Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18071 | 31 May 2025
Klinis : pasien bayi dengan diagnosa syndrome edward (trisomy 18)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien bayi dengan sindrom Edward (trisomi 18) dapat dikodekan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q91.0
- Deskripsi: Sindrom Edward (trisomi 18)
Sindrom Edward, juga dikenal sebagai trisomi 18, adalah kelainan kromosom yang jarang terjadi di mana individu memiliki tiga salinan kromosom 18 alih-alih sepasang. Kondisi ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang kompleks dan sering kali mengancam jiwa. Bayi dengan sindrom Edward biasanya memiliki ciri-ciri fisik yang khas, seperti wajah yang sempit, jari-jari tangan dan kaki yang pendek, dan cacat bawaan lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.6
- Deskripsi: Analisis kromosom, termasuk teknik banding, bila dilakukan
Dalam kasus sindrom Edward, pemeriksaan kromosom sering dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Prosedur ini melibatkan analisis jumlah dan struktur kromosom untuk mengkonfirmasi adanya trisomi 18. Hasil analisis kromosom dapat membantu dokter dalam memberikan informasi prognosis dan perencanaan perawatan yang sesuai untuk pasien. -
Article No. 18072 | 31 May 2025
Klinis : pasien bayi dengan diagnosa syndrome edward (trisomy 18)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien bayi dengan sindrom Edward (trisomi 18) dalam gaya akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (Kode: 00205)
Definisi: Risiko penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke satu atau lebih jaringan tubuh.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (Kode: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Risiko Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan (Kode: 00113)
Definisi: Berisiko mengalami perubahan pada tahap perkembangan yang diharapkan, yang dapat mengganggu pencapaian fungsi optimal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (Kode: 00205)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke satu atau lebih jaringan tubuh.
2. Ketidakefektifan Pola Napas (Kode: 00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. Risiko Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan (Kode: 00113)
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan pada tahap perkembangan yang diharapkan, yang dapat mengganggu pencapaian fungsi optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan: Kardiovaskular (Kode: 0405)
Definisi: Keadaan di mana suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh terpelihara.
2. Pola Napas (Kode: 0415)
Definisi: Keadaan di mana individu dapat mempertahankan pola napas yang adekuat.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Kode: 0308)
Definisi: Keadaan di mana anak mencapai kemampuan fisik, kognitif, sosial, dan emosional sesuai dengan tahap perkembangannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (Kode: 6680)
Definisi: Mengumpulkan dan memantau data fisiologis untuk menentukan dan memantau status kesehatan.
2. Manajemen Jalan Napas (Kode: 3140)
Definisi: Memfasilitasi masuknya udara ke dalam dan keluar dari paru-paru.
3. Terapi Bermain (Kode: 5360)
Definisi: Menggunakan aktivitas bermain untuk mencapai tujuan terapeutik.
Dalam menangani pasien bayi dengan sindrom Edward (trisomi 18), perawat perlu mempertimbangkan risiko ketidakefektifan perfusi jaringan, ketidakefektifan pola napas, dan risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen jalan napas, dan terapi bermain untuk mendukung perkembangan dan kesejahteraan pasien. -
Article No. 18073 | 31 May 2025
Klinis : pasien bayi dengan diagnosa syndrome edward (trisomy 18)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada pasien bayi dengan sindrom Edward (trisomi 18):
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q91.0
- Deskripsi: Sindrom Edward, trisomi 18, meiosis non-disjunction.
Sindrom Edward, atau trisomi 18, adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh adanya kromosom ekstra pada kromosom 18. Hal ini menyebabkan berbagai kelainan bawaan pada bayi, seperti retardasi mental, kelainan jantung, kelainan pada sistem saraf, dan kelainan pada ekstremitas.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 88.72
- Deskripsi: Analisis kromosom, penapisan/skrining.
