Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1930 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita usia 35 tahun, kesadaran menurun, riwayat operasi craniotomy, terpasang tracesotomy, ada fraktur os zigomatikus sinistra,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Risiko Perdarahan
3. Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
SDKI: Penurunan kemampuan untuk melakukan ventilasi dan/atau pertukaran gas di alveolus dan kapiler paru
SLKI: Peningkatan upaya napas, Dispnea, Sianosis, Takipnea, Hiperkapnia, Hipoksemia
SIKI: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Ventilasi
2. Risiko Perdarahan
SDKI: Ancaman terhadap integritas jaringan pembuluh darah yang dapat menyebabkan hilangnya darah
SLKI: Perdarahan, Hematoma, Kehilangan cairan/darah yang tidak terkendali
SIKI: Manajemen Perdarahan, Manajemen Syok, Manajemen Trauma
3. Gangguan Integritas Kulit
SDKI: Kerusakan pada kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya
SLKI: Luka, Kerusakan jaringan, Perubahan warna kulit, Perubahan tekstur kulit
SIKI: Perawatan Luka, Manajemen Perawatan Kulit, Proteksi Integritas Kulit
Pasien memerlukan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah yang terkait dengan gangguan pertukaran gas, risiko perdarahan, dan gangguan integritas kulit. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI harus dilakukan secara terpadu untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 1931 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita usia 35 tahun, kesadaran menurun, Amenore 38 minggu, tekanan darah 200/120, nadi 115, rr 22, spo2 89
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Hipertensi Krisis
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Gangguan Perfusi Serebral adalah kondisi di mana terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan kesadaran, yang merupakan salah satu luaran yang dapat diukur dari gangguan perfusi serebral.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, memberikan terapi antikonvulsan, dan menurunkan tekanan darah.
2. Risiko Komplikasi: Stroke Hemoragik Berhubungan dengan Hipertensi Krisis
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Komplikasi: Stroke Hemoragik adalah kondisi di mana terdapat potensi terjadinya perdarahan di dalam otak akibat hipertensi krisis.
- SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda hipertensi krisis, yaitu tekanan darah yang sangat tinggi (>180/120 mmHg), yang merupakan faktor risiko stroke hemoragik.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, memberikan terapi antiplatelet, menurunkan tekanan darah, dan merujuk ke pelayanan yang lebih komprehensif.
Kesimpulan:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, diagnosa keperawatan utama adalah Gangguan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Hipertensi Krisis, serta Risiko Komplikasi: Stroke Hemoragik Berhubungan dengan Hipertensi Krisis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, memberikan terapi antikonvulsan dan antiplatelet, serta menurunkan tekanan darah. -
Article No. 1932 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita usia 35 tahun, kesadaran menurun, Amenore 38 minggu, tekanan darah 200/120, nadi 115, rr 22, spo2 89, pasien kejang 2 menit, tanda-tanda odema anasarka, protein urine positif 3, hamil ank ke 1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan (Risiko Dehidrasi) berhubungan dengan Penurunan Intake Cairan yang Tidak Adekuat.
2. Risiko Kejang berhubungan dengan Hipertensi.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Peningkatan Kebutuhan Nutrisi.
4. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan Edema.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan (Risiko Dehidrasi) berhubungan dengan Penurunan Intake Cairan yang Tidak Adekuat:
- SDKI: Risiko Kekurangan Volume Cairan
- SLKI: Cairan Tubuh Terpenuhi
- SIKI: Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan
2. Risiko Kejang berhubungan dengan Hipertensi:
- SDKI: Risiko Kejang
- SLKI: Bebas Kejang
- SIKI: Manajemen Hipertensi, Manajemen Kejang
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Peningkatan Kebutuhan Nutrisi:
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Keseimbangan Nutrisi Terpenuhi
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Dukungan Nutrisi
4. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan Edema:
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SLKI: Perfusi Jaringan Perifer Adekuat
- SIKI: Manajemen Edema, Manajemen Sirkulasi
Dalam menangani kondisi pasien ini, perawat perlu melakukan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi risiko dehidrasi, menstabilkan tekanan darah, mencegah kejang, memenuhi kebutuhan nutrisi, dan menangani edema. Pemantauan keadaan pasien secara terus-menerus serta kolaborasi dengan tim medis lainnya sangat penting untuk mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 1933 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien wanita usia 30 tahun, hamil 9 bulan, datang ke igd dengan keluhan perut kenceng-kenceng, keluar cairan darah dan lendir per vagina,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien wanita usia 30 tahun yang hamil 9 bulan dengan keluhan perut kenceng-kenceng, keluar cairan darah dan lendir per vagina, dapat diberikan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim
b. Risiko perdarahan berhubungan dengan plasenta previa atau solusio plasenta
2. Penjelasan Singkat:
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim:
- Pasien mengeluhkan perut kenceng-kenceng, yang merupakan tanda kontraksi rahim.
- Kontraksi rahim yang berlebihan atau tidak teratur dapat menyebabkan nyeri yang dirasakan pasien.
b. Risiko perdarahan berhubungan dengan plasenta previa atau solusio plasenta:
- Pasien mengalami keluar cairan darah dan lendir per vagina, yang dapat mengindikasikan adanya komplikasi kehamilan seperti plasenta previa atau solusio plasenta.
- Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh pembukaan serviks, sedangkan solusio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir, keduanya dapat menyebabkan perdarahan.
3. Standar Keperawatan Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Luaran Keperawatan:
- Manajemen nyeri
- Pencegahan perdarahan
b. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan pengaturan posisi yang nyaman.
- Pencegahan perdarahan: Pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan, dan kontraksi uterus, serta pemberian oksigen dan cairan intravena jika diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus menggunakan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan mempertimbangkan faktor-faktor biopsikososial dan spiritual yang dapat mempengaruhi kondisi pasien. -
Article No. 1934 | 11 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien perempuan berusia 25 tahun mengeluh sesak nafas dan dada berdebar. Perawat menjelaskan bahwa pasien telah mendapatkan semua terapi yang diperlukan dan prosedur tepat sehingga tidak perlu khawatir. Perawat menelpon dokter spesialis mengabari keluhan pasien. Manakah kerja sama tim dalam IPC yang diimplementasikan oleh perawat tersebut? a. Mengenali keterbatasan pada skill, pengetahuan dan kemampuan b. Berkomunikasi dengan anggota tim untuk mengklarifikasi tanggung jawab setiap anggota tim c. Berhubungan secara berkelanjutan dan profesional untuk meningkatkan kinerja tim d. Berhubungan dengan anggota kesehatan yang lain untuk memecahkan masalah pasien e. Menggunakan kemampuan yang saling mengisi pd tim untuk mengoptimalkan perawatan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Dispnea berhubungan dengan gangguan fungsi kardiovaskular.
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Dispnea adalah penurunan kemampuan untuk bernapas secara normal, yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau sulit bernapas.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Setelah intervensi keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan bernapas dan penurunan rasa tidak nyaman.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, edukasi terkait manajemen dispnea, dan kolaborasi dengan dokter spesialis untuk penanganan lebih lanjut.
3. Kerja sama tim dalam IPC (Interprofessional Collaboration) yang diimplementasikan oleh perawat:
d. Berhubungan dengan anggota kesehatan yang lain untuk memecahkan masalah pasien.
Penjelasan:
Perawat telah menunjukkan kerja sama tim yang baik dengan menghubungi dokter spesialis untuk mengabari keluhan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa perawat berhubungan dengan anggota tim kesehatan lain untuk memecahkan masalah pasien, sesuai dengan pilihan jawaban yang tepat. -
Article No. 1935 | 11 Oct 2024
Klinis : pasien wanita usia 30 tahun, hamil 9 bulan, datang ke igd dengan keluhan perut kenceng-kenceng, keluar cairan darah dan lendir per vagina, pemeriksaan vaginal touce pembukaan 5cm, efficement 50%, letak kepala hodge 2, ketuban positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Persalinan Preterm (SDKI)
- Penjelasan Singkat: Pasien berisiko mengalami persalinan prematur karena adanya kontraksi uterus dan tanda-tanda persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu.
2. Nyeri Akut (SDKI)
- Penjelasan Singkat: Pasien mengalami nyeri akut terkait dengan kontraksi uterus dan proses persalinan yang sedang berlangsung.
3. Risiko Infeksi (SDKI)
- Penjelasan Singkat: Pasien berisiko mengalami infeksi terkait dengan adanya cairan ketuban yang keluar.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang terstandar.
Dalam konteks kasus ini, SDKI digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai, SLKI digunakan untuk menetapkan luaran (outcome) yang diharapkan, dan SIKI digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah pasien.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sistematis, terstandar, dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien. -
Article No. 1936 | 11 Oct 2024
Klinis : Anemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Intoleransi Aktivitas merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi anemia. Anemia dapat menyebabkan penurunan kapasitas oksigen dan gangguan transportasi oksigen ke jaringan, sehingga dapat menimbulkan kelelahan, penurunan toleransi aktivitas, dan risiko intoleransi aktivitas.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan beberapa luaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi intervensi keperawatan, seperti Ketahanan Aktivitas, Toleransi Aktivitas, dan Kelelahan yang Berkurang.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan berbagai intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko intoleransi aktivitas pada pasien dengan anemia, seperti Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Manajemen Kelelahan, dan Edukasi Kesehatan.
Dengan menggunakan kerangka kerja SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien dengan anemia, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 1937 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien pria berusia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan adanya lesi di paru, maka diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang relevan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.49
- Deskripsi: Bronkoskopi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan radiologis. Kode ini mencakup tuberkulosis paru yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium.
2. Kode ICD-9-CM 87.49 (Bronkoskopi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur pemeriksaan bronkoskopi yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan/atau mengambil sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penggunaan kode-kode ini akan membantu dalam dokumentasi yang akurat dan pengkodean yang sesuai untuk kondisi dan tindakan medis pada pasien ini. -
Article No. 1938 | 11 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan.
Gejala dan tanda: Batuk produktif, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Kekurangan Volume Cairan
Definisi: Kehilangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular.
Gejala dan tanda: Demam, penurunan berat badan, anoreksia.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Gejala dan tanda: Sesak napas saat beraktivitas, penurunan nafsu makan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan pola respons atau masalah kesehatan klien.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan ditanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 1939 | 11 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 32 tahun direncanakan operasi besok pagi. Pasien direncanakan pemasangan infus Ringer Lactat (RL) 500 mg dalam 12 jam. Perawat kesusahan memasang infus pasien karena badan yang gemuk sehingga vena tidak terlihat. Perawat memasang infus hampir 2 jam untuk pasien tersebut. Nilai keperawatan profesional yang diterapkan perawat? a. Menghormati b. Sabar c. Menjaga privasi d. Tanggung jawab e. Kolaborasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Kesulitan Akses Vena Perifer
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Perfusi Jaringan Perifer adalah ketidakmampuan sirkulasi darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda gangguan perfusi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah membantu pemasangan akses intravena, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan terapi cairan sesuai kondisi pasien.
Nilai Keperawatan Profesional yang Diterapkan Perawat:
a. Menghormati: Perawat menghargai martabat pasien dengan menjaga privasi dan memberikan perawatan dengan penuh perhatian.
b. Sabar: Perawat menunjukkan kesabaran dalam memasang akses intravena pada pasien yang memiliki kondisi sulit.
c. Menjaga privasi: Perawat menjaga privasi pasien selama proses pemasangan akses intravena.
d. Tanggung jawab: Perawat bertanggung jawab dalam memberikan perawatan yang optimal bagi pasien.
e. Kolaborasi: Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan yang komprehensif bagi pasien.
Dalam kondisi ini, perawat telah menerapkan nilai-nilai keperawatan profesional yang penting, seperti menghormati, sabar, menjaga privasi, tanggung jawab, dan kolaborasi dalam upaya memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien.