Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20093 | 26 Jul 2025
Klinis : pasien anak rujukan dari puskesma cempaka putih dengan keluhan kejang di rumah saat sampai puskesmas masih dalam keadaan kejang. Os demam 10 jam lalu. Mual - muntah -bapil -. ini merupakan kejang pertama. Saat di observasi di puskesmas os kejang kurang lebih 2 menit seluruh badan. Hari sabtu os vaksin flu singapore
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera (SDKI: 13.44)
Definisi: Risiko terjadinya kerusakan fisik pada individu yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kemampuan adaptasi individu dengan ancaman dari lingkungan.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 13.44
Definisi: Risiko terjadinya kerusakan fisik pada individu yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kemampuan adaptasi individu dengan ancaman dari lingkungan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 10001
Definisi: Pemulihan dari cedera fisik atau proses penyembuhan luka.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 20044
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya kerusakan fisik pada individu yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kemampuan adaptasi individu dengan ancaman dari lingkungan.
Penjelasan singkat:
Pasien anak yang mengalami kejang merupakan kondisi yang mengancam keselamatan pasien, sehingga diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Cedera. Hal ini dikarenakan kejang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada pasien jika tidak segera ditangani dengan tepat. Tindakan keperawatan yang perlu dilakukan adalah mencegah atau mengurangi risiko terjadinya cedera pada pasien, seperti memantau tanda-tanda vital, mencegah jatuh, dan memberikan perawatan yang sesuai. -
Article No. 20094 | 26 Jul 2025
Klinis : pasien anak rujukan dari puskesma cempaka putih dengan keluhan kejang di rumah saat sampai puskesmas masih dalam keadaan kejang. Os demam 10 jam lalu. Mual - muntah -bapil -. ini merupakan kejang pertama. Saat di observasi di puskesmas os kejang kurang lebih 2 menit seluruh badan. Hari sabtu os vaksin flu singapore
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien anak tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Kejang Berhubungan Dengan Demam
Pasien anak mengalami kejang yang disebabkan oleh demam tinggi (OS demam 10 jam lalu). Demam dapat menjadi pemicu terjadinya kejang pada anak, terutama pada anak dengan riwayat kejang demam sebelumnya.
2. Mual dan Muntah Berhubungan Dengan Infeksi
Pasien anak mengalami gejala mual dan muntah yang dapat disebabkan oleh infeksi yang mendasari kondisi tersebut, seperti infeksi saluran pernapasan atau infeksi lainnya.
3. Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kecemasan
Pasien anak dapat mengalami gangguan pola tidur akibat kecemasan yang timbul dari pengalaman kejang yang dialami. Kejang dapat menjadi pengalaman yang menakutkan bagi anak, sehingga dapat menyebabkan kecemasan dan gangguan pola tidur.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Kejang Terkendali
a. Anak menunjukkan tidak ada episode kejang selama perawatan.
b. Tanda-tanda vital anak stabil, suhu tubuh normal.
c. Anak menunjukkan aktivitas fisik yang sesuai dengan usia.
2. Tidak Ada Mual dan Muntah
a. Anak tidak mengalami mual dan muntah selama perawatan.
b. Anak dapat mempertahankan intake cairan dan nutrisi yang adekuat.
c. Anak menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Pola Tidur yang Memadai
a. Anak dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dengan segar.
b. Anak menunjukkan aktivitas yang sesuai dengan usia.
c. Anak dan keluarga melaporkan kepuasan terhadap pola tidur anak.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Kejang Terkendali
a. Pantau tanda-tanda vital anak secara berkala, terutama suhu tubuh.
b. Berikan antipiretik sesuai indikasi untuk menurunkan demam.
c. Ajarkan keluarga teknik meredakan kejang, seperti memiringkan kepala anak, jangan memasukkan benda ke dalam mulut.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antikonvulsan sesuai indikasi.
2. Tidak Ada Mual dan Muntah
a. Pantau intake dan output cairan anak.
b. Berikan antiemetik sesuai indikasi untuk mengatasi mual dan muntah.
c. Berikan diet yang mudah dicerna, seperti BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast).
d. Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab dasar mual dan muntah.
3. Pola Tidur yang Memadai
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk tidur anak.
b. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres pada anak dan keluarga.
c. Berikan terapi musik atau pijat yang dapat membantu anak rileks dan tidur.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain. Wassalamualaikum. -
Article No. 20095 | 26 Jul 2025
Klinis : pasien anak rujukan dari puskesma cempaka putih dengan keluhan kejang di rumah saat sampai puskesmas masih dalam keadaan kejang. Os demam 10 jam lalu. Mual - muntah -bapil -. ini merupakan kejang pertama. Saat di observasi di puskesmas os kejang kurang lebih 2 menit seluruh badan. Hari sabtu os vaksin flu singapore
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien anak dengan kondisi kejang demam pertama kali:
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Persepsi Sensorik: Auditori, Kinestetik, Gustatori, taktil, Olfaktori (SDKI Code: 0016)**
*Penjelasan:* Pasien mengalami kejang dengan penurunan kesadaran, sehingga terjadi gangguan persepsi sensorik akibat aktivitas listrik abnormal di otak.
