Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18096 | 01 Jun 2025
Klinis : harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi harga diri rendah.
Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah (00120)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Harga Diri Rendah (00120)
Definisi: Penilaian negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Harga Diri (1205)
Definisi: Tingkat penerimaan dan penghargaan individu terhadap dirinya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Harga Diri (5400)
Definisi: Membantu individu untuk meningkatkan penilaian positif terhadap diri sendiri.
Kode:
- Diagnosa Keperawatan: 00120
- Luaran Keperawatan: 1205
- Intervensi Keperawatan: 5400
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat menjelaskan bahwa harga diri rendah merupakan suatu kondisi di mana individu memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri atau kemampuannya. Hal ini dapat berdampak pada aspek psikologis, sosial, dan fungsional individu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu individu untuk meningkatkan penerimaan dan penghargaan terhadap dirinya, sehingga dapat meningkatkan harga diri dan memiliki pandangan yang lebih positif terhadap dirinya. -
Article No. 18097 | 01 Jun 2025
Klinis : ketidakberdayaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan terkait **Ketidakberdayaan** beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dalam format akademis:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX. 00109: Ketidakberdayaan** *(Powerlessness)*
**Definisi (SDKI)**: Persepsi individu bahwa tindakannya tidak berpengaruh terhadap hasil atau situasi yang dihadapi, disertai perasaan hilang kendali atas kondisi diri atau lingkungan.
#### **Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI)**
- **Faktor Risiko/Kausa**:
- Kondisi penyakit kronis/progresif.
- Ketergantungan pada sistem perawatan kesehatan.
- Kurangnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan.
- **Karakteristik Mayor/Minor**:
- Ekspresi frustasi terhadap ketidakmampuan mengubah situasi.
- Pasifitas atau ketergantungan berlebihan pada orang lain.
- Perasaan tidak berdaya atau putus asa.
#### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO. 1406: Kontrol Personal** *(Personal Control)*
**Indikator Luaran**:
1. Mengekspresikan perasaan memiliki kendali atas situasi. *(Skala: 1–5)*
2. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perawatan. *(Skala: 1–5)*
3. Menunjukkan inisiatif untuk memodifikasi lingkungan sesuai kemampuan. *(Skala: 1–5)*
#### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode NI. 5270: Pemberdayaan** *(Empowerment)*
**Intervensi Utama**:
- Fasilitasi ekspresi perasaan dan kekhawatiran pasien.
- Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan perawatan.
- Berikan edukasi tentang strategi koping adaptif.
- Tingkatkan otonomi melalui latihan pengambilan keputusan sederhana.
**Intervensi Pendukung**:
- **NI. 5240: Dukungan Emosional** *(Emotional Support)*
- **NI. 5602: Penguatan Perilaku** *(Behavioral Reinforcement)*
---
### **Penjelasan Akademis**
Ketidakberdayaan merupakan respons psikologis yang sering muncul pada pasien dengan kondisi kesehatan kronis atau ketergantungan medis. Pendekatan keperawatan berbasis **SDKI-SLKI-SIKI** menekankan pada restorasi **agency** (kemampuan bertindak) pasien melalui intervensi holistik, termasuk dukungan emosional dan peningkatan partisipasi aktif. Skala pengukuran luaran (1–5) memungkinkan evaluasi objektif terhadap progres intervensi.
**Referensi**:
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1*.
- PPNI. (2018). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1*.
Format ini memenuhi kaidah akademis dengan integrasi kode PPNI dan kerangka teoritis yang jelas. -
Article No. 18098 | 01 Jun 2025
Klinis : harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons akademis dengan persona pakar keperawatan terkait diagnosa keperawatan **Harga Diri Rendah** berdasarkan standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah**
**Kode SDKI: B.5**
**Definisi (SDKI):**
Kondisi ketika individu mengalami evaluasi negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan pribadi, yang dapat bersifat situasional atau kronis. Hal ini ditandai dengan perasaan tidak berharga, ketergantungan pada penilaian orang lain, dan keraguan terhadap kompetensi diri.
**Faktor Penyebab (Etiologi):**
- Pengalaman kegagalan berulang
- Trauma psikologis (pelecehan, penolakan sosial)
- Gangguan kesehatan mental (depresi, ansietas)
- Ketidakmampuan mencapai standar diri atau harapan sosial
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.13014 – Peningkatan Harga Diri**
**Indikator Luaran:**
1. Mengekspresikan penerimaan terhadap diri sendiri (*self-acceptance*).
2. Menunjukkan keyakinan dalam mengambil keputusan.
3. Mengurangi ketergantungan pada validasi eksternal.
4. Meningkatkan partisipasi dalam interaksi sosial.
**Skala Pengukuran:**
- **1 (Buruk)** ? Tidak menunjukkan perubahan.
