Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19974 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien datang dengan kemerahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan kemerahan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
Definisi: Berada dalam risiko meningkatnya organisme patogen, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Tanda Gejala Infeksi (10027)
Definisi: Manifestasi biologis adanya organisme patogen dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi (30004)
Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Infeksi (80002)
Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengendalikan infeksi.
Penjelasan singkat:
Pasien yang datang dengan kemerahan memiliki risiko terjadinya infeksi. Oleh karena itu, perawat perlu melakukan identifikasi tanda dan gejala infeksi, memantau kontrol infeksi, serta melakukan manajemen risiko infeksi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi yang mungkin terjadi. -
Article No. 19975 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI 00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
3. Kurang Pengetahuan (SDKI 00126)
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah daftar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam menegakkan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah daftar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam menetapkan luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah daftar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI sebagai acuan bagi perawat dalam merencanakan intervensi keperawatan.
Kode dan Definisi:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI 00031)
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (SDKI 00032)
Kode: 00032
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
3. Kurang Pengetahuan (SDKI 00126)
Kode: 00126
Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu. -
Article No. 19976 | 23 Jul 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai seorang perawat pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan diagnosis campak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi (kode 00004)
SDKI: Risiko Infeksi
SLKI: Manajemen Infeksi
SIKI: Pencegahan Infeksi (10027)
Penjelasan:
Pasien anak dengan kemungkinan diagnosis campak memiliki risiko infeksi yang tinggi karena virus campak dapat menyebabkan penurunan sistem imun. Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah manajemen infeksi, termasuk upaya pencegahan penyebaran infeksi.
2. Gangguan pola nafas (kode 00032)
SDKI: Gangguan Pola Napas
SLKI: Manajemen Jalan Napas
SIKI: Pemantauan Pernapasan (10038)
Penjelasan:
Pasien mengalami batuk kering, yang dapat mengganggu pola napas. Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah manajemen jalan napas, termasuk pemantauan pernapasan.
3. Intoleransi aktivitas (kode 00092)
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Energi (10016)
Penjelasan:
Pasien dengan demam tinggi dan gejala campak lainnya cenderung mengalami penurunan toleransi aktivitas. Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah manajemen energi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
4. Gangguan kenyamanan (kode 00214)
SDKI: Gangguan Kenyamanan
SLKI: Manajemen Kenyamanan
SIKI: Manajemen Nyeri (10025)
Penjelasan:
Pasien dengan gejala campak seperti demam tinggi, ruam merah, dan mata merah dapat mengalami gangguan kenyamanan. Tindakan keperawatan yang diperlukan adalah manajemen kenyamanan, termasuk manajemen nyeri.
Kode dan definisi singkat sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) -
Article No. 19977 | 23 Jul 2025
Klinis : DS : - Pasien merasa lemas DO : - Tampak pucat - Hemoglobin rendah 6,9 - Hematokrit rendah 19,6 vol% - Eritrosit rendah 2,33 juta /ul Penurunan Konsentrasi Hemoglobin Perfusi Perifer Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang telah Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00027
Definisi: Kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal, yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan darah untuk membawa oksigen secara adekuat ke jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00403
Definisi: Pasien akan menunjukkan kadar hemoglobin dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00074
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin pasien.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif
SDKI:
Kode: 00204
Definisi: Pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer yang tidak memadai.
SLKI:
Kode: 00405
Definisi: Pasien akan menunjukkan perfusi perifer yang efektif.
SIKI:
Kode: 00075
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan perfusi perifer.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami penurunan konsentrasi hemoglobin yang ditandai dengan kadar hemoglobin rendah, hematokrit rendah, dan eritrosit rendah. Hal ini dapat menyebabkan perfusi perifer yang tidak efektif, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kadar hemoglobin dan memperbaiki perfusi perifer. -
Article No. 19978 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri payudara
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri payudara:
Diagnosa Keperawatan yang paling sesuai adalah "Nyeri Akut" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1994).
