Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 483 | 24 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang disampaikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis pada kasus ini.
Penjelasan:
- Kode ICD-10 B05.9 (Campak, tanpa komplikasi) sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hal ini menunjukkan kemungkinan pasien mengalami campak.
- Tidak ada kode ICD-9-CM yang spesifik untuk tindakan medis, karena pada kasus ini yang didiagnosis adalah penyakit campak, dan tidak disebutkan adanya prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. -
Article No. 484 | 24 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan agen infeksi penyakit campak.
SDKI:
- Definisi: Kerentanan untuk masuknya, perlekatan, dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor berhubungan: Paparan agen infeksi penyakit campak.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Tidak terjadi infeksi sekunder selama perawatan.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi sekunder (demam, ruam, bintik Koplik, batuk, dan mata merah).
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan tanda dan gejala infeksi, pencegahan penularan penyakit, edukasi tentang pencegahan infeksi, dan pemberian terapi sesuai indikasi.
Penjelasan singkat:
Pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan gejala demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi penyakit campak. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi" yang berhubungan dengan paparan agen infeksi penyakit campak. Perawat perlu melakukan pemantauan tanda-tanda vital, gejala infeksi, dan pencegahan penularan penyakit, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi. Intervensi keperawatan lainnya akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan hasil pemeriksaan lebih lanjut. -
Article No. 485 | 24 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan, 33 tahun, Usia kehamilan 36-38 minggu, datang ke PKM Pakisaji mengeluhkan nyeri pada bagian anus dan keputihan yang banyak. Klien mengatakan cemas akan keadaannya akan mengganggu proses persalinannya nanti. Ny. D memiliki keluhan nyeri dibagian anus yang disebabkan oleh kondisi hemoroid yang masih bengkak sejak 2 hari yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti ada kedutan dengan skala 2. Nyeri dirasakan semakin meningkat saat mengejan. Karena kondisi ini ibu merasakan cemas dengan proses persalinannya nanti. Takut tidak bisa melahirkan normal (SC).
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I84.0
- Deskripsi: Hemoroid eksternal dengan komplikasi
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 46.23
- Deskripsi: Prosedur untuk hemoroid eksternal
Penjelasan:
- Kode ICD-10 I84.0 digunakan untuk menggambarkan kondisi hemoroid eksternal dengan komplikasi, dalam kasus ini adalah nyeri dan pembengkakan pada anus.
- Kode ICD-9-CM 46.23 menunjukkan prosedur untuk penanganan hemoroid eksternal, yang dapat dilakukan jika diperlukan.
- Selain itu, Ny. D juga mengalami keputihan yang banyak, namun tidak ada kode ICD-10 yang spesifik untuk kondisi ini. Dalam kasus ini, keputihan mungkin dapat dikaitkan dengan perubahan hormonal selama kehamilan.
- Ny. D juga merasa cemas dengan kondisinya saat ini dan khawatir akan mengganggu proses persalinannya nanti. Meskipun tidak ada kode ICD-10 spesifik untuk kecemasan, hal ini dapat didokumentasikan dalam catatan medis sebagai bagian dari evaluasi dan penanganan kondisi Ny. D. -
Article No. 486 | 24 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan, 33 tahun, Usia kehamilan 36-38 minggu, datang ke PKM Pakisaji mengeluhkan nyeri pada bagian anus dan keputihan yang banyak. Klien mengatakan cemas akan keadaannya akan mengganggu proses persalinannya nanti. Ny. D memiliki keluhan nyeri dibagian anus yang disebabkan oleh kondisi hemoroid yang masih bengkak sejak 2 hari yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti ada kedutan dengan skala 2. Nyeri dirasakan semakin meningkat saat mengejan. Karena kondisi ini ibu merasakan cemas dengan proses persalinannya nanti. Takut tidak bisa melahirkan normal (SC).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Anorektal berhubungan dengan kondisi hemoroid.
2. Kecemasan berhubungan dengan proses persalinan.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri Anorektal: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan di daerah anus dan rektum.
b. Kecemasan: Kekhawatiran, ketakutan, atau keprihatinan yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri Anorektal:
- Tujuan: Klien melaporkan penurunan nyeri.
