Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18052 | 30 May 2025
Klinis : gangguan proses fikir
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan secara rinci dan terperinci sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "gangguan proses fikir":
Diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Proses Pikir". Gangguan Proses Pikir didefinisikan sebagai perubahan dalam kemampuan individu untuk berpikir secara logis, teratur, dan koheren. Hal ini dapat ditandai dengan adanya kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengorganisasi pemikiran, menarik kesimpulan, dan membuat keputusan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan luaran sebagai berikut:
1. Proses Pikir Membaik: Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk berpikir secara logis, teratur, dan koheren. Hal ini dapat terlihat dari kemampuan pasien dalam memusatkan perhatian, mengorganisasi pemikiran, menarik kesimpulan, dan membuat keputusan.
2. Kemampuan Komunikasi Meningkat: Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, menyampaikan pikiran dan perasaannya secara jelas dan terstruktur.
3. Fungsi Kognitif Membaik: Pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam fungsi kognitif, seperti daya ingat, kemampuan belajar, dan pemecahan masalah.
4. Kualitas Hidup Meningkat: Pasien dapat menunjukkan peningkatan dalam kualitas hidup, termasuk dalam aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Proses Pikir
- Identifikasi pola dan konten proses pikir pasien
- Fasilitasi pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi proses pikirnya
- Bantu pasien untuk mengembangkan strategi dalam mengatasi gangguan proses pikir
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya psikolog, psikiater) untuk intervensi spesifik terkait gangguan proses pikir
2. Peningkatan Komunikasi
- Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara verbal dan non-verbal
- Terapkan teknik komunikasi terapeutik untuk memfasilitasi interaksi yang efektif
- Libatkan keluarga/significant other dalam proses komunikasi
- Kolaborasi dengan ahli terapi wicara, jika diperlukan
3. Stimulasi Fungsi Kognitif
- Lakukan asesmen komprehensif terhadap fungsi kognitif pasien
- Berikan latihan-latihan untuk meningkatkan daya ingat, atensi, dan pemecahan masalah
- Ajarkan teknik mnemonic dan strategi kognitif untuk meningkatkan fungsi kognitif
- Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi, jika diperlukan
4. Peningkatan Kualitas Hidup
- Identifikasi persepsi pasien terhadap kualitas hidupnya
- Fasilitasi pasien untuk mencapai tujuan yang bermakna bagi dirinya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya okupasi terapis, psikolog) untuk intervensi holistik
- Libatkan keluarga/significant other dalam mendukung peningkatan kualitas hidup pasien
Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup manajemen proses pikir, peningkatan komunikasi, stimulasi fungsi kognitif, dan peningkatan kualitas hidup, diharapkan pasien dengan gangguan proses fikir dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kesejahteraan kesehatannya. -
Article No. 18053 | 30 May 2025
Klinis : An.P datang ke Puskesmas pada tanggal 17 Juni 2023 diantar ibunya. Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal secara tiba-tiba, nyeri dan tampak meringis saat menggaruk, kulit bersisik. Ibu dari pasien mengatakan terdapat benjolan berisi cairan yang sudah mulai mengering, benjolan tersebut pecah saat digaruk dan meninggalkan bekas di kulit. Dari hasil pengkajian, ditemukan lesi, kulit tampak menebal, pruritus, serta bekas luka yang cenderung menghitam dan memutih. Status keadaan umum An.P yaitu compos mentis dan hasil pemeriksaan Nadi : 69 x/ menit, suhu : 35.4`C, BB : 35 kg, TB : 135 cm.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat ditetapkan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Keterbatasan kemampuan fisik, mental, dan/atau psikososial untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu mencapai tingkat aktivitas yang optimal sesuai dengan kemampuannya.
2. Diagnosis Keperawatan: Pruritus (00027)
- SDKI: Sensasi tidak nyaman yang membuat keinginan untuk menggaruk.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mengatasi sensasi gatal pada kulit.
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu mengurangi sensasi gatal pada kulit.
3. Diagnosis Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit (00046)
- SDKI: Kerusakan lapisan epidermis, dermis, atau jaringan lebih dalam.
- SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan integritas kulit.
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu mempertahankan integritas kulit.
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI untuk masing-masing diagnosis keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: 10028
- SLKI: 30030
- SIKI: 60028
2. Pruritus (00027)
- SDKI: 10039
- SLKI: 30039
- SIKI: 60039
3. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
- SDKI: 10033
- SLKI: 30033
- SIKI: 60033
Adapun definisi singkat dari masing-masing kode tersebut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- 10028: Keterbatasan kemampuan fisik, mental, dan/atau psikososial untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- 10039: Sensasi tidak nyaman yang membuat keinginan untuk menggaruk.
- 10033: Kerusakan lapisan epidermis, dermis, atau jaringan lebih dalam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- 30030: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- 30039: Kemampuan individu untuk mengatasi sensasi gatal pada kulit.
- 30033: Kemampuan individu untuk mempertahankan integritas kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- 60028: Intervensi untuk membantu individu mencapai tingkat aktivitas yang optimal sesuai dengan kemampuannya.
- 60039: Intervensi untuk membantu individu mengurangi sensasi gatal pada kulit.
- 60033: Intervensi untuk membantu individu mempertahankan integritas kulit. -
Article No. 18013 | 29 May 2025
Klinis : Pasien abses manus dengan kondisi tangan bengkak, kemerahan, terdapat 1 titik bisul kecil, disertai demam suhu 38 derajat celsius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (00004)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan selular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Infeksi (1843)
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengelola invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Perawatan Luka (3660)
Definisi: Tindakan perbaikan atau pencegahan terhadap kerusakan pada integritas kulit dan jaringan.
Kode:
SDKI: 00004
SLKI: 1843
SIKI: 3660
Penjelasan singkat:
Pasien abses manus dengan kondisi tangan bengkak, kemerahan, terdapat 1 titik bisul kecil, disertai demam suhu 38 derajat Celsius mengindikasikan adanya risiko infeksi. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi (00004). Hal ini perlu ditangani dengan intervensi keperawatan yang tepat, yaitu Perawatan Luka (3660) untuk mencegah dan mengelola invasi dan multiplikasi organisme patogen, serta memantau perkembangan kondisi pasien dan mencapai luaran Kontrol Infeksi (1843). -
Article No. 18014 | 29 May 2025
Klinis : Pasien abses manus dengan kondisi tangan bengkak, kemerahan, terdapat 1 titik bisul kecil, disertai demam suhu 38 derajat celsius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)**, **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**, dan **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien dengan **absces manus**, sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: 1.1.1**
**Nyeri Akut** berhubungan dengan proses inflamasi dan kerusakan jaringan sekunder akibat abses manus.
**Kode SDKI: 2.1.1**
**Hipertermi** berhubungan dengan proses infeksi bakteri (demam suhu 38°C).
**Kode SDKI: 3.1.1**
**Risiko Infeksi** berhubungan dengan adanya luka terbuka (bisul kecil) dan respons inflamasi lokal.
**Kode SDKI: 4.1.1**
**Gangguan Integritas Jaringan** berhubungan dengan adanya abses dan kerusakan kulit.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Untuk Nyeri Akut (1.1.1):**
- **Kode SLKI: 1.1.1.1**
- Nyeri berkurang (skala nyeri ?3 dari skala 0-10).
- Pasien mampu menunjukkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
**Untuk Hipertermi (2.1.1):**
- **Kode SLKI: 2.1.1.1**
- Suhu tubuh kembali normal (36,5–37,5°C).
- Tidak ada tanda dehidrasi.
**Untuk Risiko Infeksi (3.1.1):**
- **Kode SLKI: 3.1.1.1**
- Tidak ada tanda infeksi baru (pus, kemerahan bertambah, demam).
- Luka menunjukkan tanda penyembuhan.
**Untuk Gangguan Integritas Jaringan (4.1.1):**
- **Kode SLKI: 4.1.1.1**
- Luka menunjukkan granulasi dan epitelisasi.
- Tidak ada perluasan kerusakan jaringan.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Untuk Nyeri Akut (1.1.1):**
- **Kode SIKI: 1.1.1.1** (Manajemen Nyeri)
- Berikan analgesik sesuai resep (misal: parasetamol/NSAID).
- Kompres hangat pada area abses untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
**Untuk Hipertermi (2.1.1):**
- **Kode SIKI: 2.1.1.1** (Manajemen Hipertermi)
- Berikan antipiretik sesuai indikasi.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
- Kompres hangat di aksila dan lipatan paha.
**Untuk Risiko Infeksi (3.1.1):**
- **Kode SIKI: 3.1.1.1** (Pencegahan Infeksi)
- Lakukan perawatan luka steril.
- Pantau tanda vital (terutama suhu).
- Anjurkan pasien untuk tidak memencet bisul.
**Untuk Gangguan Integritas Jaringan (4.1.1):**
- **Kode SIKI: 4.1.1.1** (Perawatan Luka)
- Bersihkan luka dengan antiseptik.
- Berikan balutan steril dan kering.
- Observasi perkembangan luka tiap hari.
---
### **Kesimpulan**
Pasien dengan **absces manus** memerlukan manajemen **nyeri, hipertermi, risiko infeksi, dan gangguan integritas jaringan** dengan pendekatan **SDKI-SLKI-SIKI** untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan berbasis bukti.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, silakan berikan data tambahan.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Asisten Klinis]* -
Article No. 18015 | 29 May 2025
Klinis : Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) pada kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan tone akademis.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR):
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer: Berhubungan dengan Keterbatasan Kemampuan Kardiovaskular.
