Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18151 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan berumur 46 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri dada seperti terbakar di dada sebelah kiri dan menyebar ke lengan kiri. Klien juga mengeluh pusing, mual, keringat dingin, nafas terasa berat. Hasil pemeriksaan: tekanan darah 165/100 mmHg, frekuensi pernafasan 26 x/menit, Troponin T 7 ng/ML. Pasien didiagnosis Acute Antero-inferior (MCI). Manakah prioitas masalah keperawatan yang tepat?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Nyeri Akut (NYKA)
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut (International Association for the Study of Pain)
- SLKI: Kode 00132
- SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu terkait dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Jantung (KPJJ)
- SDKI: Jumlah aliran darah yang tidak adekuat ke jantung
- SLKI: Kode 00200
- SIKI: Intervensi untuk mempertahankan aliran darah yang cukup ke jantung
3. Intoleransi Aktivitas (INTA)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis
- SLKI: Kode 00092
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu beradaptasi terhadap keterbatasan fisik dan/atau psikologis yang mengganggu kemampuan melakukan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan prioritas adalah Nyeri Akut (NYKA). Hal ini dikarenakan pasien mengeluhkan nyeri dada seperti terbakar di dada sebelah kiri yang menyebar ke lengan kiri, serta didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan Troponin T, yang mengindikasikan adanya kerusakan miokard akut. Penanganan nyeri akut harus menjadi prioritas utama dalam pemberian asuhan keperawatan. -
Article No. 18152 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan berumur 46 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri dada seperti terbakar di dada sebelah kiri dan menyebar ke lengan kiri. Klien juga mengeluh pusing, mual, keringat dingin, nafas terasa berat. Hasil pemeriksaan: tekanan darah 165/100 mmHg, frekuensi pernafasan 26 x/menit, Troponin T 7 ng/ML. Pasien didiagnosis Acute Antero-inferior (MCI). Manakah prioitas masalah keperawatan yang tepat?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan yang Anda ajukan. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, prioritas masalah keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan keluhan nyeri dada seperti terbakar di dada sebelah kiri yang menyebar ke lengan kiri.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri hingga level yang dapat ditoleransi.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Tanda-tanda vital pasien stabil dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi).
2. Berikan terapi analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
3. Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
4. Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala.
5. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga.
6. Kolaborasi dengan tim medis lain (dokter, fisioterapis, nutrisionis, dll.) untuk penanganan komprehensif.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut merupakan prioritas masalah utama karena pasien mengeluh nyeri dada yang khas pada infark miokard. Nyeri ini memerlukan penanganan segera untuk mencegah komplikasi.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Penurunan rasa nyeri hingga level yang dapat ditoleransi adalah tujuan utama agar pasien merasa lebih nyaman.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif untuk memperkuat kemampuan pasien dalam mengelola nyerinya.
- Stabilitas tanda-tanda vital penting untuk memantau kondisi kardiovaskular pasien.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pengkajian nyeri secara komprehensif diperlukan untuk menentukan penanganan yang tepat.
- Pemberian analgesik sesuai instruksi medis merupakan penanganan farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Teknik manajemen nyeri non-farmakologis dapat membantu pasien mengatasi nyeri secara mandiri.
- Pemantauan tanda-tanda vital penting untuk memastikan kondisi pasien tetap stabil.
- Dukungan emosional dan psikologis diperlukan untuk mengurangi kecemasan dan stres pasien.
- Kolaborasi dengan tim medis lain diperlukan untuk penanganan komprehensif.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 18153 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 56 tahun dirawat karena mengalami Cerebro Vasculer Accident (CVA). Kesadaran somnolen, ekstremitas kanan mengalami kelemahan, kepala pusing, leher terasa sakit dan kaku, suara tidak jelas, sulit menelan. Tekanan darah 160/100 mmHg. Hasil CT-Scan : perdarahan intra cranial. Apa masalah keperawatan utama pasien?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala dan kondisi yang dialami pasien, diagnosa keperawatan utama yang sesuai adalah:
a. Gangguan Mobilitas Fisik (SDKI)
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan independen, yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, atau kemampuan untuk melakukan gerakan yang diinginkan secara mandiri.