- Indikator: Skala nyeri menurun, Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Kecemasan:
- Tujuan: Klien melaporkan penurunan kecemasan.
- Indikator: Klien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan, Klien dapat mengatasi kecemasan yang dirasakan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Nyeri Anorektal:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Komplementer: Kompres hangat
b. Kecemasan:
- Manajemen Kecemasan
- Terapi Relaksasi
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen nyeri anorektal, seperti pemberian kompres hangat, posisi yang nyaman, dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
2. Manajemen kecemasan, seperti memberikan dukungan emosional, edukasi tentang proses persalinan, dan latihan relaksasi.
3. Evaluasi perkembangan kondisi klien dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan baik. -
Article No. 487 | 24 Sep 2024
Klinis : Seorang perempuan, 33 tahun, Usia kehamilan 36-38 minggu, datang ke PKM Pakisaji keputihan yang banyak dan berbau. klien mengalami obesitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Vagina berhubungan dengan keputihan yang banyak dan berbau
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi Vagina: Keadaan rentan terjadinya invasi atau kolonisasi mikroorganisme patogen pada vagina yang dapat menimbulkan gejala-gejala.
- Faktor risiko: Kehamilan, obesitas, kebersihan genitalia yang buruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Infeksi: Kemampuan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
- Integritas Kulit dan Membran Mukosa: Kemampuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dan membran mukosa.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Infeksi: Tindakan untuk mencegah dan mengontrol infeksi.
- Perawatan Vulva dan Perineal: Tindakan untuk mempertahankan kebersihan dan kesehatan vulva dan perineal.
Dalam kasus ini, klien perempuan usia 33 tahun dengan usia kehamilan 36-38 minggu mengalami keputihan yang banyak dan berbau. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi vagina, terutama dengan adanya faktor risiko obesitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen infeksi dan perawatan vulva/perineal untuk mencegah dan mengontrol infeksi, serta mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa. -
Article No. 488 | 24 Sep 2024
Klinis : • Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan (hemoroid), ketidakadekuatan sumber daya (pengetahuan) d.d mengeluh tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, cemas (tidak mampu rileks)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan (hemoroid), ketidakadekuatan sumber daya (pengetahuan) ditandai dengan mengeluh tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, cemas (tidak mampu rileks)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Gangguan rasa nyaman: Perasaan tidak nyaman, tidak menyenangkan atau tidak seimbang yang dialami individu.
- Gangguan adaptasi kehamilan: Ketidakmampuan individu untuk beradaptasi secara efektif terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan.
- Ketidakadekuatan sumber daya: Kurangnya informasi, kemampuan, atau sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat kenyamanan: Derajat perasaan sejahtera, tenteram, dan bebas dari ketegangan fisik maupun psikologis yang dialami individu.
- Adaptasi kehamilan: Kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan.
- Pengetahuan: Kemampuan individu untuk memahami informasi yang diberikan terkait dengan masalah kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen rasa nyaman: Upaya untuk memfasilitasi dan mempertahankan rasa nyaman pada individu.
- Pengajaran: Proses untuk memfasilitasi pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah perilaku.