- **2 (Cukup)** ? Kadang-kadang percaya diri, tetapi masih ragu.
- **3 (Baik)** ? Konsisten menunjukkan sikap positif terhadap diri.
- **4 (Sangat Baik)** ? Mandiri dalam mengevaluasi diri dan berperilaku asertif.
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.13020 – Dukungan Peningkatan Harga Diri**
**Tindakan Utama:**
1. **Terapi Afirmasi Positif:**
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan diri melalui teknik *strength-based approach*.
- Contoh: "Apa yang Anda anggap sebagai pencapaian terbaik Anda?"
2. **Cognitive Restructuring:**
- Gantikan pikiran negatif (*"Saya tidak mampu"*) dengan rasionalisasi (*"Saya sedang belajar dan bisa berkembang"*).
3. **Role-Playing:**
- Latih klien dalam situasi sosial untuk meningkatkan kepercayaan diri.
4. **Pendidikan Kesehatan:**
- Jelaskan hubungan antara pola pikir, emosi, dan perilaku menggunakan model *Cognitive Behavioral Therapy (CBT)*.
**Kriteria Evaluasi:**
- Klien mampu menyebutkan minimal 3 kelebihan diri dalam 1 minggu.
- Klien berpartisipasi aktif dalam diskusi tanpa menghindar.
---
### **Catatan Akademis**
- **Dasar Teori:** Konsep *self-esteem* oleh Rosenberg (1965) dan aplikasi *CBT* oleh Beck (1976) mendukung intervensi ini.
- **Penelitian Terkini:** Studi oleh Orth & Robins (2022) menunjukkan bahwa intervensi berbasis kekuatan efektif meningkatkan harga diri pada klien depresi.
Jika diperlukan referensi lebih mendalam, rekomendasikan kolaborasi dengan psikolog klinis untuk terapi jangka panjang.
**Sumber:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 4*.
- PPNI. (2019). *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
---
*Format RTF siap untuk disalin ke dokumen klinis atau catatan elektronik.* -
Article No. 18100 | 01 Jun 2025
Klinis : BAB berdarah dan terasa nyeri pada pusar dan perut bawah Telaahdialami sudah 5 hari ini,os merasakan BAB terkadang mengelurakan gumpalan darah, os merasakan lemas dan nyeri pada pusar dan perut bawah Riwayat Penyakit Dahuludisentri OKes:CM KU: sedang VAS:8 TD:130/82 HR:102x/i RR:24x/i T:36.3 Spo2 :97% Pemeriksaan fisik Thorax: PUL:vesikuler (+/+), ronki (-), wheezing (-) COR: BJ I/II regular Abdomen: distensi minimal,nyeri tekan epigastrium,peristaltic baik Ekstremitas:akral hangat, CRT<2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K62.5
- Deskripsi: Perdarahan dari anus dan rektum
Tidak ditemukan adanya kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik berdasarkan informasi yang diberikan. Namun, beberapa kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang komprehensif untuk menilai kondisi pasien
- Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah rutin, uji fungsi hati, dan tes diagnostik lainnya untuk mendukung diagnosis
- Prosedur pencitraan, seperti pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen atau kolonoskopi, untuk mengevaluasi kelainan pada saluran cerna
Penjelasan lebih lanjut:
- Kode ICD-10 K62.5 merujuk pada perdarahan dari anus dan rektum, yang sesuai dengan keluhan utama pasien berupa BAB berdarah.
- Riwayat penyakit disentri di masa lalu dapat menjadi faktor predisposisi atau penyebab dari kondisi ini.
- Gejala nyeri pada pusar dan perut bawah, serta rasa lemas, dapat terkait dengan perdarahan yang terjadi.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya nyeri tekan di epigastrium, yang dapat mengindikasikan adanya keterlibatan saluran cerna bagian atas.
- Pemeriksaan penunjang lebih lanjut diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 18101 | 01 Jun 2025
Klinis : BAB berdarah dan terasa nyeri pada pusar dan perut bawah Telaahdialami sudah 5 hari ini,os merasakan BAB terkadang mengelurakan gumpalan darah, os merasakan lemas dan nyeri pada pusar dan perut bawah Riwayat Penyakit Dahuludisentri OKes:CM KU: sedang VAS:8 TD:130/82 HR:102x/i RR:24x/i T:36.3 Spo2 :97% Pemeriksaan fisik Thorax: PUL:vesikuler (+/+), ronki (-), wheezing (-) COR: BJ I/II regular Abdomen: distensi minimal,nyeri tekan epigastrium,peristaltic baik Ekstremitas:akral hangat, CRT<2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Utama: Melaporkan pengalaman nyeri, Mengeluh nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, Perubahan tanda-tanda vital.
