Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 158 | 20 Sep 2024
Klinis : edema kaki dan tangan, Hemoglobin 8, hematokrit 27
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu adanya edema kaki dan tangan, Hemoglobin 8, dan hematokrit 27, maka dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kelebihan volume cairan
b. Anemia
2. Penjelasan singkat:
a. Kelebihan volume cairan
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kelebihan cairan di dalam ruang intravaskular, interstisial, atau rongga tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan antara lain status hidrasi yang membaik, penurunan edema, dan keseimbangan cairan yang terpelihara.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan pemantauan tanda-tanda vital dan intake-output cairan.
b. Anemia
- SDKI: Anemia adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah nilai normal.
- SLKI: Luaran yang diharapkan antara lain peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan kapasitas fungsional.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemberian suplemen besi, peningkatan asupan nutrisi kaya besi, dan pemantauan nilai laboratorium.
Perlu diperhatikan bahwa dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi klien secara keseluruhan dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi klien. -
Article No. 159 | 20 Sep 2024
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah informasi terkait Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Nyeri Akut:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
2. Sistem Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Utama: Pernyataan verbal atau nonverbal dari pengalaman nyeri; Perilaku pengalihan nyeri; Perubahan tanda-tanda vital.
3. Sistem Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
- Kode: 00132
- Definisi: Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan sehubungan dengan sensasi nyeri.
- Indikator:
1. Tingkat nyeri
2. Kemampuan mengontrol nyeri
3. Ekspresi nyeri
4. Sistem Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
- Kode: 00132
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dialami individu.
- Intervensi:
1. Manajemen Nyeri
2. Pemberian Analgesik
3. Distraksi
4. Relaksasi
5. Pengaturan Posisi
Penjelasan singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Diagnosa ini diidentifikasi berdasarkan pernyataan verbal atau nonverbal dari pengalaman nyeri, perilaku pengalihan nyeri, dan perubahan tanda-tanda vital. Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dialami individu melalui manajemen nyeri, pemberian analgesik, distraksi, relaksasi, dan pengaturan posisi. -
Article No. 160 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis):
- Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi melalui pemeriksaan bakteriologis (misalnya tes BTA) atau histologis (misalnya biopsi paru).
- Gejala yang dialami pasien, termasuk batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta temuan pemeriksaan radiologis yang menunjukkan lesi di paru, sesuai dengan diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Bronkoskopi):
- Kode ini digunakan untuk prosedur bronkoskopi, yang mungkin dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mengambil sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Bronkoskopi dapat dilakukan untuk mengevaluasi lesi di paru yang terlihat pada pemeriksaan rontgen, serta untuk mengambil sampel jaringan atau cairan untuk pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
Catatan: Penentuan diagnosis dan penggunaan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang, seperti dokter, berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang lengkap. -
Article No. 161 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang efektif.
- Faktor yang berhubungan: Produksi sekret berlebih, peningkatan sekresi mukus.
- Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Membantu menentukan diagnosa keperawatan yang tepat berdasarkan data-data yang ada.
- Memberikan definisi, faktor yang berhubungan, serta gejala dan tanda untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan tentang luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran yang sesuai: Bebas dari sputum, perbaikan pola napas, pasien dapat batuk efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan tentang tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi yang sesuai: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, latihan batuk efektif.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, serta merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi masalah pasien. -
Article No. 162 | 20 Sep 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan keputihan sejak 3 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien dengan keputihan yang dialami sejak 3 hari yang lalu, berikut adalah kemungkinan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosis Keperawatan:
1. Infeksi Vagina
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Infeksi Vagina: Infeksi pada vagina yang ditandai dengan keluarnya cairan berbau, rasa gatal, dan kemerahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pengendalian Infeksi: Mencegah atau mengurangi timbulnya infeksi.
- Perawatan Diri: Kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Perawatan Vulva: Menjaga kebersihan dan integritas vulva.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi kepada pasien mengenai infeksi vagina dan perawatannya.
