Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20017 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas, batuk kering, panas dingin dengan hasil TD: 109/71 mmHg N: 107x/menit S: 36,8 derajat celcius R: 20x/menit SpO2: 96%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan dan dibutuhkan pada tingkat yang diharapkan
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat
3. Hipertermia (00007)
SDKI: Suhu tubuh di atas kisaran normal yang berkaitan dengan peningkatan produksi panas atau gangguan mekanisme pengaturan suhu
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
SDKI: Kode 00092
SLKI: Mobilitas (MOB)
SIKI: Manajemen Energi (ME)
2. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
SDKI: Kode 00032
SLKI: Pernafasan (PER)
SIKI: Manajemen Jalan Napas (MJN)
3. Hipertermia (00007)
SDKI: Kode 00007
SLKI: Termoregulasi (TRM)
SIKI: Manajemen Hipertermia (MHT)
Dengan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu mengeluh lemas, batuk kering, panas dingin, dengan tanda-tanda vital TD: 109/71 mmHg, HR: 107x/menit, Suhu: 36,8°C, RR: 20x/menit, dan SpO2: 96%, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, Pola Napas Tidak Efektif, dan Hipertermia. -
Article No. 20018 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan batuk kering
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk kering (tanpa dahak) adalah gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi saluran pernapasan, iritasi saluran pernapasan, atau penyakit paru-paru. Kode ICD-10 R05 mencakup batuk umum, tanpa menyebutkan penyebabnya secara spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk batuk kering.
- Deskripsi: Dalam kasus batuk kering, tidak ada tindakan medis yang dilakukan secara rutin. Penanganan biasanya terfokus pada mengatasi penyebab batuk, seperti memberikan obat-obatan simptomatik, terapi pernapasan, atau penanganan kondisi yang mendasarinya.
Jadi, dalam kasus pasien dengan keluhan batuk kering, kode ICD-10 yang sesuai adalah R05 (Batuk), dan tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Penanganan selanjutnya akan bergantung pada penyebab batuk kering yang ditemukan setelah dilakukan evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis. -
Article No. 20019 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan panas dingin
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "pasien mengatakan panas dingin" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
- Kode R50.9 dalam ICD-10 digunakan untuk menggambarkan kondisi demam atau panas yang dilaporkan oleh pasien, tetapi tidak terdapat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi penyebab yang spesifik.
- Gejala panas dingin yang dilaporkan oleh pasien dapat menjadi bagian dari manifestasi klinis dari berbagai kondisi medis, seperti infeksi, gangguan metabolik, atau kondisi lainnya. Oleh karena itu, kode R50.9 digunakan sebagai diagnosis sementara untuk menggambarkan keluhan umum ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur ICD-9-CM yang spesifik untuk gejala panas dingin.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur medis yang terkait secara langsung dengan gejala panas dingin. Manajemen lebih cenderung berfokus pada identifikasi dan penanganan penyebab mendasar.
Penjelasan:
- Gejala panas dingin umumnya tidak memerlukan tindakan medis yang spesifik. Penatalaksanaan lebih terfokus pada evaluasi, diagnosis, dan pengobatan penyebab dasar yang menimbulkan gejala tersebut.
- Prosedur yang mungkin dilakukan tergantung pada hasil pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan oleh dokter, seperti pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium, pencitraan, atau intervensi terapi lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 20020 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sakit kepala bagian belakang dan pusing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan oleh pasien, yaitu sakit kepala bagian belakang dan pusing, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala
Penjelasan:
Kode ICD-10 R51 (Sakit kepala) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengeluhkan sakit kepala bagian belakang dan pusing. Sakit kepala adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketegangan otot, stres, dehidrasi, atau masalah medis lainnya.
Pada kasus ini, tidak ada tindakan atau prosedur medis yang secara spesifik tercatat dalam kode ICD-9-CM, karena informasi yang diberikan hanya terkait dengan gejala yang dilaporkan oleh pasien. Selanjutnya, pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter diperlukan untuk menentukan penyebab dan rencana perawatan yang sesuai. -
Article No. 20021 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas dengan tensi 95/80
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi pasien yang mengatakan lemas dengan tensi 95/80, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.81
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
Penjelasan:
- Kode R53.81 (Malaise dan fatigue) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang merasa lemas atau lelah secara umum.
