Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 110 | 19 Sep 2024
Klinis : klinis 1
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi klinis 1.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, untuk kondisi klinis 1, kemungkinan diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan: Klien mengalami keterbatasan dalam kemampuan untuk bergerak secara mandiri di dalam lingkungannya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Dalam SDKI, diagnosis keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik" dijelaskan sebagai keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan gerakan fisik yang disengaja dan terarah dalam lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Untuk diagnosa keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik", contoh luaran yang dapat dicapai adalah Peningkatan Mobilitas, Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari, dan Pencegahan Komplikasi Imobilisasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk diagnosa keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik", contoh intervensi yang dapat dilakukan adalah Perawatan Mobilisasi, Pelatihan Aktivitas, dan Manajemen Lingkungan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien harus ditetapkan secara komprehensif untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan berorientasi pada hasil. -
Article No. 111 | 19 Sep 2024
Klinis : klinis 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi klinis 2:
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Perawatan Diri
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Defisit Perawatan Diri adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Perawatan Diri meliputi:
- Bantu pasien dalam aktivitas perawatan diri sesuai kemampuannya
- Kembangkan rencana perawatan diri yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Ajarkan teknik perawatan diri yang efektif
- Motivasi pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
- Libatkan keluarga dalam perawatan diri pasien
Penjelasan Singkat:
Kondisi klinis 2 menunjukkan adanya keterbatasan atau ketidakmampuan pasien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah Defisit Perawatan Diri. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien dalam perawatan diri, mengembangkan rencana perawatan diri yang sesuai dengan kemampuan pasien, mengajarkan teknik perawatan diri yang efektif, memotivasi pasien untuk melakukan perawatan diri secara mandiri, serta melibatkan keluarga dalam perawatan diri pasien. -
Article No. 112 | 19 Sep 2024
Klinis : klinis 2
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Kondisi klinis: 2
1. Kode ICD-10:
- Kode: I25.1
- Deskripsi: Penyakit jantung koroner aterosklerotik kronis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 36.1
- Deskripsi: Angioplasti koroner perkutan translumeinal, tanpa tromboektomi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I25.1 (Penyakit jantung koroner aterosklerotik kronis):
- Kode ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner aterosklerotik kronis, yang merupakan kondisi di mana plak aterosklerotik telah mengendap di arteri koroner selama periode waktu yang lama.
- Kondisi ini dapat menyebabkan penyempitan dan penyumbatan arteri koroner, yang dapat mengurangi aliran darah ke jantung dan menyebabkan gejala seperti angina pektoris.
2. Kode ICD-9-CM 36.1 (Angioplasti koroner perkutan translumeinal, tanpa tromboektomi):
- Kode ini mengacu pada prosedur angioplasti koroner perkutan translumeinal, yang merupakan teknik non-bedah untuk memperlebar arteri koroner yang menyempit.
- Dalam prosedur ini, balon kateter dimasukkan ke dalam ar -
Article No. 113 | 19 Sep 2024
Klinis : sakit perut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi sakit perut, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut dan panggul lainnya
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 789.09
- Deskripsi: Nyeri perut lainnya
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R10.4 (Nyeri perut dan panggul lainnya) digunakan untuk menggambarkan keluhan sakit perut yang tidak spesifik atau tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
- Kode ICD-9-CM 789.09 (Nyeri perut lainnya) juga digunakan untuk menggambarkan keluhan sakit perut yang tidak spesifik atau tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik.
- Kode-kode ini digunakan ketika penyebab dari sakit perut belum dapat ditentukan atau belum dapat diklasifikasikan ke dalam diagnosis yang lebih spesifik.
- Pengkodean ini akan membantu dalam proses dokumentasi, pelaporan, dan analisis data terkait kondisi sakit perut. -
Article No. 114 | 19 Sep 2024
Klinis : delirium
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi delirium:
1. Diagnosa Keperawatan:
Delirium
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Delirium adalah suatu kondisi perubahan kesadaran dan daya pikir yang terjadi secara tiba-tiba dan bersifat fluktuatif, yang disebabkan oleh gangguan fisiologis atau kondisi medis yang mendasarinya.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran yang stabil
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang sesuai
- Pasien dapat mendemonstrasikan proses berpikir yang jernih
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen lingkungan yang tenang dan aman
- Pemberian stimulasi kognitif dan orientasi realitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab delirium
- Pemberian obat-obatan sesuai dengan indikasi medis
- Edukasi kepada keluarga tentang delirium dan penatalaksanaannya
Dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, perawat perlu memahami dan menerapkan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terpadu untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan delirium. -
Article No. 115 | 19 Sep 2024
Klinis : apakah delirium ada defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi delirium dengan defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Delirium
2. Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Delirium: Gangguan fungsi kognitif yang terjadi secara akut dan fluktuatif, ditandai dengan penurunan kesadaran, gangguan atensi, gangguan proses pikir, dan perubahan status mental.