- Konseling: Memberikan dukungan psikologis dan emosional kepada pasien.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan keputihan kemungkinan mengalami infeksi vagina. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Infeksi Vagina". Perawatan yang dibutuhkan meliputi pengendalian infeksi, perawatan diri, perawatan vulva, edukasi kesehatan, dan konseling. Tujuannya adalah untuk mengatasi infeksi, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan perawatan diri pasien. -
Article No. 163 | 20 Sep 2024
Klinis : kpasien datang dengan keluhan keputihan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk pasien dengan keluhan keputihan, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N72
- Deskripsi: Cervicitis dan endocervicitis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 616.0
- Deskripsi: Cervicitis dan endocervicitis
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N72 (Cervicitis dan endocervicitis) digunakan untuk mengkodekan kondisi inflamasi atau infeksi pada leher rahim (serviks) dan saluran leher rahim (endoserviks) yang menyebabkan keputihan.
- Kode ICD-9-CM 616.0 (Cervicitis dan endocervicitis) digunakan untuk mengkodekan kondisi yang serupa pada sistem ICD-9-CM.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, jamur, atau virus, serta faktor-faktor lainnya. Pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan yang sesuai akan ditentukan oleh dokter berdasarkan evaluasi klinis dan hasil pemeriksaan tambahan. -
Article No. 164 | 20 Sep 2024
Klinis : kpasien datang dengan keluhan keputihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami keputihan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Vagina
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen pada sistem reproduksi wanita yang dapat membahayakan kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Adanya perubahan pada warna, bau, dan konsistensi cairan vagina, rasa nyeri atau gatal di area vagina, peningkatan frekuensi urination.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien terbebas dari infeksi vagina, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada keluhan gatal atau nyeri di area vagina.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab dan faktor risiko infeksi vagina.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene, penggunaan celana dalam yang tepat, dan menghindari iritasi vagina.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
4. Pantau tanda-tanda infeksi vagina dan efektivitas pengobatan.
5. Berikan kenyamanan pasien selama proses pengobatan.
Penjelasan singkat di atas memberikan gambaran umum tentang diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi keputihan pada pasien. Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 165 | 20 Sep 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan keputihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan keputihan yang dialami oleh pasien, berikut adalah contoh diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan:
Infeksi Saluran Reproduksi
Penjelasan:
- SDKI: Infeksi Saluran Reproduksi adalah kondisi dimana terjadi infeksi pada organ-organ reproduksi wanita, yang ditandai dengan gejala keputihan, rasa gatal, iritasi, atau nyeri.
- SLKI: Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan adalah pasien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi saluran reproduksi, dapat merawat diri dengan baik, dan bebas dari infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi mengenai personal hygiene, pemberian obat-obatan sesuai resep, perawatan area genital, dan pemantauan perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan baku dalam menetapkan diagnosis keperawatan yang didasarkan pada data yang dikumpulkan dari pasien.
- Diagnosis keperawatan mencakup masalah kesehatan, risiko kesehatan, dan potensi kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan acuan dalam menetapkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan menggambarkan perubahan status kesehatan pasien sebagai respons terhadap intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan dalam menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan dan luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan mencakup aktivitas, prosedur, dan kolaborasi yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 166 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 63 tahun dirawat dengan BPH post TURP 8 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: Keluhan sebelum operasi adalah kencing sulit keluar, harus mengejan jika berkemih, tidak puas setelah berkemih. Saat ini pasien GCS 15. Pasien mengeluh nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, nyeri skala 6 (1-10). Terdapat distensi kandung kemih dan meregang, Fundus VU teraba 2 jari di atas simphisis pubis . Pasien tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakan. Pasien terpasang kateter three way dan irigasi, kantong urin terisi 600 ml sejak 4 jam yang lalu. Urin dalam urine bag tidak terlihat ada bekuan darah, selang urin bag terlihat ada bekuan darah, urin tidak menetes di urin bag, belum ada penambahan urin/4 jam. Pasien merasa cemas dengan kondisinya, khawatir tidak bisa disembuhkan dan merasa tidak sempurna sebagai seorang laki-laki. Pasien khawatir jika harus memakai selang urin terus menerus. Hasil pemeriksaan pre-op: USG prostat menunjukkan pembesaran prostat. Hasil laboratorium darah (post op): 11mg/dL.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur operasi BPH post TURP
2. Gangguan rasa nyaman (cemas) berhubungan dengan perubahan citra tubuh
3. Risiko retensio urin berhubungan dengan pembengkakan prostat
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (nyeri).