- Gejala lemas atau fatigue dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti dehidrasi, anemia, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
- Tensi darah rendah (95/80 mmHg) dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap gejala lemas yang dialami pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik
- Deskripsi: Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis yang perlu dilakukan secara khusus. Penanganan akan berfokus pada evaluasi, diagnosis, dan manajemen penyebab gejala lemas yang dialami pasien.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab gejala lemas pada pasien ini, termasuk pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan diagnostik lainnya jika diperlukan. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi kondisi yang mendasari keluhan pasien. -
Article No. 20022 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sakit kepala bagian belakang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda uraikan, yaitu pasien mengeluhkan sakit kepala bagian belakang, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G44.209
- Deskripsi: Sakit kepala tidak spesifik, tidak disebabkan oleh trauma, tidak terganggu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk kondisi ini, karena tidak ada tindakan medis yang dilakukan. Pada umumnya, kondisi sakit kepala bagian belakang dapat ditangani dengan manajemen konservatif, seperti pemberian analgesik, pengompres hangat, atau terapi relaksasi.
Penjelasan:
Kode ICD-10 G44.209 merupakan kode untuk sakit kepala tidak spesifik, yang tidak disebabkan oleh trauma dan tidak terganggu. Sakit kepala bagian belakang (occipital) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketegangan otot, stres, cedera kepala, atau kondisi medis lainnya. Diagnosis yang lebih spesifik akan ditentukan setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Pada kasus ini, tidak ada tindakan medis yang spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM, karena kondisi ini umumnya dapat ditangani dengan manajemen konservatif. Penatalaksanaan dapat meliputi pemberian analgesik untuk mengurangi rasa sakit, pengompres hangat untuk relaksasi otot, serta intervensi nonfarmakologis seperti terapi relaksasi atau perubahan gaya hidup. -
Article No. 20023 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien post ORIF (Open Reduction Internal Fixation) closed fraktur distal radius dengan gips, berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SDKI: 10041 - Keterbatasan Mobilitas Fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik mandiri yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
- SLKI: 10077 - Pemulihan Mobilitas Fisik
- SIKI: 10103 - Manajemen Aktivitas
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- SDKI: 10022 - Risiko Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Risiko terjadinya gangguan struktur dan fungsi kulit yang normal.
- SLKI: 10083 - Pemulihan Integritas Kulit
- SIKI: 10110 - Perawatan Luka
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: 10017 - Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: 10066 - Pemulihan Nyeri
- SIKI: 10095 - Manajemen Nyeri
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: 10023 - Risiko Infeksi
- Definisi: Risiko terjadinya invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: 10086 - Pemulihan Infeksi
- SIKI: 10113 - Pencegahan Infeksi
Harap diingat bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi yang ditetapkan dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan penilaian perawat yang merawatnya. Selalu lakukan pengkajian yang komprehensif dan evaluasi secara berkala untuk memastikan rencana asuhan keperawatan yang tepat. -
Article No. 20024 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien post ORIF closed fraktur distal radius dengan gips:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (kode: 00132)
- SLKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dialami individu (kode: 10016)
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengenali dan mengurangi nyeri yang dialami pasien (kode: I0001)
2. Gangguan mobilitas fisik (00085)
- SDKI: Keterbatasan dalam gerakan fisik mandiri, yang diharapkan untuk tujuan tertentu, yang diinduksi oleh ketidakmatangan, ketidakmampuan, gangguan, atau lingkungan (kode: 00085)
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pergerakan individu (kode: 10011)
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fisik pasien (kode: I0002)
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204)
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer, yang dapat mengancam kesehatan (kode: 00204)
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer (kode: 10056)
- SIKI: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan sirkulasi darah ke jaringan perifer (kode: I0003)
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut: Pasien mengalami nyeri setelah tindakan ORIF dan pemasangan gips pada fraktur distal radius.
2. Gangguan mobilitas fisik: Pasien mengalami keterbatasan dalam pergerakan fisik akibat pemasangan gips dan cedera yang dialami.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer: Pasien berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ekstremitas yang terkena fraktur dan terpasang gips.
Kode-kode di atas merupakan kode diagnosa, intervensi, dan luaran yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 20025 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips, dengan format yang terstruktur seperti yang Anda minta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S52.53XA
- Deskripsi: Fraktur distal radius, tertutup, dengan satu atau lebih fragmen, initial encounter for closed fracture
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.27
- Deskripsi: Tindakan fiksasi internal tulang untuk fraktur radius atau ulna, closed reduction
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S52.53XA menunjukkan diagnosis fraktur distal radius yang tertutup, dengan satu atau lebih fragmen, pada kunjungan awal (initial encounter) untuk fraktur tertutup.
