Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20035 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 1
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Pasien Kala 1:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien kala 1 berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Risiko Komplikasi Persalinan". Pasien kala 1 mengalami fase awal persalinan, di mana terjadi kontraksi uterus yang progresif dan pembukaan serviks. Pada fase ini, terdapat risiko komplikasi yang dapat terjadi, seperti perdarahan, infeksi, dan distres janin, sehingga diperlukan pengawasan dan intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah "Persalinan Lancar". Indikator keberhasilan dari luaran ini meliputi:
1. Kontraksi uterus yang adekuat dan progresif
2. Pembukaan serviks yang normal sesuai fase persalinan
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Tidak ada tanda-tanda komplikasi, seperti perdarahan, infeksi, atau distres janin
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Persalinan Lancar" pada pasien kala 1, diperlukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), antara lain:
1. Pemantauan Persalinan
- Memantau kontraksi uterus, pembukaan serviks, dan penurunan bagian terendah janin
- Memantau tanda-tanda vital ibu dan janin secara berkala
- Mengidentifikasi tanda-tanda komplikasi, seperti perdarahan, infeksi, atau distres janin
2. Manajemen Nyeri Persalinan
- Memberikan teknik-teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan massage
- Mempertimbangkan pemberian analgesik sesuai dengan indikasi dan persetujuan pasien
3. Dukungan Emosional
- Memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien dan keluarga
- Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses persalinan
4. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait proses persalinan, komplikasi yang mungkin terjadi, dan perawatan postpartum
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat mencapai luaran "Persalinan Lancar" dan mencegah terjadinya komplikasi pada pasien kala 1. -
Article No. 20036 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 1
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien pada kala 1 persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pada pasien kala 1 persalinan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Berhubungan dengan Kontraksi Uterus". Kondisi ini ditandai dengan pasien melaporkan nyeri di perut bagian bawah, punggung, dan area genetalia yang terkait dengan kontraksi uterus selama persalinan. Nyeri ini dapat mengganggu aktivitas, pola tidur, dan kemampuan pasien untuk beristirahat yang dibutuhkan selama proses persalinan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2. Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan adekuat selama proses persalinan.
3. Pasien dapat mempertahankan aktivitas fisik yang diperlukan selama persalinan.
4. Pasien dapat berpartisipasi aktif dalam proses persalinan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Nilai intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri secara berkala.
b. Berikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan pengaturan posisi.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Energi:
a. Dorong pasien untuk beristirahat dan tidur selama proses persalinan.
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang ringan, seperti berjalan, berganti posisi, dan latihan pernapasan.
c. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan waktu istirahat dan aktivitas.
d. Pantau tanda-tanda kelelahan dan berikan intervensi yang sesuai.
3. Dukungan Emosional:
a. Berikan empati, validasi, dan dukungan emosional kepada pasien.
b. Libatkan keluarga atau pendamping persalinan untuk memberikan dukungan.
c. Fasilitasi pasien dalam mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya.
d. Berikan informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai proses persalinan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi nyeri, mempertahankan energi, dan berpartisipasi aktif dalam proses persalinan, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20037 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Pasien Kala 2:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien kala 2 adalah "Kesiapan Proses Persalinan Aktif". Kondisi kala 2 adalah tahapan persalinan di mana bayi akan segera lahir setelah pembukaan serviks lengkap (10 cm). Pada tahap ini, pasien akan mengalami kontraksi uterus yang semakin kuat dan sering, serta dorongan untuk mengejan yang kuat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Proses Persalinan Aktif: Pasien menunjukkan tanda-tanda kemajuan persalinan yang adekuat, seperti pembukaan serviks yang progresif, penurunan kepala janin, dan kontraksi uterus yang efektif.
2. Pengendalian Nyeri: Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri dan ketidaknyamanan selama proses persalinan dengan menggunakan teknik nonfarmakologis, seperti relaksasi, mobilisasi, dan dukungan emosional.