**Luaran (SLKI):**
- **Kode SLKI 1401:** *Persepsi sensorik membaik*
Kriteria:
- Pasien menunjukkan respons terhadap rangsangan sensorik (suara, sentuhan).
- Tidak ada kejang berulang dalam 24 jam.
**Intervensi (SIKI):**
- **Kode SIKI 3400:** *Manajemen Kejang*
Tindakan:
- Mempertahankan jalan napas (posisi lateral, suction jika perlu).
- Observasi tanda vital (suhu, nadi, pernapasan).
- Berikan antipiretik sesuai indikasi (misal: parasetamol).
- Lindungi pasien dari cedera selama kejang (hindari restrain).
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Hipertermia (SDKI Code: 0007)**
*Penjelasan:* Pasien mengalami demam (suhu >38°C) yang memicu kejang.
**Luaran (SLKI):**
- **Kode SLKI 0302:** *Suhu tubuh normal*
Kriteria:
- Suhu tubuh 36,5–37,5°C.
- Tidak ada tanda dehidrasi.
**Intervensi (SIKI):**
- **Kode SIKI 0800:** *Manajemen Hipertermia*
Tindakan:
- Kompres hangat di aksila dan lipatan paha.
- Berikan cairan per oral/intravena sesuai kebutuhan.
- Pantau suhu setiap 1–2 jam.
---
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Risiko Cedera (SDKI Code: 0021)**
*Penjelasan:* Pasien berisiko mengalami trauma fisik selama kejang (misal: jatuh, gigit lidah).
**Luaran (SLKI):**
- **Kode SLKI 1901:** *Tidak terjadi cedera*
Kriteria:
- Pasien aman selama dan pasca kejang.
**Intervensi (SIKI):**
- **Kode SIKI 3900:** *Pencegahan Cedera*
Tindakan:
- Tempatkan pasien di area aman (hindari benda tajam).
- Gunakan spatel lidah jika diperlukan (tanpa paksaan).
- Ajarkan keluarga tentang posisi aman saat kejang.
---
### **Catatan Tambahan:**
1. **Riwayat vaksinasi flu Singapore (HFMD)** perlu dipantau karena demam pasca imunisasi dapat memicu kejang.
2. **Edukasi keluarga** tentang penanganan kejang demam di rumah (SIKI 2610: Edukasi Kesehatan).
3. **Kolaborasi dengan dokter** untuk evaluasi penyebab kejang (misal: infeksi saluran napas atas/BAPIL).
Semua intervensi harus didokumentasikan sesuai **standar PPNI** dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Sumber: *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi Terkini*.
---
*Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis.* -
Article No. 20096 | 26 Jul 2025
Klinis : manajemen kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi manajemen kejang.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen kejang adalah "Risiko Cedera". Kondisi ini ditandai dengan adanya risiko terjadinya cedera selama episode kejang, seperti jatuh, trauma kepala, atau aspirasi. Pasien dengan manajemen kejang memiliki potensi untuk mengalami cedera fisik yang perlu diidentifikasi dan diatasi melalui intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bebas Cedera: Pasien menunjukkan tidak adanya cedera yang terjadi selama atau setelah episode kejang.
2. Stabilitas Tanda Vital: Pasien mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal selama dan setelah episode kejang.
3. Pemulihan Neurologis: Pasien menunjukkan pemulihan fungsi neurologis yang optimal setelah episode kejang, seperti kembalinya kesadaran, orientasi, dan kemampuan berbicara.
4. Dukungan Keluarga: Keluarga pasien menunjukkan partisipasi aktif dalam upaya manajemen kejang dan menunjukkan kesiapan untuk memberikan perawatan di rumah.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Kejang:
- Memantau tanda-tanda vital secara ketat, termasuk tekanan darah, laju pernapasan, dan oksigenasi.
- Menjaga jalan napas pasien tetap terbuka dan memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
- Memberikan oksigen, jika diperlukan, untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
- Memberikan obat antikonvulsan sesuai dengan resep, memantau efektivitas dan efek samping.
- Memposisikan pasien dengan aman untuk mencegah cedera selama episode kejang.
- Mendokumentasikan durasi, pola, dan gejala kejang.
2. Pencegahan Cedera:
- Memberikan bantalan di area sekitar pasien untuk mencegah cedera akibat benturan.
- Memastikan lingkungan yang aman, seperti membatasi akses ke benda tajam atau berbahaya.