Diagnosa ini menggambarkan adanya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat kelahiran dengan berat badan rendah yang dapat mengakibatkan komplikasi seperti hipotermia, hipoglikemia, dan gangguan pertumbuhan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat dicapai luaran/output sebagai berikut:
a. Perfusi Jaringan Perifer Membaik: Tanda-tanda vital dalam batas normal, suhu tubuh stabil, glukosa darah terkontrol, dan tidak ada tanda-tanda gangguan pertumbuhan.
Luaran ini menggambarkan perbaikan perfusi jaringan perifer sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi terpenuhi, dan terjadi pertumbuhan yang optimal pada bayi BBLR.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), antara lain:
a. Manajemen Suhu: Memantau suhu tubuh bayi secara berkala, menjaga lingkungan yang hangat, dan memberikan tindakan untuk mencegah hipotermia.
b. Manajemen Nutrisi: Memantau asupan nutrisi dan cairan, menyediakan nutrisi yang adekuat melalui pemberian ASI atau formula, dan mengawasi keseimbangan elektrolit.
c. Pemantauan Glukosa Darah: Melakukan pemeriksaan glukosa darah secara rutin dan memberikan intervensi untuk mempertahankan kadar glukosa dalam batas normal.
d. Perawatan Kulit: Menjaga kelembapan dan integritas kulit, serta mencegah kerusakan kulit.
e. Dukungan Perkembangan: Memberikan stimulasi perkembangan yang sesuai dengan usia dan kondisi bayi BBLR.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan dapat dicapai luaran yang diharapkan pada bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu perbaikan perfusi jaringan perifer sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. -
Article No. 18016 | 29 May 2025
Klinis : Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter/perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P07.1
- Deskripsi: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.72
- Deskripsi: Perawatan intensif neonatal, meliputi pemantauan dan pengobatan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah, termasuk pemberian nutrisi parenteral, ventilasi mekanis, dan terapi lainnya yang diperlukan.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 P07.1 digunakan untuk mengkodekan kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yang didefinisikan sebagai berat badan bayi kurang dari 2.500 gram saat lahir.
2. Kode ICD-9-CM 99.72 digunakan untuk mengkodekan perawatan intensif neonatal yang diberikan untuk bayi dengan BBLR. Hal ini meliputi pemantauan ketat, pemberian nutrisi parenteral, ventilasi mekanis, dan berbagai intervensi medis lainnya yang diperlukan untuk mendukung perkembangan dan kesehatan bayi.
Penanganan bayi dengan BBLR biasanya memerlukan perawatan khusus di unit perawatan intensif neonatal (NICU) untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. -
Article No. 18017 | 29 May 2025
Klinis : Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigen.
2. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif (00220)
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke satu atau lebih jaringan tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan (00028)
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00032
Nama: Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigen.
2. Kode: 00220
Nama: Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke satu atau lebih jaringan tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
3. Kode: 00028
Nama: Risiko Gangguan Keseimbangan Cairan
Definisi: Berisiko mengalami peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 0402
Nama: Ventilasi
Definisi: Kemampuan untuk mengatur pertukaran gas yang adekuat.
2. Kode: 0405
Nama: Perfusi Jaringan
Definisi: Adekuatnya suplai darah ke jaringan tubuh.
3. Kode: 0601
Nama: Keseimbangan Cairan
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 30201
Nama: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi yang adekuat.
2. Kode: 30703
Nama: Manajemen Perfusi
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki sirkulasi darah ke jaringan.
3. Kode: 30601
Nama: Manajemen Cairan
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
Dengan menggunakan diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). -
Article No. 18018 | 29 May 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri dan bengkak pada kaki kiri tepatnya pada telapak kaki karena terkena paku sudah diperiksakan ke mitra sehat tapi belum membaik, memiliki riwayat DM dan memiliki Hipertensi, Terdapat luka pada kaki kiri yaitu tepatnya di telapak kaki, TD:173/76 Suhu: 36.2°C Nadi: 104 RR:20 x/menit Skala Nyeri P: Luka pada Kaki Q: Nyut - nyutan R: Kaki Kiri S: 5 T: Menetap
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Integritas Jaringan (00046)**
**Definisi:** Kerusakan pada jaringan epidermis dan/atau dermis.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Luka pada telapak kaki kiri akibat trauma benda tajam (paku).
- Riwayat Diabetes Mellitus (DM) yang dapat memperlambat penyembuhan luka.
- Hipertensi yang dapat memengaruhi perfusi jaringan.
**Tanda dan Gejala Mayor:**
- Adanya luka terbuka pada telapak kaki kiri.