3. Perilaku Kolaboratif: Pasien dan keluarga terlibat aktif dalam proses persalinan, mengikuti instruksi tenaga kesehatan, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
4. Kepuasan Persalinan: Pasien dan keluarga merasa puas dengan pengalaman persalinan dan merasa didukung selama proses.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Memantau Kemajuan Persalinan:
- Mengkaji tanda-tanda vital, kontraksi uterus, pembukaan serviks, dan penurunan kepala janin secara berkala.
- Mendokumentasikan kemajuan persalinan dalam partograf.
- Mengidentifikasi adanya penyimpangan dari pola persalinan normal dan melaporkan kepada dokter.
2. Manajemen Nyeri:
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, napas dalam, dan mobilisasi.
- Memberikan dukungan emosional dan fisik selama kontraksi.
- Memantau efektivitas intervensi dan mengkaji respons pasien terhadap nyeri.
3. Promosi Perilaku Kolaboratif:
- Mendorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam proses persalinan.
- Memberikan informasi dan edukasi tentang tahapan persalinan, kemajuan, dan rencana perawatan.
- Memfasilitasi komunikasi dan pengambilan keputusan bersama antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan.
4. Dukungan Psikologis:
- Memberikan dukungan emosional dan pujian atas upaya pasien selama proses persalinan.
- Mengidentifikasi dan mengatasi kecemasan atau ketakutan pasien terkait persalinan.
- Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu proses persalinan yang aman, nyaman, dan memuaskan bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 20038 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk pasien pada kala 2 persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk pasien pada kala 2 persalinan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Proses persalinan terganggu". Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan atau ketidakefektifan proses kelahiran bayi melalui jalur lahir yang normal. Pada kala 2, pasien mengalami kontraksi uterus yang semakin kuat dan frekuensi yang semakin sering, serta dorongan untuk mengejan yang semakin kuat. Namun, ada hambatan atau gangguan dalam proses kelahiran bayi, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti distosia, penurunan oksigenasi janin, atau komplikasi lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
1. Proses persalinan yang efektif: Pasien dapat mengejan secara efektif, sehingga bayi dapat lahir dengan aman dan tanpa komplikasi.
2. Oksigenasi janin yang adekuat: Janin mempertahankan status oksigenasi yang baik selama proses persalinan.
3. Keterlibatan dan partisipasi aktif pasien: Pasien terlibat aktif dan kooperatif dalam proses persalinan, serta mampu mengenali tanda-tanda kemajuan persalinan.
4. Pemantauan dan deteksi dini komplikasi: Perawat dapat melakukan pemantauan yang ketat terhadap kondisi pasien dan janin, serta dapat mendeteksi dini adanya komplikasi yang mungkin timbul.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, dan kemajuan persalinan secara berkala.
2. Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada pasien, serta memfasilitasi keterlibatan dan partisipasi aktif pasien dalam proses persalinan.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (dokter, bidan, dll.) untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang menghambat proses persalinan, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau mengatasi komplikasi.
4. Pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada upaya mempertahankan oksigenasi janin, seperti pemberian oksigen, pemantauan denyut jantung janin, dan tindakan lainnya sesuai indikasi.
5. Edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga mengenai proses persalinan, peran aktif pasien, serta tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai.
6. Dokumentasi yang komprehensif dan akurat mengenai kondisi pasien, intervensi yang diberikan, serta respons pasien terhadap asuhan keperawatan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan dapat memfasilitasi proses persalinan yang efektif, mempertahankan oksigenasi janin, serta mencegah atau mengelola komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 20039 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk pasien pada kala 2 persalinan dengan kondisi yang dijelaskan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Kala II Persalinan (00776)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 00776
b. Definisi: Ketidakmampuan ibu untuk mengejan secara efektif selama kala II persalinan yang dapat menyebabkan kelahiran bayi terhambat.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 10026
b. Definisi: Hasil yang diharapkan setelah intervensi keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam mengejan secara efektif selama kala II persalinan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 6190
b. Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi proses kala II persalinan yang efektif.
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Ketidakefektifan Kala II Persalinan" mengacu pada kondisi di mana ibu tidak dapat mengejan secara efektif selama kala II persalinan, yang dapat menyebabkan kelahiran bayi terhambat. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam mengejan secara efektif selama kala II persalinan, sehingga proses kelahiran dapat berjalan lancar.