Pada kasus sindrom Edward, analisis kromosom dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan mendeteksi adanya trisomi 18. Prosedur ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah atau cairan amniotik pada janin.
Penanganan selanjutnya dapat meliputi evaluasi menyeluruh oleh tim multidisiplin, pemberian perawatan suportif, serta konseling genetik bagi keluarga pasien. -
Article No. 18074 | 31 May 2025
Klinis : pasien bayi dengan diagnosa syndrome edward (trisomy 18)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien bayi dengan sindrom Edward (trisomi 18).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perkembangan Neonatus (00111)
Definisi: Penyimpangan pada perkembangan fisik, kognitif, psikososial, atau spiritual bayi baru lahir yang dapat menghambat kemampuan untuk mencapai potensi optimal.
2. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (00039)
Definisi: Rentan mengalami perubahan pada frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan/atau laju pernapasan yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (00249)
Definisi: Rentan mengalami penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi yang dapat mengganggu fungsi sel-sel tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00111 - Gangguan Perkembangan Neonatus
Definisi: Penyimpangan pada perkembangan fisik, kognitif, psikososial, atau spiritual bayi baru lahir yang dapat menghambat kemampuan untuk mencapai potensi optimal.
2. Kode: 00039 - Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Rentan mengalami perubahan pada frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan/atau laju pernapasan yang dapat membahayakan kesehatan.
3. Kode: 00249 - Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan
Definisi: Rentan mengalami penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi yang dapat mengganggu fungsi sel-sel tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1809 - Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Definisi: Kemampuan bayi untuk mencapai potensi optimal dalam aspek fisik, kognitif, psikososial, dan spiritual.
2. Kode: 0802 - Stabilitas Tanda-Tanda Vital
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan dalam batas normal.
3. Kode: 0405 - Perfusi Jaringan
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan sirkulasi oksigen dan nutrisi yang adekuat ke sel-sel tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 6720 - Perawatan Perkembangan Bayi
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi perkembangan fisik, kognitif, psikososial, dan spiritual bayi baru lahir.
2. Kode: 6680 - Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Definisi: Pengumpulan dan analisis data tentang frekuensi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan laju pernapasan.
3. Kode: 4150 - Terapi Cairan
Definisi: Pemberian cairan intravena atau enteral untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan SDKI - SLKI - SIKI yang terkait dengan kondisi pasien bayi dengan sindrom Edward (trisomi 18). Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 18075 | 31 May 2025
Klinis : pasien bayi dengan diagnosa syndrome edward (trisomy 18)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi pasien bayi dengan diagnosa sindrom edward (trisomy 18):
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q91.0
- Deskripsi: Sindrom Edward, trisomi 18, meiosis nondisjunction
Sindrom Edward, atau trisomi 18, adalah kelainan kromosomal yang jarang terjadi dan ditandai dengan adanya tiga salinan kromosom 18. Kondisi ini menyebabkan berbagai kelainan kongenital, termasuk keterlambatan perkembangan, cacat jantung bawaan, dan kelainan bentuk ekstremitas. Bayi dengan sindrom ini biasanya memiliki prognosis yang buruk dan angka harapan hidup yang rendah.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.0
- Deskripsi: Amniocentesis
Dalam kasus sindrom Edward, prosedur amniocentesis dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis sebelum kelahiran. Amniocentesis adalah prosedur pengambilan cairan amnion dari rahim ibu untuk analisis genetik fetus, termasuk untuk mendeteksi kelainan kromosomal seperti trisomi 18.
Dengan demikian, kode ICD-10 untuk diagnosa sindrom Edward (trisomi 18) adalah Q91.0, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur amniocentesis yang dapat dilakukan adalah 75.0. -
Article No. 18076 | 31 May 2025
Klinis : pANAS
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pANAS.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pANAS adalah Hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh ketidakmampuan mengatur suhu tubuh. Pada kondisi pANAS, pasien mengalami peningkatan suhu tubuh yang disertai dengan gejala-gejala lain seperti kelelahan, rasa tidak nyaman, dan perubahan perilaku.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam rentang normal: 36,5-37,5°C (97,7-99,5°F).
