Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 271 | 21 Sep 2024
Klinis : Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis", berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R52.0
- Deskripsi: Nyeri akut
Penjelasan:
- Kode R52.0 dalam ICD-10 digunakan untuk diagnosis "Nyeri akut", yang didefinisikan sebagai nyeri yang timbul secara tiba-tiba dan bersifat sementara, biasanya disebabkan oleh penyebab yang jelas seperti cedera, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
- Dalam kasus ini, kode R52.0 digunakan karena pasien mengalami nyeri akut yang disebabkan oleh "agen pencedera fisiologis", yang dapat mencakup berbagai penyebab seperti luka, penyakit, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk "Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis".
- Deskripsi: -
Penjelasan:
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang secara spesifik mencakup diagnosis "Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis".
- Dalam ICD-9-CM, nyeri akut biasanya akan diklasifikasikan berdasarkan penyebab atau lokasi nyeri, dan akan memerlukan kode tambahan untuk menggambarkan kondisi yang mendasarinya.
- Contoh kode ICD-9-CM yang mungkin terkait dengan kondisi ini dapat meliputi kode untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani penyebab nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi fisik, atau tindakan pembedahan. -
Article No. 272 | 21 Sep 2024
Klinis : latihan batuk efektif
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "latihan batuk efektif", tidak ada kode ICD-10 yang spesifik. Latihan batuk efektif bukan merupakan diagnosis medis, tetapi lebih merupakan intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam menghasilkan batuk yang efektif. Berikut penjelasannya:
1. Kode ICD-10:
- Tidak ada kode ICD-10 yang spesifik untuk "latihan batuk efektif".
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 93.94 - Respiratory therapy, not elsewhere classified
- Deskripsi: Kode ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tindakan terapi pernapasan, termasuk latihan batuk efektif, yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Latihan batuk efektif termasuk dalam terapi pernapasan yang bertujuan untuk membantu pasien dalam menghasilkan batuk yang lebih efektif untuk mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan.
Jadi, meskipun tidak ada kode ICD-10 yang spesifik, kode ICD-9-CM 93.94 - Respiratory therapy, not elsewhere classified dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tindakan latihan batuk efektif. -
Article No. 273 | 21 Sep 2024
Klinis : latihan batuk efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi "latihan batuk efektif" adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
A. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang disusun berdasarkan standar untuk digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia.
- Untuk kondisi "latihan batuk efektif", diagnosis terkait adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membuang sekret atau benda asing dari saluran napas.
B. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah kumpulan luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan terjadi setelah intervensi keperawatan dilakukan.
- Untuk diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", beberapa luaran yang diharapkan adalah:
1. Bersihan jalan napas yang efektif
2. Kemampuan batuk yang efektif
3. Tidak ada sputum yang tersisa di saluran napas
C. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah kumpulan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Untuk diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif", beberapa intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Latihan batuk efektif
2. Fisioterapi dada
3. Postural drainage
4. Pengisapan lendir
5. Pengaturan posisi
Dalam kondisi "latihan batuk efektif", intervensi utama yang dapat dilakukan adalah latihan batuk efektif, yang bertujuan untuk membantu pasien dalam mengeluarkan sekret dari saluran napas secara efektif. -
Article No. 274 | 21 Sep 2024
Klinis : prosedur odontektomi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K08.1
- Deskripsi: Impacted and retained teeth
2. Kode ICD-9-CM:
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Surgical removal of impacted teeth
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K08.1 (Impacted and retained teeth) digunakan untuk diagnosis kondisi gigi yang tumbuh terhalang atau tertanam dalam gusi, yang memerlukan prosedur odontektomi atau pencabutan gigi yang terimpaksi.
- Kode ICD-9-CM 85.11 (Surgical removal of impacted teeth) digunakan untuk prosedur pengangkatan gigi yang terimpaksi secara bedah.