Kode-kode tersebut mengacu pada sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memudahkan dokumentasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan dalam praktik keperawatan. -
Article No. 20040 | 24 Jul 2025
Klinis : pendengaran berkurang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi "pendengaran berkurang" dalam format yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: H91.9
- Deskripsi: Gangguan pendengaran, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 H91.9 digunakan untuk menggambarkan kondisi umum dari "pendengaran berkurang" atau gangguan pendengaran yang tidak terspesifikasi lebih lanjut. Hal ini mencakup segala jenis penurunan kemampuan mendengar yang tidak dapat diklasifikasikan secara lebih spesifik berdasarkan penyebab atau jenis gangguan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 95.41
- Deskripsi: Pemeriksaan pendengaran, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 95.41 mencakup berbagai jenis pemeriksaan atau tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran pasien, termasuk audiometri, timpanometri, dan tes lainnya yang terkait dengan penilaian kemampuan mendengar. Kode ini digunakan ketika pemeriksaan pendengaran dilakukan, tetapi tidak ada prosedur yang lebih spesifik yang dapat diklasifikasikan.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang paling sesuai berdasarkan hasil evaluasi, temuan klinis, dan tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi "pendengaran berkurang" pada pasien. -
Article No. 20041 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien kala 2.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pada pasien kala 2, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Kala Persalinan". Kala persalinan merupakan kondisi di mana pasien sedang mengalami proses kelahiran bayi dari rahim. Dalam kala ini, terjadi kontraksi uterus yang kuat, pembukaan serviks penuh, dan dorongan ibu untuk mengejan sehingga bayi terdorong keluar melalui jalan lahir.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Persalinan berjalan lancar: Pasien dapat mengejan secara efektif sehingga bayi lahir dengan selamat, tanpa komplikasi seperti distress janin, perdarahan, atau trauma pada ibu maupun bayi.
2. Vital signs stabil: Tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan pasien terkontrol dalam batas normal selama proses persalinan.
3. Nyeri terkontrol: Pasien dapat mengelola nyeri persalinan dengan baik, menggunakan teknik-teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, mobilisasi, dan pijatan.
4. Pengetahuan dan kemampuan pasien meningkat: Pasien dan keluarga memahami tahapan persalinan, tanda-tanda kemajuan persalinan, serta mampu melakukan teknik mengejan yang benar.
5. Kepuasan pasien terhadap proses persalinan: Pasien merasa puas dan tenang dalam menghadapi proses persalinan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Memantau kemajuan persalinan: Melakukan pemeriksaan dalam secara berkala untuk menilai dilatasi serviks, penurunan bagian terendah janin, serta memantau kontraksi uterus.
2. Memfasilitasi proses persalinan: Membantu pasien untuk mengejan secara efektif sesuai dengan kekuatan kontraksi uterus, memberikan dukungan emosional, serta mengatur posisi pasien yang nyaman.
3. Manajemen nyeri: Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, serta berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik, jika diperlukan.
4. Edukasi dan konseling: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait tahapan persalinan, tanda-tanda kemajuan, serta teknik mengejan yang benar.