2. Kode ICD-9-CM 84.27 menunjukkan tindakan fiksasi internal tulang untuk fraktur radius atau ulna, dengan reduksi tertutup. Hal ini sesuai dengan tindakan pemberian gips yang dilakukan pada pasien setelah prosedur ORIF (Open Reduction Internal Fixation) untuk fraktur distal radius. -
Article No. 20026 | 24 Jul 2025
Klinis : Pasien post orif closed fraktur distal radius terpasang gips
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien post-ORIF (Open Reduction Internal Fixation) **closed fraktur distal radius terpasang gips**, sesuai dengan standar **PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)** dalam format akademis/pakar:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.3** – **Nyeri Akut**
**Definisi**: Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, dengan potensi atau aktual durasi ?3 bulan.
**Faktor Penyebab**:
- Trauma jaringan (fraktur distal radius).
- Prosedur bedah (ORIF) dan pemasangan gips.
**Kode DX.5.1** – **Risiko Infeksi**
**Definisi**: Peningkatan kerentanan terhadap invasi patogen, berpotensi membahayakan kesehatan.
**Faktor Risiko**:
- Luka insisi bedah ORIF.
- Imobilisasi gips (risiko kelembaban/iritasi kulit).
**Kode DX.3.1** – **Gangguan Mobilitas Fisik**
**Definisi**: Keterbatasan kemampuan untuk bergerak secara mandiri atau terbatasnya rentang gerak.
**Faktor Penyebab**:
- Imobilisasi gips pada ekstremitas atas.
- Nyeri dan edema pasca-operasi.
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Untuk Nyeri Akut (DX.1.3)**:
- **Kode LO.1.3.1**: Tingkat nyeri terkontrol (skala nyeri ?3 dari 10).
- **Kode LO.1.3.2**: Pasien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (misal: relaksasi napas dalam).
**Untuk Risiko Infeksi (DX.5.1)**:
- **Kode LO.5.1.1**: Tidak ada tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, functio laesa).
- **Kode LO.5.1.3**: Pasien memahami tanda-tanda infeksi dan tindakan pencegahan.
**Untuk Gangguan Mobilitas Fisik (DX.3.1)**:
- **Kode LO.3.1.1**: Peningkatan rentang gerak sendi sesuai toleransi.
- **Kode LO.3.1.4**: Pasien mampu melakukan ADL (Activity of Daily Living) dengan adaptasi.
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Untuk Nyeri Akut (DX.1.3)**:
- **Kode I.1.3.1**: Administrasi analgesik sesuai protokol (misal: parasetamol/NSAID).
- **Kode I.1.3.4**: Ajarkan teknik distraksi atau relaksasi.
**Untuk Risiko Infeksi (DX.5.1)**:
- **Kode I.5.1.1**: Perawatan luka insisi steril dan monitoring tanda infeksi.
- **Kode I.5.1.3**: Edukasi perawatan gips (hindari basah, jaga kebersihan kulit).
**Untuk Gangguan Mobilitas Fisik (DX.3.1)**:
- **Kode I.3.1.2**: Latihan ROM (Range of Motion) aktif-pasif pada area non-terimobilisasi.
- **Kode I.3.1.5**: Bantu pasien dalam ADL (misal: makan, berpakaian).
---
### **Catatan Akademis/Pakar**:
1. **Prioritas Intervensi**: Manajemen nyeri dan pencegahan infeksi adalah prioritas utama pada fase awal post-ORIF.
2. **Evaluasi Gips**: Pantau tanda kompartemen syndrome (nyeri hebat, pucat, parastesia) sebagai komplikasi gips.
3. **Edukasi**: Tekankan pentingnya follow-up radiologi untuk evaluasi penyembuhan fraktur.
Semua kode dan definisi mengacu pada **buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi Terbaru PPNI**. Untuk penulisan lengkap, sertakan **asesmen mandiri perawat** (misal: skala nyeri, inspeksi luka) sebagai dasar klinis diagnosa.
**Referensi**:
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Jakarta: PPNI.
Format ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi keperawatan atau penelitian klinis.