Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18054 | 31 May 2025
Klinis : sesak, kepala pusing, nyeri uluh hati, kedua kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Sesak Napas berhubungan dengan gangguan fungsi pernafasan.
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernafas dengan nyaman.
2. Pusing berhubungan dengan gangguan perfusi serebral.
Definisi: Sensasi berputar atau tidak seimbang di kepala.
3. Nyeri pada Uluh Hati berhubungan dengan gangguan fungsi kardiovaskular.
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah uluh hati.
4. Edema pada Kedua Kaki berhubungan dengan gangguan fungsi kardiovaskular.
Definisi: Akumulasi cairan yang berlebihan di dalam ruang interstisial yang menyebabkan pembengkakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Sesak Napas: Pasien menunjukkan pola nafas yang normal, tidak ada tanda-tanda sesak napas.
2. Pusing: Pasien melaporkan tidak ada lagi rasa pusing atau berputar di kepala.
3. Nyeri pada Uluh Hati: Pasien melaporkan nyeri pada uluh hati hilang atau berkurang.
4. Edema pada Kedua Kaki: Pasien menunjukkan pengurangan bengkak pada kedua kaki.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Sesak Napas:
a. Pantau tanda-tanda vital (frekuensi napas, saturasi oksigen, tekanan darah).
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang benar.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi sesuai kebutuhan.
2. Pusing:
a. Kaji penyebab pusing (gangguan perfusi serebral, dehidrasi, efek obat, dll).
b. Anjurkan pasien untuk beristirahat dan mengubah posisi secara perlahan.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi sesuai kebutuhan.
3. Nyeri pada Uluh Hati:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas).
b. Berikan manajemen nyeri yang sesuai (farmakologis dan non-farmakologis).
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemeriksaan penunjang dan pemberian terapi sesuai kebutuhan.
4. Edema pada Kedua Kaki:
a. Kaji tanda-tanda edema (lokasi, derajat, pitting).
b. Anjurkan pasien untuk melakukan elevasi ekstremitas dan menghindari berdiri terlalu lama.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi diuretik atau obat lain sesuai kebutuhan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan. -
Article No. 18055 | 31 May 2025
Klinis : nyeri dada
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi nyeri dada, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.4
- Deskripsi: Nyeri dada, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.52
- Deskripsi: Elektrokardiografi [EKG] rutin
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R07.4 (Nyeri dada, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan keluhan nyeri dada yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori lain, seperti angina pektoris atau infark miokard. Kode ini digunakan ketika gejala nyeri dada tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit jantung koroner atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 89.52 (Elektrokardiografi [EKG] rutin) adalah kode prosedur yang dapat digunakan untuk tindakan pemeriksaan EKG yang dilakukan sebagai bagian dari evaluasi pasien dengan keluhan nyeri dada. EKG merupakan salah satu pemeriksaan diagnostik utama untuk menilai kondisi jantung dan mengidentifikasi penyebab nyeri dada.
Dalam pendokumentasian medis, kode-kode ini digunakan oleh dokter, perekam medis, dan profesional kesehatan lainnya untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur terkait dengan kondisi nyeri dada pasien. Penggunaan kode yang tepat membantu dalam proses pengkodean, penagihan, dan analisis data epidemiologi dan statistik kesehatan. -
Article No. 18056 | 31 May 2025
Klinis : nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri dada:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tingkat nyeri terkendali (1605)
Definisi: Tingkat pengurangan rasa sakit yang dialami oleh individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan rasa sakit pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien.
Berdasarkan kondisi nyeri dada yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut (00132). Diagnosa ini menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial di area dada.
Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah Tingkat nyeri terkendali (1605), di mana pasien dapat mengalami pengurangan rasa sakit yang dialami hingga berada pada tingkat yang dapat diterima. Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen nyeri (1400), yaitu upaya pengurangan rasa sakit pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien. -
Article No. 18057 | 31 May 2025
Klinis : nausea
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi terkait diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi nausea, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Kode: 00134
Definisi: Sensasi subjektif yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00134
Definisi: Sensasi subjektif yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 0134
Judul: Kontrol Mual
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan sensasi mual yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan atau perut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 0134
Judul: Manajemen Mual
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi mual yang tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan atau perut.