5. Monitoring tanda-tanda vital: Memantau secara berkala tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan, serta mengambil tindakan sesuai dengan perubahan yang terjadi.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan manajemen persalinan yang optimal dan penanganan komplikasi yang mungkin terjadi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat menjalani proses persalinan dengan lancar, aman, dan memuaskan, serta mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20042 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien kala 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dalam **kala 2 persalinan** dengan karakteristik **tone akademis dan persona pakar**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0016**
**Nyeri Akut**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat proses persalinan (kala 2) yang bersifat subjektif dengan potensi kerusakan jaringan.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Kontraksi uterus intensif
- Tekanan pada struktur pelvis
- Peregangan jaringan jalan lahir
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14016**
**Tingkat Nyeri Terkontrol**
*Kriteria Evaluasi:*
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10)
- Ekspresi wajah rileks
- Pernapasan teratur selama kontraksi
- Kemampuan mengikuti instruksi mengejan
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.11016**
**Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- **Edukasi teknik pernapasan** (nafas dalam, pola napas lambat)
- **Posisi nyaman** (semi-Fowler/lateral dengan penyangga)
- **Teknik relaksasi** (guided imagery, sentuhan terapeutik)
- **Kolaborasi analgesia** (jika diperlukan, sesuai protokol)
**Kode SIKI: I.13005**
**Dukungan Proses Persalinan**
*Tindakan:*
- Monitoring frekuensi dan durasi kontraksi
- Bimbingan mengejan efektif (sesuai pola His)
- Asuhan kebersihan perineum
---
### **Catatan Akademis/Pakar:**
- **Evidence-Based Practice:** Intervensi non-farmakologis (seperti hidroterapi atau *counterpressure*) dapat diintegrasikan untuk mengurangi nyeri.
- **Kode Etik:** Pastikan informed consent dan penghormatan otonomi pasien dalam pemilihan metode nyeri.
- **Dokumentasi:** Gunakan skala nyeri valid (VAS/NRS) dan catat respons pasien terhadap intervensi.
Format ini memenuhi standar **PPNI** dengan pendekatan **sistematis dan berbasis bukti**, sesuai konteks klinis kala 2 persalinan.
*(Silakan sesuaikan dengan data assessment spesifik pasien dan kebijakan institusi.)*
**Referensi:**
- Buku *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi VI*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi V*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi IV*
Semoga membantu. -
Article No. 20043 | 24 Jul 2025
Klinis : Nyeri b.d kontraksi uterus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Nyeri b.d kontraksi uterus
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi: Nyeri b.d kontraksi uterus
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah Nyeri Akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
Dalam kasus ini, nyeri yang dirasakan pasien disebabkan oleh kontraksi uterus, yang merupakan suatu keadaan aktual yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Nyeri Akut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah:
a. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
b. Kenyamanan Terpenuhi
- Pasien dapat mendeskripsikan perasaan nyaman.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan fisik dan psikologis.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas.
Luaran/output ini diharapkan dapat tercapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri serta peningkatan kenyamanan pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan kondisi "Nyeri b.d kontraksi uterus" adalah:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti kecemasan, kurang tidur, aktivitas fisik, dan lingkungan.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya fisioterapis, psikolog) untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
b. Peningkatan Kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang, dengan suhu, pencahayaan, dan suara yang sesuai.
- Berikan posisi yang optimal untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi.
- Lakukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan kenyamanan, seperti pijatan, massage, dan terapi musik.
- Libatkan keluarga dalam upaya peningkatan kenyamanan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan spiritual sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada manajemen nyeri serta peningkatan kenyamanan, diharapkan luaran/output yang diinginkan dapat tercapai, yaitu tingkat nyeri terkontrol dan kenyamanan terpenuhi. -
Article No. 20044 | 24 Jul 2025
Klinis : Nyeri b.d kontraksi uterus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus adalah "Nyeri akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (NANDA-I, 2021). Dalam kasus ini, nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus yang merupakan suatu proses fisiologis, namun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Pasien dapat beristirahat dengan cukup.
4. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
5. Pasien dan keluarga memahami strategi penanganan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang meliputi:
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri.
b. Berikan tindakan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, teknik relaksasi, dan distraksi.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis, jika diperlukan.
d. Ajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan sendiri.
2. Manajemen Istirahat dan Tidur
a. Kaji pola istirahat dan tidur pasien.
b. Fasilitasi lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk beristirahat.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi dan napas dalam untuk membantu proses tidur.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya istirahat yang cukup.
3. Peningkatan Koping
a. Kaji kemampuan koping pasien dalam menghadapi nyeri.
b. Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan adaptasi pasien terhadap nyeri.
c. Libatkan keluarga dalam proses peningkatan koping pasien.
d. Berikan edukasi tentang strategi koping yang efektif dalam menghadapi nyeri.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup selama mengalami nyeri akibat kontraksi uterus.