Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20120 | 27 Jul 2025
Klinis : Keluarga pasien mengatakan pasien lemah anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah 1x, dan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda kemukakan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dijelaskan, yaitu kelemahan anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah, dan batuk, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Penurunan Kekuatan Otot Akibat Cedera Serebrovaskular
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mempertahankan rentang gerak sendi dalam batas normal
2. Mempertahankan kekuatan otot dalam batas normal
3. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri
4. Menunjukkan tidak ada komplikasi akibat imobilitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Aktivitas
- Lakukan mobilisasi dini dan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak
- Ajarkan pasien dan keluarga latihan mandiri di rumah
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
3. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka pada area yang terkena cedera
- Monitor tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyebab, prognosis, dan perawatan yang diperlukan
- Ajarkan strategi untuk mencegah komplikasi akibat imobilitas
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Penurunan Kekuatan Otot Akibat Cedera Serebrovaskular
- Gejala kelemahan anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah, dan batuk mengarah pada kemungkinan adanya cedera serebrovaskular, seperti stroke.
- Cedera serebrovaskular dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan gangguan mobilitas fisik.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
- Mempertahankan rentang gerak sendi dan kekuatan otot dalam batas normal bertujuan untuk mencegah kontraktur dan komplikasi lainnya.
- Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai agar pasien dapat mandiri dalam perawatan diri.
- Menunjukkan tidak ada komplikasi akibat imobilitas, seperti dekubitus, pneumonia, dan Deep Vein Thrombosis (DVT), merupakan indikator keberhasilan asuhan keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
- Manajemen Aktivitas: Mobilisasi dini dan latihan fisik bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot serta rentang gerak.
- Manajemen Nyeri: Pengelolaan nyeri diperlukan untuk memfasilitasi proses rehabilitasi dan mobilisasi.
- Perawatan Luka: Perawatan luka pada area yang terkena cedera untuk mencegah komplikasi.
- Edukasi Kesehatan: Edukasi pasien dan keluarga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam proses pemulihan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 20121 | 27 Jul 2025
Klinis : Keluarga pasien mengatakan pasien lemah anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah 1x, dan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (kode 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00085
- Definisi: Keterbatasan yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot yang mempengaruhi gerakan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00135
- Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10018
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan gerak fisik individu.
2. Gangguan Komunikasi Verbal (kode 00051)
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol lisan.
SDKI:
- Kode: 00051
- Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol-simbol lisan.
SLKI:
- Kode: 00121
- Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan kemampuan untuk bertukar informasi secara lisan.
SIKI:
- Kode: 10005
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi komunikasi lisan.
3. Mual (kode 00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SDKI:
- Kode: 00134
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SLKI:
- Kode: 00090
- Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan tidak adanya atau berkurangnya rasa mual.
SIKI:
- Kode: 10090
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah mual.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 20122 | 27 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri perut, mual muntah, lemas trombosit 589.000 monosit 36,6 kalium 33,38 klorida 98,74 ion kalsium 1,04
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu nyeri perut, mual muntah, lemas, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan trombositosis, peningkatan monosit, hiperkalemia, dan hipokalsemia, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.01
- Deskripsi: Gastrostomi, endoskopik percutaneous
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R10.4 (Nyeri perut, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri perut, yang merupakan gejala umum dan tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik berdasarkan informasi yang diberikan.
2. Kode ICD-9-CM 45.01 (Gastrostomi, endoskopik percutaneous) dapat dipertimbangkan jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi gejala mual dan muntah yang dialami oleh pasien. Prosedur ini melibatkan pembentukan akses ke lambung melalui dinding abdomen secara endoskopik, yang dapat membantu mengatasi masalah terkait saluran cerna.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan evaluasi komprehensif terhadap kondisi pasien, termasuk pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan temuan klinis lainnya. -
Article No. 20123 | 27 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri perut, mual muntah, lemas trombosit 589.000 monosit 36,6 kalium 33,38 klorida 98,74 ion kalsium 1,04
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
2. Mual (00134)
- Definisi: Pengalaman yang tidak menyenangkan yang mengarah pada dorongan untuk memuntahkan isi lambung.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Kelelahan (00093)
- Definisi: Perasaan keletihan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diinginkan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (10001)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut.
