Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20103 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan untuk pasien tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kode SDKI: 00002
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
Kode SDKI: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan masalah kesehatan atau respons pasien terhadap masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) akan memberikan panduan yang jelas dan terstandar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 20104 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan deman, nyeri pada perut bagian bawah sejak tadi malan dan terasa pusing, dengan hasil pemeriksaan WBC 16,34,Ttv: TD 116/67 mmhg, nadi 78x/menit, suhu tubuh 37c, Respirasi 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi (kode SDKI: 00004)
Definisi SDKI:
Rentan terhadap serangan organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel tubuh.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kontrol Infeksi (kode SLKI: 0205)
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
b. Stabilitas Tanda-Tanda Vital (kode SLKI: 0311)
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Infeksi (kode SIKI: 6110)
Definisi: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
b. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (kode SIKI: 6420)
Definisi: Pemeriksaan dan pencatatan secara berkala mengenai fungsi kardiovaskular, respirasi, dan suhu tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan demam, nyeri perut, dan pusing, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis), berisiko mengalami infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Risiko Infeksi". Tujuan keperawatan yang perlu dicapai adalah kontrol infeksi dan stabilitas tanda-tanda vital pasien, yang dapat dicapai melalui intervensi manajemen infeksi dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 20105 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan deman, nyeri pada perut bagian bawah sejak tadi malan dan terasa pusing, dengan hasil pemeriksaan WBC 16,34,Ttv: TD 116/67 mmhg, nadi 78x/menit, suhu tubuh 37c, Respirasi 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Pasien mengalami nyeri pada perut bagian bawah, yang merupakan salah satu gejala dari nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
2. Hipertermia
Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal sebagai respons fisiologis terhadap stressor.
3. Kelelahan
Pasien mengalami perasaan pusing, yang dapat merupakan gejala dari kelelahan. Kelelahan didefinisikan sebagai perasaan lelah dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang.
b. Klien mendemonstrasikan teknik penanganan nyeri yang efektif.
c. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Hipertermia:
a. Suhu tubuh klien kembali dalam batas normal.
b. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
3. Kelelahan:
a. Klien melaporkan peningkatan energi.
b. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
c. Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
d. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Hipertermia:
a. Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
c. Lakukan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu.
d. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
e. Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia.
3. Kelelahan:
a. Lakukan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
b. Bantu klien dalam menjadwalkan aktivitas dan istirahat.
c. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas.
d. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk menangani penyebab kelelahan.
Penjelasan:
Setiap diagnosa keperawatan yang diidentifikasi memiliki luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Diagnosa nyeri akut, hipertermia, dan kelelahan sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien. Luaran yang diharapkan mencakup pengurangan gejala, peningkatan kemampuan pasien, dan stabilitas tanda-tanda vital. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan berfokus pada pengkajian, manajemen gejala, edukasi pasien, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 20106 | 26 Jul 2025
Klinis : resiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perilaku kekerasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perilaku kekerasan adalah "Risiko Perilaku Kekerasan". Definisi dari diagnosa ini adalah "Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk terlibat dalam tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain". Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kondisi ini antara lain: meningkatnya ketegangan otot, peningkatan volume suara, ekspresi wajah marah, dan menciptakan konflik dengan orang lain.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Perilaku: Individu mampu mengendalikan dorongan untuk melakukan tindakan agresif atau berbahaya.
