Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 151 | 20 Sep 2024
Klinis : anak laki-laki usia 1 tahun diare mual muntah tidak mau makan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu anak laki-laki usia 1 tahun dengan diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko dehidrasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
c. Intoleransi aktivitas
2. Penjelasan singkat:
a. Risiko dehidrasi
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan dan elektrolit di dalam tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Cairan tubuh yang adekuat, Keseimbangan elektrolit.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen cairan, Pemantauan tanda-tanda vital, Pemberian cairan/elektrolit.
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Berat badan dalam kisaran normal, Kadar nutrisi dalam batas normal.
- SIKI: Manajemen nutrisi, Edukasi nutrisi, Pemantauan asupan nutrisi.
c. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tingkat aktivitas, Toleransi aktivitas, Kemampuan perawatan diri.
- SIKI: Manajemen aktivitas, Pemberian terapi aktivitas, Edukasi aktivitas.
Penjelasan singkat di atas menggambarkan konsep dasar dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan dalam proses keperawatan untuk menangani kondisi anak laki-laki usia 1 tahun dengan diare, mual, muntah, tidak mau makan, dan lemas. -
Article No. 152 | 20 Sep 2024
Klinis : ibu mengeluh belum bisa beraktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu "ibu mengeluh belum bisa beraktivitas", berikut adalah kemungkinan Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan:
1. Keterbatasan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen dan terkontrol dari satu tempat ke tempat lain.
SDKI:
- Definisi dan karakteristik
- Faktor yang berhubungan (penyebab)
- Gejala/tanda (subjektif dan objektif)
SLKI:
- Mobilitas fisik meningkat
- Kemampuan fisik meningkat
- Kemampuan aktivitas sehari-hari meningkat
SIKI:
- Manajemen aktivitas
- Peningkatan aktivitas
- Perawatan mobilitas
- Terapi latihan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, yang berisi definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan gejala/tanda dari diagnosa keperawatan.
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia, yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, yang berisi intervensi atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah "Keterbatasan Mobilitas Fisik", dengan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti manajemen aktivitas, peningkatan aktivitas, perawatan mobilitas, dan terapi latihan. -
Article No. 153 | 20 Sep 2024
Klinis : ibu mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi sc
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu ibu yang mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi SC, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang ditandai dengan kelelahan, kelemahan, atau keterbatasan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Intoleransi Aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan, menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas, dan mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas meliputi:
1. Manajemen energi: mengatur pola aktivitas dan istirahat untuk meminimalkan kelelahan.
2. Perawatan fisik: membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
3. Edukasi: memberikan informasi tentang manajemen aktivitas dan pentingnya istirahat.
4. Terapi aktivitas: memfasilitasi aktivitas yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Dalam kasus ini, ibu yang baru selesai operasi SC masih merasakan efek obat bius, sehingga memiliki intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu ibu dalam beraktivitas sesuai dengan kemampuannya saat ini, memberikan edukasi tentang manajemen aktivitas dan istirahat, serta melakukan terapi aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap. -
Article No. 154 | 20 Sep 2024
Klinis : ibu mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi sc ibu diharuskan tirah baring karena efek anastesi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu ibu mengeluh belum bisa beraktivitas karena efek obat bius setelah operasi SC (Sectio Caesarea) dan ibu diharuskan tirah baring karena efek anastesi, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan:
1. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan efek anastesi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Keterbatasan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari tubuh atau salah satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan ini adalah pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik secara bertahap.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen aktivitas: mengatur aktifitas pasien sesuai kemampuan dan kondisi pasien.
2. Mobilisasi progresif: membantu pasien untuk melakukan pergerakan secara bertahap sesuai kemampuannya.
3. Terapi fisik: memberikan latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan mobilitas pasien.
4. Edukasi pasien dan keluarga: memberikan edukasi mengenai pentingnya mobilisasi dan latihan fisik untuk mempercepat pemulihan.
Dengan intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas fisiknya secara bertahap sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. -
Article No. 155 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang pasien Tn. K (30 th) datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut yang parah, mual, muntah, dan konstipasi selama 3 hari terakhir. Pasien juga melaporkan tidak bisa buang gas dan air besar selama beberapa hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu tubuh 38°C, nyeri tekan pada perut bagian kanan atas, dan distensi abdomen. Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan dilatasi usus dengan peristaltik meningkat dan cairan bebas pada cavum abdomen.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keterangan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa pasien Tn. K (30 tahun) mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Obstruksi Gastrointestinal.
Berikut penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk diagnosis keperawatan Obstruksi Gastrointestinal:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan gangguan pada saluran pencernaan yang menyebabkan terganggunya aliran isi usus.
Penyebab: Penyumbatan mekanis, paralisis usus, atau spasme otot.
Gejala dan tanda: Nyeri abdomen, mual, muntah, konstipasi, distensi abdomen, peristaltik meningkat, dan cairan bebas pada cavum abdomen.
2. SLKI (Standar luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
a. Nyeri terkontrol
b. Pola eliminasi usus kembali normal
c. Tidak terjadi komplikasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan:
a. Manajemen nyeri: Identifikasi lokasi, karakteristik, dan faktor yang mempengaruhi nyeri; berikan analgesik sesuai instruksi.
b. Manajemen nutrisi: Kaji intake oral, berikan nutrisi sesuai toleransi pasien.
c. Manajemen eliminasi: Kaji pola eliminasi, berikan enema atau stimulasi untuk memfasilitasi defekasi.
d. Pemantauan kondisi: Pantau tanda-tanda vital, pemeriksaan abdomen, dan hasil pemeriksaan penunjang.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan obstruksi gastrointestinal.