- Gangguan rasa nyaman (cemas): Pengalaman subjektif individu yang tidak menyenangkan berupa perasaan tidak pasti atau takut yang sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu.
- Risiko retensio urin: Potensi untuk tertahannya urine dalam kandung kemih yang dapat mengancam kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri terkontrol sesuai target yang diharapkan.
- Cemas terkendali: Pasien melaporkan cemas terkendali sesuai target yang diharapkan.
- Pengeluaran urin adekuat: Pasien dapat mengosongkan kandung kemih secara adekuat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan nyeri pada pasien.
- Manajemen kecemasan: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan kecemasan pada pasien.
- Pemantauan fungsi kandung kemih: Upaya untuk memantau fungsi kandung kemih dan mencegah komplikasi.
Dalam konteks kasus ini, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi nyeri, mengurangi kecemasan, dan memantau fungsi kandung kemih pada pasien pasca operasi BPH. -
Article No. 167 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 63 tahun dirawat dengan BPH post TURP 8 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: Keluhan sebelum operasi adalah kencing sulit keluar, harus mengejan jika berkemih, tidak puas setelah berkemih. Saat ini pasien GCS 15. Pasien mengeluh nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, nyeri skala 6 (1-10). Terdapat distensi kandung kemih dan meregang, Fundus VU teraba 2 jari di atas simphisis pubis . Pasien tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakan. Pasien terpasang kateter three way dan irigasi, kantong urin terisi 600 ml sejak 4 jam yang lalu. Urin dalam urine bag tidak terlihat ada bekuan darah, selang urin bag terlihat ada bekuan darah, urin tidak menetes di urin bag, belum ada penambahan urin/4 jam. Pasien merasa cemas dengan kondisinya, khawatir tidak bisa disembuhkan dan merasa tidak sempurna sebagai seorang laki-laki. Pasien khawatir jika harus memakai selang urin terus menerus. Hasil pemeriksaan pre-op: USG prostat menunjukkan pembesaran prostat. Hasil laboratorium darah (post op): 11mg/dL.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N40.1
- Deskripsi: Hiperplasia prostat benigna (BPH)
2. Kode ICD-9-CM:
- Kode: 60.2
- Deskripsi: Reseksi transurethral prostat (TURP)
Penjelasan:
- Kode ICD-10 N40.1 adalah untuk diagnosis Hiperplasia Prostat Benigna (BPH), yang merupakan kondisi medis di mana prostat membesar secara berlebihan, menyebabkan keluhan kencing sulit keluar, harus mengejan saat berkemih, dan tidak puas setelah berkemih.
- Kode ICD-9-CM 60.2 adalah untuk prosedur Reseksi Transurethral Prostat (TURP), yang merupakan tindakan pembedahan untuk mengatasi BPH dengan cara mengangkat sebagian prostat yang membengkak.
- Pasien mengalami komplikasi post-TURP, seperti nyeri di area kemaluan dan kandung kemih, distensi kandung kemih, dan masalah dengan pengeluaran urin melalui kateter.
- Pasien juga menunjukkan gejala kecemasan dan kekhawatiran terkait kondisinya dan penggunaan kateter urin.