Karakteristik Definisi: Kelemahan ekstremitas, keterbatasan rentang gerak, penurunan koordinasi, dan perubahan postur tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Mobilitas Fisik Teratasi
- Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pergerakan secara mandiri
- Klien menunjukkan peningkatan koordinasi dan keseimbangan
- Klien menunjukkan peningkatan kekuatan otot
- Klien menunjukkan peningkatan rentang gerak sendi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Mobilitas
- Observasi status mobilitas fisik klien
- Fasilitasi latihan rentang gerak
- Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan klien
- Kolaborasi dengan tim terapeutik untuk program rehabilitasi
b. Manajemen Nyeri
- Observasi tanda dan gejala nyeri
- Identifikasi faktor penyebab nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
- Berikan intervensi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres hangat, massage)
c. Manajemen Peningkatan Tekanan Darah
- Observasi tekanan darah secara berkala
- Kolaborasi pemberian obat antihipertensi sesuai indikasi
- Anjurkan klien untuk mengurangi aktivitas yang memberatkan
- Edukasi tentang manajemen hipertensi
Penjelasan rinci:
Pasien laki-laki usia 56 tahun dengan riwayat Cerebro Vasculer Accident (CVA) mengalami gangguan mobilitas fisik yang ditandai dengan kelemahan ekstremitas kanan, penurunan koordinasi, dan perubahan postur tubuh. Selain itu, pasien juga mengalami gejala lain seperti kesadaran somnolen, kepala pusing, leher sakit dan kaku, serta sulit menelan. Hasil CT-Scan menunjukkan adanya perdarahan intrakranial. Kondisi ini menggambarkan adanya gangguan mobilitas fisik sebagai masalah keperawatan utama.
Tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan adalah mobilitas fisik teratasi, yang ditandai dengan peningkatan kemampuan melakukan pergerakan secara mandiri, koordinasi dan keseimbangan yang lebih baik, serta peningkatan kekuatan otot dan rentang gerak sendi. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan intervensi keperawatan yang meliputi manajemen mobilitas, manajemen nyeri, dan manajemen peningkatan tekanan darah.
Manajemen mobilitas bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan fungsi fisik pasien melalui observasi status mobilitas, latihan rentang gerak, bantuan dalam aktivitas sehari-hari, serta kolaborasi dengan tim terapeutik untuk program rehabilitasi. Manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien, melalui observasi tanda dan gejala nyeri, identifikasi faktor penyebab, pemberian analgesik, serta intervensi nonfarmakologis. Manajemen peningkatan tekanan darah bertujuan untuk mengontrol hipertensi yang dialami pasien, melalui observasi tekanan darah, kolaborasi pemberian obat antihipertensi, dan edukasi tentang manajemen hipertensi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terkoordinasi, diharapkan dapat membantu pasien dalam mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pemulihan mobilitas fisik secara optimal. -
Article No. 18154 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 48 tahun, dirawat di rumah sakit dengan diagnosa Infark Miokard. Klien mengeluh nyeri dada di sebelah kiri, dengan skala nyeri 3 (0-10) disertai dengan sulit bernafas, dada berdebar dengan keringat dingin, tidak toleransi dengan aktifitas. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan bunyi jantung S3. Apakah masalah keperawatan yang utama pasien di atas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Terima kasih atas pertanyaan Anda. Berikut adalah pembahasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda paparkan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan utama yang dialami oleh pasien adalah Nyeri Kardiovaskular (Kode: 00034) yang ditandai dengan keluhan nyeri dada di sebelah kiri, skala nyeri 3 (0-10), disertai dengan sulit bernafas, dada berdebar dengan keringat dingin, dan tidak toleransi dengan aktivitas. Selain itu, ditemukan bunyi jantung S3 pada pemeriksaan fisik, yang menunjukkan adanya gangguan fungsi jantung.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kontrol Nyeri (Kode: 1605): Pasien dapat mengendalikan nyeri dengan baik, yang ditandai dengan:
- Melaporkan nyeri berkurang atau terkontrol (Indikator: 160501)
- Mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri (Indikator: 160505)
- Menunjukkan ekspresi wajah tenang (Indikator: 160507)