- Mengajarkan keluarga teknik manajemen kejang yang aman, termasuk cara memposisikan pasien dan memanggil bantuan medis jika diperlukan.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor pencetus, pencegahan, dan manajemen kejang.
3. Pemantauan Neurologis:
- Melakukan pemantauan status kesadaran, fungsi motorik, dan refleks secara berkala.
- Mengidentifikasi tanda-tanda perubahan neurologis yang membutuhkan intervensi segera.
- Melakukan pengkajian fungsi kognitif dan memberikan stimulasi mental yang sesuai.
4. Dukungan Emosional:
- Memberikan dukungan psikologis kepada pasien dan keluarga untuk mengatasi kecemasan dan stres yang terkait dengan kejang.
- Melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Merujuk ke tenaga kesehatan mental, jika diperlukan, untuk membantu mengatasi dampak psikologis akibat kejang.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu bebas cedera, stabilitas tanda vital, pemulihan neurologis yang optimal, serta dukungan keluarga yang baik dalam manajemen kejang. -
Article No. 20097 | 26 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan pandangan mata sebelah kanan kabur. Hasil pengkajian: Visus 4/6, TIO 27 mmHg, lensa tampak keruh, tampak gelisah, pasien tampak berhati-hati jika berjalan, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, fekuensi napas, 20 x/menit, Suhu: 37°C, 20x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Penglihatan (00041)
Definisi (SDKI): Pengalaman subjektif berkurangnya ketajaman atau kejelasan penglihatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kode SIKI: D0038
Definisi SIKI: Perubahan pada fungsi indera penglihatan yang mengganggu kemampuan individu untuk menginterpretasikan secara akurat apa yang dilihatnya.
Kode SLKI: S0039
Definisi SLKI: Kemampuan individu untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal.
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan pandangan mata sebelah kanan yang kabur, visus menurun, dan tampak lensa yang keruh. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada fungsi penglihatan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan" dengan kode SDKI 00041.
Selain itu, pasien juga tampak gelisah dan berhati-hati saat berjalan, yang mungkin terkait dengan penurunan fungsi penglihatan. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan adalah membantu pasien dalam mempertahankan fungsi penglihatan yang optimal (kode SLKI S0039). -
Article No. 20098 | 26 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan pandangan mata sebelah kanan kabur. Hasil pengkajian: Visus 4/6, TIO 27 mmHg, lensa tampak keruh, tampak gelisah, pasien tampak berhati-hati jika berjalan, TD 150/100 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, fekuensi napas, 20 x/menit, Suhu: 37°C, 20x/menit. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut? A. Cemas B. Nyeri akut C. Risiko cedera D. Gangguan persepsi sensori E. Hambatan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, masalah keperawatan utama pada kasus tersebut adalah :
D. Gangguan persepsi sensori
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan persepsi sensori (10014)
SDKI: Gangguan persepsi sensori adalah ketidakmampuan untuk menerima dan menginterpretasikan stimuli sensorik secara akurat.
SLKI: Pasien dengan gangguan persepsi sensori dapat mengalami penurunan tajam penglihatan, nyeri akut, dan risiko cedera.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen nyeri, pencegahan cedera, dan peningkatan fungsi penglihatan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami keluhan penglihatan kabur pada mata kanan, yang menunjukkan adanya gangguan persepsi sensori pada indera penglihatan. Selain itu, pasien juga tampak gelisah dan berhati-hati saat berjalan, yang dapat meningkatkan risiko cedera. Oleh karena itu, masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah gangguan persepsi sensori. -
Article No. 20099 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan demam di sertai pusing, nheri pad perut bagian bawah sejak tadi malam.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi (00004)
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan:
Pasien datang dengan keluhan demam dan nyeri perut bagian bawah, yang merupakan gejala umum dari risiko infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti luka, prosedur medis, atau kondisi kesehatan yang menyebabkan penurunan sistem imun. Perawatan yang tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
2. Nyeri Akut (00132)
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan:
Pasien juga mengalami nyeri perut bagian bawah, yang merupakan nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pengelolaan nyeri yang efektif sangat penting untuk memberikan kenyamanan dan membantu pemulihan pasien.
3. Hipertermia (00007)
- SDKI: Hipertermia
- SLKI: Pemantauan Suhu Tubuh
- SIKI: Manajemen Hipertermia
Penjelasan:
Pasien mengalami demam, yang merupakan kondisi hipertermia. Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis lainnya. Manajemen hipertermia yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kode dan definisi masing-masing komponen:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan komponen-komponen terkait yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 20100 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan demam di sertai pusing, nheri pad perut bagian bawah sejak tadi malam. Pasien datang dengan keluhan demam naik Moko naik naik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh yang lebih tinggi dari nilai normal.