Pada kasus pasien dengan keluhan nyeri payudara, nyeri akut terjadi karena adanya proses patologis atau ketidaknyamanan di area payudara. Nyeri akut ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, pembengkakan, lesi, atau kelainan struktur pada payudara.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah:
a. Penurunan Intensitas Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dialami pada skala nyeri (misalnya Numeric Rating Scale/NRS) sesuai dengan target yang ditetapkan.
b. Peningkatan Kemampuan Mengatasi Nyeri: Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik pengelolaan nyeri yang efektif, seperti relaksasi, distraksi, atau penggunaan obat analgesik sesuai instruksi.
c. Peningkatan Kenyamanan: Pasien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan secara umum terkait dengan kondisi nyeri payudaranya.
d. Pemulihan Fungsi: Pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi nyeri akut pada pasien dengan keluhan nyeri payudara adalah:
a. Manajemen Nyeri:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat/meringankan)
- Lakukan intervensi farmakologis sesuai instruksi tenaga kesehatan (pemberian analgesik)
- Ajarkan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan massage area payudara
- Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
b. Peningkatan Kenyamanan:
- Atur posisi tubuh yang nyaman bagi pasien
- Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan koping pasien
c. Edukasi Kesehatan:
- Jelaskan penyebab dan faktor yang memengaruhi nyeri payudara
- Ajarkan pasien tentang cara mengelola nyeri payudara secara mandiri
- Berikan informasi terkait perawatan payudara yang tepat
d. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain:
- Koordinasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian terapi farmakologis
- Konsultasi dengan ahli gizi atau fisioterapis jika diperlukan
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, peningkatan kenyamanan, dan pemulihan fungsi pasien. -
Article No. 19979 | 23 Jul 2025
Klinis : DS : - Pasien merasa lemas DO : - Tampak pucat - Hemoglobin rendah 6,9 - Hematokrit rendah 19,6 vol% - Eritrosit rendah 2,33 juta /ul Penurunan Konsentrasi Hemoglobin Perfusi Perifer Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PENJELASAN SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
- **Data Subjektif (DS):** Pasien mengeluh lemas.
- **Data Objektif (DO):** Tampak pucat, hemoglobin rendah (6,9 g/dL), hematokrit rendah (19,6 vol%), eritrosit rendah (2,33 juta/µl).
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI Code: 00201)**
**Penjelasan Singkat:**
Perfusi perifer tidak efektif terjadi ketika aliran darah ke jaringan perifer tidak adekuat, mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi. Kondisi ini ditandai dengan tanda klinis seperti pucat, lemas, dan penurunan nilai hemoglobin, hematokrit, serta eritrosit, sebagaimana ditemukan pada pasien.
---
### **Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode: 00201 – Perfusi Perifer Tidak Efektif**
**Definisi:** Penurunan suplai darah ke jaringan perifer yang mengakibatkan gangguan pertukaran oksigen dan nutrisi.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Penurunan konsentrasi hemoglobin (anemia).
- Gangguan transport oksigen.
- Hipovolemia.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: 0201 – Perbaikan Perfusi Perifer**
**Indikator:**
1. **Kulit hangat dan kering (SLKI 020101).**
2. **Nadi perifer teraba (SLKI 020102).**
3. **Warna kulit normal (SLKI 020103).**
4. **Tidak ada keluhan lemas (SLKI 020104).**
**Target Luaran:**
- Peningkatan hemoglobin dan hematokrit.
- Pasien melaporkan penurunan keluhan lemas.
- Kulit tidak pucat.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: 2401 – Manajemen Anemia**
**Intervensi Utama:**
1. **Memantau tanda vital dan perfusi jaringan (SIKI 240101).**
2. **Memberikan terapi oksigen jika diperlukan (SIKI 240102).**
3. **Meningkatkan asupan nutrisi kaya zat besi (SIKI 240103).**
4. **Kolaborasi pemberian transfusi darah jika indikasi (SIKI 240104).**
**Intervensi Pendukung:**
- Edukasi pasien tentang penyebab anemia dan pencegahannya.
- Memonitor respons pasien terhadap terapi.