- Manajemen kecemasan: Upaya untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kemampuan individu dalam beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan kecemasan.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan (hemoroid), ketidakadekuatan sumber daya (pengetahuan) ditandai dengan mengeluh tidak nyaman, mengeluh sulit tidur, cemas (tidak mampu rileks)". -
Article No. 489 | 24 Sep 2024
Klinis : Kecemasan b.d krisis situasional, kurang terpapar informasi d.d mengatakan gelisah dan cemas akan keadaannya, sulit tidur, khawatir dan takut kondisinya akan mengganggu proses persalinannya nanti
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan b.d krisis situasional
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan adalah Respon emosional dan fisik terhadap ancaman atau sumber stres yang tidak jelas atau tidak diketahui, ditandai dengan perasaan khawatir, gelisah, dan takut. Pasien dengan kondisi ini mungkin merasa gelisah, sulit tidur, dan khawatir akan kondisinya yang dapat mengganggu proses persalinannya.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Kecemasan Menurun
2. Kemampuan Mengatasi Kecemasan Meningkat
3. Kesejahteraan Psikologis Meningkat
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan
- Bina hubungan saling percaya
- Fasilitasi istirahat dan tidur yang cukup
- Fasilitasi relaksasi
- Berikan informasi yang akurat tentang kondisi dan proses persalinan
- Libatkan keluarga/significant other dalam mengatasi kecemasan
2. Terapi Modalitas
- Terapi Relaksasi
- Terapi Musik
- Terapi Pijat
3. Dukungan Emosional
- Dengarkan dengan aktif
- Berikan empati dan validasi perasaan
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya
Tujuan dari intervensi keperawatan ini adalah untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi kecemasan, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien selama menghadapi krisis situasional terkait persalinan. -
Article No. 490 | 24 Sep 2024
Klinis : • Risiko cedera pada ibu, faktor risiko besarnya ukuran janin, skrining dan perawatan prenetal yang tidak adekuat, kecemasan berlebihan pada proses persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Perineal Pada Ibu
Penjelasan:
- Diagnosa ini didasarkan pada adanya faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera perineal pada ibu selama proses persalinan, seperti besarnya ukuran janin, skrining dan perawatan prenatal yang tidak adekuat, serta kecemasan berlebihan pada proses persalinan.
- Cedera perineal dapat berupa robekan atau laserasi pada perineum yang dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi, dan rasa sakit yang berkepanjangan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00905
- Definisi: Kerentanan untuk mengalami kerusakan pada area antara vulva dan anus selama proses persalinan, yang dapat memengaruhi integritas jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 10001
- Judul Luaran: Integritas Jaringan: Perineal
- Definisi: Kemampuan mempertahankan struktur dan fungsi normal jaringan perineal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 6760
- Judul Intervensi: Perawatan Perineal
- Definisi: Serangkaian tindakan untuk mempertahankan integritas dan fungsi perineal. -
Article No. 491 | 24 Sep 2024
Klinis : • Risiko cedera pada janin, faktor risiko besarnya ukuran janin, kecemasan yang berlebihan tentang proses persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera Janin
Definisi:
Risiko Cedera Janin adalah kondisi di mana janin berada dalam risiko mengalami cedera fisik atau psikologis selama kehamilan, persalinan, atau periode pascapartum.
Faktor Risiko:
1. Besarnya ukuran janin
2. Kecemasan yang berlebihan tentang proses persalinan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia. Risiko Cedera Janin termasuk ke dalam salah satu diagnosis keperawatan yang diidentifikasi dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah daftar luaran/hasil keperawatan yang diharapkan dari penerapan diagnosis keperawatan. Untuk diagnosis Risiko Cedera Janin, contoh luaran yang diharapkan adalah tidak terjadi cedera pada janin, bayi yang sehat, serta ibu yang tenang dan yakin dalam menghadapi proses persalinan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah daftar intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Untuk diagnosis Risiko Cedera Janin, contoh intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan kondisi janin, edukasi tentang proses persalinan, teknik relaksasi, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, bidan) untuk pencegahan dan penanganan komplikasi. -
Article No. 492 | 24 Sep 2024
Klinis : • Risiko cedera pada ibu, faktor risiko besarnya ukuran janin, skrining dan perawatan prenetal yang tidak adekuat, kecemasan berlebihan pada proses persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera pada Ibu
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Cedera pada Ibu adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kemungkinan terjadinya cedera fisik pada ibu selama proses persalinan dan kelahiran, yang disebabkan oleh faktor-faktor risiko seperti besarnya ukuran janin, skrining dan perawatan prenatal yang tidak adekuat, dan kecemasan berlebihan pada proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah ibu dapat mencegah dan bebas dari cedera selama proses persalinan dan kelahiran.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: pemantauan kondisi ibu secara berkala, manajemen rasa nyeri, strategi mengatasi kecemasan, serta edukasi terkait faktor risiko dan cara pencegahan cedera pada ibu.
Tujuan intervensi adalah untuk membantu ibu mencapai persalinan yang aman dan bebas dari komplikasi, dengan memantau kondisi ibu, mengelola faktor risiko, dan meningkatkan kemampuan ibu dalam menghadapi proses persalinan.