Sebagai perawat pakar, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan "Mual (Nausea)" merupakan kondisi di mana pasien mengalami sensasi tidak menyenangkan di bagian belakang tenggorokan atau perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi yang lebih rinci. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menjelaskan tentang kemampuan individu untuk mengendalikan sensasi mual, sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan panduan terkait serangkaian tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi mual. -
Article No. 18058 | 31 May 2025
Klinis : nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait kondisi **nyeri dada** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **D.0021** – **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
**Faktor yang Berhubungan dengan Nyeri Dada:**
- Iskemia miokard (misalnya: angina pektoris, infark miokard).
- Inflamasi (misalnya: perikarditis, pleuritis).
- Trauma atau iritasi muskuloskeletal (misalnya: costochondritis).
- Gangguan gastrointestinal (misalnya: refluks gastroesofageal).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **L.14021** – **Tingkat Nyeri Terkontrol**
**Indikator:**
- Skala nyeri menurun (dari skala 7-10 menjadi ?4).
- Ekspresi wajah rileks/tidak mengerut kesakitan.
- Klien melaporkan penurunan nyeri.
- Tanda vital stabil (denyut nadi, tekanan darah, pernapasan dalam rentang normal).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **I.11021** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- **Kaji karakteristik nyeri** (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus/pereda).
- **Ajarkan teknik relaksasi** (napas dalam, distraksi, guided imagery).
- **Kolaborasi pemberian analgesik** sesuai indikasi (misalnya: nitrat untuk angina, NSAID untuk inflamasi).
- **Monitor respons fisiologis** (tekanan darah, nadi, saturasi O?).
- **Berikan posisi nyaman** (misalnya: semi-Fowler jika terkait pernapasan).
---
### **Catatan Akademis**
- **SDKI, SLKI, SIKI** merupakan standar berbasis **evidence-based practice** yang digunakan untuk pendokumentasian asuhan keperawatan di Indonesia.
- **Nyeri dada** memerlukan **assesmen mendalam** untuk membedakan penyebab kardiak (misalnya: sindrom koroner akut) dan non-kardiak (misalnya: GERD).
- **Kode diagnosa/luaran/intervensi** memudahkan dokumentasi elektronik dan evaluasi outcome keperawatan.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk pengembangan praktik klinis atau akademik. Jika diperlukan pendalaman lebih lanjut, literatur PPNI atau *Nursing Outcomes Classification (NOC)* dan *Nursing Interventions Classification (NIC)* dapat menjadi rujukan tambahan. -
Article No. 18059 | 31 May 2025
Klinis : sesak nafas dan diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi sesak nafas dan diare, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernafas yang menimbulkan ketidakadekuatan ventilasi dan oksigenasi.
2. Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran tinja cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Kode: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernafas yang menimbulkan ketidakadekuatan ventilasi dan oksigenasi.
2. Diare (00013)
- Kode: 00013
- Definisi: Pengeluaran tinja cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif (1616)
- Kode: 1616
- Definisi: Kemampuan untuk bernafas secara adekuat dan sesuai dengan kebutuhan oksigenasi.
2. Kontrol Diare (1608)
- Kode: 1608
- Definisi: Kemampuan untuk mengatur atau mengendalikan episode diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Kode: 3140
- Definisi: Pengaturan dan pemeliharaan jalan napas terbuka untuk memaksimalkan pertukaran gas.
2. Manajemen Diare (3420)
- Kode: 3420
- Definisi: Tindakan untuk mengurangi frekuensi dan konsistensi tinja yang encer.
