Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 278 | 21 Sep 2024
Klinis : Data Pasien: Nama: Tn. A Usia: 55 tahun Jenis Kelamin: laki-laki Status Pernikahan: menikah Pekerjaan: Pegawai Kantor Riwayat Keluarga: Ayah memiliki Riwayat hipertensi dan penyakit jantung Keluhan Utama: Tn. A dirawat di ruang rawat inap RS. X dengan keluhan pusing, terutama pada pagi hari serta nyeri kepala bagian belakang yang dirasakan beberapa hari terakhir. Pasien juga mengeluhkan kelelahan dan pandangan yang kadang-kadang buram. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien telah didiagnosis dengan hipertensi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu tekanan darah pasien berada di kisaran 150/95 mmHg. Pasien diberi resep amlodipine, tetapi sering kali lupa minum obat dan tidak rutin melakukan kontrol tekanan darah. Riwayat Penyakit Dahulu: • Tidak ada riwayat diabetes melitus • Tidak ada riwayat penyakit jantung • Riwayat merokok selama 20 tahun, berhenti merokok 2 tahun yang lalu Pemeriksaan Fisik: Tekanan Darah: 170/100 mmHg Denyut Nadi: 88 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.8oC Berat Badan: 85 kg Tinggi Badan: 170 cm IMT: 29,4 / Overweight Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Hemoglobin (Hb): 14.5 g/dL Hematokrit (Hct): 45.0% Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit): 5.5 juta/µL Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit): 7,200 sel/µL Jumlah Trombosit: 220,000 sel/µL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur.
Penjelasan:
- Pasien Tn. A didiagnosis dengan hipertensi esensial (primer) berdasarkan keluhan utama pusing, nyeri kepala, dan riwayat hipertensi selama 5 tahun. Kode ICD-10 yang sesuai adalah I10 (Hipertensi esensial (primer)).
- Dalam kasus ini, tidak disebutkan adanya prosedur atau tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM yang perlu diberikan. -
Article No. 279 | 21 Sep 2024
Klinis : Data Pasien: Nama: Tn. A Usia: 55 tahun Jenis Kelamin: laki-laki Status Pernikahan: menikah Pekerjaan: Pegawai Kantor Riwayat Keluarga: Ayah memiliki Riwayat hipertensi dan penyakit jantung Keluhan Utama: Tn. A dirawat di ruang rawat inap RS. X dengan keluhan pusing, terutama pada pagi hari serta nyeri kepala bagian belakang yang dirasakan beberapa hari terakhir. Pasien juga mengeluhkan kelelahan dan pandangan yang kadang-kadang buram. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien telah didiagnosis dengan hipertensi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu tekanan darah pasien berada di kisaran 150/95 mmHg. Pasien diberi resep amlodipine, tetapi sering kali lupa minum obat dan tidak rutin melakukan kontrol tekanan darah. Riwayat Penyakit Dahulu: • Tidak ada riwayat diabetes melitus • Tidak ada riwayat penyakit jantung • Riwayat merokok selama 20 tahun, berhenti merokok 2 tahun yang lalu Pemeriksaan Fisik: Tekanan Darah: 170/100 mmHg Denyut Nadi: 88 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.8oC Berat Badan: 85 kg Tinggi Badan: 170 cm IMT: 29,4 / Overweight Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Hemoglobin (Hb): 14.5 g/dL Hematokrit (Hct): 45.0% Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit): 5.5 juta/µL Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit): 7,200 sel/µL Jumlah Trombosit: 220,000 sel/µL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
2. Kelelahan
3. Penglihatan Kabur
Penjelasan singkat:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI: Peningkatan tekanan darah di atas normal yang tidak terkendali.
- SLKI: Terjadi penurunan tekanan darah ke dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Hipertensi, termasuk intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengendalikan tekanan darah.
2. Kelelahan
- SDKI: Perasaan kekurangan energi dan kapasitas yang menurun untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Peningkatan energi dan stamina untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Manajemen Kelelahan, termasuk intervensi untuk mengatasi penyebab kelelahan dan meningkatkan energi.
3. Penglihatan Kabur
- SDKI: Persepsi gangguan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba atau bertahap.
- SLKI: Peningkatan ketajaman penglihatan dan kemampuan visual.
- SIKI: Manajemen Penglihatan Kabur, termasuk intervensi untuk mengidentifikasi penyebab dan mengatasi gangguan penglihatan.
Catatan:
- Diagnosa keperawatan dan intervensi yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan hasil pemeriksaan.
