Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 228 | 21 Sep 2024
Klinis : penurunan lapang pandang pada uveitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi penurunan lapang pandang pada uveitis:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan berhubungan dengan peradangan pada uvea (uveitis)
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
1. Definisi: Gangguan dalam kemampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan informasi visual.
2. Karakteristik Definisi:
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Penurunan lapang pandang
- Perubahan kemampuan beradaptasi dengan cahaya
- Perubahan kemampuan membedakan warna
3. Faktor yang Berhubungan:
- Gangguan struktural pada mata (uveitis)
- Gangguan fungsional pada mata
- Gangguan neurologis
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Keperawatan:
- Peningkatan Kemampuan Penglihatan
2. Kriteria Hasil:
- Klien dapat menyebutkan perubahan pada penglihatan
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan penglihatan
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan penglihatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi Keperawatan:
- Manajemen Penglihatan
2. Aktivitas Keperawatan:
- Mengkaji fungsi penglihatan klien
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penglihatan
- Mengajarkan teknik-teknik kompensasi untuk mengatasi gangguan penglihatan
- Memberikan edukasi tentang kondisi mata dan penanganannya
- Melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya oftalmolog) untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan Singkat:
Uveitis adalah peradangan pada uvea (lapisan tengah bola mata) yang dapat menyebabkan penurunan lapang pandang. Diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Gangguan Penglihatan berhubungan dengan peradangan pada uvea (uveitis)". Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Penglihatan, yang meliputi pengkajian, identifikasi faktor penyebab, pemberian edukasi, dan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 229 | 21 Sep 2024
Klinis : osteoporosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Certainly! Here is the nursing diagnosis, along with brief explanations of SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), and SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) for the condition of osteoporosis:
Nursing Diagnosis:
Risiko Fraktur berhubungan dengan osteoporosis
Explanation:
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan massa dan kekuatan tulang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang tepat adalah "Risiko Fraktur berhubungan dengan osteoporosis".
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Fraktur: Kerentanan individu terhadap cedera tulang yang dapat mengakibatkan terputusnya kontinuitas struktur tulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat risiko fraktur
2. Pengetahuan tentang osteoporosis dan pencegahan fraktur
3. Perilaku pencegahan fraktur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Risiko Fraktur
2. Edukasi Kesehatan tentang Osteoporosis
3. Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Tulang
Dalam menangani pasien dengan osteoporosis, perawat perlu fokus pada upaya pencegahan fraktur, peningkatan pengetahuan pasien, dan promosi perilaku yang mendukung kesehatan tulang. Intervensi keperawatan yang tepat dapat membantu pasien mengelola risiko fraktur dan mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat osteoporosis. -
Article No. 230 | 21 Sep 2024
Klinis : penurunan lapang pandang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi penurunan lapang pandang:
1. Gangguan Penglihatan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melihat dengan jelas atau secara normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan pada pasien dengan gangguan penglihatan antara lain perbaikan fungsi penglihatan, penerimaan terhadap perubahan penglihatan, dan peningkatan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengkaji faktor penyebab, memberikan edukasi tentang penyebab dan penanganan, memfasilitasi penggunaan alat bantu penglihatan, dan melakukan latihan untuk meningkatkan fungsi penglihatan. -
Article No. 231 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko perfusi perifer tidak efektif, intervensinya apa? tanda dan gejalanya seperti apa?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan singkat terkait kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
2. Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan sirkulasi ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari intervensi keperawatan pada kondisi ini adalah untuk meningkatkan perfusi perifer yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
3. Intervensi Keperawatan:
- Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) secara berkala
- Periksa ekstremitas dan kulit untuk mendeteksi tanda-tanda penurunan perfusi (warna, suhu, kapiler refill)
- Anjurkan posisi elevasi ekstremitas untuk meningkatkan aliran balik vena
- Berikan terapi hangat (kompres hangat, selimut hangat) untuk meningkatkan vasodilasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk mencegah komplikasi lebih lanjut
4. Tanda dan Gejala:
- Ekstremitas terasa dingin
- Kulit pucat atau sianosis
- Penurunan nadi perifer
- Kapiler refill lambat (> 3 detik)
- Rasa nyeri atau kram pada ekstremitas
- Perubahan sensasi (mati rasa, kesemutan)
- Penurunan pengisian kapiler
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan, intervensi, serta tanda dan gejala pada kondisi risiko perfusi perifer tidak efektif. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 232 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, didapatkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 011.9
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan gambaran klinis dan hasil pemeriksaan pada pasien, yaitu suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada hasil rontgen.