2. Mual (10002)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada dorongan untuk memuntahkan isi lambung.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (10003)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Kelelahan (10004)
- Definisi: Perasaan keletihan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (20001)
2. Manajemen mual (20002)
3. Manajemen nutrisi (20003)
4. Manajemen kelelahan (20004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (30001)
2. Manajemen mual (30002)
3. Pemberian nutrisi (30003)
4. Manajemen kelelahan (30004)
Kode-kode di atas mengacu pada Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20124 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing berputar sudah 4 hri , mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengeluhkan pusing berputar selama 4 hari serta mual dan muntah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Keseimbangan".
Gangguan Keseimbangan didefinisikan sebagai "Persepsi individu terhadap ketidakmampuan mempertahankan posisi tubuh". Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami pusing berputar, yang merupakan salah satu tanda dan gejala dari gangguan keseimbangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kestabilan Posisi Tubuh: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil saat berdiri atau berjalan.
2. Kontrol Gerak: Pasien dapat mengontrol gerakan tubuh secara efektif.
3. Koordinasi: Pasien dapat melakukan koordinasi pergerakan tubuh dengan baik.
4. Orientasi Spasial: Pasien dapat mempertahankan orientasi spasial yang baik.
5. Sensasi Vertigo: Pasien dapat mengurangi sensasi vertigo (pusing berputar) yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang sesuai, antara lain:
1. Manajemen Vertigo
- Kaji penyebab, durasi, dan faktor pemicu vertigo
- Berikan posisi yang aman untuk mencegah jatuh
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Monitor tanda-tanda vital dan gejala vertigo
2. Peningkatan Keseimbangan
- Kaji kemampuan keseimbangan pasien
- Berikan latihan keseimbangan dan koordinasi
- Ajarkan penggunaan alat bantu jika diperlukan
- Modifikasi lingkungan untuk mencegah jatuh
- Monitor kemajuan pasien dalam meningkatkan keseimbangan
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Kaji penyebab, frekuensi, dan karakteristik mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah (misalnya pola makan kecil-kecil)
- Monitor asupan cairan dan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu stabilitas posisi tubuh, kontrol gerak, koordinasi, orientasi spasial yang baik, serta pengurangan sensasi vertigo dan mual muntah.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20125 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing berputar sudah 4 hri , mual muntah, ada riwayat hipertensi dan diabetes
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital" (00039). Pasien mengeluhkan gejala pusing berputar, mual, dan muntah, yang dapat mengindikasikan adanya risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah dan denyut nadi. Riwayat hipertensi dan diabetes juga meningkatkan risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital pada pasien.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Tanda-tanda vital stabil: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan laju pernapasan) dalam rentang normal sesuai dengan kondisi individu.
2. Manajemen gejala: Pasien akan melaporkan pengurangan atau resolusi gejala pusing berputar, mual, dan muntah.
3. Pengetahuan tentang penyakit: Pasien dan/atau keluarga akan menunjukkan pemahaman tentang penyakit yang mendasari (hipertensi dan diabetes) dan faktor risiko yang dapat memengaruhi stabilitas tanda-tanda vital.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Secara rutin memeriksa dan mencatat tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan laju pernapasan pasien untuk memantau stabilitas tanda-tanda vital.
2. Manajemen nutrisi: Mengatur asupan cairan dan nutrisi yang sesuai untuk mengatasi gejala mual dan muntah, serta mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen obat: Memberikan obat-obatan yang diresepkan, seperti antiemetik (untuk mengatasi mual dan muntah) dan antihipertensi (untuk mengontrol tekanan darah), serta memantau efektivitas dan efek samping obat.
4. Edukasi kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang mendasari (hipertensi dan diabetes), faktor risiko, gejala, dan pentingnya menjaga stabilitas tanda-tanda vital.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien untuk memastikan perawatan yang komprehensif.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas tanda-tanda vital, pengurangan atau resolusi gejala, serta peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang mendasari. -
Article No. 20126 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing berputar sudah 4 hri , mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi pasien yang mengalami pusing berputar dan mual muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing berputar dan mual muntah adalah "Pusing" (SDKI, 2017). Pusing merupakan sensasi tidak nyaman atau ilusi pergerakan, rotasi, atau gerakan pada diri sendiri atau lingkungan sekitar (SDKI, 2017). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan vestibular, gangguan neurologis, atau ketidakseimbangan elektrolit.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Gejala pusing berkurang (SLKI, 2019).