b. Toleransi Aktivitas (Kode: 0005): Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, yang ditandai dengan:
- Melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas (Indikator: 000501)
- Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas tanpa mengalami kelelahan berlebih (Indikator: 000503)
- Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas (Indikator: 000505)
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri (Kode: 1400):
- Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi (Aktivitas: 140001)
- Berikan intervensi farmakologis sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri (Aktivitas: 140002)
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi dingin/hangat (Aktivitas: 140003)
- Monitor respons pasien terhadap intervensi dan modifikasi intervensi sesuai kebutuhan (Aktivitas: 140004)
b. Manajemen Aktivitas (Kode: 0200):
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien (Aktivitas: 020001)
- Rencanakan program aktivitas yang disesuaikan dengan kondisi pasien (Aktivitas: 020002)
- Ajarkan teknik manajemen energi dan konservasi energi (Aktivitas: 020003)
- Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien selama aktivitas (Aktivitas: 020004)
- Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas (Aktivitas: 020005)
Penjelasan di atas memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan Infark Miokard. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mencapai hasil perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 18155 | 02 Jun 2025
Klinis : paisen datang dengan keluhan sakit mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit mata, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori : Penglihatan (00060)
Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespons stimulasi visual.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00060
Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespons stimulasi visual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1611
Judul: Pemulihan Penglihatan
Definisi: Tingkat pemulihan fungsi penglihatan selama periode waktu tertentu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 6540
Judul: Manajemen Kesehatan Mata
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi pemeliharaan dan pemulihan fungsi penglihatan.
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Sensori: Penglihatan" menggambarkan bahwa pasien mengalami gangguan dalam kemampuan untuk menerima, menginterpretasi, dan merespons stimulasi visual. Tujuan utama perawatan adalah untuk memfasilitasi pemulihan fungsi penglihatan pasien, yang dapat dicapai melalui Intervensi Keperawatan "Manajemen Kesehatan Mata". Intervensi ini mencakup tindakan-tindakan untuk memelihara dan memulihkan fungsi penglihatan pasien. -
Article No. 18156 | 02 Jun 2025
Klinis : paisen datang dengan keluhan sakit mata
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit mata:
1. Gangguan Penglihatan berhubungan dengan proses penyakit atau infeksi mata, seperti yang ditunjukkan oleh keluhan sakit mata.
Definisi: Perubahan kemampuan visual yang mengakibatkan penurunan fungsi penglihatan.
Faktor yang berhubungan: Proses penyakit atau infeksi mata.
Tanda dan gejala: Keluhan sakit mata, perubahan visus, rasa pedih, mata merah, dan mata berair.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Penglihatan
Definisi: Pemulihan kemampuan visual yang memungkinkan individu untuk berfungsi secara optimal.
Indikator:
a. Pasien melaporkan perbaikan pada fungsi penglihatan.
b. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan visual.
c. Pasien menunjukkan penurunan gejala yang terkait dengan gangguan penglihatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mata
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi mata.
Aktivitas Keperawatan:
a. Melakukan penilaian komprehensif terhadap mata pasien, termasuk visus, nyeri, eritema, dan keluhan lainnya.
b. Memberikan kompres hangat atau dingin pada mata sesuai dengan indikasi.
c. Memberikan obat tetes mata sesuai dengan resep dokter.
d. Mengajarkan pasien tentang perawatan mata yang tepat, seperti cara membersihkan dan merawat mata.
e. Memantau respons pasien terhadap intervensi dan melaporkan perubahan kondisi mata kepada dokter.
2. Edukasi Kesehatan
Definisi: Tindakan keperawatan untuk menyediakan informasi dan dukungan yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri pasien dalam merawat dirinya sendiri.
