Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 330 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang wanita berusia 60 tahun datang ke IGD mengeluh nyeri dada pada daerah mid-sternal. Skala nyeri 6, nyeri hilang timbul dan menjalar ke leher, punggung dan lengan. Apakah tindakan keperawatan yang tepat dilakukan pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit jantung
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital.
- Faktor Berhubungan: Proses penyakit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien melaporkan nyeri terkontrol, Tingkat nyeri menurun, Klien mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan yang Tepat:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif (seperti lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi)
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis
- Anjurkan klien menggunakan teknik non-farmakologis (misalnya relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
2. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
3. Edukasi Manajemen Nyeri
- Ajarkan klien dan keluarga tentang penyebab nyeri, manajemen nyeri, dan teknik non-farmakologis
Tindakan keperawatan yang paling tepat untuk pasien tersebut adalah:
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat/memperingan)
2. Memberikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri
3. Mengajarkan klien dan keluarga teknik non-farmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin untuk mengelola nyeri
4. Memantau tanda-tanda vital secara berkala
5. Memberikan edukasi terkait penyebab nyeri, manajemen nyeri, dan teknik non-farmakologis yang dapat digunakan. -
Article No. 331 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang Perempuan, 55 tahun dirawat di ruang rawat inap dengan keluhan pusing, jantung berdebar debar, sedikit sesak nafas, keringat dingin. Klien menyatakan ada riwayat pemakaian pi KB, hiperlipedemia dan pembesaran atrium kiri pada pemeriksaan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan perawat didapatkan hasil: Tekanan Darah: 160/100 mmHg. pernapasan: 28 x/ menit, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 360 C,JVP 5 + 2 cm H20, Ictuscordis di ICS 5 bergeser 2 cm ke lateral kiri, suara jantung S3, ada bising abdomen. Pada pemeriksaan radiologi Cor : CTR > 50 %.Apakah yang diderita oleh pasien tersebut?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien ini mengalami kondisi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.1
- Deskripsi: Left ventricular failure
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kegagalan ventrikel kiri, seperti pusing, jantung berdebar-debar, sedikit sesak nafas, dan keringat dingin. Pemeriksaan fisik menunjukkan peningkatan tekanan darah, pernapasan yang cepat, peningkatan tekanan vena jugularis (JVP), serta adanya S3 pada suara jantung yang menunjukkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Pemeriksaan radiologi juga menunjukkan pembesaran jantung (CTR > 50%).
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 428.1
- Deskripsi: Left ventricular failure
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM yang sesuai dengan kondisi ini adalah 428.1 untuk kegagalan ventrikel kiri, yang merupakan diagnosis yang sama dengan kode ICD-10 di atas.
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat penyakit lain, yaitu pemakaian pil KB, hiperlipidemia, dan pembesaran atrium kiri. Kondisi-kondisi ini dapat berkontribusi terhadap perkembangan kegagalan ventrikel kiri pada pasien. -
Article No. 332 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang Perempuan, 55 tahun dirawat di ruang rawat inap dengan keluhan pusing, jantung berdebar debar, sedikit sesak nafas, keringat dingin. Klien menyatakan ada riwayat pemakaian pi KB, hiperlipedemia dan pembesaran atrium kiri pada pemeriksaan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan perawat didapatkan hasil: Tekanan Darah: 160/100 mmHg. pernapasan: 28 x/ menit, Nadi: 88 x/menit, Suhu: 360 C,JVP 5 + 2 cm H20, Ictuscordis di ICS 5 bergeser 2 cm ke lateral kiri, suara jantung S3, ada bising abdomen. Pada pemeriksaan radiologi Cor : CTR > 50 %.Apakah yang diderita oleh pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan pemeriksaan yang dipaparkan, pasien ini kemungkinan mengalami Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure).
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung
2. Intoleransi aktivitas
3. Kelebihan volume cairan
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang disepakati dan digunakan di Indonesia.
- Memuat definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor yang risiko dari suatu diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar luaran keperawatan yang disepakati dan digunakan di Indonesia.
- Memuat definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran dari suatu luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang disepakati dan digunakan di Indonesia.
- Memuat definisi, aktivitas, dan rasional dari suatu intervensi keperawatan.
