Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2065 | 12 Oct 2024
Klinis : Ibu O 88 tahun mengatakan tidak nafsu makan karena gigi palsunya copot. Apakah intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah tersebut? a. Berikan makanan ynag mengandung serat b. Batasi minum kopi dan teh c. Beri makan porsi kecil tapi sering d. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin e. Berikan makan lunak dan hangat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ibu O yang mengatakan tidak nafsu makan karena gigi palsunya copot.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi berhubungan dengan gangguan pada fungsi pengunyahan.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) menjelaskan bahwa Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Dalam kasus Ibu O, kondisi ini berhubungan dengan gangguan pada fungsi pengunyahan, yaitu hilangnya gigi palsu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) mengidentifikasi bahwa luaran yang diharapkan untuk mengatasi Defisit Nutrisi adalah Intake Nutrisi Adekuat, di mana individu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyarankan beberapa intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah ini, antara lain:
e. Berikan makan lunak dan hangat
Intervensi ini tepat dilakukan untuk Ibu O yang mengalami kesulitan mengunyah akibat hilangnya gigi palsu. Makanan lunak dan hangat akan lebih mudah ditelan dan dicerna, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu O.
Selain itu, intervensi lain yang dapat dipertimbangkan adalah:
c. Beri makan porsi kecil tapi sering
Hal ini dapat memudahkan Ibu O untuk mengonsumsi makanan tanpa terlalu membebani sistem pencernaannya.
Dengan penerapan intervensi yang tepat, diharapkan Ibu O dapat kembali memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mencapai luaran Intake Nutrisi Adekuat. -
Article No. 2066 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia laki-laki 68 tahun, tinggal di PSTW mengalami nyeri pada sendi-sendi. Nyeri dirasakan meningkat saat bangun tidur dan menjelang malam hari. Saat pengkajian didapatkan data lemas, dapat melakukan aktifitas secara mandiri, saat berjalan menggunakan alat bantu. TD 140/100 mmHg, frekuensi nafas 20 x/menit, denyut nadi 89 x/menit dan suhu tubuh 370C. hasil lab Asam urat 10 mg/dl. Apakah intervensi yang dapat dilakukan terhadap kasus diatas? a. Melatih dan melakukan senam kaki DM b. Melatih dan melakukan senam rematik c. Melatih dan mengajak lansia olahraga rutin setian hari untuk mengurangi nyeri d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penanganan nyeri kaki e. Menganjurkan untuk mengurangi makan sayuran hijau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kasus Lansia laki-laki 68 tahun yang mengalami nyeri pada sendi-sendi.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Muskuloskeletal (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan atau potensi kerusakan pada struktur tubuh yang berhubungan dengan otot, tulang, dan sendi.
- Karakteristik: Keluhan nyeri pada sendi-sendi, peningkatan nyeri saat melakukan aktivitas, keterbatasan rentang gerak, kekakuan, dan limfadenopati.
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI dan SIKI):
1. Manajemen Nyeri (SLKI)
- Definisi: Upaya untuk membantu klien mengurangi atau mengendalikan nyeri.
- Intervensi (SIKI):
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas) secara komprehensif.
b. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti aktivitas fisik, postur tubuh, dan istirahat.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat/dingin, dan latihan gerak sendi.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian intervensi farmakologis sesuai kebutuhan.
2. Peningkatan Mobilitas Sendi (SLKI)
- Definisi: Upaya untuk membantu klien meningkatkan rentang gerak sendi.
- Intervensi (SIKI):
a. Kaji kemampuan mobilitas sendi klien.
b. Latih dan dampingi klien dalam melakukan senam atau latihan gerak sendi secara bertahap.
c. Berikan edukasi tentang pentingnya aktivitas fisik dan latihan gerak sendi untuk mengurangi nyeri.
d. Monitor dan evaluasi kemajuan klien dalam meningkatkan mobilitas sendi.