Aktivitas Keperawatan:
a. Mengidentifikasi kebutuhan edukasi pasien terkait dengan gangguan penglihatan dan perawatan mata.
b. Memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang penyebab, gejala, dan perawatan mata.
c. Mengajarkan teknik-teknik untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi.
d. Mendorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatan mata dan memantau kemajuannya.
e. Mengevaluasi pemahaman pasien dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan keluhan sakit mata dapat meningkatkan pemulihan penglihatan dan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam merawat kondisi matanya. -
Article No. 18157 | 02 Jun 2025
Klinis : Nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot leher dan bahu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi nyeri akut berhubungan dengan ketegangan otot leher dan bahu.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Nyeri akut" yang didefinisikan sebagai "Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain)". Diagnosa ini berhubungan dengan ketegangan otot leher dan bahu yang menyebabkan nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat nyeri: Pasien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri dari skala awal ke tingkat yang dapat diterima.
2. Kontrol nyeri: Pasien akan dapat mengidentifikasi dan menggunakan strategi yang efektif untuk mengontrol nyeri.
3. Ketegangan otot: Pasien akan menunjukkan relaksasi otot leher dan bahu.
4. Kenyamanan: Pasien akan melaporkan peningkatan kenyamanan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, faktor yang memperburuk dan meringankan nyeri.
- Berikan tindakan farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti terapi panas/dingin, masase, relaksasi, dan teknik distraksi.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Peningkatan Mobilitas Fisik:
- Kaji ketegangan otot leher dan bahu, serta ROM (Range of Motion) pasien.
- Berikan latihan peregangan dan penguatan otot leher dan bahu secara bertahap.
- Ajarkan pasien teknik relaksasi otot, seperti napas dalam dan visualisasi.
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
3. Manajemen Kenyamanan:
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan kenyamanan pasien.
- Berikan lingkungan yang nyaman, seperti suhu ruangan yang sesuai, pencahayaan yang cukup, dan suasana yang tenang.
- Libatkan pasien dalam perencanaan dan evaluasi intervensi untuk meningkatkan kenyamanan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri, peningkatan kontrol nyeri, relaksasi otot, dan peningkatan kenyamanan. Evaluasi dan penyesuaian intervensi perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 18158 | 02 Jun 2025
Klinis : Tingkat nyeri menurun (L.02052)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Tingkat nyeri menurun (L.02052)":
Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Nyeri akut (10.01)". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut. Kondisi "Tingkat nyeri menurun" menunjukkan adanya masalah nyeri yang dialami pasien, sehingga diagnosis keperawatan yang tepat adalah Nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Kontrol Nyeri (L-0203): Klien dapat melaporkan nyeri terkontrol, dengan skor nyeri menurun hingga mencapai skor yang dapat diterima.
2. Kenyamanan (L-0401): Klien dapat melaporkan peningkatan kenyamanan fisik dan psikologis.
3. Kepuasan Pasien (L-1305): Klien dan/atau keluarga dapat melaporkan kepuasan terhadap pengelolaan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen Nyeri (I-0602):
- Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, mencakup lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan strategi pengelolaan nyeri yang tepat.
- Ajarkan klien dan keluarga teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer.
- Berikan analgesik sesuai dengan indikasi dan wewenang keperawatan.
- Lakukan evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Kenyamanan (I-0801):
- Kaji kebutuhan kenyamanan klien secara holistik, meliputi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan kenyamanan klien.
- Lakukan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan klien, seperti pengaturan posisi, terapi suara/musik, atau terapi pijat.
- Libatkan keluarga dalam upaya meningkatkan kenyamanan klien.
- Lakukan evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan (I-1803):
- Berikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang nyeri, pengelolaan nyeri, dan strategi untuk meningkatkan kenyamanan.
- Gunakan media yang sesuai untuk mempermudah pemahaman klien dan keluarga.
- Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan edukasi.
- Lakukan evaluasi pemahaman klien dan keluarga serta penyesuaian intervensi jika diperlukan.
