Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1706 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah kemungkinan diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta keterkaitan dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Sirkulasi Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan cairan ekstravaskular dan penurunan intake cairan dan nutrisi.
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan abdomen dan perdarahan gastrointestinal.
c. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan ascites dan edema.
d. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan dan mual.
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Sirkulasi Cairan dan Elektrolit: Pasien mengalami peningkatan cairan ekstravaskular yang ditandai dengan ascites dan edema, serta penurunan intake cairan dan nutrisi yang menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
b. Nyeri: Pasien mengalami nyeri perut akibat pembengkakan abdomen dan perdarahan gastrointestinal.
c. Gangguan Pola Napas: Ascites dan edema menyebabkan sesak napas dan gangguan ventilasi.
d. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Penurunan intake makanan dan mual menyebabkan malnutrisi.
3. Keterkaitan dengan Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Sirkulasi Cairan dan Elektrolit: Kode 00027
- Nyeri: Kode 00132
- Gangguan Pola Napas: Kode 00032
- Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Kode 00002
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Kontrol Nyeri
- Perbaikan Pola Napas
- Keseimbangan Nutrisi
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Manajemen Nyeri
- Manajemen Jalan Napas
- Manajemen Nutrisi
Dengan mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien tersebut. -
Article No. 1707 | 09 Oct 2024
Klinis : MENYENDIRI, TIDAK MAU BICARA, TIDAK MAU MENATAP LAWAN BICARA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Menyendiri, Tidak Mau Bicara, Tidak Mau Menatap Lawan Bicara" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Isolasi Sosial
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Isolasi Sosial didefinisikan sebagai pengalaman individu yang merasa terpisah dari orang lain, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat berkembang menjadi perasaan sendirian dan keterasingan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Isolasi Sosial adalah peningkatan kemampuan individu dalam berinteraksi dengan orang lain, peningkatan rasa memiliki dan diterima, serta penurunan perasaan kesepian dan terasing.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Isolasi Sosial antara lain:
1. Memfasilitasi interaksi sosial
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi
3. Memberikan dukungan emosional
4. Membantu mengembangkan jaringan sosial
5. Melibatkan keluarga atau significant other dalam proses perawatan
Dengan pendekatan yang holistik dan berpusat pada pasien, perawat dapat membantu pasien dalam mengatasi kondisi isolasi sosial, meningkatkan kemampuan berinteraksi, dan memperoleh dukungan yang diperlukan. -
Article No. 1708 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Mual (SDKI)
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI)
3. Nyeri (SDKI)
4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
5. Ketidakseimbangan cairan (SDKI)
6. Resiko ketidakstabilan fungsi hati (SIKI)
Penjelasan Singkat:
1. Mual (SDKI)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di daerah perut yang dapat menimbulkan dorongan untuk muntah.
- Faktor Penyebab: Penurunan nafsu makan, nyeri perut, dan pembengkakan abdomen.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Penyebab: Mual, anoreksia, dan penurunan berat badan.
3. Nyeri (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor Penyebab: Inflamasi pada saluran cerna, tekanan pada perut, dan batuk.
4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan secret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Penyebab: Sesak napas, batuk produktif, dan adanya sumbatan pada jalan napas.
5. Ketidakseimbangan cairan (SDKI)
- Definisi: Kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstisial, atau intraselular.
- Faktor Penyebab: Edema, penurunan intake cairan, dan peningkatan kehilangan cairan.
6. Resiko ketidakstabilan fungsi hati (SIKI)
- Definisi: Ancaman penurunan kemampuan hati untuk melakukan fungsi metabolik, sekretorik, dan ekskretorik.
- Faktor Penyebab: Penyakit hati kronis, peningkatan bilirubin, dan peningkatan enzim hati.
Standar SDKI, SLKI, SIKI merupakan panduan resmi dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan. -
Article No. 1709 | 09 Oct 2024
Klinis : muntah dan berak sejak subuh tadi, badan terasa lemas dan perut terasa sakit melilit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan gejala yang Anda alami, yaitu muntah dan berak sejak subuh, badan terasa lemas, serta perut terasa sakit melilit, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare akut
- Definisi: Pengeluaran feses cair atau encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
- Penyebab: Infeksi bakteri, virus, atau parasit; intoleransi makanan; obat-obatan; atau kondisi medis lainnya.