- Prosedur odontektomi atau pencabutan gigi yang terimpaksi dilakukan untuk mengatasi masalah gigi yang tumbuh tidak normal dan dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi, nyeri, dan kerusakan gigi lainnya. -
Article No. 275 | 21 Sep 2024
Klinis : Surgical removal of impacted teeth
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "Surgical removal of impacted teeth", berikut kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K01.1
- Deskripsi: Impacted teeth
2. Kode ICD-9-CM:
- Kode: 85.20
- Deskripsi: Surgical removal of an impacted tooth or teeth
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K01.1 (Impacted teeth) mencakup kondisi di mana gigi tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau keluar dari gusi karena ruang yang tidak memadai atau posisi gigi yang tidak normal. Hal ini sering terjadi pada gigi bungsu (wisdom teeth) atau gigi geraham.
2. Kode ICD-9-CM 85.20 (Surgical removal of an impacted tooth or teeth) merujuk pada prosedur pembedahan untuk mengeluarkan gigi yang tumbuh tidak sempurna atau terjebak di dalam gusi. Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi masalah seperti rasa sakit, infeksi, atau kerusakan pada gigi atau tulang sekitarnya. -
Article No. 276 | 21 Sep 2024
Klinis : Surgical removal of impacted teeth
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi "Surgical removal of impacted teeth", berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan gigi impaksi.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik Utama: Ekspresi verbal atau non-verbal dari ketidaknyamanan, perilaku pelindung, dan perubahan fisiologis.
- Faktor Berhubungan: Prosedur pembedahan gigi impaksi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien melaporkan nyeri terkontrol.
- Indikator:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang.
b. Klien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
c. Klien dapat beristirahat dengan baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Nyeri
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Memberikan analgesik sesuai resep.
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (misalnya, relaksasi, distraksi).
b. Perawatan Luka Operasi
- Melakukan perawatan luka operasi sesuai prosedur.
- Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan perawatan yang sesuai.
- Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang perawatan luka.
Dalam kasus ini, fokus utama intervensi keperawatan adalah pada manajemen nyeri dan perawatan luka operasi gigi impaksi untuk membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu melaporkan nyeri terkontrol. -
Article No. 277 | 21 Sep 2024
Klinis : resiko defisit nutrisi intervensinya apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan: Risiko Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi adalah diagnosa keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya kekurangan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mencapai dan mempertahankan status nutrisi yang optimal, yang ditandai dengan:
1. Asupan nutrisi adekuat
2. Berat badan dalam batas normal
3. Kadar albumin dan hemoglobin dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko defisit nutrisi antara lain:
1. Pengkajian status nutrisi
2. Pengaturan diet sesuai kebutuhan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan dan evaluasi diet
4. Pemantauan asupan dan output cairan
5. Pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dan mencapai status nutrisi yang optimal. -
Article No. 278 | 21 Sep 2024
Klinis : Data Pasien: Nama: Tn. A Usia: 55 tahun Jenis Kelamin: laki-laki Status Pernikahan: menikah Pekerjaan: Pegawai Kantor Riwayat Keluarga: Ayah memiliki Riwayat hipertensi dan penyakit jantung Keluhan Utama: Tn. A dirawat di ruang rawat inap RS. X dengan keluhan pusing, terutama pada pagi hari serta nyeri kepala bagian belakang yang dirasakan beberapa hari terakhir. Pasien juga mengeluhkan kelelahan dan pandangan yang kadang-kadang buram. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien telah didiagnosis dengan hipertensi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu tekanan darah pasien berada di kisaran 150/95 mmHg. Pasien diberi resep amlodipine, tetapi sering kali lupa minum obat dan tidak rutin melakukan kontrol tekanan darah. Riwayat Penyakit Dahulu: • Tidak ada riwayat diabetes melitus • Tidak ada riwayat penyakit jantung • Riwayat merokok selama 20 tahun, berhenti merokok 2 tahun yang lalu Pemeriksaan Fisik: Tekanan Darah: 170/100 mmHg Denyut Nadi: 88 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.8oC Berat Badan: 85 kg Tinggi Badan: 170 cm IMT: 29,4 / Overweight Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Hemoglobin (Hb): 14.5 g/dL Hematokrit (Hct): 45.0% Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit): 5.5 juta/µL Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit): 7,200 sel/µL Jumlah Trombosit: 220,000 sel/µL
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur.
