Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20007 | 24 Jul 2025
Klinis : DS: - Tn.E mengatakan masih merokok, meskipun frekuensinya telah berkurang. - Keluarga mengatakan bahwa pola makan Tn. E masih belum teratur dan masih mengonsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa. - Keluarga mengatakan bahwa pola makan seluruh anggota keluarga terkadang tidak teratur, dan masih mengonsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa. - Tn.E mengatakan ia jarang berolahraga dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan status kesehatan. - Keluarga mengatakan bahwa jika ada anggota keluarga sakit, mereka segera membawa ke puskesmas. DO : - Kebiasaan merokok Tn. E masih berlangsung. - Keluarga jarang memeriksakan penyakit ke pelayanan kesehatan, hanya ketika sakit saja ke pelayanan kesehatan. - Ny. J tampak masak yang bersantan, bermbumbu, bergaram. - Keluarga Tn.E tampak antusias dengan pembahasan mengenai peningkatan kesehatanya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
DS: Tn. E masih merokok meskipun frekuensinya berkurang, pola makan keluarga belum teratur dan masih mengonsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa, Tn. E jarang berolahraga.
DO: Kebiasaan merokok Tn. E masih berlangsung, keluarga jarang memeriksakan penyakit ke pelayanan kesehatan, hanya ketika sakit saja, Ny. J tampak memasak makanan yang bersantan, bermbumbu, bergaram.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi
DS: Keluarga mengatakan bahwa pola makan seluruh anggota keluarga terkadang tidak teratur, dan masih mengonsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa.
DO: Ny. J tampak memasak makanan yang bersantan, bermbumbu, bergaram.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko kesehatan.
- Pasien dan keluarga dapat memodifikasi gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan.
- Pasien dan keluarga dapat menggunakan layanan kesehatan secara efektif.
2. Keseimbangan Nutrisi
- Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang sesuai.
- Pasien dan keluarga dapat memodifikasi pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
- Pasien dan keluarga dapat mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
- Edukasi tentang faktor risiko kesehatan, seperti merokok, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
- Konseling untuk memotivasi pasien dan keluarga dalam memodifikasi gaya hidup, seperti berhenti merokok, mengatur pola makan yang sehat, dan meningkatkan aktivitas fisik.
- Fasilitasi penggunaan layanan kesehatan, seperti membantu pasien dan keluarga dalam membuat janji, mengikuti jadwal pemeriksaan, dan memahami informasi kesehatan.
2. Keseimbangan Nutrisi
- Edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai, termasuk asupan garam, lemak, dan zat aditif.
- Konseling untuk membantu pasien dan keluarga dalam memodifikasi pola makan, seperti mengurangi konsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa.
- Monitoring status nutrisi pasien dan keluarga, serta memberikan rekomendasi untuk mempertahankan status nutrisi yang optimal.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas bertujuan untuk memberikan panduan yang komprehensif bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk meningkatkan kesehatan pasien dan keluarga. -
Article No. 20008 | 24 Jul 2025
Klinis : DS: - Tn.E mengatakan masih merokok, meskipun frekuensinya telah berkurang. - Keluarga mengatakan bahwa pola makan Tn. E masih belum teratur dan masih mengonsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa. - Keluarga mengatakan bahwa pola makan seluruh anggota keluarga terkadang tidak teratur, dan masih mengonsumsi makanan tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa. - Tn.E mengatakan ia jarang berolahraga dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan status kesehatan. - Keluarga mengatakan bahwa jika ada anggota keluarga sakit, mereka segera membawa ke puskesmas. DO : - Kebiasaan merokok Tn. E masih berlangsung. - Keluarga jarang memeriksakan penyakit ke pelayanan kesehatan, hanya ketika sakit saja ke pelayanan kesehatan. - Ny. J tampak masak yang bersantan, bermbumbu, bergaram. - Keluarga Tn.E tampak antusias dengan pembahasan mengenai peningkatan kesehatanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan Keluarga** *(Kode: D.0018)*
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data subjektif dan objektif, keluarga Tn. E menunjukkan pola perilaku kesehatan yang kurang optimal, meliputi kebiasaan merokok, konsumsi makanan tidak sehat (tinggi garam, bersantan, dan berpenyedap rasa), serta kurangnya aktivitas fisik. Meskipun ada kesadaran untuk mencari pertolongan kesehatan saat sakit, upaya pencegahan dan promosi kesehatan masih minim.
---
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode D.0018:** *Risiko Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan Keluarga*
- **Definisi:** Keluarga berisiko tidak mampu mengidentifikasi, mengelola, atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan akibat kurangnya pengetahuan, motivasi, atau sumber daya.