2. Mual dan muntah terkontrol (SLKI, 2019).
3. Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan (SLKI, 2019).
4. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengatasi pusing (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Pusing (SIKI, 2018)
a. Kaji tanda dan gejala pusing, mual, dan muntah.
b. Identifikasi faktor penyebab pusing, seperti gangguan vestibular, gangguan neurologis, atau ketidakseimbangan elektrolit.
c. Berikan posisi semi fowler atau posisi yang nyaman bagi pasien.
d. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengurangi pusing.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk pemberian obat-obatan yang sesuai.
2. Manajemen Mual dan Muntah (SIKI, 2018)
a. Kaji tanda dan gejala mual dan muntah.
b. Identifikasi faktor penyebab mual dan muntah.
c. Berikan antiemetik sesuai instruksi dokter.
d. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna dan minum cairan dalam jumlah sedikit tapi sering.
e. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk mengurangi mual.
3. Peningkatan Aktivitas (SIKI, 2018)
a. Evaluasi kemampuan fisik dan fungsional pasien.
b. Rencanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien.
c. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap.
d. Berikan bantuan atau alat bantu sesuai kebutuhan pasien.
e. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien selama aktivitas.
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu gejala pusing berkurang, mual dan muntah terkontrol, pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan, serta pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mengatasi pusing. -
Article No. 20127 | 27 Jul 2025
Klinis : pasien masuk dengan diagnosa medis efusi pleura, pasien mengeluh sesak disertai batuk sesekali, pasien terpasang NRM 13 liter permenit, pasien merasakan nyeri pada area WSD, pasien nampak dibantu dalam beraktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Perbaikan Pola Napas (1902)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas.
b. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
c. Peningkatan Mobilitas (0208)
Definisi: Fasilitasi pergerakan fisik yang optimal.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami efusi pleura yang menyebabkan sesak napas dan batuk. Terpasang NRM 13 liter per menit untuk membantu ventilasi. Pasien juga merasakan nyeri pada area pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan membutuhkan bantuan dalam beraktivitas. Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif, dengan intervensi keperawatan yang meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Nyeri, dan Peningkatan Mobilitas. -
Article No. 20128 | 27 Jul 2025
Klinis : intervensi pola nafas tidak efektif dengan rasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0400 - Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I0410 - Intervensi Pola Napas
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas sehingga terjadi ventilasi adekuat.
Rasional:
Intervensi Pola Napas Tidak Efektif ditujukan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas sehingga terjadi ventilasi adekuat. Intervensi ini meliputi pemantauan pola napas, pengaturan posisi, penggunaan alat bantu napas, dan edukasi terkait pola napas yang efektif.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 20129 | 27 Jul 2025
Klinis : Nyeri dada di sebelah kiri dirasakan sejak jam 13.30 siang ini. Nyeri menjalar ke lengan kiri, tembus punggung, dan ke dagu. Keluhan mual muntah. Sesak napas disangkal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu nyeri dada di sebelah kiri, nyeri menjalar ke lengan kiri, tembus punggung, dan ke dagu, serta keluhan mual muntah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut" (SDKI).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Melaporkan penurunan intensitas nyeri dari skala 7-8 menjadi 2-3 dalam 24 jam.
2. Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, yaitu tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal.
3. Tidak mengalami mual muntah lagi.
4. Mampu beraktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat/memperingan).
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Monitor respon pasien terhadap intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Manajemen Tanda-Tanda Vital:
a. Kaji tanda-tanda vital secara rutin (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu).
b. Lakukan intervensi sesuai prosedur untuk menjaga tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk membantu mengatasi sesak napas.
3. Manajemen Mual Muntah:
a. Kaji penyebab, frekuensi, dan karakteristik mual muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai instruksi medis untuk mengatasi mual muntah.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual muntah.
4. Edukasi dan Dukungan:
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi, pengobatan, dan perawatan yang diperlukan.
b. Dorong pasien untuk beristirahat cukup dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi.
c. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan emosional.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan nyeri, stabilitas tanda-tanda vital, hilangnya keluhan mual muntah, serta kemampuan beraktivitas sehari-hari tanpa hambatan.