Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 493 | 24 Sep 2024
Klinis : imbalance elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi imbalance elektrolit:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan elektrolit
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan elektrolit adalah kondisi di mana terjadi gangguan pada kadar elektrolit dalam darah, seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, dan fosfor.
- Penyebab dapat berasal dari asupan yang tidak adekuat, kehilangan yang berlebihan, atau gangguan metabolisme.
- Tanda dan gejala dapat berupa mual, muntah, lemah, kram otot, irama jantung abnormal, hingga perubahan status mental.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah restorasi keseimbangan elektrolit, dengan indikator seperti kadar elektrolit dalam batas normal, tanda-tanda vital stabil, dan tidak ada gejala klinis terkait ketidakseimbangan elektrolit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan elektrolit, pemberian obat/suplemen elektrolit, pembatasan asupan cairan dan elektrolit, serta edukasi pasien dan keluarga.
- Tujuannya adalah untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, mencegah komplikasi, dan mempertahankan status kesehatan pasien.
Dalam penerapannya, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan dievaluasi secara berkelanjutan. -
Article No. 494 | 24 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Sekresi yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, suara napas bronkial, dan sputum berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil: Frekuensi pernapasan dalam batas normal, irama pernapasan teratur, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara napas abnormal, dan sputum dapat dikeluarkan dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas Keperawatan: Memantau frekuensi, kedalaman, dan pola pernapasan, memberikan posisi yang memudahkan drainase sekresi, membantu batuk efektif, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
2. Risiko Infeksi
SDKI:
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
- Penyebab: Sistem kekebalan tubuh yang terganggu, paparan lingkungan yang tidak adekuat, dan tindakan perawatan kesehatan yang tidak tepat.
- Gejala dan Tanda: Demam, peningkatan jumlah leukosit, dan perubahan hasil pemeriksaan penunjang.
SLKI:
- Luaran: Tidak Terjadi Infeksi
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, dan tidak ada komplikasi akibat infeksi.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Infeksi
- Aktivitas Keperawatan: Memantau tanda-tanda infeksi, mengisolasi pasien, memberikan pengobatan antibiotik sesuai instruksi, dan mempertahankan kebersihan lingkungan.
Dengan adanya diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan terencana untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 495 | 24 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.21
- Deskripsi: Biopsi paru-paru, terbuka
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis atau histologis. Kode ini sesuai dengan gejala pasien yang meliputi batuk berdahak, demam, sesak napas, dan temuan pemeriksaan radiologis berupa lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 11.21 (Biopsi paru-paru, terbuka) merupakan salah satu prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, misalnya dengan mengambil sampel jaringan paru melalui biopsi terbuka. -
Article No. 496 | 24 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki memgeluh nyeri gigi bungsu, usia21 tahun
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi seorang laki-laki berusia 21 tahun yang mengeluh nyeri gigi bungsu, maka dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K01.0
- Deskripsi: Impaksi gigi bungsu
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 85.11
- Deskripsi: Ekstraksi gigi bungsu
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K01.0 (Impaksi gigi bungsu):
- Kode K01 menunjukkan kondisi "Impaksi dan retensi gigi".
- Kode K01.0 secara spesifik mengacu pada impaksi gigi bungsu, yang merupakan kondisi di mana gigi bungsu tidak dapat tumbuh dengan normal karena terhalang oleh gigi lain atau tulang.
- Kondisi ini sering menyebabkan nyeri, peradangan, dan komplikasi lainnya jika tidak ditangani dengan tepat.
2. Kode ICD-9-CM 85.11 (Ekstraksi gigi bungsu):
- Kode 85.11 menunjukkan prosedur operatif untuk mengekstraksi gigi bungsu.
- Ekstraksi gigi bungsu sering menjadi pilihan penanganan untuk mengatasi impaksi gigi bungsu yang menyebabkan nyeri atau komplikasi lainnya.
- Prosedur ini melibatkan pembedahan untuk mengeluarkan gigi bungsu yang terimpaksi dari rongga mulut. -
Article No. 497 | 24 Sep 2024
Klinis : Seorang laki-laki memgeluh nyeri gigi bungsu, usia21 tahun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang diberikan, yaitu seorang laki-laki berusia 21 tahun yang mengeluhkan nyeri gigi bungsu, maka dapat dirumuskan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi gigi bungsu.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikumpulkan.
- Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan "Nyeri akut berhubungan dengan infeksi gigi bungsu" sesuai dengan SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran yang mungkin terkait dengan diagnosis keperawatan ini adalah penurunan nyeri, resolusi infeksi, dan peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang mungkin dilakukan pada kasus ini antara lain manajemen nyeri, pemberian obat-obatan analgesik, pemberian antibiotik, edukasi perawatan gigi, dan konsultasi dengan dokter gigi.
Secara singkat, diagnosis keperawatan "Nyeri akut berhubungan dengan infeksi gigi bungsu" dapat dirumuskan berdasarkan SDKI, dan kemudian SLKI dan SIKI digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 498 | 24 Sep 2024
Klinis : pasien hamil mengeluh nyeri dan tidak nyaman bagian anus karena hemoroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami nyeri dan ketidaknyamanan pada anus karena hemoroid, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan hemoroid
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Hemoroid adalah pembengkakan vena di dalam atau di sekitar anus yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien akan melaporkan penurunan nyeri.
- Pasien akan mendemonstrasikan manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas sehari-hari.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri
- Terapi Analgesik
- Terapi Modalitas Komplementer
- Edukasi Manajemen Nyeri
- Perawatan Hemoroid
Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan yang dialami pasien, serta membantu pasien dalam mengelola kondisi hemoroidnya secara efektif. -
Article No. 499 | 24 Sep 2024
Klinis : pasien hamil mengeluh nyeri dan tidak nyaman bagian anus karena hemoroid
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien hamil yang mengeluh nyeri dan tidak nyaman di bagian anus karena hemoroid, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan hemoroid
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut.
- Karakteristik definisi: Durasi nyeri kurang dari 3 bulan, Lokasi nyeri terfokus, Kualitas nyeri seperti terbakar, menusuk, tekan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien melaporkan nyeri berkurang, Klien dapat menggunakan teknik pengurangan nyeri, Klien mendemonstrasikan perilaku yang dapat mengurangi nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, Terapi topikal, Edukasi manajemen nyeri, Kolaborasi pemberian analgesik.
- Tujuan intervensi: Menurunkan nyeri, Meningkatkan kemampuan klien dalam mengelola nyeri, Mencegah komplikasi akibat nyeri.
Secara singkat, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan hemoroid. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, terapi topikal, edukasi manajemen nyeri, dan kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri yang dialami oleh pasien. -
Article No. 500 | 24 Sep 2024
Klinis : ispa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat meliputi:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- Karakteristik: Perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Karakteristik: Adanya sputum berlebih, bunyi napas tidak normal, napas cuping hidung.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Karakteristik: Paparan terhadap patogen, kondisi yang melemahkan sistem imun.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi definisi dan karakteristik diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Membantu perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan yang tepat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Membantu perawat dalam merumuskan tujuan/kriteria hasil yang ingin dicapai.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, komprehensif, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 501 | 24 Sep 2024
Klinis : hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertensi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Ketidakmampuan individu dalam mengidentifikasi, mencegah, atau mengendalikan faktor-faktor risiko hipertensi.
- Ketidakmampuan individu dalam mengendalikan tekanan darah sesuai target yang diharapkan.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah kumpulan pernyataan diagnosa keperawatan yang disusun berdasarkan pola-pola fungsional kesehatan.
- Dalam kasus hipertensi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah kumpulan pernyataan hasil/luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien sebagai akibat dari intervensi keperawatan.
- Untuk diagnosa "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" pada hipertensi, luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan pasien dalam mengenali dan mengendalikan faktor risiko, serta mencapai tekanan darah yang terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah kumpulan pernyataan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan untuk diagnosa "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" pada hipertensi dapat meliputi edukasi terkait gaya hidup sehat, pemantauan tekanan darah, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pengelolaan hipertensi.
Dengan memahami SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu pasien dengan hipertensi mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 502 | 24 Sep 2024
Klinis : Demam , menggigil, mual, muntah 6x hari ini
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam, menggigil, mual, dan muntah sebanyak 6 kali dalam sehari, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan terkait mual dan muntah.
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Faktor yang berhubungan dalam kasus ini adalah kelemahan terkait mual dan muntah yang dialami pasien.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai kemampuan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual dan muntah, peningkatan energi, serta latihan aktivitas.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami intoleransi aktivitas akibat kelemahan terkait gejala demam, menggigil, mual, dan muntah yang dialami. Upaya keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengatasi mual dan muntah, meningkatkan energi, serta melakukan latihan aktivitas secara bertahap agar pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.