---
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode L.0803:** *Perilaku Kesehatan Keluarga*
- **Kriteria Evaluasi:**
1. Keluarga mampu mengidentifikasi faktor risiko kesehatan.
2. Keluarga menerapkan pola makan seimbang dan mengurangi konsumsi garam/santan.
3. Keluarga meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi kebiasaan merokok.
4. Keluarga memanfaatkan layanan kesehatan preventif (misal: skrining rutin).
---
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
- **Kode I.11011:** *Edukasi Kesehatan*
- **Tindakan:**
1. Memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan diet tinggi garam/santan.
2. Melatih keluarga dalam perencanaan menu sehat.
3. Memotivasi keluarga untuk rutin berolahraga.
- **Kode I.13002:** *Manajemen Perilaku*
- **Tindakan:**
1. Menetapkan target pengurangan rokok secara bertahap.
2. Melibatkan keluarga dalam program kesehatan komunitas (misal: senam bersama).
---
**Catatan Akademis:**
Intervensi keperawatan harus disesuaikan dengan kesiapan perubahan keluarga (*readiness to change*) dan melibatkan seluruh anggota keluarga untuk mencapai keberlanjutan. Evaluasi luaran dapat menggunakan skala *Likert* (misal: 1–5) untuk memantau kemajuan perilaku sehat.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis)* -
Article No. 20009 | 24 Jul 2025
Klinis : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Perilaku kesehatan cenderung berisiko":
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Perilaku kesehatan cenderung berisiko" adalah "Perilaku Kesehatan Berisiko". Diagnosis ini didefinisikan sebagai "Pola perilaku yang dapat membahayakan kesehatan individu". Karakteristik definisi dari diagnosis ini meliputi:
1. Perilaku yang dapat membahayakan kesehatan, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan perilaku seksual berisiko.
2. Kesadaran yang rendah akan dampak negatif dari perilaku tersebut.
3. Kegagalan dalam mengadopsi perilaku sehat.
4. Ketidakmampuan untuk mengontrol atau mengubah perilaku berisiko.
Luaran/Output SLKI:
Luaran/output yang diharapkan setelah dilakukan asuhan keperawatan untuk kondisi "Perilaku kesehatan cenderung berisiko" adalah:
1. Perilaku Kesehatan: Perilaku Sehat
Definisi: Individu menunjukkan perilaku yang konsisten dengan mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
Indikator:
- Individu menunjukkan perilaku hidup sehat (contoh: tidak merokok, aktivitas fisik teratur, diet seimbang).
- Individu mengidentifikasi dan menghindari perilaku berisiko.
- Individu menerapkan strategi untuk mempertahankan perilaku sehat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran "Perilaku Kesehatan: Perilaku Sehat" pada kondisi "Perilaku kesehatan cenderung berisiko" meliputi:
1. Dukungan Pengambilan Keputusan
Tujuan: Membantu individu membuat keputusan terkait perilaku kesehatan yang tepat.
Aktivitas:
- Memberikan informasi kesehatan yang akurat dan komprehensif.
- Mendiskusikan dampak positif dan negatif dari perilaku sehat dan tidak sehat.
- Membantu individu mengidentifikasi tujuan dan strategi untuk mengubah perilaku.
- Mendukung individu dalam membuat keputusan terkait perilaku kesehatan.
2. Manajemen Kesehatan
Tujuan: Membantu individu mengembangkan dan mempertahankan perilaku sehat.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan.
- Membantu individu menetapkan tujuan perilaku kesehatan yang realistis.
- Mengajarkan teknik untuk mengubah dan mempertahankan perilaku sehat.
- Memantau progres individu dalam mencapai tujuan perilaku kesehatan.
- Memberikan umpan balik dan penguatan positif terhadap perubahan perilaku.
3. Konseling
Tujuan: Membantu individu mengeksplorasi dan mengatasi hambatan dalam mengubah perilaku kesehatan.
Aktivitas:
- Mendengarkan secara aktif untuk memahami perspektif dan motivasi individu.
- Membantu individu mengidentifikasi hambatan dalam mengubah perilaku.
- Memfasilitasi diskusi untuk mengembangkan strategi mengatasi hambatan.
- Mendorong individu untuk berkomitmen dalam mengubah perilaku kesehatan.
- Memberikan dukungan dan reinforcement positif selama proses perubahan.
