Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 131 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki laki berusia 45 tahun dirawat di Ruang isolasi khusus karena COVID-19 co morbid kardiomegali. Hasil pengkajian: komposmentis, lemah, pasien mengeluh sesak napas jika berjalan ke kamar mandi, edema pada kedua tungkai, dan akral pucat dingin. TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Thoraks photo tampak gambaran edema paru, Haluaran urin 600 cc/24 jam. Apakah Intervensi yang tepat pada kasus tersebut? Question 1Answer a. Hitung keseimbangan cairan b. Monitor Irama jantung c. Kolaborasi pemberian diuretik d. Monitor hasil laboratorium elektrolit e. Timbang berat badan setiap hari Jump to...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI yang sesuai, serta intervensi yang tepat:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penyakit kardiovaskular dan infeksi COVID-19 ditandai dengan edema pada ekstremitas, sesak napas, dan pembesaran jantung.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kelebihan volume cairan adalah kondisi kelebihan cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular.
- Faktor yang berhubungan: penyakit kardiovaskular, infeksi.
- Gejala: edema, sesak napas, pembesaran jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat, edema menurun, dan tidak ada tanda-tanda kelebihan volume cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Monitor intake dan output cairan, Monitor berat badan, Kolaborasi pemberian diuretik, Monitor hasil laboratorium elektrolit.
Intervensi yang tepat:
c. Kolaborasi pemberian diuretik
d. Monitor hasil laboratorium elektrolit
e. Timbang berat badan setiap hari -
Article No. 132 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun di rawat diruang interna dengan keluhan sesak nafas sejak dua hari yang lalu dan didiagnosis pneumonia. Saat ini pasien perlu mendapatkan bantuan oksigen dengan konsentrasi 24 – 40%. Apakah teknik pemberian oksigen yang tepat diberikan kepada pasien tersebut? Question 2Answer a. Masker b. Nasal kanul c. Masker venture d. Rebreathing masker
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, pasien dapat menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
1. Klien dapat batuk efektif
2. Klien tidak mengalami distress pernapasan
3. Tidak ada tanda-tanda sianosis
4. Bunyi napas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Oksigen
3. Terapi Inhalasi
Untuk pertanyaan kedua, teknik pemberian oksigen yang tepat untuk pasien dengan pneumonia yang memerlukan oksigen dengan konsentrasi 24-40% adalah Masker Venturi.
Masker Venturi dapat mengatur konsentrasi oksigen yang diberikan dengan akurat, sehingga sesuai dengan kebutuhan pasien. Masker venturi memiliki lubang-lubang kecil yang berfungsi untuk mengatur aliran dan konsentrasi oksigen yang diberikan. -
Article No. 133 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki 50 tahun, dirawat di Rumah Sakit Ruang Penyakit Dalam, mengeluh berkeringat yang berlebihan, mengalami palpitasi, tremor dan eksoftalmus.Tekanan darah 150/90 mmHg dan pernapasan 30 x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan serum T3 dan serum T4. Apakah peran dari hormon T3 dan T4 pada kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien laki-laki berusia 50 tahun yang dirawat di Ruang Penyakit Dalam menunjukkan gejala-gejala hipertiroidisme, yaitu:
1. Berkeringat berlebihan
2. Palpitasi (denyut jantung cepat)
3. Tremor (gemetar)
4. Eksoftalmus (mata menonjol)
5. Peningkatan tekanan darah (150/90 mmHg)
6. Peningkatan laju pernapasan (30 x/menit)
7. Peningkatan serum T3 dan serum T4 pada pemeriksaan laboratorium
Diagnosis Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan metabolisme akibat hipertiroidisme.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan metabolisme akibat hipertiroidisme.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan keringat akibat hipertiroidisme.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko dari diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Merupakan standar yang berisi definisi, tujuan, aktivitas, dan evaluasi untuk setiap intervensi keperawatan.
Peran Hormon T3 dan T4:
T3 (Triiodotironin) dan T4 (Thyroxin) merupakan hormon tiroid yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Peningkatan serum T3 dan T4 pada kasus ini menunjukkan adanya hipertiroidisme, dimana produksi hormon tiroid berlebihan. Ini menyebabkan peningkatan metabolisme, sehingga menimbulkan gejala-gejala seperti berkeringat berlebihan, palpitasi, tremor, dan eksoftalmus pada pasien. -
Article No. 134 | 20 Sep 2024
Klinis : eorang laki-laki 50 tahun, dirawat di Rumah Sakit Ruang Penyakit Dalam, mengeluh berkeringat yang berlebihan, mengalami palpitasi, tremor dan eksoftalmus.Tekanan darah 150/90 mmHg dan pernapasan 30 x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium terjadi peningkatan serum T3 dan serum T4. Apakah peran dari hormon T3 dan T4 pada kasus diatas? Question 3Answer a. Menurunkan kadar gula dalam darah b. Meningkatkan kadar kalsium plasma c. Meningkatkan reabsorpsi kalsium di ginjal untuk mengyrangi kehilangan kalsium melalui urin d. Pengaturan metabolisme tubuh e. Menurunkan jumlah kehilangan air melalui ginjal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dijelaskan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertiroidisme
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala khas hipertiroidisme, seperti berkeringat berlebihan, palpitasi, tremor, dan eksoftalmus.
- Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan serum T3 dan T4, yang merupakan ciri khas dari hipertiroidisme.
- Tekanan darah yang tinggi (150/90 mmHg) dan laju napas yang cepat (30x/menit) juga dapat menjadi gejala hipertiroidisme.
Peran hormon T3 dan T4:
d. Pengaturan metabolisme tubuh
- Hormon tiroid, yaitu T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin), memainkan peran kunci dalam pengaturan metabolisme tubuh.
- T3 dan T4 meningkatkan laju metabolisme, konsumsi oksigen, dan produksi panas di seluruh tubuh.
- Peningkatan kadar T3 dan T4 pada kasus ini menyebabkan peningkatan metabolisme, yang menjelaskan gejala-gejala yang dialami pasien.
SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia, di mana "Hipertiroidisme" termasuk dalam daftar diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi yang menyediakan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk diagnosis keperawatan "Hipertiroidisme". -
Article No. 135 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara adalah seorang perawat dari pasien yang sedang menjalani rawat inap khusus penyakit Covid-19. Pasien terlihat tampak tegang dan cemas. Pasien sedang menunggu hasil lab PCR swab yang telah dilakukannya tiga hari yang lalu. Pasien juga sering menanyakan hasil tes PCR-nya. Masalah keperawatan yang bisa diangkat pada pasien tersebut yaitu: Question 4Answer a. Gangguan citra tubuh b. Ansietas c. Pola nafas tidak efektif d. Gangguan persepsi sensori e. Harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, masalah keperawatan yang dapat diangkat adalah:
b. Ansietas
Definisi (SDKI):
Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Penjelasan singkat:
Pasien tampak tegang dan sering menanyakan hasil tes PCR COVID-19 yang belum keluar. Hal ini menunjukkan adanya kecemasan dan kekhawatiran pasien terhadap hasil tes yang akan diperoleh.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Memberikan definisi dan karakteristik dari diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Memberikan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Memberikan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan.
Dalam kasus ini, SDKI menyediakan definisi dari ansietas, SLKI menyediakan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi ansietas, dan SIKI menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ansietas pada pasien. -
Article No. 136 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara mempunyai pasien dengan diagnosis Covid-19. Pasien pertama kali akan menjalani pengambilan sampel untuk pemeriksaan PCR swab. Tindakan yang harus saudara lakukan pada pasien tersebut dalam pengambilan sampel: Question 5Answer a. Memberi edukasi mengenai prosedur pemeriksaan b. Mengarahkan pasien untuk melengkapi administrasi c. Mengarahkan pasien untuk menyediakan handuk d. Menyiapkan makan dan minum pasien e. Memberikan masker
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
a. Memberi edukasi mengenai prosedur pemeriksaan
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan terkait prosedur pemeriksaan PCR swab
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kecemasan: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tuntutan yang dipersepsikan
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keterlibatan dalam Prosedur: Tingkat partisipasi pasien dalam prosedur medis atau pengobatan
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Edukasi Prosedur: Pemberian informasi dan penjelasan terkait prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, tindakan yang tepat adalah memberi edukasi mengenai prosedur pemeriksaan PCR swab kepada pasien, untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan keterlibatan pasien dalam prosedur pemeriksaan. -
Article No. 137 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara memiliki pasien positif Covid-19. Hari ke-3 perawatan, pasien didiagnosis mengalami peningkatan d-dimer. Apa yang terjadi pada kondisi pasien tersebut: Question 7Answer a. AKI b. Shock septic c. Aritmia d. IMA e. Hiperkoagulopati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
e. Hiperkoagulopati
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan:
Hiperkoagulopati
2. Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hiperkoagulopati adalah kondisi ketidakseimbangan sistem pembekuan darah yang menyebabkan peningkatan risiko terjadinya trombosis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Salah satu luaran yang diharapkan pada pasien dengan hiperkoagulopati adalah tercapainya status koagulasi dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan hiperkoagulopati antara lain pemantauan status koagulasi, pemberian antikoagulan, serta edukasi mengenai tanda dan gejala hiperkoagulopati.