- Perawat juga perlu mempertimbangkan faktor risiko lain, seperti riwayat keluarga, status gizi, dan perilaku merokok, dalam merencanakan asuhan keperawatan. -
Article No. 280 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan kelelahan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, dispnea, dan kelelahan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Berisiko mengalami masuknya dan berkembangbiaknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Penyakit tuberkulosis paru, penurunan sistem imun, dan paparan lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko dari diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat deskripsi luaran (status, perilaku, dan respons) yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat deskripsi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat.
Dalam praktik keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI digunakan secara terintegrasi untuk memberikan asuhan keperawatan yang sistematis dan berkualitas. -
Article No. 281 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang dirasakan sebagai kerusakan.
- Karakteristik Definisi: Nyeri dada, menjalar ke lengan kiri, ekspresi wajah mengernyit.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran: Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, skala nyeri menurun, tampak rileks.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi: Manajemen Nyeri
- Aktivitas Keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Berikan penanganan nyeri sesuai kondisi pasien (misalnya analgesik, oksigen, posisi, dan lain-lain).
3. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
4. Libatkan keluarga dalam proses pengobatan.
5. Monitor efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi.
Penting untuk diperhatikan bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi dapat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kondisi spesifik pasien dan kebutuhan keperawatan yang teridentifikasi. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan masalah kesehatan lain yang dialami pasien, seperti hipertensi dan diabetes mellitus. -
Article No. 199 | 21 Sep 2024
Klinis : ACITES
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan untuk kondisi Asites:
1. Gangguan Volume Cairan Berhubungan dengan Peningkatan Produksi Cairan Intravaskular (SDKI)
- Penjelasan: Asites ditandai dengan akumulasi cairan bebas dalam rongga peritoneum, biasanya sebagai akibat dari peningkatan produksi cairan intravaskular atau penurunan drainase cairan.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Penurunan Kapasitas Fungsional (SDKI)
- Penjelasan: Asites dapat menyebabkan rasa penuh dan kembung pada perut, sehingga dapat mempengaruhi mobilitas dan toleransi aktivitas pasien.
3. Nyeri Berhubungan dengan Peregangan Abdomen (SDKI)
- Penjelasan: Peningkatan volume cairan dalam rongga peritoneum dapat menyebabkan peregangan dan rasa nyeri pada abdomen.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Penggunaan ketiga standar tersebut (SDKI, SLKI, SIKI) membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berkualitas tinggi. -
Article No. 200 | 21 Sep 2024
Klinis : DS: keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan memberat sejak 6 jam yang lalu DO: adanya produksi sputum, batuk tidak efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi 100kali/menit, tekanan darah 130/90mmHg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
3. Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari sputum, dan bernapas dengan pola napas yang normal.
4. Penjelasan singkat SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
a. Manajemen jalan napas, yaitu memfasilitasi pembersihan jalan napas dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
b. Terapi oksigen, yaitu memberikan oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
c. Edukasi manajemen jalan napas, yaitu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari sputum, dan bernapas dengan pola napas yang normal. -
Article No. 201 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien panas 4 hari; suhu 38.5 celcius, wajah kemerahan, akral panas, mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang anda deskripsikan, yaitu panas 4 hari, suhu 38,5 derajat Celsius, wajah kemerahan, akral panas, serta mual dan muntah, maka dapat ditegakkan beberapa diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Hipertermia
2. Intoleransi aktivitas
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal akibat ketidakmampuan tubuh mengatur suhu.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari karena keterbatasan kapasitas fisik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Hipertermia: Luaran yang diharapkan adalah penurunan suhu tubuh ke dalam rentang normal, serta tidak adanya komplikasi.
- Intoleransi aktivitas: Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas sesuai dengan kapasitas fisik pasien.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Hipertermia: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat penurun panas, kompres hangat, serta pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
- Intoleransi aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pengaturan aktivitas, pemberian istirahat yang cukup, serta latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Dalam penanganan pasien dengan kondisi tersebut, perawat perlu melakukan pengkajian menyeluruh, menetapkan diagnosis keperawatan, menyusun rencana tindakan, serta melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 202 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien panas 4 hari; suhu 38.5 celcius, wajah kemerahan, akral panas, mual muntah ; Buatkan SIKI, lebih terperinci
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan SIKI yang lebih terperinci:
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 38.5°C, wajah kemerahan, akral panas, dan mual muntah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Penyebab: Proses infeksi.