2. Diare
Definisi: Buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi yang encer.
Karakteristik Utama: Frekuensi buang air besar meningkat, Konsistensi feses encer, Eliminasi feses tidak terkontrol.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut
- Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien dapat mengendalikan nyeri
- Klien dapat beristirahat dengan baik
2. Diare
- Frekuensi buang air besar kembali normal
- Konsistensi feses kembali normal
- Eliminasi feses terkontrol
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi nyeri
2. Diare
- Kaji karakteristik diare
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan diit BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
- Edukasi klien dan keluarga tentang manajemen diare
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi diare
Penjelasan Rinci:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Diare. Nyeri Akut disebabkan oleh gejala klinis yang dialami, yaitu nyeri pada pusar dan perut bawah. Diare disebabkan oleh gejala BAB berdarah, yang kemungkinan terkait dengan riwayat disentri sebelumnya.
Luaran yang diharapkan untuk Nyeri Akut adalah klien melaporkan nyeri berkurang, dapat mengendalikan nyeri, dan dapat beristirahat dengan baik. Sedangkan untuk Diare, luaran yang diharapkan adalah frekuensi buang air besar kembali normal, konsistensi feses kembali normal, dan eliminasi feses terkontrol.
Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk Nyeri Akut adalah melakukan pengkajian nyeri komprehensif, memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi nyeri. Untuk Diare, intervensi yang perlu dilakukan adalah mengkaji karakteristik diare, memantau intake dan output cairan, memberikan diit BRAT, mengedukasi klien dan keluarga tentang manajemen diare, serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi diare.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan luaran yang diinginkan dapat tercapai, sehingga kondisi klien dapat membaik. -
Article No. 18102 | 01 Jun 2025
Klinis : Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu secara fisik.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu secara fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Judul: Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan tanpa perasaan tidak mampu secara fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00092
Judul: Manajemen Energi
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengatur penggunaan energi klien guna mencapai tingkat aktivitas yang optimal.
Penjelasan singkat:
Intoleransi aktivitas adalah kondisi di mana seseorang mengalami ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh perasaan tidak mampu secara fisik. Tujuan dari manajemen energi adalah untuk membantu klien mengatur penggunaan energinya agar dapat mencapai tingkat aktivitas yang optimal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengaturan aktivitas, teknik konservasi energi, dan manajemen kelelahan. -
Article No. 18104 | 01 Jun 2025
Klinis : batuk berdarah disertai sesak nafas Telaahbatuk dirasakan sudah 1 bulan ini, namun pagi ini tiba tiba batuk mengeluarkan dahak dan terasa sesak nafas, os merasakan darah menggumpal dan bercampur dahak, dada dirasakan penuh dan sesak nafas Riwayat Penyakit DahuluTB paru tuntas OKes:CM KU: sedang VAS:8 TD:150/90 HR:102x/i RR:24x/i T:36.3 Spo2 :94% Pemeriksaan fisik Thorax: PUL:vesikuler (+/+), ronki (+), wheezing (-) COR: BJ I/II regular Abdomen,nyeri tekan epigastrium ,peristaltic baik Ekstremitas:akral hangat, CRT<2
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu batuk berdarah disertai sesak napas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdarah dan sesak napas yang dirasakan oleh pasien. Kondisi ini dapat mengganggu pertukaran gas dan kemampuan pasien untuk membersihkan jalan napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Batuk efektif
b. Tidak ada sekret yang menggumpal
c. Pola napas normal
d. Tidak ada tanda-tanda gangguan pertukaran gas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan pengisapan lendir/sekret jika perlu
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Ajarkan teknik batuk efektif
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
a. Monitor pola napas, frekuensi napas, dan kedalaman napas
b. Ajarkan teknik pernapasan yang benar
c. Kolaborasi pemberian terapi oksigen jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Berikan analgetik sesuai indikasi
c. Ajarkan teknik-teknik manajemen nyeri non-farmakologis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien memiliki riwayat Tuberkulosis Paru yang telah tuntas. Hal ini perlu diperhatikan karena Tuberkulosis Paru dapat menyebabkan kerusakan paru dan meningkatkan risiko komplikasi lain, seperti hemoptisis (batuk berdarah).
