kesehatan Keluarga: Membantu keluarga dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola masalah kesehatan anggota keluarga.
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar/perawat, diharapkan intervensi keperawatan dapat membantu keluarga pasien meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola penyakit gula dan darah tinggi. -
Article No. 1042 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.22
- Deskripsi: Bronkoskopi, diagnostik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru yang ditemukan pada pasien.
- Kode ICD-9-CM 11.22 (Bronkoskopi, diagnostik) dapat digunakan untuk prosedur pemeriksaan bronkoskopi yang mungkin dilakukan untuk memperoleh sampel jaringan atau cairan dari paru untuk konfirmasi diagnosis.
Perlu dicatat bahwa kode ICD-9-CM hanya digunakan dalam sistem klasifikasi internasional sebelumnya, sedangkan saat ini sistem yang digunakan adalah ICD-10. Namun, kode ICD-9-CM masih digunakan dalam beberapa konteks, terutama di bidang administrasi dan penagihan layanan kesehatan. -
Article No. 1043 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Aman meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Rela karena dilaporkan adanya 10 kasus Parotitis (Gondong) pada anak dan orang dewasa. 6 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus di rujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi gondok selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus gondok Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kondisi yang dialami adalah Parotitis (Gondong). Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B26
- Deskripsi: Parotitis (gondong)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 072
- Deskripsi: Parotitis (gondong)
Penjelasan:
Kode ICD-10 B26 (Parotitis) digunakan untuk mendiagnosis kondisi Parotitis atau gondong yang dialami oleh 10 kasus anak dan orang dewasa di Dusun Rela. Kasus gondong ini telah ditangani di Puskesmas Aman dan 1 kasus dirujuk ke rumah sakit.
Dalam penanganan kasus gondong ini, Kader Kesehatan telah melakukan tindakan dengan segera membawa pasien ke Puskesmas terdekat. Namun, berdasarkan informasi, keluarga dari masing-masing pasien tidak mengetahui cara pencegahan dan penanganan gondong di rumah, dan hanya memberikan air putih sebagai perawatan.
Untuk mencegah dan mengatasi gondok secara efektif di rumah, edukasi dan konseling kepada keluarga pasien mengenai manajemen gondok sangat penting. Kelompok perawat komunitas dari UGM dapat melakukan survei mawas diri di Dusun Rela untuk memberikan informasi dan panduan yang tepat kepada keluarga pasien. -
Article No. 1044 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan singkat:
Pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Terkait dengan adanya lesi di paru yang menyebabkan batuk berdahak dan sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas: Terkait dengan gejala sesak napas dan penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Defisit Nutrisi: Terkait dengan kehilangan nafsu makan yang dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI mencakup upaya untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, pemulihan atau peningkatan toleransi aktivitas, serta pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 1045 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Aman meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Rela karena dilaporkan adanya 10 kasus Parotitis (Gondong) pada anak dan orang dewasa. 6 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus dirujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi gondok selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus gondok Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi yang anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Parotitis (Gondong) berhubungan dengan Ketidaktahuan Keluarga Dalam Pencegahan dan Penanganan Parotitis (Gondong).
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Infeksi Parotitis (Gondong) didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen pada parotis yang dapat menimbulkan peradangan, berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
- SLKI: Tujuan luaran yang diharapkan adalah Klien/Keluarga Mampu Mencegah dan Mengatasi Parotitis (Gondong) Selama Dirumah.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Edukasi Pencegahan dan Penanganan Parotitis (Gondong) kepada Keluarga, meliputi: pengenalan tanda-tanda awal, pentingnya imunisasi, penanganan di rumah, serta kapan harus segera ke fasilitas kesehatan.
Dengan pemberian edukasi yang komprehensif kepada keluarga, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mencegah dan menangani parotitis (gondong) di rumah, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut. -
Article No. 1046 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan tidak bisa bak vu terasa penuh dan mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Retensio Urin (Urinary Retention)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensio Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara penuh, meskipun ada dorongan untuk buang air kecil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Retensio Urin adalah pasien dapat mempertahankan eliminasi urin yang adekuat, bebas dari distensi kandung kemih, serta bebas dari infeksi saluran kemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Kolaborasi pemberian kateterisasi, jika perlu.
2. Monitor input dan output cairan.
3. Berikan kenyamanan dan dukung personal hygiene pasien.
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis, jika perlu.
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen retensio urin.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Retensio Urin berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.