Melalui diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu individu dengan "Perilaku kesehatan cenderung berisiko" untuk mengembangkan dan mempertahankan perilaku kesehatan yang lebih sehat. -
Article No. 20010 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan demam, pusing, lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu demam, pusing, dan lemas, kode ICD-10 yang sesuai adalah R50.9, yang merupakan kategori umum untuk demam yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Gejala-gejala tersebut dapat mencakup berbagai penyebab, seperti infeksi, dehidrasi, atau kondisi medis lainnya, dan perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga kesehatan untuk menentukan diagnosis yang lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
Pada kasus ini, tidak terdapat kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis, karena belum dilakukan pemeriksaan atau intervensi khusus. Kasus ini masih berada pada tahap pengumpulan informasi awal dan memerlukan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga kesehatan untuk menentukan langkah penatalaksanaan yang sesuai.
Secara umum, kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis akan diberikan setelah dilakukan pemeriksaan, pengujian, atau intervensi tertentu pada pasien. Kode-kode tersebut akan memberikan informasi tentang tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi pasien. -
Article No. 20011 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan demam, pusing, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengatakan demam, pusing, dan lemas.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
SLKI:
Suhu tubuh dalam batas normal (00047)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
SIKI:
Manajemen Hipertermia (4610)
Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas kisaran normal.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami hipertermia atau demam, yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal. Untuk mengatasi kondisi ini, perawat perlu melakukan manajemen hipertermia, yang meliputi tindakan-tindakan untuk menurunkan suhu tubuh pasien kembali ke dalam batas normal. Tujuannya adalah agar pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal. -
Article No. 20012 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan demam, pusing, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI**
**Kondisi Pasien:** Demam, pusing, lemas
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** 00007
**Judul:** **Hipertermia**
**Definisi:** Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.
**Penjelasan:**
Pasien melaporkan demam, yang dapat disebabkan oleh infeksi, dehidrasi, atau gangguan termoregulasi. Hipertermia memerlukan intervensi untuk menstabilkan suhu tubuh dan mencegah komplikasi.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** 0801
**Judul:** **Kontrol Suhu Tubuh**
**Indikator:**
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36–37,2°C).
- Kulit teraba hangat tanpa kemerahan berlebihan.
- Pasien melaporkan penurunan keluhan demam.
**Penjelasan:**
Tujuan intervensi adalah mencapai suhu tubuh stabil dan mengurangi gejala terkait (pusing, lemas).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** 3920
**Judul:** **Manajemen Hipertermia**
**Tindakan:**
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai protokol.
- Anjurkan asupan cairan adekuat.
- Kolaborasi pemberian antipiretik jika diperlukan.
**Kode:** 6480
**Judul:** **Edukasi Kesehatan**
**Tindakan:**
- Jelaskan penyebab demam dan tanda bahaya.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi pusing.
- Anjurkan istirahat adekuat.
---
**Catatan:**
- **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)** digunakan untuk menegakkan diagnosa.
- **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)** menjadi acuan evaluasi hasil.
- **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** memandu tindakan perawat.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*.
Format ini memastikan pendekatan **sistematis, berbasis evidence**, dan sesuai standar profesional. -
Article No. 20013 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan demam, pusing, lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam, pusing, dan lemas:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (D.0023)**
*Definisi:* Suhu tubuh di atas rentang normal akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur suhu.
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
1. **Suhu Tubuh dalam Rentang Normal (L.14001)**
- Kriteria:
- Suhu tubuh 36–37,5°C (aksila).
- Kulit hangat, tidak berkeringat berlebihan.
- Tidak ada keluhan menggigil atau kepanasan.
2. **Keseimbangan Cairan Terjaga (L.08001)**
- Kriteria:
- Turgor kulit baik.
- Mukosa bibir lembap.
- Asupan cairan adekuat.
3. **Tingkat Energi Meningkat (L.09001)**
- Kriteria:
- Pasien melaporkan penurunan lemas.
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Manajemen Hipertermia (I.11005)**
- Tindakan:
- Monitor suhu tubuh setiap 2–4 jam.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi.
- Anjurkan peningkatan asupan cairan.
2. **Manajemen Nyeri (I.11006)** *(jika pusing bersifat nyeri)*
- Tindakan:
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan.
3. **Dukungan Aktivitas (I.04001)**
- Tindakan:
- Bantu pasien dalam mobilisasi bertahap.
- Atur posisi nyaman untuk mengurangi pusing.
---
### **Catatan Akademis:**
- **Kode Diagnosa/Luaran/Intervensi** mengacu pada **PPNI (2017–2019)**.
- **Hipertermia (D.0023)** dipilih karena demam merupakan gejala utama, sementara pusing dan lemas dapat menjadi dampak sekunder dari peningkatan suhu tubuh atau dehidrasi.