2. Risiko dehidrasi
- Definisi: Rentan mengalami kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare, muntah, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
- Penyebab: Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare, muntah, dan kurangnya asupan cairan.
3. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Kontraksi otot abdomen, inflamasi pada saluran pencernaan.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Diare
- Intervensi: Memantau tanda-tanda vital, mengukur jumlah dan karakteristik diare, menjaga kebersihan, dan memberikan rehidrasi oral atau intravena jika perlu.
2. Manajemen Risiko Dehidrasi
- Intervensi: Memantau tanda-tanda dehidrasi, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dan memberikan asupan cairan sesuai kebutuhan.
3. Manajemen Nyeri
- Intervensi: Melakukan pengkajian nyeri, memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, serta memantau efektivitasnya.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Observasi dan pemantauan terkait diare, risiko dehidrasi, dan nyeri.
2. Pemberian cairan oral atau intravena untuk rehidrasi.
3. Pemberian obat-obatan sesuai indikasi (misal, antidiare, antiemetik, analgesik).
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen diare, pencegahan dehidrasi, dan penanganan nyeri.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, farmasis) untuk penanganan yang komprehensif.
Pemantauan dan Evaluasi:
1. Penurunan frekuensi dan perubahan konsistensi diare.
2. Tanda-tanda vital dan status hidrasi stabil.
3. Penurunan intensitas nyeri yang dirasakan.
4. Pasien dan keluarga dapat melakukan manajemen mandiri yang efektif.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda alami. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 1710 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosis Keperawatan (SDKI):
1. Diare (00013): Pengeluaran feses cair yang terjadi secara tiba-tiba dan terus-menerus, disertai dengan perdarahan.
2. Pembatasan cairan (00027): Ketidakmampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Gangguan nutrisi: asupan kurang dari kebutuhan tubuh (00002): Asupan makanan dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Intoleransi aktivitas (00092): Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan yang dirasakan.
Penjelasan Singkat (SDKI, SLKI, SIKI):
1. Diare (00013):
- SDKI: Pengeluaran feses cair yang terjadi secara tiba-tiba dan terus-menerus, disertai dengan perdarahan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi diare, seperti pemantauan tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit, diet sesuai kondisi, dan terapi farmakologis.
- SIKI: Kegiatan perawat dalam mengatasi diare, seperti pengkajian, perawatan, evaluasi, dan edukasi terkait pencegahan dan penanganan diare.
2. Pembatasan cairan (00027):
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi pembatasan cairan, seperti pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan sesuai kebutuhan, dan penanganan komplikasi.
- SIKI: Kegiatan perawat dalam mengatasi pembatasan cairan, seperti pengkajian, perawatan, evaluasi, dan edukasi terkait pentingnya keseimbangan cairan.
3. Gangguan nutrisi: asupan kurang dari kebutuhan tubuh (00002):
- SDKI: Asupan makanan dan cairan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan nutrisi, seperti pemantauan status nutrisi, pemberian diet sesuai kondisi, dan kolaborasi dengan ahli gizi.
- SIKI: Kegiatan perawat dalam mengatasi gangguan nutrisi, seperti pengkajian, perawatan, evaluasi, dan edukasi terkait kebutuhan nutrisi.
4. Intoleransi aktivitas (00092):
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat kelelahan yang dirasakan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi intoleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan fisioterapi.
- SIKI: Kegiatan perawat dalam mengatasi intoleransi aktivitas, seperti pengkajian, perawatan, evaluasi, dan edukasi terkait manajemen aktivitas. -
Article No. 1711 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan volume cairan (SDKI) berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit melalui saluran cerna (SLKI) yang ditandai dengan nyeri perut, mual, perut kembung, penurunan berat badan, dan edema ekstremitas bawah (SIKI).
2. Gangguan integritas kulit (SDKI) berhubungan dengan perubahan metabolisme (SLKI) yang ditandai dengan kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, serta spider nevi (SIKI).
3. Penurunan curah jantung (SDKI) berhubungan dengan penurunan volume darah efektif (SLKI) yang ditandai dengan tekanan darah rendah, nadi cepat, sesak napas, dan edema tungkai (SIKI).