Dalam penatalaksanaan kasus ini, diperlukan kolaborasi yang erat antara tim kesehatan untuk memastikan pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 156 | 20 Sep 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi hipertensi:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
- Hipertensi
- Penjelasan singkat: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang melebihi nilai normal.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kontrol Tekanan Darah
- Penjelasan singkat: Kemampuan individu untuk mengelola dan mempertahankan tekanan darah pada rentang normal.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen Hipertensi
- Penjelasan singkat: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu individu mengelola hipertensi, termasuk pengaturan diet, olahraga, dan penggunaan obat-obatan.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI merupakan standar yang menggambarkan diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien.
- Setiap diagnosis keperawatan dalam SDKI memiliki definisi, karakteristik, penyebab, dan faktor yang mempengaruhi.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI merupakan standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien.
- Setiap luaran keperawatan dalam SLKI memiliki indikator yang dapat diukur dan dievaluasi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI merupakan standar yang menggambarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk membantu klien mencapai luaran yang diharapkan.
- Setiap intervensi keperawatan dalam SIKI memiliki aktivitas, rasional, dan pengkajian yang dapat dilakukan. -
Article No. 157 | 20 Sep 2024
Klinis : bersihan jalan nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Sekret berlebih, obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan, infeksi saluran pernapasan, dan cedera pada saluran pernapasan.
- Gejala/Tanda: Dispnea, suara napas abnormal, produksi sekret berlebih, batuk tidak efektif, dan sianosis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Keperawatan: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- Indikator Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
- Mampu batuk dan membuang sekret dengan efektif.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi saluran pernapasan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan.
- Memposisikan pasien untuk memudahkan drainase sekret.
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
- Memberikan suction atau nebulizer untuk membantu pengeluaran sekret.
- Memantau dan mengelola faktor-faktor yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas.
- Melakukan fisioterapi dada atau postural drainage untuk membantu pengeluaran sekret.
- Mengkolaborasikan pemberian oksigen atau ventilasi mekanik jika diperlukan.
Dalam praktiknya, perawat akan melakukan penilaian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, menetapkan tujuan, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien untuk membantu mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih. -
Article No. 158 | 20 Sep 2024
Klinis : edema kaki dan tangan, Hemoglobin 8, hematokrit 27
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, yaitu adanya edema kaki dan tangan, Hemoglobin 8, dan hematokrit 27, maka dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kelebihan volume cairan
b. Anemia
2. Penjelasan singkat:
a. Kelebihan volume cairan
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami kelebihan cairan di dalam ruang intravaskular, interstisial, atau rongga tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan antara lain status hidrasi yang membaik, penurunan edema, dan keseimbangan cairan yang terpelihara.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pembatasan asupan cairan, pemberian diuretik, dan pemantauan tanda-tanda vital dan intake-output cairan.
b. Anemia
- SDKI: Anemia adalah kondisi di mana individu mengalami penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah nilai normal.
- SLKI: Luaran yang diharapkan antara lain peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit, peningkatan toleransi aktivitas, dan peningkatan kapasitas fungsional.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemberian suplemen besi, peningkatan asupan nutrisi kaya besi, dan pemantauan nilai laboratorium.
Perlu diperhatikan bahwa dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi klien secara keseluruhan dan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi klien. -
Article No. 159 | 20 Sep 2024
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah informasi terkait Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Nyeri Akut:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
2. Sistem Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Utama: Pernyataan verbal atau nonverbal dari pengalaman nyeri; Perilaku pengalihan nyeri; Perubahan tanda-tanda vital.
3. Sistem Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
- Kode: 00132
- Definisi: Tingkat kenyamanan individu yang dirasakan sehubungan dengan sensasi nyeri.
- Indikator:
1. Tingkat nyeri
2. Kemampuan mengontrol nyeri
3. Ekspresi nyeri
4. Sistem Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
- Kode: 00132
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dialami individu.
- Intervensi:
1. Manajemen Nyeri
2. Pemberian Analgesik
3. Distraksi
4. Relaksasi
5. Pengaturan Posisi
Penjelasan singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Diagnosa ini diidentifikasi berdasarkan pernyataan verbal atau nonverbal dari pengalaman nyeri, perilaku pengalihan nyeri, dan perubahan tanda-tanda vital. Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mengurangi atau menghilangkan pengalaman nyeri yang dialami individu melalui manajemen nyeri, pemberian analgesik, distraksi, relaksasi, dan pengaturan posisi. -
Article No. 160 | 20 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis):
- Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi melalui pemeriksaan bakteriologis (misalnya tes BTA) atau histologis (misalnya biopsi paru).
- Gejala yang dialami pasien, termasuk batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta temuan pemeriksaan radiologis yang menunjukkan lesi di paru, sesuai dengan diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Bronkoskopi):
- Kode ini digunakan untuk prosedur bronkoskopi, yang mungkin dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mengambil sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Bronkoskopi dapat dilakukan untuk mengevaluasi lesi di paru yang terlihat pada pemeriksaan rontgen, serta untuk mengambil sampel jaringan atau cairan untuk pemeriksaan mikrobiologis atau histologis.
Catatan: Penentuan diagnosis dan penggunaan kode ICD-10 serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang, seperti dokter, berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang lengkap.