Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 178 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien mengeluh batuk dan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan batuk dan pilek, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, edema mukosa, spasme otot, dan/atau obstruksi jalan napas
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, sputum berlebihan, mengi, dispnea, ortopnea
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Bersihan jalan napas efektif
- Kriteria hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada sputum yang menumpuk, tidak ada suara napas tambahan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, Manajemen Batuk
- Tindakan: Auskultasi suara napas, Identifikasi sputum, Monitor respirasi dan oksigenasi, Berikan oksigen, Latihan batuk efektif
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif menunjukkan adanya masalah terkait dengan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi sekret, edema mukosa, spasme otot, dan/atau obstruksi jalan napas. Gejala dan tanda yang muncul antara lain batuk tidak efektif, sputum berlebihan, mengi, dispnea, dan ortopnea.
Tujuan keperawatan adalah mencapai bersihan jalan napas yang efektif, dengan kriteria hasil seperti frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada sputum yang menumpuk, dan tidak ada suara napas tambahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, dan manajemen batuk, dengan tindakan seperti auskultasi suara napas, identifikasi sputum, monitor respirasi dan oksigenasi, pemberian oksigen, dan latihan batuk efektif. -
Article No. 179 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien ibu hamil di diagnosis diabetes gestasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien ibu hamil yang terdiagnosis diabetes gestasional, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan mengalami intake nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Individu memerlukan bantuan untuk menjaga asupan nutrisi yang adekuat selama kehamilan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan asupan nutrisi, evaluasi status gizi, dan edukasi tentang manajemen diet diabetes gestasional.
2. Risiko Hiperglikemia
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan mengalami peningkatan kadar glukosa darah di atas rentang normal.
- SLKI: Individu memerlukan bantuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal selama kehamilan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin atau obat antidiabetes sesuai indikasi, dan edukasi tentang manajemen diabetes gestasional.
3. Risiko Komplikasi Kehamilan
- SDKI: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan mengalami komplikasi yang dapat memengaruhi kehamilan dan persalinan.
- SLKI: Individu memerlukan bantuan untuk mencegah dan mengelola komplikasi kehamilan akibat diabetes gestasional.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda komplikasi, edukasi tentang pencegahan komplikasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan komprehensif.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien yang menjadi fokus asuhan keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 180 | 20 Sep 2024
Klinis : gout aethritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi gout arthritis:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi akibat penumpukan kristal asam urat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Gejala: Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, mengeluh nyeri, gerakan protektif/membatasi, kesulitan tidur.
- Penyebab: Peradangan sendi akibat penumpukan kristal asam urat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Indikator: Pasien dapat mengendalikan nyeri, pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgetik, kompres dingin, istirahat sendi, dan edukasi tentang gout.
- Rasional: Mengurangi nyeri, mengatasi penyebab, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri.
Singkatnya, pasien dengan gout arthritis dapat mengalami nyeri akut akibat peradangan sendi. Tujuan keperawatan adalah mengurangi nyeri sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, seperti pemberian analgetik, kompres dingin, istirahat sendi, dan edukasi tentang gout. -
Article No. 181 | 20 Sep 2024
Klinis : gout arthritis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi gout arthritis, berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M10
- Deskripsi: Gout
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 274.0
- Deskripsi: Asam urat, Gout
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M10 adalah kode untuk gout, yang merupakan jenis artritis yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi. Gout dapat menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan peradangan di sendi.
2. Kode ICD-9-CM 274.0 adalah kode untuk asam urat atau gout. Kode ini dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan penanganan gout, seperti pemberian obat-obatan, injeksi steroid, atau tindakan bedah jika diperlukan. -
Article No. 182 | 20 Sep 2024
Klinis : gout arthritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gout arthritis:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi dan deposit kristal urat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Kondisi pada gout arthritis ditandai dengan nyeri dan peradangan sendi, terutama sendi jari kaki, tumit, dan lutut, yang disebabkan oleh deposit kristal urat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien diharapkan dapat menunjukkan: 1) Melaporkan penurunan tingkat nyeri, 2) Mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, 3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, dan 4) Melaporkan kualitas tidur yang membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: 1) Manajemen nyeri (pemberian analgesik, kompres dingin, teknik relaksasi, dll.), 2) Edukasi pasien tentang gout arthritis dan pengelolaan nyeri, 3) Identifikasi dan modifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, 4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan gout arthritis.