4. Penurunan intake nutrisi (SDKI) berhubungan dengan anoreksia dan mual (SLKI) yang ditandai dengan penurunan berat badan dan makan hanya ¼ porsi (SIKI).
5. Nyeri (SDKI) berhubungan dengan proses penyakit di abdomen (SLKI) yang ditandai dengan nyeri perut kanan atas, nyeri dada saat aktivitas, dan skala nyeri 4-6 (SIKI).
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman dalam menetapkan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan pedoman untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagnosa keperawatan dan penjelasannya di atas berdasarkan Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan Indonesia yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 1712 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus ini, saya dapat mengidentifikasi beberapa diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, disertai dengan penjelasan singkatnya:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
Penjelasan: Pasien mengalami nyeri perut kanan atas dengan skala nyeri 4-6, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat. Nyeri ini dapat disebabkan oleh penyakit hati atau gangguan gastrointestinal.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Pasien mengalami sesak napas, lemah, dan tidak dapat makan serta minum dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan intoleransi aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan: Pasien mengalami penurunan berat badan dari 60 kg menjadi 55 kg dalam 3 hari, mual, tidak nafsu makan, dan hanya dapat makan 1/4 porsi.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Eliminasi: Diare
Penjelasan: Pasien mengalami buang air besar (BAB) berdarah kehitaman, berbau khas, dan konsistensi cair.
5. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan: Pasien mengalami edema pada kedua tungkai bawah, kulit kering, dan adanya spider nevi, yang dapat menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer.
6. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Gambar Diri
Penjelasan: Pasien mengalami perubahan pada penampilannya, seperti warna kulit kuning, perut buncit dan membengkak, serta penurunan berat badan yang dapat mempengaruhi citra dirinya.
7. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
Penjelasan: Pasien memiliki riwayat sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng, serta penurunan status imunitas yang ditandai dengan peningkatan leukosit, sehingga berisiko mengalami infeksi.
Penerapan SDKI-SLKI-SIKI dalam kasus ini dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif dan memberikan intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 1713 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat mengidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan kondisi pasien tersebut. Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Diare
- SDKI: Perubahan pola defekasi yang ditandai dengan frekuensi buang air besar yang meningkat, konsistensi cair, dan volume yang berlebihan.
- SLKI: Intervensi untuk memulihkan pola eliminasi usus yang efektif.
- SIKI: Tindakan untuk mengembalikan pola eliminasi usus yang efektif.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk memulihkan status nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Tindakan untuk memulihkan status nutrisi yang adekuat.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan perfusi jaringan perifer
- SDKI: Pengurangan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
- SLKI: Intervensi untuk meningkatkan perfusi jaringan perifer.
- SIKI: Tindakan untuk meningkatkan perfusi jaringan perifer.
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung terus-menerus.
- SLKI: Intervensi untuk mengelola nyeri kronis.
- SIKI: Tindakan untuk mengelola nyeri kronis.
5. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
- SDKI: Sensasi terus-menerus dan menetap akan kurangnya energi fisik dan mental untuk melakukan aktivitas.
- SLKI: Intervensi untuk memulihkan energi fisik dan mental.
- SIKI: Tindakan untuk memulihkan energi fisik dan mental.
Demikian beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan untuk kondisi pasien tersebut. Diagnosa lainnya mungkin juga dapat ditambahkan sesuai dengan analisis yang lebih mendalam terhadap kondisi pasien. -
Article No. 1714 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditegakkan beberapa diagnosa keperawatan pada pasien, beserta penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Manajemen energi, Manajemen disfungsi neurologis.
2. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: Perasaan tidak nyaman dan keinginan untuk muntah.
- SLKI: Pasien bebas dari mual.
- SIKI: Manajemen mual, Manajemen nutrisi.
3. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Intake Nutrisi
- SDKI: Asupan makanan dan cairan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang diinginkan.
- SIKI: Manajemen nutrisi, Manajemen obesitas.
4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Eliminasi Gastrointestinal
- SDKI: Penyimpangan pada pengeluaran feses dan/atau gas yang menimbulkan ketidaknyamanan.