Sebagai pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan pola napas tidak efektif dan diare merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan pernapasan dan pencernaan. Diagnosa ini perlu ditangani secara komprehensif untuk memulihkan fungsi pernapasan dan pencernaan yang optimal. Intervensi keperawatan yang ditetapkan bertujuan untuk mempertahankan jalan napas terbuka, mencegah komplikasi, dan mengendalikan episode diare. Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dan mampu mengontrol episode diare. -
Article No. 18060 | 31 May 2025
Klinis : pasien terpasang chest tube no. 20 di dada kiri dengan sinapi 1000, terfixasi dengan baik dengan benag t-silk 3-0 cuting. dengan lokal anestesi. tidak terlihat perdarahan, luka tertutu dengan kasa steril dan hypafix tidak ada rembesan haemodinamik: TD : 90/70 mmHg ND : 90 x/mnt RR : 18 x/mnt SAT: 98%
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J95.811
- Deskripsi: Komplikasi setelah pemasangan tabung dada
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 34.04
- Deskripsi: Pemasangan tabung dada (chest tube) untuk drainase
Penjelasan:
Pasien ini memiliki kondisi yang sesuai dengan Kode ICD-10 J95.811, yaitu komplikasi setelah pemasangan tabung dada (chest tube) di dada kiri. Tabung dada (chest tube) digunakan untuk drainase, yang sesuai dengan Kode ICD-9-CM 34.04.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien terpasang chest tube no. 20 di dada kiri dengan fiksasi yang baik menggunakan benang t-silk 3-0 cuting, dan dilakukan dengan anestesi lokal. Tidak ada tanda-tanda perdarahan, luka tertutup dengan kasa steril dan hypafix, serta tidak ada rembesan. Kondisi hemodinamik pasien stabil dengan TD 90/70 mmHg, nadi 90 x/menit, RR 18 x/menit, dan saturasi oksigen 98%. -
Article No. 18061 | 31 May 2025
Klinis : pasien terpasang chest tube no. 20 di dada kiri dengan sinapi 1000, terfixasi dengan baik dengan benag t-silk 3-0 cuting. dengan lokal anestesi. tidak terlihat perdarahan, luka tertutu dengan kasa steril dan hypafix tidak ada rembesan haemodinamik: TD : 90/70 mmHg ND : 90 x/mnt RR : 18 x/mnt SAT: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI dengan kodenya:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Pertukaran Gas
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00030
Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada tingkat alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00401
Definisi: Status pertukaran gas pada tingkat alveolar-kapiler yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00030
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan pertukaran gas.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00701
Definisi: Status perdarahan yang terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya perdarahan.
Penjelasan singkat:
1. Risiko Gangguan Pertukaran Gas:
Pasien dengan pemasangan chest tube berisiko mengalami gangguan pertukaran gas, sehingga diperlukan pemantauan dan intervensi keperawatan untuk menjaga oksigenasi yang optimal.
2. Risiko Perdarahan:
Pasien dengan pemasangan chest tube juga berisiko mengalami perdarahan, sehingga diperlukan pemantauan dan intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan perdarahan.
Diagnosa keperawatan lain yang mungkin muncul berdasarkan kondisi pasien adalah Nyeri Akut, yang berkaitan dengan prosedur pemasangan chest tube. -
Article No. 18062 | 31 May 2025
Klinis : pasien terpasang chest tube no. 20 di dada kiri dengan sinapi 1000, terfixasi dengan baik dengan benag t-silk 3-0 cuting. dengan lokal anestesi. tidak terlihat perdarahan, luka tertutu dengan kasa steril dan hypafix tidak ada rembesan haemodinamik: TD : 90/70 mmHg ND : 90 x/mnt RR : 18 x/mnt SAT: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien:**
Pasien dengan *chest tube* no. 20 di dada kiri terpasang dengan sinapi 1000, terfiksasi baik menggunakan benang *T-silk 3-0 cutting*, anestesi lokal. Tidak ada perdarahan, luka tertutup kasa steril dan *hypafix*, tidak ada rembesan.
**Hemodinamik:**
- TD: 90/70 mmHg
- Nadi: 90 x/menit
- RR: 18 x/menit
- SpO?: 98%
---
### **Diagnosa Keperawatan (SDKI) dan Intervensi (SIKI) yang Relevan**
#### **1. Gangguan Pertukaran Gas (SDKI: 00030)**
**Definisi:**
Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida secara adekuat pada tingkat alveolar-kapiler.
**Faktor yang Mendukung:**
- Adanya *chest tube* dapat memengaruhi ekspansi paru.
- Tekanan darah rendah (hipotensi) dapat mengurangi perfusi jaringan.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
- **Memantau Fungsi Pernapasan (SIKI: 3350)**
- Observasi frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
- Pantau saturasi oksigen dan tanda distress pernapasan.
- **Manajemen Jalan Napas (SIKI: 3140)**
- Pastikan *chest tube* berfungsi dengan baik, tidak ada obstruksi.
- Ajarkan teknik napas dalam untuk optimalisasi ventilasi.
---
#### **2. Risiko Infeksi (SDKI: 00004)**
**Definisi:**
Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
**Faktor yang Mendukung:**
- Adanya luka insersi *chest tube* meskipun tertutup kasa steril.
- Prosedur invasif meningkatkan risiko kontaminasi.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
- **Perawatan Luka (SIKI: 3660)**
- Ganti balutan sesuai protokol steril.
- Observasi tanda infeksi (kemerahan, bengkak, nanah).
- **Pencegahan Infeksi (SIKI: 6550)**
- Cuci tangan sebelum dan setelah prosedur.
- Gunakan *aseptic technique* saat merawat *chest tube*.