2. Tanda-tanda vital stabil: nadi, respirasi, dan tekanan darah dalam batas normal.
3. Tingkat kenyamanan pasien meningkat, ditandai dengan penurunan rasa tidak nyaman akibat demam.
4. Pasien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan kondisi kesehatan.
5. Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh dan strategi pengelolaan hipertermia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor suhu tubuh secara berkala dan catat tren perubahan suhu.
2. Lakukan tindakan penurun suhu tubuh, seperti kompres hangat, pemberian obat antipiretik, atau penggunaan kipas angin.
3. Pertahankan asupan cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
4. Dorong pasien untuk beristirahat cukup dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan pengelolaan hipertermia.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk pemberian terapi yang tepat.
7. Pantau tanda-tanda vital secara rutin dan dokumentasikan perkembangannya.
8. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan Hipertermia dipilih karena sesuai dengan kondisi pANAS yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. Luaran yang diharapkan mencakup stabilitas tanda-tanda vital, penurunan rasa tidak nyaman, serta peningkatan pemahaman pasien dan keluarga terkait hipertermia. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, mempertahankan hidrasi, menciptakan lingkungan yang nyaman, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga penting untuk memastikan pemberian terapi yang tepat. Evaluasi dan modifikasi intervensi dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 18077 | 31 May 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya jelaskan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi demam:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi demam adalah "Peningkatan Suhu Tubuh" (Hyperthermia). Diagnosa ini mengacu pada peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau kondisi medis lainnya. Diagnosa ini mencakup gejala-gejala yang sering muncul pada pasien dengan demam, seperti peningkatan suhu tubuh, menggigil, dan kulit yang terasa panas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan untuk pasien dengan kondisi demam adalah:
1. Suhu Tubuh Terkendali (Thermoregulation: Body Temperature): Pasien menunjukkan suhu tubuh yang kembali ke dalam batas normal, sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
2. Kenyamanan Terpenuhi (Comfort): Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan, seperti tidak lagi menggigil, lebih rileks, dan dapat beristirahat dengan baik.
3. Pemulihan Kesehatan Terjadi (Health Recovery): Pasien menunjukkan perkembangan yang positif dalam pemulihan kondisi kesehatannya, seiring dengan penurunan gejala demam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Suhu Tubuh (Temperature Regulation Management):
- Memantau suhu tubuh pasien secara rutin
- Memberikan kompres hangat atau dingin untuk menstabilkan suhu tubuh
- Mengatur lingkungan sekitar pasien agar tetap nyaman
- Memastikan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Kenyamanan (Comfort Management):
- Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi demam
- Mengatur posisi dan lingkungan pasien agar lebih nyaman
- Melakukan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa tidak nyaman
3. Edukasi Kesehatan (Health Education):
- Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan demam
- Mengajarkan teknik-teknik sederhana untuk memantau dan mengelola demam di rumah
- Mendorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam proses pemulihan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan, yaitu pengendalian suhu tubuh, peningkatan kenyamanan, dan pemulihan kesehatan yang optimal bagi pasien dengan kondisi demam. -
Article No. 18078 | 31 May 2025
Klinis : pasien bayi dengan diagnosa kelainan kongenital berupa kaki pengkor pada bayi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Q66.2
- Deskripsi: Kaki pengkor bawaan (congenital clubfoot)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 83.84
- Deskripsi: Operasi koreksi kaki pengkor bawaan, termasuk pembedahan Achilles tenotomy.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 Q66.2 digunakan untuk mengklasifikasikan kelainan kongenital berupa kaki pengkor pada bayi. Kaki pengkor bawaan adalah kondisi di mana kaki bayi terbentuk dengan posisi yang abnormal, biasanya mengarah ke dalam dan ke bawah.