- Kode ICD-9-CM 011.9 digunakan untuk tuberkulosis paru, tidak spesifik. Ini merupakan kode yang lebih umum untuk tuberkulosis paru tanpa spesifikasi lebih lanjut. -
Article No. 233 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, meningkatkan ventilasi paru, dan mencegah komplikasi pernapasan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu pembersihan sekresi dan obstruksi dari saluran napas, serta mempertahankan jalan napas terbuka.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan toleransi aktivitas pasien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Meningkatnya risiko terinfeksi organisme patogen.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah, mengurangi, atau mengendalikan infeksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meminimalkan risiko infeksi pada pasien.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosa awal tuberkulosis paru dapat mengalami penurunan bersihan jalan napas akibat akumulasi sekresi dan obstruksi jalan napas. Intoleransi aktivitas juga dapat terjadi karena gejala sesak napas dan kelemahan umum. Selain itu, pasien berisiko mengalami infeksi lebih lanjut terkait kondisi tuberkulosis.
Perawatan yang diberikan fokus pada memfasilitasi pembersihan jalan napas, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mencegah komplikasi infeksi. Kolaborasi dengan tim medis lain sangat penting dalam penanganan pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 234 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko infeksi uveitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi risiko infeksi uveitis:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Uveitis
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi Uveitis adalah kondisi di mana individu rentan terhadap infeksi pada struktur mata yang dikenal sebagai uvea, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan pada kondisi risiko infeksi uveitis adalah Kontrol Infeksi, di mana pasien mampu mengenali tanda dan gejala infeksi, serta menerapkan tindakan pencegahan infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko infeksi uveitis meliputi Manajemen Infeksi, Perawatan Luka, Edukasi Kesehatan, dan Manajemen Nyeri.
- Tujuan intervensi adalah mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi pada struktur uvea, mengelola gejala terkait, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam perawatan diri.
Secara ringkas, kondisi risiko infeksi uveitis membutuhkan pengkajian, pemantauan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola infeksi pada struktur mata serta komplikasi yang dapat timbul. Edukasi pasien dan keluarga juga penting untuk meningkatkan kepatuhan dan kemandirian dalam perawatan diri. -
Article No. 235 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Komplikasi Infeksi Terkait Campak
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Risiko terjadinya komplikasi infeksi pada pasien yang terinfeksi penyakit campak.
- Karakteristik Definisi: Demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, mata merah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi komplikasi infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda infeksi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antipiretik, manajemen demam, pencegahan penularan, perawatan kulit dan mukosa, edukasi tentang tanda bahaya infeksi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan ini fokus pada risiko terjadinya komplikasi infeksi pada pasien yang terinfeksi penyakit campak. Intervensi keperawatan diarahkan pada pemantauan, manajemen gejala, pencegahan penularan, dan edukasi kepada pasien/keluarga. Luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi komplikasi infeksi dan tanda-tanda vital yang stabil. -
Article No. 236 | 21 Sep 2024
Klinis : pasien berumur 45 tahun datang dengan keluhan kaki bengkak sejak 2 hari yang lalu. Riwayat penyakit sebelumnya adalah hipertensi dan DM tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang berumur 45 tahun dengan keluhan kaki bengkak sejak 2 hari yang lalu, serta riwayat penyakit hipertensi dan DM tipe 2, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat dipertimbangkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Edema perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi darah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Edema perifer adalah akumulasi cairan di dalam jaringan interstisial di daerah distal terhadap jantung.
- Penyebab yang mungkin adalah gangguan sirkulasi darah, seperti hipertensi dan DM tipe 2 yang dimiliki pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah penurunan edema, pemantauan tanda-tanda vital, dan peningkatan mobilitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen edema, manajemen nutrisi, manajemen aktivitas, dan edukasi pasien serta keluarga.
Dengan pemahaman yang baik tentang SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terencana untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 237 | 21 Sep 2024
Klinis : pasien berumur 18 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 5 hari yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi pada saluran pernapasan.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penumpukan sekret, dan penurunan kemampuan batuk.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan jalan napas yang bersih, bebas dari sumbatan sekret.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan:
- Pemantauan fungsi pernapasan
- Pengisapan jalan napas
- Pemberian bronkodilator
- Fisioterapi dada
- Edukasi tentang teknik batuk efektif
Penjelasan singkat:
Pasien berusia 18 tahun dengan keluhan batuk selama 5 hari menunjukkan adanya masalah pada bersihan jalan napas. Diagnosa ini didasarkan pada gejala batuk yang mungkin disebabkan oleh peningkatan produksi sekret atau penumpukan sekret di saluran pernapasan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi pemantauan fungsi pernapasan, pembersihan jalan napas, penggunaan bronkodilator, fisioterapi dada, dan edukasi tentang teknik batuk efektif untuk membantu pasien mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.