Jadi, diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kasus ini dapat ditemukan dalam SDKI, SLKI, dan SIKI yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 333 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas dan mudah lelah sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian: terdengar murmur pada ruang interkosta kedua linea sternalis kanan. Manakah katup jantung yang mengalami gangguan pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan hasil pengkajian yang diberikan, kemungkinan pasien mengalami gangguan pada katup jantung aorta.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan fungsi jantung sekunder akibat gangguan pada katup aorta.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan pola napas adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan menunjukkan pola napas yang efektif, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan, dan tidak ada tanda-tanda kegagalan napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen jalan napas, pemberian oksigen, dan edukasi pasien terkait pentingnya melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Penjelasan singkat:
Murmur pada ruang interkosta kedua linea sternalis kanan biasanya mengindikasikan adanya kelainan pada katup aorta. Katup aorta berfungsi untuk mengatur aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta. Jika katup aorta mengalami gangguan, seperti stenosis atau regurgitasi, dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung dan menimbulkan gejala sesak napas serta mudah lelah pada pasien. -
Article No. 334 | 22 Sep 2024
Klinis : gangguan pertukaran gas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gangguan pertukaran gas:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pertukaran Gas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas adalah ketidakmampuan tubuh untuk melakukan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
- Karakteristik utama: Perubahan saturasi oksigen dalam darah, Perubahan nilai gas darah, Perubahan frekuensi pernapasan, Perubahan kedalaman pernapasan, Adanya kelelahan otot pernapasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan antara lain: Pertukaran gas membaik, Oksigenasi jaringan membaik, Status pernapasan membaik, Tidak ada tanda-tanda kegagalan pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan status pernapasan, Manajemen oksigen, Manajemen jalan napas, Manajemen ventilasi, Terapi oksigen, Manajemen kelelahan, serta Edukasi terkait gangguan pertukaran gas.
Secara umum, diagnosa keperawatan "Gangguan Pertukaran Gas" mengindikasikan adanya permasalahan dalam proses oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida yang tidak berjalan dengan optimal. Identifikasi masalah melalui tanda-tanda klinis, pemeriksaan penunjang, serta luaran yang diharapkan menjadi acuan dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencapai kondisi pertukaran gas yang membaik. -
Article No. 335 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 56 tahun, masuk dengan keluhan sesak saat beraktifitas, pada pengkajian didapatkan data takikardia, Ronkhi paru, Peninggian tekanan vena jugularis, Kardiomegali, dan terdengan bunyi gallop pada auskultasi dokter dan edema ekstremitas. Manakah data yang masuk kedalam Kriteria Mayor, untuk mendiagnosis gagal jantung?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan dan gejala yang diberikan, diagnosis yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif (Congestive heart failure)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 428.0
- Deskripsi: Gagal jantung kongestif, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Kriteria mayor untuk mendiagnosis gagal jantung berdasarkan gejala yang diberikan adalah:
1. Takikardia
2. Kardiomegali (pembesaran jantung)
3. Bunyi gallop
Gejala lain yang mendukung diagnosis gagal jantung adalah:
- Ronkhi paru (adanya cairan di paru-paru)
- Peninggian tekanan vena jugularis
- Edema ekstremitas (pembengkakan pada kaki dan tangan)
Dengan adanya kriteria mayor dan gejala pendukung lainnya, maka diagnosis yang sesuai adalah gagal jantung kongestif. -
Article No. 336 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 56 tahun, masuk dengan keluhan sesak saat beraktifitas, pada pengkajian didapatkan data takikardia, Ronkhi paru, Peninggian tekanan vena jugularis, Kardiomegali, dan terdengan bunyi gallop pada auskultasi dokter dan edema ekstremitas. Manakah data yang masuk kedalam Kriteria Mayor, untuk mendiagnosis gagal jantung?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi yang Anda berikan, berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI, serta identifikasi kriteria mayor untuk diagnosis gagal jantung:
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Penurunan curah jantung" atau "Kelebihan volume cairan".