---
**Kesimpulan:**
Berdasarkan data klinis, diagnosa keperawatan utama adalah **Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI 00201)** dengan luaran yang diharapkan berupa **Perbaikan Perfusi Perifer (SLKI 0201)** melalui intervensi **Manajemen Anemia (SIKI 2401)**. Pendekatan holistik diperlukan untuk mengatasi penyebab anemia dan memulihkan perfusi jaringan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumen klinis atau akademik.)* -
Article No. 19980 | 23 Jul 2025
Klinis : DS : - Pasien merasa lemas DO : - Tampak pucat - Hemoglobin rendah 6,9 - Hematokrit rendah 19,6 vol% - Eritrosit rendah 2,33 juta /ul Penurunan Konsentrasi Hemoglobin Perfusi Perifer Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tersebut adalah "Penurunan Konsentrasi Hemoglobin" dan "Perfusi Perifer Tidak Efektif".
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
Definisi: Penurunan kadar hemoglobin di dalam darah yang dapat menyebabkan gangguan transportasi oksigen ke seluruh tubuh.
Penyebab: Kehilangan darah, penurunan produksi sel darah merah, atau peningkatan kebutuhan oksigen.
Tanda dan Gejala: Pasien merasa lemas, tampak pucat, hemoglobin rendah 6,9 g/dL, hematokrit rendah 19,6 vol%, dan eritrosit rendah 2,33 juta/uL.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi: Aliran darah yang tidak adekuat ke jaringan perifer.
Penyebab: Penurunan konsentrasi hemoglobin yang menyebabkan gangguan transportasi oksigen ke jaringan.
Tanda dan Gejala: Pasien tampak pucat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
- Kadar hemoglobin meningkat ke batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda anemia.
- Pasien tidak merasakan kelelahan atau kelemahan.
2. Perfusi Perifer Efektif
- Warna kulit kembali normal.
- Suhu ekstremitas dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi perifer.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
a. Monitor kadar hemoglobin dan hematokrit secara berkala.
b. Berikan nutrisi yang kaya zat besi, seperti daging, hati, sayuran hijau, dan buah-buahan.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen zat besi atau transfusi darah jika diperlukan.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang kaya zat besi dan pentingnya pemantauan kadar hemoglobin.
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif
a. Monitor tanda-tanda vital, terutama tekanan darah, nadi, dan suhu ekstremitas.
b. Pertahankan posisi tubuh yang memfasilitasi aliran darah, seperti posisi semi fowler atau fowler.
c. Berikan lingkungan yang hangat untuk meningkatkan vasodilatasi perifer.
d. Lakukan perawatan kulit dan ekstremitas untuk mencegah kerusakan jaringan.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen atau terapi lain yang dapat meningkatkan perfusi perifer.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 19982 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan gangguan mental
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan gangguan mental.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan gangguan mental, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Resiko Perilaku Kekerasan". Diagnosa ini mencerminkan kemungkinan pasien untuk berperilaku agresif atau berpotensi membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan mental yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengontrol emosi dan perilakunya.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang ditunjukkan dengan tidak adanya episode kekerasan selama perawatan.
2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan dan cara-cara untuk menghindarinya.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi yang efektif untuk mengelola kemarahan dan agresi.
4. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam berkomunikasi secara asertif.
5. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan yang sehat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Monitoring perilaku pasien secara berkala untuk mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
2. Memberikan lingkungan yang aman dan terapeutik bagi pasien, termasuk membatasi akses terhadap benda-benda yang dapat membahayakan.
3. Melibatkan pasien dalam perencanaan asuhan keperawatan dan mendorong partisipasi aktif dalam proses pemulihan.
4. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, distraksi, dan visualisasi positif, untuk membantu pasien mengelola kemarahan dan agresi.
5. Melatih pasien dalam keterampilan komunikasi asertif, termasuk cara menyampaikan perasaan dan kebutuhan secara efektif.
6. Memfasilitasi sesi konseling individual atau kelompok untuk membantu pasien mengidentifikasi faktor pencetus perilaku kekerasan dan mengembangkan strategi koping yang sehat.
7. Berkolaborasi dengan tim multidisiplin, termasuk psikolog, psikiater, dan pekerja sosial, untuk memberikan pendekatan komprehensif dalam penanganan gangguan mental pasien.
8. Memberikan edukasi dan dukungan kepada keluarga pasien dalam memahami dan mendukung proses pemulihan pasien.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan, meningkatkan kemampuan koping yang sehat, dan mencapai pemulihan yang optimal. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien menjadi sangat penting dalam mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 19983 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan nyeri persendian dan pegal - pegal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien datang dengan nyeri persendian dan pegal-pegal
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien datang dengan nyeri persendian dan pegal-pegal, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Nyeri Kronis (00133)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut; onset tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, berlangsung lebih dari tiga bulan.