Berdasarkan informasi yang diberikan, intervensi yang paling sesuai adalah opsi c, yaitu "Melatih dan mengajak lansia olahraga rutin setiap hari untuk mengurangi nyeri". Hal ini sejalan dengan intervensi keperawatan dalam Peningkatan Mobilitas Sendi, dimana perawat dapat melatih dan mendampingi klien dalam melakukan aktivitas fisik dan latihan gerak sendi secara rutin untuk mengurangi nyeri muskuloskeletal. -
Article No. 2067 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia perempuan 60 tahun menderita kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan kemoterapi, mengeluh lemas, mual, dan tidak mau makan. klien terlihat lemas, BB saat ini : 64 kg, TB : 170 cm. Tanda-tanda vital : TD:160/100 mmHg, N: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, S:36 ºC. Setelah diperiksa Hasil labolatorium menunjukkan leukosit : 5,3 rb/uL, eritrosit: 2,7 jt/ul, Hb: 9,2 g/dL, Ht:26%, GDS : 143 mg/dL. Apakah diagnose keperawatan utama pada kasus diatas? a. Gangguan eliminasi urin b. Resiko infeksi c. Hambatan mobilitas fisik d. Ketidakseimbangan nutrisi e. Resiko penyebaran infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Setelah mempelajari kondisi pasien lansia perempuan 60 tahun yang menderita kanker payudara dan sedang menjalani pengobatan kemoterapi, dengan keluhan lemas, mual, dan tidak mau makan, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan adanya penurunan darah, diagnosa keperawatan utama pada kasus ini adalah:
d. Ketidakseimbangan nutrisi
Penjelasan:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi pasien adalah "Ketidakseimbangan nutrisi" dengan definisi "Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik". Hal ini ditandai dengan:
- Keluhan pasien yang tidak mau makan
- Penurunan berat badan
- Hasil laboratorium menunjukkan penurunan kadar Hb, eritrosit, dan leukosit yang mengindikasikan malnutrisi
Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan keperawatan yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan mempertahankan status nutrisi pasien selama menjalani pengobatan kemoterapi. -
Article No. 2068 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia (60 tahun) datang ke RS dengan keluhan nyeri di ulu hati. Hasil pengkajian menunjukkan klien memiliki riwayat gastritis sejak 3 tahun lalu dan sering kambuh. Klien biasa mengkonsumsi kopi di pagi hari. Klien dapat makan dan minum, walaupun sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung (Gastritis)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat nyeri menurun
2. Koping terhadap nyeri meningkat
3. Pemantauan tanda-tanda vital stabil
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri
2. Terapi relaksasi
3. Edukasi manajemen nyeri
Penjelasan singkat:
- Lansia (60 tahun) datang ke RS dengan keluhan nyeri di ulu hati. Hasil pengkajian menunjukkan klien memiliki riwayat gastritis sejak 3 tahun lalu dan sering kambuh. Klien biasa mengkonsumsi kopi di pagi hari.
- Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung (Gastritis).
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen nyeri, Terapi relaksasi, dan Edukasi manajemen nyeri.
- Luaran yang diharapkan adalah tingkat nyeri menurun, koping terhadap nyeri meningkat, dan pemantauan tanda-tanda vital stabil. -
Article No. 2069 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia (60 tahun) datang ke RS dengan keluhan nyeri di ulu hati. Hasil pengkajian menunjukkan klien memiliki riwayat gastritis sejak 3 tahun lalu dan sering kambuh. Klien biasa mengkonsumsi kopi di pagi hari. Klien dapat makan dan minum, walaupun sedikit. Apa prioritas masalah yang terjadi pada klien? a. Defisiensi pengetahuan b. Risiko defisit volume cairan c. Nyeri akut d. Nutrisi kurang dari kebutuhan e. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhankulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, prioritas masalah yang terjadi pada klien adalah:
c. Nyeri akut
Penjelasan:
Kondisi klien menunjukkan adanya keluhan nyeri di ulu hati, yang merupakan indikasi dari nyeri akut. Klien memiliki riwayat gastritis yang sering kambuh, dan hal ini dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati. Nyeri akut menjadi prioritas utama karena memerlukan penanganan segera untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri yang dirasakan oleh klien.