- SLKI: Pola eliminasi feses kembali normal.
- SIKI: Manajemen eliminasi, Manajemen diare.
5. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
- SLKI: Pasien bebas dari nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, Manajemen gejala.
6. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan
- SDKI: Ketidakseimbangan antara masukan dan pengeluaran cairan.
- SLKI: Keseimbangan cairan terpelihara.
- SIKI: Manajemen cairan, Terapi cairan.
Penjelasan singkat untuk setiap diagnosa keperawatan di atas dapat disesuaikan dengan kondisi pasien dan rencana asuhan keperawatan yang diperlukan. -
Article No. 1715 | 09 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan berak darah. Hasil wawancara didapatkan pasien mengeluh mual, tidak napsu makan, badan lemas, perut kembung dan membengkak sejak pertama dirawat, napas sesak sehingga tidak bisa makan dan minum dalam jumlah yang banyak, sakit kepala, batuk. BAB berdarah kehitaman, berbau khas, konsistensi cair, mata kuning, nyeri perut kanan atas, lingkar perut 106 cm, BB menurun dari 60 kg ke 55 kg dalam 3 hari. Klien pernah Masuk Rumah Sakit (MRS) dengan kasus yang sama 4 kali (2001, 2004, 2007 dan 2009). Klien memiliki kebiasaan sering mengkonsumsi jamu-jamuan dan kraktingdeng. Pekerjaan sopir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24x/menit; cepat dangkal, Rh +/+, pleural friction rub -/+, batuk produktif, sputum putih cair, sesak, jalan nafas ada sumbatan, O2 3 lpm. TD=90/70 mmHg, N=80 x/mnt, S=37.5C, conjungtiva anemis, nyeri dada saat aktivitas seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6, oedema dorsal pedis. Sakit kepala (kepala pusing). Perut buncit, kembung, tegang, lingkar perut 106 cm, hepar tidak teraba, ada spider nevy, shiftness dulness positif, bising usus lemah, hepar teraba 3 jari di kuadran kanan atas, mual, makan ¼ porsi, 2 hari yang lalu BAB cair hitam, lidah kotor, mukosa bibir kering, caries, stomatitis. Urine kuning pekat, 470 cc/hari. Edema kedua tungkai bawah. Kulit kering, kulit perut tegang dan mengkilap, spider nevi positif, kulit warna kuning Hasil laboratorium: Haemoglobin 9 gr%, haematocrit 26%, albumin 1.5 gr%, leukosit Peningkatan: leukosit, trombosit, SGOT, ureum, kreatinin, kalium, protein total, globulin, bilirubin total dan direct Pungsi ascites: hipokondria kanan 6000 cc, mengandung sedikit sel leukosit PMN, sel limfosit dan sel mesotel tampak tanda keganasan. Analisa cairan ascites: jumlah sel limfosit 420 U/L, PMN 30%, MN 70, protein 1100 mg%, chloride 103 mg%, glukosa 173 mg%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan edema, perubahan warna kuning, dan kekeringan kulit.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan intake makanan yang tidak adekuat.
3. Penurunan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare berdarah.
4. Nyeri Kronis berhubungan dengan pembesaran hepar, ascites, dan edema.
5. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan sesak napas dan penurunan ekspansi dada.
6. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Integritas Kulit: Kerusakan pada kulit dan lapisan di bawahnya.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Asupan zat gizi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Penurunan Volume Cairan: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
4. Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
5. Gangguan Pola Napas: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
6. Risiko Infeksi: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit: Pemulihan dan pemeliharaan struktur dan fungsi kulit.
2. Status Gizi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
3. Keseimbangan Cairan: Keseimbangan antara intake dan output cairan.
4. Manajemen Nyeri: Pengendalian rasa nyeri yang dialami.
5. Pola Napas: Kemampuan untuk bernapas dengan efektif.
6. Pencegahan Infeksi: Upaya untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka: Tindakan untuk memulihkan integritas kulit.
2. Manajemen Nutrisi: Tindakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3. Manajemen Cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengendalikan rasa nyeri.
5. Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk mempertahankan jalan napas.
6. Pencegahan Infeksi: Tindakan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.