- Jika diperlukan tindakan medis untuk mengoreksi kondisi ini, kode ICD-9-CM 83.84 dapat digunakan untuk prosedur pembedahan koreksi kaki pengkor bawaan, termasuk tindakan Achilles tenotomy (pemotongan tendon Achilles) yang sering dilakukan sebagai bagian dari manajemen kaki pengkor.
- Tindakan medis ini bertujuan untuk memperbaiki posisi dan bentuk kaki bayi agar dapat berfungsi secara normal seiring dengan pertumbuhan. -
Article No. 18079 | 31 May 2025
Klinis : Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi Intoleransi Aktivitas, berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas (10027)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas (10027)
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan tanpa hambatan fisik dan/atau psikologis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas (I0107)
Definisi: Pengaturan, pemantauan, dan fasilitasi aktivitas fisik dan mental klien untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi.
2. Manajemen Energi (I0108)
Definisi: Pengaturan dan pemantauan energi klien untuk mencegah kelelahan dan memaksimalkan aktivitas.
3. Manajemen Pola Tidur (I0129)
Definisi: Pengaturan dan pemantauan pola tidur klien untuk memaksimalkan istirahat dan pemulihan.
Kode-kode ini merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memudahkan identifikasi, perencanaan, dan evaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 18080 | 31 May 2025
Klinis : Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi intoleransi aktivitas.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik Definisi:
1. Peningkatan kelelahan atau kelemahan saat melakukan aktivitas
2. Napas pendek atau takipnea saat melakukan aktivitas
3. Nyeri atau ketidaknyamanan saat melakukan aktivitas
4. Palpitasi atau peningkatan denyut nadi saat melakukan aktivitas
5. Peningkatan tekanan darah saat melakukan aktivitas
6. Gangguan konsentrasi atau penurunan motivasi saat melakukan aktivitas
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Toleransi Aktivitas (0005)
- Indikator:
a. Mendemonstrasikan peningkatan kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas
b. Menunjukkan penurunan gejala intoleransi aktivitas (seperti kelelahan, napas pendek, nyeri, palpitasi, peningkatan tekanan darah)
c. Melaporkan peningkatan energi dan motivasi untuk melakukan aktivitas
d. Mendemonstrasikan strategi manajemen energi yang efektif
2. Pemulihan Fisik (0001)
- Indikator:
a. Menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional
b. Menunjukkan perbaikan parameter fisiologis (denyut nadi, tekanan darah, frekuensi napas)
c. Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas
d. Melaporkan peningkatan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Aktivitas (4310)
- Aktivitas:
a. Identifikasi tingkat aktivitas saat ini dan tingkat aktivitas yang diinginkan
b. Kembangkan rencana peningkatan aktivitas secara bertahap
c. Bantu klien dalam melakukan aktivitas sesuai rencana
d. Ajarkan teknik manajemen energi (seperti penjadwalan aktivitas, istirahat yang cukup, penggunaan alat bantu)
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana sesuai kebutuhan
2. Terapi Latihan (5321)
- Aktivitas:
a. Tentukan tujuan dan rencana latihan bersama klien
b. Ajarkan teknik latihan peningkatan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas
c. Lakukan dan pantau pelaksanaan latihan sesuai rencana
d. Berikan umpan balik dan dukungan selama pelaksanaan latihan
e. Evaluasi efektivitas latihan dan modifikasi rencana sesuai kebutuhan
3. Manajemen Energi (0180)
- Aktivitas:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi klien
b. Ajarkan teknik manajemen energi (seperti penjadwalan aktivitas, istirahat yang cukup, penggunaan alat bantu)
c. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan
d. Pantau tanda-tanda kelelahan atau intoleransi aktivitas
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana sesuai kebutuhan
Dengan menerapkan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan klien dengan intoleransi aktivitas dapat mencapai peningkatan toleransi aktivitas, pemulihan fisik, dan mampu mengelola energinya secara efektif.