Penjelasan:
Pada pasien positif COVID-19 yang mengalami peningkatan D-dimer pada hari ke-3 perawatan, hal ini menunjukkan adanya kondisi hiperkoagulopati atau peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah. Ini merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien COVID-19. Peningkatan D-dimer merupakan indikasi dari adanya aktivasi sistem pembekuan darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tromboemboli. -
Article No. 138 | 20 Sep 2024
Klinis : Saudara sebagai seorang perawat di ruang khusus Covid-19 sedang melakukan evaluasi pada pasien. Pasien mengeluh mual, muntah, pusing, dan kulit kehitaman. Saudara menganalisis bahwa hal tersebut dikarenakan efek samping obat anti virus yang sedang dikonsumsi pasien. Apa yang pertama kali sebaiknya saudara lakukan: Question 9Answer a. Memberi obat penurun gejala yang dirassakan b. Menghentikan pengobatan c. Memotivasi pasien untuk tetap minum obat d. Memvalidasi keluhan dan melapor kepada dokter e. Mengacuhkan keluhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Memvalidasi keluhan dan melapor kepada dokter
Penjelasan:
Sebagai seorang perawat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memvalidasi keluhan pasien dan kemudian melaporkannya kepada dokter. Hal ini penting untuk mendapatkan tindak lanjut yang tepat dari sisi medis.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek samping obat anti virus (mual, muntah)
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan efek samping obat anti virus (kulit kehitaman)
3. Pusing berhubungan dengan efek samping obat anti virus
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar tindakan/intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Jadi, langkah yang tepat adalah memvalidasi keluhan dan melaporkannya kepada dokter, agar dapat ditentukan tindak lanjut yang sesuai untuk mengatasi efek samping obat anti virus yang dialami pasien. -
Article No. 139 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirawat diruang interna dengan asma dan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, lemah dan banyak mengeluarkan keringat. Pada pengkajian ditemukan pasien mengatakan batuk lebih dari satu bulan, selama dirumah pasien pernah batuk bercampur darah, mual dan tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan fisik pernafasan 26 kali permenit, nadi 88 kali permenit, tekanan darah 130/80 mmHg. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk melengkapi data pengkajian pasien? Question 10Answer a. Foto thorak b. BTA c. Darah rutin d. CT scan e. MRI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien dengan asma dan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, lemah, dan banyak mengeluarkan keringat, pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk melengkapi data pengkajian adalah:
a. Foto Toraks
b. BTA (Pemeriksaan Basil Tahan Asam)
c. Darah Rutin
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Pola napas tidak efektif
- Intoleransi aktivitas
2. Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan jalan napas tidak efektif: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Pola napas tidak efektif: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan irama normal.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan jalan napas: Kemampuan membersihkan sekret dan mempertahankan jalan napas terbuka.
- Pola napas: Kemampuan bernapas dengan irama normal.
- Toleransi aktivitas: Kemampuan mentolerir aktivitas fisik.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen jalan napas
- Manajemen ventilasi
- Manajemen aktivitas
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan:
a. Foto Toraks: Untuk mendeteksi adanya kelainan pada paru-paru, seperti infiltrat atau pembengkakan.
b. BTA (Pemeriksaan Basil Tahan Asam): Untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi paru, seperti tuberkulosis.
c. Darah Rutin: Untuk mengetahui nilai-nilai darah, seperti jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan hemoglobin, yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi umum pasien.
Pemeriksaan CT Scan dan MRI tidak dibutuhkan secara rutin, kecuali jika diperlukan untuk mendeteksi kondisi yang lebih spesifik atau untuk memastikan diagnosis. -
Article No. 140 | 20 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dirawat di Ruang Isolasi Khusus dengan Covid-19 co morbid pneumonia. Hasil pengkajian : Kesadaran komposmentis, terlihat batuk batuk, terdapat dahak kuning kental, mengeluh napas terasa sesak, nafsu makan menurun, terdengar ronkhi pada bagian medial dan basal paru kanan dan kiri. TD : 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi napas 16 x/menit, CRT 2 detik, TB 165 cm, BB 65 kg. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut? Question 11Answer a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. Bersihan jalan napas tidak efektif c. Pola napas tidak efektif d. Gangguan perfusi jaringan e. Gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, masalah keperawatan yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah:
b. Bersihan jalan napas tidak efektif
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan:
Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Hasil yang diharapkan: Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bersih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan:
- Identifikasi faktor penyebab dan faktor yang memengaruhi bersihan jalan napas
- Lakukan suction jika perlu
- Ajarkan teknik batuk efektif dan metode pembersihan jalan napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau status pernapasan dan saturasi oksigen
Penjelasan:
Dari kasus yang diberikan, ditemukan gejala seperti batuk-batuk, adanya dahak kental berwarna kuning, dan ronkhi pada bagian medial dan basal paru kanan dan kiri. Hal ini menunjukkan adanya gangguan bersihan jalan napas yang tidak efektif. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang paling tepat adalah "Bersihan jalan napas tidak efektif".