Singkatnya, diagnosa keperawatan utama pada gout arthritis adalah nyeri akut yang harus diatasi melalui manajemen nyeri, edukasi pasien, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 183 | 20 Sep 2024
Klinis : Lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Kemampuan Aktivitas Meningkat
3. Kelelahan Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Energi
3. Manajemen Kelelahan
Penjelasan singkat:
- SDKI menjelaskan bahwa intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI menjelaskan luaran yang diharapkan, yaitu toleransi aktivitas meningkat, kemampuan aktivitas meningkat, dan kelelahan menurun.
- SIKI menjelaskan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu manajemen aktivitas, manajemen energi, dan manajemen kelelahan.
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu lansia meningkatkan toleransi aktivitas, kemampuan aktivitas, dan mengelola kelelahan sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. -
Article No. 184 | 20 Sep 2024
Klinis : Kronologis Lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan Intoleransi Aktivitas.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik definisi: Kelelahan yang berlebihan, Kelemahan, Takut melakukan aktivitas, Aktivitas terbatas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan yang diharapkan: Klien menunjukkan toleransi meningkat terhadap aktivitas, Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas, Klien menunjukkan peningkatan energi.
- Kriteria Hasil: Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan berlebih, Mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan, Menunjukkan peningkatan tenaga dan stamina.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Manajemen Kelelahan, Peningkatan Mobilitas.
- Contoh tindakan: Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas, Menyusun rencana aktivitas, Mengajarkan teknik manajemen energi, Memfasilitasi aktivitas sesuai kemampuan klien.
Jadi, untuk kondisi Lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan Intoleransi Aktivitas, diagnosis keperawatan yang tepat adalah Intoleransi Aktivitas dengan penjelasan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah dipaparkan di atas. -
Article No. 185 | 20 Sep 2024
Klinis : Kronologis Lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas (SDKI)
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Penyebab SDKI:
1. Kurangnya energi
2. Gangguan neuromuskular
3. Nyeri
4. Malnutrisi
5. Depresi
Gejala dan Tanda SDKI:
1. Kelelahan yang tidak sesuai dengan aktivitas
2. Penurunan toleransi terhadap aktivitas
3. Dispnea pada aktivitas ringan
4. Perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas
5. Tidak mampu menyelesaikan aktivitas yang diinginkan atau dibutuhkan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Energi
3. Manajemen Nyeri
4. Peningkatan Nutrisi
5. Terapi Psikososial
Hasil Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Pemulihan Energi Membaik
3. Nyeri Terkontrol
4. Status Nutrisi Membaik
5. Fungsi Psikososial Membaik
Penjelasan singkat:
Intoleransi aktivitas pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya energi, gangguan neuromuskular, nyeri, malnutrisi, dan depresi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, manajemen energi, manajemen nyeri, peningkatan nutrisi, dan terapi psikososial. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan toleransi aktivitas, pemulihan energi, nyeri terkontrol, status nutrisi membaik, dan fungsi psikososial membaik pada lansia. -
Article No. 186 | 20 Sep 2024
Klinis : Kronologis lansia yang mengalami gangguan aktivitas dan istirhat dengam masalah keperawatan intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi lansia dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas energi.
- Karakteristik Definisi: Kelelahan, napas pendek saat aktivitas, pusing, nyeri, kelemahan tubuh, dan perasaan tidak mampu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tanpa kelelahan yang berlebihan, tanda-tanda vital stabil saat aktivitas, dan merasakan peningkatan energi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Energi: Membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat untuk mencegah kelelahan.
b. Peningkatan Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan kemampuan fisik secara bertahap sesuai toleransi.
c. Perawatan Fisik: Menjaga kebersihan dan kenyamanan pasien untuk mendukung pemulihan.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen energi dan aktivitas yang aman.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas menggambarkan ketidakmampuan pasien lansia untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan dan kapasitas energi. Tujuan perawatan adalah meningkatkan toleransi aktivitas pasien melalui manajemen energi, peningkatan aktivitas secara bertahap, perawatan fisik, dan edukasi kesehatan bagi pasien serta keluarga. -
Article No. 187 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tidak spesifik
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, diagnosis yang paling mungkin adalah Campak (measles). Kode ICD-10 untuk Campak yang tidak spesifik adalah B05.9.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang spesifik yang perlu dikodekan dalam ICD-9-CM.
Penjelasan:
Dalam kasus ini, tidak ada prosedur atau tindakan medis yang memerlukan kode ICD-9-CM. Perawatan yang mungkin diberikan adalah pemberian obat untuk mengelola gejala dan mendukung pemulihan pasien, serta tindakan pencegahan seperti isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit. Namun, tindakan-tindakan tersebut tidak memiliki kode khusus dalam ICD-9-CM.