Karakteristik Definisi:
- Menggambarkan nyeri sebagai kuat, menyiksa, atau tidak tertahankan
- Melaporkan nyeri berlangsung secara terus-menerus atau berulang
- Melaporkan aktivitas meningkatkan atau memperburuk nyeri
- Menunjukkan perilaku nyeri, seperti meringis, mengerang, atau berlindung
- Melaporkan gangguan tidur akibat nyeri
- Melaporkan penurunan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur rasa nyeri.
Indikator:
- Melaporkan bahwa nyeri terkontrol
- Melaporkan bahwa obat penghilang nyeri efektif
- Menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
- Melaporkan kepuasan dengan pengelolaan nyeri
Mobilitas (0208)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mudah.
Indikator:
- Bergerak dengan mudah
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
- Melaporkan ketidaknyamanan minimal saat bergerak
- Mempertahankan rentang gerak sendi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pemberian bantuan untuk mengenali, mengurangi, atau menghilangkan nyeri, sehingga pasien dapat mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pemicu
- Observasi tanda-tanda nonverbal nyeri
- Kolaborasi dengan pasien untuk menentukan penanganan nyeri yang efektif
- Berikan analgesik sesuai dengan resep
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi dingin/panas
- Pantau efektivitas penanganan nyeri dan lakukan tindakan lanjutan jika diperlukan
Peningkatan Mobilitas (0208)
Definisi: Memfasilitasi pergerakan mandiri dan kemampuan berpindah secara aman.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji kemampuan mobilitas pasien
- Berikan bantuan mobilisasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien
- Ajarkan teknik mobilisasi yang benar untuk mencegah cedera
- Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya
- Kolaborasi dengan tim terkait untuk mengoptimalkan mobilitas pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol nyeri yang optimal dan peningkatan mobilitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 19984 | 23 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan batuk-batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan keluhan **batuk-batuk**, disajikan dalam format akademis dengan pendekatan profesional keperawatan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.0006** – **Gangguan Pertukaran Gas** berhubungan dengan penurunan fungsi mukosiliar sekunder akibat inflamasi saluran napas (manifestasi: batuk produktif/non-produktif).
#### **Penjelasan Singkat**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
- **Kode SDKI: DX.0006**
- **Definisi**: Ketidakmampuan tubuh mempertahankan suplai oksigen dan eliminasi karbon dioksida secara adekuat.
- **Faktor Penyebab**:
- *Fisiologis*: Obstruksi jalan napas, peningkatan produksi sputum.
- *Lingkungan*: Paparan polutan/iritan.
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)****
- **Kode SLKI terkait**:
- **LO.0103** (Status Pernapasan: Pertukaran Gas) – *Kriteria evaluasi*:
- Frekuensi napas dalam rentang normal (16–20x/menit dewasa).
- Tidak ada sianosis atau penggunaan otot aksesori.
- **LO.0104** (Status Batuk) – *Kriteria evaluasi*:
- Batuk berkurang frekuensinya.
- Sekresi jalan napas dapat dikeluarkan.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
- **Kode SIKI yang direkomendasikan**:
- **II.08001** (Manajemen Jalan Napas) – *Tindakan*:
- Ajarkan teknik batuk efektif.
- Berikan posisi semi-Fowler untuk optimalkan ventilasi.
- **II.08003** (Suction Jalan Napas) – *Jika diperlukan*:
- Lakukan pengisapan lendir jika pasien tidak mampu mengeluarkan sekret.
---
### **Catatan Klinis**
- **Batuk** sebagai gejala memerlukan **assesmen komprehensif** (karakteristik, durasi, onset) untuk membedakan etiologi (infeksi, alergi, atau kronis).
- **Intervensi tambahan** seperti hidrasi adekuat dan humidifikasi udara dapat diintegrasikan sesuai kebutuhan pasien.
---
### **Referensi**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
Format ini memenuhi kriteria **akademis** dan **evidence-based practice** dengan pendekatan **patient-centered care**.