2. Stabilitas Emosi: Individu menunjukkan stabilitas emosi dan dapat mengelola emosi negatif dengan baik.
3. Interaksi Sosial: Individu mampu berinteraksi dengan orang lain secara konstruktif dan menghindari konflik.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Marah
- Mengidentifikasi pemicu munculnya perilaku agresif
- Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Membantu individu mengembangkan strategi alternatif untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang konstruktif
2. Terapi Kognitif
- Mengidentifikasi dan memodifikasi pikiran, keyakinan, dan persepsi yang maladaptif
- Membantu individu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang lebih sehat
- Mendorong individu untuk meningkatkan harga diri dan kontrol diri
3. Terapi Kelompok
- Memfasilitasi diskusi dan berbagi pengalaman dengan individu lain yang mengalami masalah serupa
- Memberikan dukungan dan umpan balik yang konstruktif dari anggota kelompok
- Membantu individu belajar strategi koping dan keterampilan sosial yang adaptif
4. Konseling Keluarga
- Melibatkan keluarga dalam proses perawatan
- Membantu keluarga memahami kondisi individu dan mengembangkan dukungan yang efektif
- Mengidentifikasi dan mengatasi dinamika keluarga yang berpotensi memicu perilaku kekerasan
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang komprehensif, diharapkan dapat membantu individu dengan risiko perilaku kekerasan untuk mengendalikan dorongan agresif, mencapai stabilitas emosi, dan meningkatkan interaksi sosial yang konstruktif. -
Article No. 20107 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri ulu hati seperti tertusuk tusuk, ada demam tadi pagi, badan kaku semua P: Spontan Q: Tertusuk R: Abdomen S: 4 T: Hilang datang Pasien riwayat: Anxiety Disorder Riwayat minum obat rutin: Fluoxetine, Resperidon, THP
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut (00132)
Karakteristik: Pasien mengatakan nyeri ulu hati seperti tertusuk-tusuk (P: Spontan, Q: Tertusuk, R: Abdomen, S: 4, T: Hilang datang).
2. Hipertermia (00007)
Karakteristik: Pasien mengalami demam tadi pagi.
3. Mobilitas fisik terganggu (00085)
Karakteristik: Pasien mengeluhkan badan kaku semua.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat mengontrol nyeri dalam batas yang dapat diterima.
- Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Hipertermia:
- Suhu tubuh pasien kembali normal.
- Tanda-tanda infeksi berkurang.
- Pasien dapat melaporkan gejala demam yang berkurang.
3. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Pasien dapat melakukan pergerakan secara mandiri.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan mobilitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Kaji karakteristik nyeri pasien (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat.
- Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi.
- Berikan dukungan emosional dan informasi tentang nyeri.
2. Hipertermia:
- Kaji tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh pasien.
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Berikan obat penurun demam sesuai resep dokter.
- Lakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu, seperti kompres hangat atau dingin.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan perkembangan kondisi pasien.
- Edukasikan pasien tentang gejala demam dan cara mengatasi.
3. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Kaji kemampuan mobilitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Bantu pasien dalam melakukan latihan pergerakan dan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan mobilitas, seperti latihan rentang gerak.
- Berikan alat bantu mobilitas jika diperlukan, seperti walker atau kursi roda.
- Berikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan mobilitas.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai.
Perlu diperhatikan bahwa riwayat pasien dengan Anxiety Disorder dan penggunaan obat-obatan (Fluoxetine, Resperidon, THP) dapat mempengaruhi kondisi dan respon pasien terhadap intervensi keperawatan. Oleh karena itu, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal. -
Article No. 20108 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan nyeri ulu hati seperti tertusuk tusuk, ada demam tadi pagi, badan kaku semua P: Spontan Q: Tertusuk R: Abdomen S: 4 T: Hilang datang Pasien riwayat: Anxiety Disorder Riwayat minum obat rutin: Fluoxetine, Resperidon, THP
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Nyeri Akut (SDKI: 00032)**
**Penjelasan Singkat:**
1. **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) – Kode: 00032 – Nyeri Akut**
- **Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
- **Karakteristik:**
- Ekspresi verbal/non-verbal (pasien melaporkan nyeri seperti tertusuk, skala nyeri 4).
- Perilaku protektif (badan kaku).
- Perubahan tanda vital (demam).
- Fokus menyempit (nyeri dominan di ulu hati).