Diagnosa Keperawatan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut
Penjelasan singkat:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut (nyeri).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan perilaku yang mengindikasikan penurunan nyeri, dan tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut, seperti manajemen nyeri, terapi farmakologi, terapi nonfarmakologi, dan edukasi terkait nyeri.
Jadi, prioritas masalah yang terjadi pada klien adalah nyeri akut, yang memerlukan penanganan segera untuk mengatasi keluhan tersebut. -
Article No. 2070 | 12 Oct 2024
Klinis : Bapak F (78 tahun) memiliki ulkus tirah baring. Tampak hilang seluruh ketebalan kulit dengan desktruktif ekstensid dan nekrosis jaringan di area sakrum dan ischia kiri sejak masuk RS akibat Gagal Ginjal Akut, Area sakrum dan ischia tampak bersih, granulasi, diberikan hidrogel, dan dibalut dengan balutan transparan yang diganti setiap hari. Penyembuhan luka diperkirakan memakan waktu 6-8 bulan dengan kondisi nutrisi yang adekuat. Apakah diagnosa keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada kasus Bapak F?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi Bapak F yang mengalami ulkus tirah baring akibat Gagal Ginjal Akut, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditegakkan adalah:
Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Perubahan epidermis dan/atau dermis.
Definisi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perubahan epidermis dan/atau dermis yang disebabkan oleh faktor internal dan/atau eksternal.
Definisi SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pemulihan integritas kulit yang optimal.
Definisi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Upaya yang dilakukan perawat untuk memulihkan integritas kulit yang optimal.
Penjelasan:
Bapak F mengalami ulkus tirah baring yang menyebabkan hilangnya seluruh ketebalan kulit di area sakrum dan ischia kiri. Kondisi ini menunjukkan adanya kerusakan integritas kulit yang disebabkan oleh faktor eksternal berupa tekanan yang lama akibat tirah baring. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, perbaikan nutrisi, dan pencegahan komplikasi lebih lanjut agar dapat tercapai pemulihan integritas kulit yang optimal. -
Article No. 2071 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia mengeluh tidak bisa BAK, perut terasa tidak nyaman. Lansia tidak ada demam dan BAB sekali seperti biasanya. Perawat mengkaji asupan cairan lansia. Bagaimana cara mengkaji adanya distensi kandung vesika urinaria? a. Letakkan tangan kiri di bawah sela iga 1 dan kostovertebra kanan b. Gunakan bell stetoskop untuk auskultasi c. Inspeksi discharge di meatus urinary d. Palpasi di bawah umbilicus mendekati simfisis e. Ketuk dengan jari kuadran atas abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi seorang lansia yang mengeluh tidak bisa BAK dan perut terasa tidak nyaman.
Diagnosa Keperawatan:
Retensio Urin (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensio Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obstruksi aliran urin, gangguan saraf, atau penurunan kemampuan berkemih pada lansia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah lansia dapat berkemih secara lancar dan tidak ada rasa tidak nyaman di abdomen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Kaji tanda-tanda distensi kandung kemih, seperti palpasi di bawah umbilicus.
2. Auskultasi suara bising usus untuk mendeteksi adanya obstruksi.
3. Lakukan perawatan kateter, jika diperlukan.
4. Anjurkan minum air putih yang cukup.
5. Berikan edukasi kepada lansia dan keluarga mengenai penanganan retensio urin.
Untuk memeriksa adanya distensi kandung kemih, metode yang tepat adalah:
d. Palpasi di bawah umbilicus mendekati simfisis.
Dengan melakukan palpasi di area tersebut, perawat dapat merasakan apakah kandung kemih teraba mengembung atau tidak, yang menandakan adanya distensi. -
Article No. 2072 | 12 Oct 2024
Klinis : Seorang lansia berusia 70 tahun mengeluh kakinya terasa sakit setiap dipakai berjalan. Memiliki riwayat jatuh 7 tahun yang lalu. Hasil pengkajian awal didapatkan data bahwa postur tubuh pendek, kifosis,cara berjalan berpegangan pada benda sekitarnya. Apakah masalah keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut. a. Nyeri akut b. Risiko cedera c. Cemas d. Gangguan mobilitas fisik e. Risiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda uraikan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Risiko Jatuh
- SDKI: Risiko Jatuh
- SLKI: Risiko Jatuh
- SIKI: Risiko Jatuh
Penjelasan: Pasien berusia 70 tahun dengan riwayat jatuh 7 tahun lalu dan memiliki postur tubuh pendek, kifosis, serta cara berjalan dengan berpegangan pada benda sekitar, menunjukkan adanya risiko jatuh yang tinggi.