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan luaran keperawatan atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Kriteria Mayor untuk Diagnosa Gagal Jantung:
Berdasarkan data yang diberikan, kriteria mayor untuk diagnosis gagal jantung adalah:
1. Ronkhi paru
2. Peninggian tekanan vena jugularis
3. Kardiomegali
4. Bunyi gallop pada auskultasi
Ronkhi paru, peninggian tekanan vena jugularis, kardiomegali, dan bunyi gallop merupakan tanda-tanda klinis yang termasuk ke dalam kriteria mayor untuk diagnosis gagal jantung. Untuk menegakkan diagnosis gagal jantung, setidaknya dua dari kriteria mayor tersebut harus terpenuhi. -
Article No. 337 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 56 tahun, masuk dengan keluhan sesak saat beraktifitas, pada pengkajian didapatkan data takikardia, Ronkhi paru, Peninggian tekanan vena jugularis, Kardiomegali, dan terdengan bunyi gallop pada auskultasi dokter dan edema ekstremitas. Manakah data yang masuk kedalam Kriteria Mayor, untuk mendiagnosis gagal jantung?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis sebagai Gagal Jantung. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50.0
- Deskripsi: Gagal Jantung Kongestif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 428.0
- Deskripsi: Gagal Jantung Kongestif
Penjelasan:
Dari gejala yang disebutkan, data yang masuk ke dalam Kriteria Mayor untuk mendiagnosis Gagal Jantung adalah:
- Takikardia
- Ronkhi paru
- Peninggian tekanan vena jugularis
- Kardiomegali
- Bunyi gallop pada auskultasi
Kriteria Mayor untuk diagnosis Gagal Jantung meliputi:
1. Sesak nafas saat beraktivitas
2. Edema ekstremitas
3. Peninggian tekanan vena jugularis
4. Ronkhi paru
5. Kardiomegali
6. Bunyi gallop
Dari kriteria di atas, pasien memenuhi 5 kriteria mayor, yaitu sesak napas saat beraktivitas, edema ekstremitas, ronkhi paru, kardiomegali, dan bunyi gallop. Oleh karena itu, pasien dapat didiagnosis dengan Gagal Jantung Kongestif berdasarkan Kriteria Framingham. -
Article No. 338 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 44 tahun dirawat di ruang rawat penyakit dalam dengan diagnosa PPOK. Pasien mengeluh lemah, batuk berdahak disertai sesak nafas semakin berat 1 minggu terakhir ini. Pasien mengatakan sejak SMA sudah merokok 1-2 bungkus/ hari. Pemeriksaan fisik didapat: TD 160/ 100 mmHg, frekuensi nafas 33 x/ menit, penggunaan otot bantu napas +. Apakah Data yang menunjukkan masalah bersihan jalan napas adalah?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien laki-laki berusia 44 tahun dengan diagnosa PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) yang mengeluh lemah, batuk berdahak, dan sesak napas, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab:
- Peningkatan produksi sekresi
- Penurunan kemampuan batuk
- Obstruksi jalan napas
Gejala dan tanda:
- Batuk berdahak
- Sesak napas
- Penggunaan otot bantu napas
- Perubahan frekuensi napas
2. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab:
- Ketidakmampuan mempertahankan jalan napas
- Kelelahan otot pernapasan
- Perubahan mekanisme pernapasan
Gejala dan tanda:
- Sesak napas
- Perubahan frekuensi napas
- Penggunaan otot bantu napas
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Berisi definisi, penyebab, dan gejala/tanda diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar luaran atau hasil dari asuhan keperawatan.
- Berisi indikator yang menggambarkan kondisi pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar tindakan atau intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Berisi daftar intervensi keperawatan beserta aktivitas-aktivitasnya. -
Article No. 339 | 22 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki, 44 tahun dirawat di ruang rawat penyakit dalam dengan diagnosa PPOK. Pasien mengeluh lemah, batuk berdahak disertai sesak nafas semakin berat 1 minggu terakhir ini. Pasien mengatakan sejak SMA sudah merokok 1-2 bungkus/ hari. Pemeriksaan fisik didapat: TD 160/ 100 mmHg, frekuensi nafas 33 x/ menit, penggunaan otot bantu napas +. Apakah Data yang menunjukkan masalah bersihan jalan napas adalah?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.1
- Deskripsi: PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Pemberian oksigen
Data yang menunjukkan masalah bersihan jalan napas adalah:
- Frekuensi napas 33 x/menit, menunjukkan adanya pernapasan yang tidak efektif.
- Penggunaan otot bantu napas positif, menunjukkan upaya pasien untuk mempertahankan jalan napas.
- Keluhan batuk berdahak dan sesak napas yang semakin berat 1 minggu terakhir, menunjukkan adanya obstruksi jalan napas.
Penjelasan:
- Pasien didiagnosis dengan PPOK, yang menyebabkan penyumbatan jalan napas. Gejala seperti batuk berdahak dan sesak napas yang semakin berat merupakan indikasi adanya masalah bersihan jalan napas.
- Frekuensi napas yang cepat (33 x/menit) dan penggunaan otot bantu napas menunjukkan upaya pasien untuk mempertahankan jalan napas yang terganggu.
- Kondisi ini memerlukan penanganan segera untuk mempertahankan jalan napas, misalnya pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 96.04).