---
#### **3. Nyeri Akut (SDKI: 00132)**
**Definisi:**
Pengalaman sensori dan emosional tidak nyaman akibat kerusakan jaringan, dengan durasi ? 3 bulan.
**Faktor yang Mendukung:**
- Prosedur pemasangan *chest tube* dengan anestesi lokal dapat menimbulkan nyeri pasca-prosedur.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
- **Manajemen Nyeri (SIKI: 1400)**
- Observasi skala nyeri (skala 0-10).
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Posisikan pasien nyaman untuk mengurangi tarikan pada *chest tube*.
---
#### **4. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan (SDKI: 00204)**
**Definisi:**
Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan akibat gangguan sirkulasi.
**Faktor yang Mendukung:**
- Tekanan darah rendah (90/70 mmHg) menunjukkan risiko perfusi tidak adekuat.
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
- **Pemantauan Hemodinamik (SIKI: 4200)**
- Pantau tekanan darah, nadi, dan capillary refill time.
- Observasi tanda syok (pucat, kulit dingin, penurunan kesadaran).
---
### **Catatan Tambahan:**
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** dapat disesuaikan dengan tujuan intervensi, misalnya:
- **SLKI 0301:** Pertukaran gas membaik (SpO? ? 95%, tidak ada sesak).
- **SLKI 0401:** Tidak ada tanda infeksi (luka bersih, tidak demam).
- **SLKI 1321:** Nyeri terkontrol (skala nyeri ? 3).
Semua intervensi harus didokumentasikan sesuai standar PPNI dan dievaluasi secara berkala.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan sistem dokumentasi klinis).* -
Article No. 18063 | 31 May 2025
Klinis : pasien terpasang chest tube no. 20 di dada kiri dengan sinapi 1000, terfixasi dengan baik dengan benag t-silk 3-0 cuting. dengan lokal anestesi. tidak terlihat perdarahan, luka tertutu dengan kasa steril dan hypafix tidak ada rembesan haemodinamik: TD : 90/70 mmHg ND : 90 x/mnt RR : 18 x/mnt SAT: 98%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan data yang diberikan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Pertukaran Gas** (Kode: **00030**)
**Definisi**: Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh akibat gangguan pada fungsi paru atau sistem pernapasan.
**Faktor yang Berhubungan**:
- Adanya pemasangan *chest tube* (drainase toraks) yang dapat memengaruhi ventilasi dan perfusi paru.
- Tekanan darah rendah (hipotensi: TD 90/70 mmHg) dapat mengurangi perfusi jaringan.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kemampuan Bernapas** (Kode: **0401**)
**Kriteria Evaluasi**:
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (18x/menit).
- Saturasi oksigen stabil (?95%).
- Tidak ada tanda distress pernapasan.
**Kestabilan Hemodinamik** (Kode: **0601**)
**Kriteria Evaluasi**:
- Tekanan darah dalam batas normal (?90/60 mmHg).
- Denyut nadi stabil (60–100x/menit).
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Manajemen Jalan Napas** (Kode: **3140**)
**Tindakan**:
- Memantau fungsi *chest tube* (patensi, drainase, dan fiksasi).
- Memastikan tidak ada obstruksi atau kebocoran pada sistem drainase.
**Manajemen Nyeri** (Kode: **1400**)
**Tindakan**:
- Evaluasi tingkat nyeri (skala 0–10) meskipun pasien mendapat anestesi lokal.
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan.
**Pemantauan Hemodinamik** (Kode: **4150**)
**Tindakan**:
- Pemantauan tekanan darah, nadi, dan saturasi oksigen secara berkala.
- Observasi tanda syok atau perdarahan.
**Perawatan Luka** (Kode: **3660**)
**Tindakan**:
- Ganti balutan steril sesuai protokol.
- Observasi tanda infeksi (kemerahan, bengkak, nanah).
---
### **Catatan Tambahan**
- **SDKI 00030** dipilih karena pemasangan *chest tube* berisiko mengganggu pertukaran gas, terutama jika ada penumpukan cairan atau udara di rongga pleura.
- **SLKI 0401 dan 0601** menjadi fokus untuk memastikan stabilitas pernapasan dan sirkulasi.
- **SIKI 3140 dan 4150** adalah intervensi utama untuk memantau fungsi *chest tube* dan kondisi hemodinamik.
Jika ada perubahan kondisi (misalnya perdarahan atau penurunan saturasi oksigen), diagnosa dan intervensi dapat disesuaikan lebih lanjut.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumentasi keperawatan.)*