2. Gangguan Mobilitas Fisik
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Fisik
- SIKI: Mobilitas Fisik
Penjelasan: Pasien mengeluh kakinya terasa sakit saat berjalan, serta memiliki postur tubuh pendek dan kifosis, yang dapat mengganggu mobilitas fisik secara signifikan.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri Akut
- SIKI: Nyeri Akut
Penjelasan: Pasien mengeluhkan rasa sakit pada kakinya, yang merupakan indikasi adanya nyeri akut.
Berdasarkan penjelasan di atas, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut adalah Risiko Jatuh, Gangguan Mobilitas Fisik, dan Nyeri Akut. Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai acuan dalam pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang tepat untuk menangani masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 2073 | 12 Oct 2024
Klinis : Lansia laki-laki, 73 tahun mengalami pasca store sejak 2 tahun yang lalu. Tangan sebelah kanan terbatas dalam pergerakan, sedikit kaku. Kaki sebelah kanan diseret saat berjalan menggunakan tripot serta selalu hati-hati jika berjalan, terdapat pengaman di sekitar ruangan. Aktifitas ke kamar mandi bisa dilakukan secara mandiri. Apakah intervensi keperawatan utama untuk mengatasi kasus diatas? a. Membantu adl pasien b. Latih melakukan ROM aktif dan pasif c. Berikan penerangan yang cukup d. Ajarkan cara berjalan ‘dengan baik e. Gunakan kursi roda saat beraktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus lansia laki-laki berusia 73 tahun dengan kondisi pasca stroke sejak 2 tahun yang lalu, dengan keterbatasan pergerakan tangan kanan, kekakuan, dan kesulitan berjalan dengan kaki kanan yang diseret serta penggunaan tripot, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot dan kekakuan pergerakan sebagai dampak dari stroke.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan yang disengaja dan terarah dari tubuh atau salah satu atau lebih ekstremitas.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan mobilitas fisik secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain latihan rentang gerak (ROM) aktif dan pasif, latihan berjalan dengan alat bantu, serta pendidikan kesehatan terkait teknik berjalan yang aman.
Intervensi Keperawatan Utama:
Berdasarkan kasus di atas, intervensi keperawatan utama yang dapat dilakukan adalah:
b. Latih melakukan ROM aktif dan pasif
Penjelasan:
- Latihan ROM aktif dan pasif dapat membantu mempertahankan dan meningkatkan rentang gerak serta kekuatan otot pada ekstremitas yang terbatas pergerakannya akibat stroke.
- Latihan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan tujuan mencegah kontraktur dan memaksimalkan fungsi fisik.
Selain itu, intervensi lain yang dapat dilakukan:
a. Membantu ADL pasien
d. Ajarkan cara berjalan dengan baik
Tujuannya adalah untuk membantu meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan memperbaiki pola berjalan yang aman. -
Article No. 2074 | 12 Oct 2024
Klinis : pasien masuk ugd dengan keluhan nyeri ulu hati nyeri kepala disertai mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan keluhan nyeri ulu hati dan nyeri kepala.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkendali, mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tingkat nyeri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian analgesik, terapi relaksasi, kompres hangat/dingin, dan edukasi manajemen nyeri.
2. Mual berhubungan dengan proses penyakit, ditandai dengan keluhan mual.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Mual didefinisikan sebagai pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan, yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan mual berkurang, mendemonstrasikan teknik manajemen mual, dan menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tingkat mual.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberian antiemetik, terapi relaksasi, dan edukasi manajemen mual.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Nurse
Saya telah memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan. Sebagai seorang pakar keperawatan, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda memahami pendekatan keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kasus ini.