- Karakteristik: Suhu tubuh di atas 38°C, wajah kemerahan, akral panas, mual muntah.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Manajemen Demam/Hipertermia: Intervensi untuk mengelola peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Tujuan: Menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Sistem Klasifikasi Luaran Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Suhu Tubuh: Nilai suhu tubuh yang normal.
- Kenyamanan Fisik: Perasaan nyaman secara fisik.
- Integritas Kulit: Keadaan kulit yang sehat dan tidak mengalami kerusakan.
SIKI yang lebih terperinci:
1. Suhu Tubuh
- Definisi: Nilai suhu tubuh yang normal.
- Indikator:
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C).
- Tidak ada peningkatan/penurunan suhu tubuh yang signifikan.
2. Kenyamanan Fisik
- Definisi: Perasaan nyaman secara fisik.
- Indikator:
- Tidak ada keluhan rasa tidak nyaman.
- Ekspresi wajah dan postur tubuh rileks.
- Dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
3. Integritas Kulit
- Definisi: Keadaan kulit yang sehat dan tidak mengalami kerusakan.
- Indikator:
- Tidak ada kemerahan, pembengkakan, atau lesi pada kulit.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada kulit.
- Kulit lembab dan elastis.
Dengan penjelasan dan SIKI yang lebih terperinci, diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien dengan kondisi panas 4 hari, suhu 38.5°C, wajah kemerahan, akral panas, dan mual muntah. -
Article No. 203 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien panas 4 hari; suhu 38.5 celcius, wajah kemerahan, akral panas, mual muntah ; Buatkan SIKI, lebih terperinci, berserta rencana tindakan yang akan di lakukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, yaitu pasien mengalami panas selama 4 hari dengan suhu 38,5 derajat Celsius, wajah kemerahan, ekstremitas panas, serta mual dan muntah, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta SIKI yang lebih terperinci dengan rencana tindakan yang akan dilakukan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (NANDA-I)
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia
2. Manajemen Nyeri
3. Manajemen Mual dan Muntah
SIKI yang Lebih Terperinci:
1. Manajemen Hipertermia
- Kaji suhu tubuh pasien secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien minum air hangat atau es batu untuk menurunkan suhu tubuh
- Identifikasi penyebab hipertermia dan lakukan tindakan untuk mengatasi penyebabnya
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas nyeri pasien menggunakan skala nyeri
- Identifikasi penyebab nyeri (misalnya sakit kepala, nyeri otot)
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Kaji frekuensi dan durasi mual dan muntah
- Identifikasi penyebab mual dan muntah (misalnya infeksi, efek samping obat)
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah dicerna
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah, seperti mengatur posisi tidur dan pernapasan dalam
Rencana Tindakan:
1. Lakukan pengkajian tanda-tanda vital secara berkala (suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah)
2. Berikan kompres hangat pada pasien untuk menurunkan suhu tubuh
3. Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau es batu untuk menurunkan suhu tubuh
4. Berikan analgesik (misalnya paracetamol) untuk mengurangi nyeri
5. Berikan antiemetik (misalnya ondansetron) untuk mengurangi mual dan muntah
6. Ajarkan pasien dan keluarga teknik relaksasi dan manajemen mual dan muntah
7. Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab hipertermia dan pemberian terapi yang sesuai -
Article No. 204 | 21 Sep 2024
Klinis : DS: keluhan sesak napas dan mudah lelah DO: tekanan darah160/100mmHg,frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema ekstremitas+2,sianosis,CRT>3detik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan pertukaran gas
- Definisi: Ketidakmampuan membrane alveolar-kapiler untuk melaksanakan pertukaran gas yang normal.
- Penyebab: Penyakit kardiovaskular, penyakit paru, gangguan muskuloskeletal.
- Gejala: Sesak napas, napas dangkal, sianosis, distensi vena jugularis.
2. Kelebihan volume cairan
- Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau rongga tubuh.
- Penyebab: Gagal jantung, gagal ginjal, ketidakseimbangan elektrolit.
- Gejala: Edema, distensi vena jugularis, peningkatan berat badan, nokturia.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan di Indonesia.
- Memuat definisi, penyebab, gejala, dan karakteristik diagnosis keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi dan menegakkan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar luaran keperawatan yang dikembangkan di Indonesia.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan tujuan dan evaluasi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang dikembangkan di Indonesia.
- Memuat definisi, tujuan, aktivitas, dan rasional intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja yang sistematis dan terstandar dalam proses asuhan keperawatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kesinambungan perawatan pasien.