2. **SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) – Kode: 1401 – Kontrol Nyeri**
- **Indikator:**
- Skala nyeri menurun (target: ?2).
- Pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologis (napas dalam, relaksasi).
- Ekspresi wajah rileks.
- **Target Luaran:** Nyeri terkontrol dalam 24 jam.
3. **SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) – Kode: 2310 – Manajemen Nyeri**
- **Intervensi:**
- **Farmakologis:** Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi (misal: parasetamol untuk demam dan nyeri).
- **Non-Farmakologis:** Teknik relaksasi napas dalam, distraksi, posisi nyaman.
- **Edukasi:** Penyebab nyeri, tanda bahaya, dan cara melaporkan nyeri.
**Pertimbangan Khusus:**
- **Riwayat Anxiety Disorder:** Ansietas dapat memperberat persepsi nyeri. Monitor respons emosional dan kolaborasi dengan tim kesehatan mental untuk penyesuaian terapi (Fluoxetine/Resperidon).
- **Interaksi Obat:** Pastikan tidak ada kontraindikasi antara analgesik dan obat psikotropika (THP).
**Format Dokumentasi:**
```
[DD-MM-YYYY HH:MM]
SDKI: 00032 (Nyeri Akut) b.d iritasi mukosa lambung, ditandai keluhan nyeri tertusuk skala 4 di ulu hati, demam, dan badan kaku.
SLKI: 1401 (Kontrol Nyeri) – Target: Skala nyeri ?2 dalam 24 jam.
SIKI: 2310 (Manajemen Nyeri) – Diberikan edukasi teknik napas dalam, kolaborasi evaluasi kebutuhan analgesik.
```
**Catatan Akademis/Pakar:**
- **Evidence-Based Practice:** Nyeri abdomen dengan demam memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menyingkirkan kondisi serius (misal: gastritis akut, infeksi).
- **Konsep Teori:** Model *Gate Control Theory* mendukung intervensi non-farmakologis untuk modulasi nyeri pada pasien ansietas.
**Tone:** Formal, berbasis bukti, dan sesuai standar PPNI. -
Article No. 20109 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan deman, nyeri pada perut bagian bawah sejak tadi malan dan terasa pusing, dengan hasil pemeriksaan WBC 16,34,Ttv: TD 116/67 mmhg, nadi 78x/menit, suhu tubuh 37c, Respirasi 20x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 37°C.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi/inflamasi pada perut bagian bawah, ditandai dengan keluhan nyeri perut.
3. Pusing berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan keluhan pusing.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertermia:
a. Suhu tubuh dalam batas normal (36,5-37,5°C)
b. Kulit dan membran mukosa lembab
c. Tidur yang cukup
2. Nyeri Akut:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang
b. Pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan nyeri
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Pusing:
a. Pasien melaporkan tidak pusing lagi
b. Pasien dapat beraktivitas dengan stabil
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Hipertermia:
a. Monitor suhu tubuh secara berkala
b. Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan
c. Anjurkan banyak minum cairan
d. Observasi tanda-tanda vital
e. Berikan obat penurun demam sesuai instruksi dokter
2. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
b. Berikan analgesik sesuai instruksi dokter
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
d. Observasi tanda-tanda vital
e. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan nyeri
3. Pusing:
a. Kaji penyebab pusing
b. Anjurkan pasien beristirahat
c. Atur posisi pasien sesuai toleransi
d. Berikan cairan dan nutrisi yang cukup
e. Observasi tanda-tanda vital
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa keperawatan SDKI dipilih berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang dialami pasien, yaitu demam, nyeri perut, dan pusing. Diagnosa ini menggambarkan masalah kesehatan utama yang perlu ditangani.
2. Luaran/output yang diharapkan (SLKI) merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai setelah pemberian asuhan keperawatan. Luaran ini menggambarkan kondisi ideal yang diharapkan pada pasien.