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu klien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri, peningkatan kenyamanan, dan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri. -
Article No. 18159 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 75 tahun di rawat di RS dengan diagnose Dehidrasi. Hasil pengkajian bibir kering dan pecah, urin pekat, frekwensi BAK kurang, turgor kulit > 2 detik. TD 110/90 mmHg. Kemampuan ADLs bantuan total. Riwayat penyakit DM 5 tahun terakhir dan demensia. Hasil lab; Na > 155 mEq/L.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akut ditandai dengan bibir kering dan pecah, urin pekat, frekuensi BAK kurang, dan turgor kulit > 2 detik.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering dan pecah, urin pekat, frekuensi BAK kurang, dan turgor kulit menurun. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan cairan dalam tubuh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Tercapai
- Indikator:
a. Vital sign dalam batas normal (TD 110/90 mmHg)
b. Turgor kulit kembali normal (< 2 detik)
c. Frekuensi BAK kembali normal
d. Warna urin normal
e. Bibir lembab
Penjelasan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang ditandai dengan vital sign yang stabil, turgor kulit kembali normal, frekuensi BAK normal, warna urin normal, dan bibir yang lembab.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan pasien (intake, output, dan tanda-tanda dehidrasi)
- Timbang berat badan harian
- Berikan cairan melalui intravena sesuai kebutuhan
- Pantau keseimbangan cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan jumlah cairan yang dibutuhkan
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi pasien
- Berikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
3. Manajemen Demensia
- Kaji tingkat kognisi pasien
- Berikan lingkungan yang aman dan mendukung
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
- Berikan stimulasi kognitif sesuai kemampuan pasien
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah manajemen cairan, manajemen nutrisi, dan manajemen demensia. Manajemen cairan bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan pasien, manajemen nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, dan manajemen demensia untuk mengatasi masalah kognitif yang dimiliki pasien. -
Article No. 18160 | 02 Jun 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 75 tahun di rawat di RS dengan diagnose Dehidrasi. Hasil pengkajian bibir kering dan pecah, urin pekat, frekwensi BAK kurang, turgor kulit > 2 detik. TD 110/90 mmHg. Kemampuan ADLs bantuan total. Riwayat penyakit DM 5 tahun terakhir dan demensia. Hasil lab; Na > 155 mEq/L.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan: Defisit (SDKI Code: 00027)**
**Penjelasan Singkat:**
Berdasarkan data pengkajian (bibir kering, urin pekat, turgor kulit >2 detik, Na >155 mEq/L, dan tanda dehidrasi lainnya), pasien mengalami defisit cairan yang memerlukan intervensi keperawatan untuk memulihkan keseimbangan hidrasi.
**Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):**
- **Kode:** 00027
- **Definisi:** Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kehilangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular yang dapat mengganggu homeostasis.
**Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):**
- **Kode:** 2701 (Keseimbangan Cairan Terpenuhi)
- **Indikator:**
- Turgor kulit normal (<2 detik)
- Mukosa bibir lembap
- Produksi urin adekuat (?30 mL/jam)
- Kadar elektrolit dalam batas normal (Na 135–145 mEq/L)
**Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):**
- **Kode:** 2610 (Manajemen Cairan)
- **Intervensi Utama:**
- Memantau tanda vital (terutama TD dan nadi)
- Memonitor intake-output cairan
- Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai protokol
- Edukasi keluarga tentang tanda dehidrasi dan pentingnya asupan cairan
- **Intervensi Tambahan:**
- **SIKI 1400 (Perawatan Kulit)** untuk mencegah iritasi bibir pecah-pecah.
- **SIKI 1800 (Manajemen Hiperglikemia)** mengingat riwayat DM pasien.
**Catatan Khusus:**
- **Faktor Kompleksitas:** Pasien memiliki keterbatasan ADL (bantuan total) dan demensia, sehingga perlu pendekatan individual (mis: pemberian cairan per oral dengan bantuan, pemantauan ketat).
- **Kolaborasi:** Dokter untuk koreksi hipernatremia dan tim gizi untuk penyesuaian diet.
**Tone Akademik/Pakar:**
Diagnosa ini didasarkan pada bukti klinis (fisik dan laboratorium) serta mengacu pada *Standar PPNI (2023)*. Intervensi dirancang berbasis evidence-based practice dengan mempertimbangkan komorbiditas (DM dan demensia).
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait)*