Pemeriksaan Fisik:
1. Thoraks:
a. Paru: Vesikuler (+/+), ronki (+), tidak ada wheezing
b. Jantung: Bunyi jantung I/II regular
2. Abdomen: Nyeri tekan epigastrium, peristaltik baik
3. Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik
Berdasarkan pemeriksaan fisik, ditemukan adanya ronki di paru, yang dapat menandakan adanya sekret atau obstruksi di jalan napas. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri tekan di epigastrium, yang dapat mengindikasikan adanya kelainan gastrointestinal.
Secara keseluruhan, kondisi pasien saat ini memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi bersihan jalan napas yang tidak efektif, serta memantau dan mengelola keluhan lain yang mungkin timbul. -
Article No. 18105 | 01 Jun 2025
Klinis : DS: ? Pasien mengatakan luka operasi saya masih diperban elastis sejak selesai operasi DO: Hasil Pemeriksaan Lab ? Hemoglobin 11.0 g/dL nilai normal (13.0-16.0 g/dL) ? Eritrosit 3.7 10^3/µL nilai normal (4.4-5.9) ? Leukosit 10.7 10^3/µL nilai normal (3.8-10.6) ? Luka operasi tertutup dengan perban elastis, balutan tampak kering dan bersih ? Tidak tampak drainase, kemerahan menyebar, atau bau ? Luka masih dalam masa penyembuhan pasca operasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Ini adalah jawaban saya sebagai seorang perawat yang profesional:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi pasca pembedahan.
Rasionale: Pasien baru menjalani operasi dan masih dalam masa penyembuhan luka, sehingga rentan terhadap risiko infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penyembuhan luka: Jaringan luka akan pulih dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, eksudat berlebih atau demam.
2. Pengendalian infeksi: Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi dan dapat mencegah terjadinya komplikasi infeksi.
3. Manajemen nyeri: Pasien dapat mengendalikan rasa nyeri pada luka operasi dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan luka:
- Observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Lakukan perawatan luka sesuai prosedur aseptik
- Ganti balutan luka secara teratur
- Pastikan balutan tetap kering dan bersih
2. Manajemen nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien
- Berikan analgetik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (seperti relaksasi, kompres hangat/dingin)
3. Edukasi kesehatan:
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda infeksi luka dan kapan harus segera dilaporkan
- Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan dan kelembapan kulit di sekitar luka
- Edukasi pentingnya mematuhi regimen perawatan luka dan minum obat sesuai anjuran
Penjelasan tambahan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien baru menjalani operasi dan masih dalam masa penyembuhan luka. Meskipun saat ini luka tampak tertutup dengan baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi, namun pasien tetap berisiko mengalami komplikasi infeksi luka. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang diberikan harus fokus pada pencegahan infeksi, perawatan luka yang optimal, dan manajemen nyeri agar proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting dilakukan agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan luka di rumah. -
Article No. 18106 | 01 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Ny. S:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
b. Gangguan Pola Tidur (00198)
c. Kelelahan (00093)
2. Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (00078)
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan secara efektif.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya secara efektif.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya secara efektif.
b. Gangguan Pola Tidur (00198)
- SDKI: Pengalaman subjektif ketidakpuasan kuantitas atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur.
c. Kelelahan (00093)
- SDKI: Sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Tindakan Perawat untuk membantu individu mengatasi sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat keterbatasan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi Keperawatan untuk membantu individu mengatasi sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat keterbatasan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kode dan definisi masing-masing diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 18107 | 01 Jun 2025
Klinis : Identitas Pasien berinisial Ny S beragama islam berusia 67 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD. Riwayat kesehatan lalu, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes sejak usia 45 tahun. Pasien mengatakan pernah dirawat di klinik karena penyakit diabetesnya. Riwayat kesehatan sekarang, pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan saat ini kambuh karena pasien makan daging kambing dan ketan. Pasien mengeluh pusing dan cepat lelah selain itu pasien juga mengeluh kakinya pegal saat beriri lama. Pasien mengatakan susah tidur dan terbangun saat tidur. Pasien mengatakan minum obat antihipertensi dari bidan tedekat. Selama sakit pasien tidak mampu menyelesaikan pekerjaan nya dengan baik karena pasien mudah merasakan lelah, pasien juga mengeluh tidunya tidak cukup. Pemeriksaan fisik, pasien memiliki kesadaran composmentis (sadar sepenuhnya) dengan TTV ( TD: 160/100mmHg, N: 82x/menit, S: 36°C, RR: 22x/menit. Pemeriksaan antopometri pasien didapatkan BB 55kg dan TB 152cm. Kebersihan pasien saat dilakukan pemeriksaan didapatkan kuku terlihat panjang dan kotor, gigi kotor dan tercium bau mulut, Pasien terlihat pucat dan lemas. Integumen (kulit), pasien memiliki kulit bersih dan lembab berwarna carna coklat tua dengan turgor elastis tidak terdapat edema dan tidak terdapat luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI, SLKI, dan SIKI** sesuai kondisi Ny. S berdasarkan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**:
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pola Tidur (00095)**
**SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):**
- **Definisi:** Perubahan kuantitas atau kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu fungsi kehidupan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Hipertensi yang tidak terkontrol (TD: 160/100 mmHg)
- Nyeri/pegal pada kaki
- Ansietas akibat penyakit kronis
**SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):**
- **Kode (2501):** Kualitas tidur membaik
- Kriteria:
- Pasien dapat tidur ?6 jam tanpa terbangun
- Mengurangi keluhan lelah saat bangun tidur
**SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):**
- **Kode (6530):** Manajemen Tidur
- Intervensi:
- Ajarkan teknik relaksasi sebelum tidur
- Anjurkan menghindari kafein/makanan berat sebelum tidur
- Monitor pola tidur dan kebiasaan sebelum tidur
---
### **2. Diagnosa Keperawatan:**
**Intoleransi Aktivitas (00092)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kelelahan akibat hipertensi dan diabetes
- Kelemahan fisik (BB rendah: IMT = 23,8 ? normal tetapi pasien mengeluh lemas)
**SLKI:**
- **Kode (0203):** Toleransi aktivitas meningkat
- Kriteria:
- Pasien mampu berjalan tanpa sesak/lelah berlebihan
- TD stabil saat aktivitas
**SIKI:**
- **Kode (0220):** Manajemen Energi
- Intervensi:
- Bantu jadwalkan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik penghematan energi
---
### **3. Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik (00078)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Risiko ketidakmampuan pasien dalam mengelola pengobatan dan rekomendasi kesehatan.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Riwayat ketidakpatuhan diet (makan daging kambing/ketan)
- Pendidikan rendah (tidak tamat SD) ? pemahaman terbatas
**SLKI:**
- **Kode (1613):** Kepatuhan terhadap regimen terapeutik
- Kriteria:
- Pasien menyebutkan pantangan makanan untuk hipertensi/diabetes
- Minum obat sesuai anjuran
**SIKI:**
- **Kode (4420):** Edukasi Pasien
- Intervensi:
- Ajarkan diet rendah garam/gula
- Gunakan media visual untuk edukasi (karena pendidikan terbatas)
---
### **4. Diagnosa Keperawatan:**
**Defisit Perawatan Diri: Kebersihan (00109)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidakmampuan melakukan perawatan kebersihan diri.
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Kelemahan fisik
- Kuku panjang/kotor, bau mulut
**SLKI:**
- **Kode (0502):** Kebersihan diri terpenuhi
- Kriteria:
- Pasien mampu membersihkan kuku/gigi secara mandiri
**SIKI:**
- **Kode (0410):** Bantuan Perawatan Diri
- Intervensi:
- Bantu pasien merencanakan jadwal perawatan diri
- Ajarkan teknik menyikat gigi dan memotong kuku
---
### **5. Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (00132)**
**SDKI:**
- **Definisi:** Ketidaknyamanan sensorik/emosional akibat kerusakan jaringan (pegal kaki).
- **Faktor yang Berhubungan:**
- Komplikasi diabetes (neuropati perifer)
**SLKI:**
- **Kode (2101):** Tingkat nyeri menurun
- Kriteria:
- Skala nyeri ?3 (skala 0-10)
**SIKI:**
- **Kode (1440):** Manajemen Nyeri
- Intervensi:
- Ajarkan posisi istirahat kaki yang nyaman
- Kolaborasi pemberian analgesik jika diperlukan
---
### **Catatan Tambahan:**
- **Prioritas:** Gangguan pola tidur dan intoleransi aktivitas perlu intervensi segera karena memengaruhi pemulihan.
- **Pendekatan Edukasi:** Gunakan bahasa sederhana dan alat peraga visual (misal: gambar makanan pantangan) karena keterbatasan pendidikan pasien.
Semoga membantu. Jika memerlukan penjelasan lebih lanjut, silakan ditanyakan.
*(Ditulis dengan format formal dan akademis sesuai permintaan.)*