- Intervensi difokuskan pada **penurunan suhu tubuh**, **pemenuhan cairan**, dan **pengurangan gejala sekunder** (lemas/pusing).
Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut berdasarkan pemeriksaan fisik atau data tambahan (misalnya: tanda dehidrasi, infeksi), diagnosa dapat diperluas dengan **Ketidakseimbangan Nutrisi (D.0030)** atau **Risiko Syok (D.0018)**.
Semoga membantu.
*(Ditulis dalam format RTF sesuai permintaan.)* -
Article No. 20014 | 24 Jul 2025
Klinis : Perilaku kesehatan cenderung beresiko, dengan pasien imobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu "Perilaku kesehatan cenderung beresiko, dengan pasien imobilitas fisik, dengan tone = akademis, persona = pakar, nurse", berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kesehatan Tidak Sehat (10023)
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 10023
Definisi: Keadaan di mana individu, keluarga, atau komunitas memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku yang dapat membahayakan kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Judul: Perilaku Kesehatan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memelihara, meningkatkan, dan memulihkan kesehatan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Judul: Manajemen Kesehatan
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi individu, keluarga, atau komunitas dalam memelihara, meningkatkan, dan memulihkan kesehatan.
Kode: 10027
Judul: Peningkatan Mobilitas
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam melakukan pergerakan yang terkoordinasi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Perilaku Kesehatan Tidak Sehat" mengidentifikasi bahwa pasien memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku yang dapat membahayakan kesehatan. Hal ini dikaitkan dengan kondisi pasien yang mengalami imobilitas fisik.
Luaran Keperawatan yang diharapkan adalah "Perilaku Kesehatan", yaitu tindakan yang dilakukan untuk memelihara, meningkatkan, dan memulihkan kesehatan. Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Kesehatan" dan "Peningkatan Mobilitas" untuk memfasilitasi pasien dalam memelihara, meningkatkan, dan memulihkan kesehatan, serta meningkatkan kemampuan pergerakan yang terkoordinasi. -
Article No. 20015 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluhkan rasa lemas.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.81
- Deskripsi: Kelelahan
Penjelasan:
Kode ICD-10 R53.81 (Kelelahan) sesuai dengan keluhan pasien yang mengatakan merasa lemas. Kelelahan atau fatigue merupakan kondisi umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, kurang tidur, aktivitas fisik yang berlebihan, atau kondisi medis tertentu.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak tersedia
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang tercatat untuk keluhan rasa lemas.
Penjelasan:
Pada kondisi ini, tidak ada prosedur atau tindakan medis spesifik yang perlu dicatat menggunakan kode ICD-9-CM. Rasa lemas biasanya merupakan gejala yang perlu dievaluasi lebih lanjut oleh dokter untuk menentukan penyebabnya dan memberikan penanganan yang sesuai. -
Article No. 20016 | 24 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas dengan hasil TD: 109/71 mmHg N: 107x/menit S: 36,8 derajat celcius R: 20x/menit SpO2: 96%
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu pasien mengeluhkan lemas dengan tanda-tanda vital sebagai berikut:
- TD: 109/71 mmHg
- Nadi: 107x/menit
- Suhu: 36,8 derajat Celsius
- Respirasi: 20x/menit
- SpO2: 96%
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.83
- Deskripsi: Malaise dan kelelahan
Penjelasan:
Kode ICD-10 R53.83 (Malaise dan kelelahan) sesuai dengan keluhan utama pasien, yaitu lemas. Gejala lemas atau kelelahan yang dirasakan oleh pasien dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti dehidrasi, infeksi, anemia, atau kondisi medis lainnya yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Tindakan yang mungkin dilakukan adalah evaluasi klinis, pemeriksaan penunjang (misalnya pemeriksaan darah), dan pemberian terapi suportif sesuai dengan penyebab yang mendasari keluhan lemas.
Secara umum, pendekatan diagnostik dan terapeutik yang dapat dilakukan oleh dokter atau perekam medis meliputi:
- Anamnesis lebih lanjut untuk menggali riwayat dan faktor risiko yang mungkin menyebabkan keluhan lemas.
- Pemeriksaan fisik yang lebih komprehensif untuk mengevaluasi tanda-tanda vital dan kondisi umum pasien.
- Pemeriksaan penunjang yang sesuai, seperti pemeriksaan darah rutin, untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari.
- Pemberian terapi suportif, seperti rehidrasi, obat simptomatik, atau intervensi spesifik berdasarkan hasil evaluasi.
- Pemantauan dan tindak lanjut yang sesuai untuk memastikan pemulihan kondisi pasien.