- Nyeri dengan skala 5 (nyut-nyutan).
- Bengkak pada area luka.
---
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
**Kode: 1701 – Penyembuhan Luka**
**Indikator:**
- Luka menunjukkan tanda penyembuhan (granulasi, penurunan ukuran luka).
- Tidak ada tanda infeksi (eritema, pus, bau tidak sedap).
- Nyeri berkurang hingga skala ?3.
**Target:**
- Luka menunjukkan perbaikan dalam 3–5 hari.
- Nyeri berkurang dalam 24–48 jam setelah intervensi.
---
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
**Kode: 3520 – Perawatan Luka**
**Intervensi:**
1. **Pembersihan luka** dengan cairan antiseptik (NaCl 0,9% atau larutan antiseptik sesuai protokol).
2. **Dressing luka** menggunakan balutan steril dan sesuai kondisi luka (hidrogel/alginate jika diperlukan).
3. **Manajemen nyeri** dengan pemberian analgesik sesuai resep (parasetamol atau NSAID jika tidak kontraindikasi).
4. **Edukasi pasien** tentang perawatan luka, tanda infeksi, dan pentingnya kontrol gula darah pada pasien DM.
5. **Pemantauan tanda vital** dan tanda sistemik infeksi (demam, leukositosis).
**Kode: 5606 – Manajemen Hiperglikemia**
**Intervensi:**
- Pemantauan kadar gula darah.
- Kolaborasi dengan dokter untuk penyesuaian terapi insulin/OHO.
---
**Catatan Tambahan:**
- **Prioritas:** Mencegah infeksi dan komplikasi (selulitis, abses) karena risiko tinggi pada pasien DM.
- **Evaluasi:** Perkembangan luka harus dipantau setiap 24 jam. Jika tidak ada perbaikan dalam 72 jam, rujuk ke spesialis luka/endokrin.
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5.*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3.*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3.*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis).* -
Article No. 18019 | 29 May 2025
Klinis : Perubahan status kesehatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Perubahan status kesehatan" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Status Kesehatan (NANDA-I code: 00124)
Definisi: Perubahan yang terjadi dalam fungsi atau kondisi kesehatan seseorang, baik secara positif maupun negatif.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 12033
Judul: Perubahan Status Kesehatan
Definisi: Perubahan yang terjadi dalam fungsi atau kondisi kesehatan seseorang, baik secara positif maupun negatif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10010
Judul: Pemulihan Fungsi Kesehatan
Definisi: Kemampuan individu untuk kembali pada tingkat fungsi kesehatan sebelumnya atau mencapai tingkat fungsi kesehatan yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10032
Judul: Manajemen Perubahan Status Kesehatan
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengelola perubahan yang terjadi dalam fungsi atau kondisi kesehatan seseorang, baik secara positif maupun negatif.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa Perubahan Status Kesehatan merupakan suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam fungsi atau kondisi kesehatan seseorang, baik ke arah yang lebih baik (positif) maupun yang lebih buruk (negatif). Diagnosis keperawatan ini memfokuskan pada identifikasi dan pengelolaan perubahan tersebut agar individu dapat pulih dan mencapai tingkat fungsi kesehatan yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup berbagai upaya untuk memantau, mengelola, dan mendukung proses pemulihan fungsi kesehatan. -
Article No. 18020 | 29 May 2025
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Manajemen Tekanan Darah Tidak Efektif (00025)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal, yang dapat mengakibatkan komplikasi.
2. Ketidakefektifan Pola Aktivitas (00257)
Definisi: Pengurangan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan yang dirasakan.
3. Kesiapan Peningkatan Pengelolaan Diri (00162)
Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik, yang ditandai dengan keinginan untuk meningkatkan pengelolaan diri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Tekanan Darah Tidak Efektif (00025)
Kode: 10001
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal, yang dapat mengakibatkan komplikasi.
2. Ketidakefektifan Pola Aktivitas (00257)
Kode: 10008
Definisi: Pengurangan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan yang dirasakan.
3. Kesiapan Peningkatan Pengelolaan Diri (00162)
Kode: 10005
Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik, yang ditandai dengan keinginan untuk meningkatkan pengelolaan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Tekanan Darah (1904)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
2. Toleransi Aktivitas (0005)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan tanpa mengalami keterbatasan.
3. Pengelolaan Diri (1601)
Definisi: Kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertensi (6710)
Definisi: Upaya meningkatkan dan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal.
2. Peningkatan Aktivitas (0200)
Definisi: Upaya meningkatkan kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan.
3. Dukungan Pengelolaan Diri (5602)
Definisi: Upaya memfasilitasi individu untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
Harap diperhatikan bahwa penjelasan ini bersifat akademis dan diberikan dengan persona pakar perawat.