2. Defisit Nutrisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Delirium: Outcome yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan fungsi kognitif yang optimal, mempertahankan perilaku yang sesuai, dan dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2. Defisit Nutrisi: Outcome yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Delirium: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen lingkungan, manajemen gejala, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Defisit Nutrisi: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain asuhan nutrisi, manajemen nutrisi, dan edukasi nutrisi.
Dalam kasus delirium dengan defisit nutrisi, dibutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan manajemen lingkungan, penanganan gejala delirium, serta pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat untuk membantu pasien dalam pemulihan. -
Article No. 116 | 19 Sep 2024
Klinis : Cemas, nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus cemas dan nyeri dada, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kecemasan
b. Nyeri akut
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia)
- Kecemasan: Respon emosional dan fisiologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya atau perubahan yang dirasakan.
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Kecemasan:
- Koping individu meningkat
- Tingkat kecemasan menurun
- Gejala kecemasan terkontrol
- Nyeri akut:
- Kontrol nyeri meningkat
- Tingkat nyeri menurun
- Gejala nyeri terkontrol
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Kecemasan:
- Manajemen kecemasan
- Terapi relaksasi
- Terapi kognitif
- Nyeri akut:
- Manajemen nyeri
- Terapi farmakologis nyeri
- Terapi non-farmakologis nyeri
Dalam kasus ini, perawat akan melakukan penilaian, intervensi, dan evaluasi yang sesuai dengan Diagnosa Keperawatan dan SDKI - SLKI - SIKI untuk mengatasi kecemasan dan nyeri dada yang dialami pasien. -
Article No. 117 | 19 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai untuk kasus ini adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pencitraan torak, radiografi dada
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif) dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala yang mengarah pada tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Pencitraan torak, radiografi dada) digunakan untuk menggambarkan prosedur pemeriksaan radiologi dada yang dilakukan pada pasien untuk mendeteksi adanya lesi di paru.
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan/prosedur medis lain yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM, karena informasi yang diberikan hanya menjelaskan pemeriksaan klinis dan radiologi untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 118 | 19 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Ketidakefektifan Pola Napas
c. Kekurangan Volume Cairan
2. Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Meningkatkan bersihan jalan napas, memonitor status pernapasan, dan memberikan intervensi untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah: Fisioterapi dada, terapi inhalasi, pengisapan lendir, dan pemberian posisi yang tepat.
b. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau upaya napas yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
- SLKI: Meningkatkan pola napas yang efektif, memonitor status pernapasan, dan memberikan intervensi untuk memfasilitasi pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah: Manajemen oksigen, latihan pernapasan, dan terapi posisi.
c. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- SLKI: Mempertahankan keseimbangan cairan, memonitor status cairan, dan memberikan intervensi untuk memfasilitasi keseimbangan cairan yang adekuat.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah: Pemberian cairan intravena, pemantauan masukan dan pengeluaran cairan, dan edukasi terkait asupan cairan.
Penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 119 | 19 Sep 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infark miokard akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul secara mendadak atau bertahap, dengan kekuatan ringan hingga berat, yang disebabkan oleh kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri: Kemampuan individu untuk mengenali, mengatasi, dan melaporkan nyeri yang dirasakan.
2. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor penyebab, meminimalkan atau menghilangkan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Mencakup identifikasi karakteristik nyeri, pemberian analgesik, penggunaan teknik nonfarmakologis, dan evaluasi efektivitas penanganan nyeri.
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Pemeriksaan berkala terhadap tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh.
Selain itu, dapat ditambahkan diagnosa keperawatan lain, seperti:
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak berhubungan dengan infark miokard akut
3. Ansietas berhubungan dengan penyakit jantung
SDKI, SLKI, dan SIKI terkait diagnosa tersebut dapat disesuaikan berdasarkan kondisi spesifik pasien.