Penjelasan:
- Pasien Tn. A didiagnosis dengan hipertensi esensial (primer) berdasarkan keluhan utama pusing, nyeri kepala, dan riwayat hipertensi selama 5 tahun. Kode ICD-10 yang sesuai adalah I10 (Hipertensi esensial (primer)).
- Dalam kasus ini, tidak disebutkan adanya prosedur atau tindakan medis yang dilakukan, sehingga tidak ada kode ICD-9-CM yang perlu diberikan. -
Article No. 279 | 21 Sep 2024
Klinis : Data Pasien: Nama: Tn. A Usia: 55 tahun Jenis Kelamin: laki-laki Status Pernikahan: menikah Pekerjaan: Pegawai Kantor Riwayat Keluarga: Ayah memiliki Riwayat hipertensi dan penyakit jantung Keluhan Utama: Tn. A dirawat di ruang rawat inap RS. X dengan keluhan pusing, terutama pada pagi hari serta nyeri kepala bagian belakang yang dirasakan beberapa hari terakhir. Pasien juga mengeluhkan kelelahan dan pandangan yang kadang-kadang buram. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien telah didiagnosis dengan hipertensi sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu tekanan darah pasien berada di kisaran 150/95 mmHg. Pasien diberi resep amlodipine, tetapi sering kali lupa minum obat dan tidak rutin melakukan kontrol tekanan darah. Riwayat Penyakit Dahulu: • Tidak ada riwayat diabetes melitus • Tidak ada riwayat penyakit jantung • Riwayat merokok selama 20 tahun, berhenti merokok 2 tahun yang lalu Pemeriksaan Fisik: Tekanan Darah: 170/100 mmHg Denyut Nadi: 88 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu: 36.8oC Berat Badan: 85 kg Tinggi Badan: 170 cm IMT: 29,4 / Overweight Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Hemoglobin (Hb): 14.5 g/dL Hematokrit (Hct): 45.0% Jumlah Sel Darah Merah (Eritrosit): 5.5 juta/µL Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit): 7,200 sel/µL Jumlah Trombosit: 220,000 sel/µL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
2. Kelelahan
3. Penglihatan Kabur
Penjelasan singkat:
1. Hipertensi Tidak Terkontrol
- SDKI: Peningkatan tekanan darah di atas normal yang tidak terkendali.
- SLKI: Terjadi penurunan tekanan darah ke dalam rentang normal.
- SIKI: Manajemen Hipertensi, termasuk intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengendalikan tekanan darah.
2. Kelelahan
- SDKI: Perasaan kekurangan energi dan kapasitas yang menurun untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Peningkatan energi dan stamina untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Manajemen Kelelahan, termasuk intervensi untuk mengatasi penyebab kelelahan dan meningkatkan energi.
3. Penglihatan Kabur
- SDKI: Persepsi gangguan penglihatan yang terjadi secara tiba-tiba atau bertahap.
- SLKI: Peningkatan ketajaman penglihatan dan kemampuan visual.
- SIKI: Manajemen Penglihatan Kabur, termasuk intervensi untuk mengidentifikasi penyebab dan mengatasi gangguan penglihatan.
Catatan:
- Diagnosa keperawatan dan intervensi yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan hasil pemeriksaan.
- Perawat juga perlu mempertimbangkan faktor risiko lain, seperti riwayat keluarga, status gizi, dan perilaku merokok, dalam merencanakan asuhan keperawatan. -
Article No. 280 | 21 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan kelelahan.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Penyebab: Penurunan kapasitas fungsional, dispnea, dan kelelahan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Berisiko mengalami masuknya dan berkembangbiaknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Penyebab: Penyakit tuberkulosis paru, penurunan sistem imun, dan paparan lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko dari diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang akurat dan komprehensif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat deskripsi luaran (status, perilaku, dan respons) yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat deskripsi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat.
Dalam praktik keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI digunakan secara terintegrasi untuk memberikan asuhan keperawatan yang sistematis dan berkualitas.