3. Intervensi keperawatan (SIKI) adalah tindakan-tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi ini dirancang secara komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang teridentifikasi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, memantau perkembangan, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 20055 | 25 Jul 2025
Klinis : Pasien di diagnosis medis bronkieksitas, pneumonia, TB paru loss to follow up. Ada efusi pleura dextra pasien menolah untuk di pungsi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan meninjau kondisi pasien yang didiagnosis dengan bronkieksitas, pneumonia, TB paru loss to follow up, serta efusi pleura dextra yang pasien tolak untuk dipungsi, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM Procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J47.9
- Deskripsi: Bronkieksitas, tidak spesifik
- Kode: J15.9
- Deskripsi: Pneumonia, organisme tidak spesifik
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.91
- Deskripsi: Torakosentesis; prosedur ini tidak dapat dilakukan karena pasien menolak tindakan pungsi efusi pleura dextra.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10:
- Bronkieksitas, tidak spesifik (J47.9): Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi bronkieksitas tanpa penyebab yang spesifik.
- Pneumonia, organisme tidak spesifik (J15.9): Kode ini digunakan ketika penyebab pneumonia tidak dapat diidentifikasi secara spesifik.
- Tuberkulosis paru, konfirmasi bakteriologis dan histologis (A15.0): Kode ini digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru yang telah dikonfirmasi melalui pemeriksaan bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Torakosentesis (34.91): Kode ini menunjukkan prosedur pungsi cairan dari rongga pleura, namun tidak dapat dilakukan karena pasien menolak tindakan tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa pengkodean ini didasarkan pada informasi yang diberikan dalam pertanyaan. Evaluasi lebih lanjut dan pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan untuk memastikan ketepatan pengkodean. -
Article No. 20056 | 25 Jul 2025
Klinis : Pasien di diagnosis medis bronkieksitas, pneumonia, TB paru loss to follow up. Ada efusi pleura dextra pasien menolah untuk di pungsi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Ketidakefektifan pola napas (00032)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu pertukaran oksigen/karbon dioksida.
3. Intoleransi aktivitas (00092)
Definisi: Tidak dapat mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
4. Kecemasan (00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau was-was yang disebabkan oleh antisipasi bahaya yang sumbernya tidak diketahui atau tidak spesifik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00031 - Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Kode: 00032 - Ketidakefektifan pola napas
3. Kode: 00092 - Intoleransi aktivitas
4. Kode: 00146 - Kecemasan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas
2. Status pernapasan
3. Toleransi aktivitas
4. Tingkat kecemasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen pernapasan
3. Manajemen aktivitas
4. Manajemen kecemasan
Penjelasan singkat:
Pasien dengan diagnosa medis bronkiektasis, pneumonia, dan TB paru yang loss to follow up memiliki risiko terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, intoleransi aktivitas, dan kecemasan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen pernapasan, manajemen aktivitas, dan manajemen kecemasan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 20057 | 25 Jul 2025
Klinis : Pasien di diagnosa medis bronkieksitasis non cystic fibrosis, TB paru loss to follow uo, pneumonia, asna eksaserbasi akut. Pasien mengalami nyeri dada saat bernapas dan batuk. Pasien mengeluhkan sering terbangun dari tidur karena batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, serta definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Definisi: Kekurangan oksigen dan/atau kelebihan karbondioksida dalam darah arterial.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
3. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pertukaran Gas (00030)
Kode: 10001
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi atau ventilasi yang adekuat.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Kode: 10002
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
3. Nyeri Akut (00132)
Kode: 10079
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Pertukaran Gas
Kode: 10001
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan oksigenasi dan ventilasi yang adekuat.
2. Bersihan Jalan Napas
Kode: 10002
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
3. Kontrol Nyeri
Kode: 10079
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Kode: 10002
Definisi: Pemberian bantuan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
2. Manajemen Nyeri
Kode: 10079
Definisi: Pemberian bantuan untuk mengontrol pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.