Faktor yang berhubungan: Infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
Indikator:
a. Suhu tubuh dalam rentang normal.
b. Tidak ada tanda-tanda hipertermia.
c. Pasien melaporkan tidak ada rasa panas atau demam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam (3740)
a. Kaji tanda dan gejala demam, termasuk suhu tubuh, frekuensi, durasi, dan pola peningkatan suhu.
b. Berikan kompres hangat atau dingin sesuai dengan tujuan terapi.
c. Berikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai dengan resep.
d. Anjurkan pasien untuk banyak minum air hangat atau dingin.
e. Kaji faktor penyebab demam, seperti infeksi.
f. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
g. Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen demam.
2. Manajemen Nyeri (3600)
a. Kaji karakteristik nyeri, termasuk lokasi, intensitas, frekuensi, durasi, dan kualitas nyeri.
b. Identifikasi faktor yang memperberat atau meringankan nyeri.
c. Berikan analgesik sesuai dengan resep untuk mengurangi nyeri.
d. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat/dingin.
e. Pantau respons pasien terhadap intervensi yang diberikan.
f. Dokumentasikan hasil pengkajian dan intervensi yang dilakukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Hipertermia dipilih karena pasien datang dengan keluhan utama demam. Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh yang lebih tinggi dari nilai normal, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal, yang dapat dinilai melalui indikator-indikator yang terkait dengan penurunan suhu tubuh.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Demam dan Manajemen Nyeri. Manajemen Demam bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pasien melalui tindakan kompres, pemberian obat penurun demam, dan edukasi tentang manajemen demam. Sementara itu, Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien melalui pemberian analgesik dan teknik nonfarmakologi.
Dengan melaksanakan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tercapainya suhu tubuh dalam rentang normal dan berkurangnya rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien. -
Article No. 20101 | 26 Jul 2025
Klinis : Data Klinis Pasien DHF (27 th) Keluhan Utama • Demam tinggi sejak 4 hari lalu (terutama malam hari) • Nyeri kepala dan nyeri otot • Mual dan muntah 2× dalam 24 jam terakhir • Bintik-bintik merah (petekie) pada kulit ekstremitas bawah • Nafsu makan menurun, cepat kenyang • Kelemahan dan kelelahan signifikan Riwayat Penyakit & Alergi • Pernah dirawat karena tifoid 2 tahun lalu • Tidak ada riwayat alergi obat, makanan, ataupun penyakit kronis • Adik pernah menderita DHF tahun lalu Pemeriksaan Fisik • Suhu tubuh: 39,8 °C • Tekanan darah: 90/60 mmHg • Nadi: 104 x/menit • Respirasi: 22 x/menit • Konjungtiva: pucat • Kulit: petekie di ekstremitas bawah • Kesadaran: compos mentis Pemeriksaan Penunjang & Diagnostik • Trombosit: 85.000 /mm³ • Hematokrit: 47 % (meningkat) • NS1 antigen: positif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data klinis pasien dengan Demam Berdarah Dengue (DHF) yang diberikan, dapat ditetapkan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kekurangan Volume Cairan
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Cairan Intravena
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Hipovolemia
- SDKI: Risiko Hipovolemia
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Cairan Intravena
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami pengurangan volume cairan yang dapat mengancam kesehatan.
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
4. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, yang dirasakan saat ini.
5. Diagnosa Keperawatan: Kelemahan
- SDKI: Kelemahan
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Kelelahan
Definisi: Penurunan kemampuan fisik atau mental untuk melakukan aktivitas.
Kode dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20102 | 26 Jul 2025
Klinis : Pasien datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada perut, demam dan pusing, hasil pemeriksaan laboratorium WBC 16,34
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada perut, demam, dan pusing, serta hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan jumlah leukosit (WBC 16,34), maka dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Diagnosis Keperawatan: Nyeri Akut
- Kode SDKI: 00132
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
2. Diagnosis Keperawatan: Hipertermia
- Kode SDKI: 00007
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal akibat gagalnya mekanisme pengaturan suhu.
3. Diagnosis Keperawatan: Ketidakseimbangan Cairan
- Kode SDKI: 00027
- Definisi: Kehilangan atau akumulasi cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular.
4. Diagnosis Keperawatan: Kelelahan
- Kode SDKI: 00093
- Definisi: Perasaan letih yang berkelanjutan dan menurunnya kapasitas untuk melakukan pekerjaan fisik dan mental yang biasa.
Selanjutnya, untuk setiap diagnosis keperawatan tersebut, dapat ditetapkan luaran keperawatan (SLKI) dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai, dengan kode dan definisi masing-masing.
Tone yang diberikan adalah akademis, persona sebagai pakar, dan nurse, maka penjelasan yang diberikan lebih rinci dan terperinci sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan.