Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 546 | 24 Sep 2024
Klinis : Sistem pernapasan: klien mengatakan masih sesak napas dan batuk setiap kali batuk klien mengeluarkan dahak yang banyak, kental, dan berwarna hijau. Klien tidak mampu memeragakan batuk efektif. Frekuensi napas = 26x/menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada penggunaan otat bantu napas, gerakan dada simetris, tidak ada deviasi trachea, perkusi dada sonor, auskultasi suara napas ditemukan ronchi. Sistem Kardiovaskuler: Frekuensi nadi = 105x/menit, Tekanan darah = 120/70 mmHg, CRT = 2 detik, akral merah dan kering, auskulatasi jantung S1/S2 tunggal, tidak ada gallop, tidak ada murmur. Sistem persarafan: GCS = 4-5-6, reflek bisep positif, reflek trisep positif, reflek achilles positif, reflek babinski negatif, tidak ada gangguan penglihatan dan pendengaran Sistem perkemihan: volume urine 1500 cc/24 jam, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri saat berkemih, BAK spontan, minum 1000 cc/hari. Sistem pencernaan: berat badan = 6- Kg, TB = 165 cm, tidak ada mual dan muntah, tidak ada nyeri perut, tidak ada lesi dan luka pada abdomen, klien menghabiskan porsi makan dari RS, frekuensi BAB = 1x/hari, bising usus = 8x/menit, tidak ada konstipasi Sistem muskuloskeletal: pergerakan sendi bebas, kekuatan otot = 5 di semua ekstremitas, klien dapat berjalan ke kamar mandi, tidak ada luka pada ekstremitas, turgor kulit baik. Psikososial: Klien menanyakan tentang penyakitnya kepada perawat, klien khawatir kalau penyakitnya tidak bisa disembuhkan, klien mengatakan bahwa penyakitnya ada hubungannya dengan kebiasaannya yang suka makan fast food. Klien merupakan perokok aktif dan selama sakit di rumah, klien masih sering merokok. Personal hygiene: klien tampak bersih, tidak ada bau badan, setiap hari ganti pakaian dan gosok gigi. Spiritual: klien sholat sambil berbaring selama sakit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.0
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik dengan eksaserbasi akut, tidak dispesifikasi
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 96.04
- Deskripsi: Fisioterapi paru dan dada, termasuk pemberian oksigen
Penjelasan:
- Sistem pernapasan: Gejala yang ditunjukkan, seperti sesak napas, batuk dengan dahak banyak, kental, dan berwarna hijau, serta ketidakmampuan dalam batuk efektif, serta temuan klinis seperti frekuensi napas cepat dan adanya ronki, mengarah pada diagnosis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dengan eksaserbasi akut.
- Kode ICD-10 J44.0 adalah untuk PPOK dengan eksaserbasi akut, tidak dispesifikasi.
- Tindakan fisioterapi paru dan dada, termasuk pemberian oksigen (kode ICD-9-CM 96.04) dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini. -
Article No. 547 | 24 Sep 2024
Klinis : Sistem pernapasan: klien mengatakan masih sesak napas dan batuk setiap kali batuk klien mengeluarkan dahak yang banyak, kental, dan berwarna hijau. Klien tidak mampu memeragakan batuk efektif. Frekuensi napas = 26x/menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada penggunaan otat bantu napas, gerakan dada simetris, tidak ada deviasi trachea, perkusi dada sonor, auskultasi suara napas ditemukan ronchi. Sistem Kardiovaskuler: Frekuensi nadi = 105x/menit, Tekanan darah = 120/70 mmHg, CRT = 2 detik, akral merah dan kering, auskulatasi jantung S1/S2 tunggal, tidak ada gallop, tidak ada murmur. Sistem persarafan: GCS = 4-5-6, reflek bisep positif, reflek trisep positif, reflek achilles positif, reflek babinski negatif, tidak ada gangguan penglihatan dan pendengaran Sistem perkemihan: volume urine 1500 cc/24 jam, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri saat berkemih, BAK spontan, minum 1000 cc/hari. Sistem pencernaan: berat badan = 6- Kg, TB = 165 cm, tidak ada mual dan muntah, tidak ada nyeri perut, tidak ada lesi dan luka pada abdomen, klien menghabiskan porsi makan dari RS, frekuensi BAB = 1x/hari, bising usus = 8x/menit, tidak ada konstipasi Sistem muskuloskeletal: pergerakan sendi bebas, kekuatan otot = 5 di semua ekstremitas, klien dapat berjalan ke kamar mandi, tidak ada luka pada ekstremitas, turgor kulit baik. Psikososial: Klien menanyakan tentang penyakitnya kepada perawat, klien khawatir kalau penyakitnya tidak bisa disembuhkan, klien mengatakan bahwa penyakitnya ada hubungannya dengan kebiasaannya yang suka makan fast food. Klien merupakan perokok aktif dan selama sakit di rumah, klien masih sering merokok. Personal hygiene: klien tampak bersih, tidak ada bau badan, setiap hari ganti pakaian dan gosok gigi. Spiritual: klien sholat sambil berbaring selama sakit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kecemasan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan pembebasan jalan napas untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
- SLKI: Tujuan perawatan adalah klien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif. Intervensi keperawatan meliputi penggunaan nebulizer, fisioterapi dada, dan edukasi mengenai batuk efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, terapi oksigen, dan edukasi kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Tujuan perawatan adalah klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan meliputi manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan kapasitas aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan kapasitas aktivitas.
3. Kecemasan
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Tujuan perawatan adalah klien dapat mengatasi kecemasan. Intervensi keperawatan meliputi dukungan emosional, manajemen kecemasan, dan edukasi kesehatan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian dukungan emosional, manajemen kecemasan, dan edukasi kesehatan.
Dalam kasus ini, klien menunjukkan gejala-gejala pernapasan yang tidak efektif, penurunan toleransi aktivitas, dan kecemasan terkait penyakitnya. Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang diberikan dapat membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami oleh klien. -
Article No. 548 | 24 Sep 2024
Klinis : 1.1 Data Pasien Identitas Pasien: Nama Pasien : Tn. X Usia : 45 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki 1.2 Riwayat Kesehatan Saat Ini 1.2.1 Keluhan Merasa mulai merasa lelah yang tidak wajar, mudah berdarah, dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Kelelahan yang berkepanjangan, bahkan setelah beristirahat. Memar dan pendarahan yang mudah terjadi, seperti mimisan dan gusi berdarah. Penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam 3 bulan terakhir tanpa perubahan pola makan. Nyeri di tulang punggung bagian bawah dan sendi. 1.2.2 Gejala yang Dirasakan • Kelelahan ekstrem • Mudah memar dan berdarah (termasuk mimisan dan gusi berdarah) • Demam ringan • Nyeri tulang dan sendi • Penurunan berat badan yang tidak dijelaskan 1.2.3 Gejala Tambahan • Demam ringan berkisar 37,5°C – 38°C. • Penurunan nafsu makan. • Mual dan muntah sporadis. • Sensasi penuh di perut bagian atas (akibat pembesaran limpa dan hati). 1.3 Riwayat Kesehatan Masa Lalu 1.3.1 Riwayat Penyakit • Tidak ada riwayat penyakit infeksi serius atau penyakit autoimun. • Tidak ada riwayat alergi berat atau reaksi obat yang dikenal. 1.3.2 Riwayat Pengobatan • Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan terlarang atau kemoterapi sebelumnya. • Menggunakan obat antihipertensi (misalnya, amlodipine) dan suplemen vitamin sesuai resep. 1.4 Pemeriksaan Fisik 1.4.1 Pemeriksaan Fisik • Palpasi abdomen menunjukkan pembesaran limpa dan hati. • Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya petekie (bintik-bintik merah pada kulit akibat pendarahan kecil). 1.4.2 Pemeriksaan Vital Sign • Tekanan Darah: 110/70 mmHg • Denyut Nadi: 95 x/menit • Pernafasan: 18 x/menit • Suhu Tubuh: 37,7°C • Berat Badan: Menurun dari 80 kg menjadi 72 kg dalam 3 bulan terakhir. 1.4.3 Pemeriksaan Fisik Tambahan • Pemeriksaan Abdomen: Pembesaran limpa dan hati teraba pada palpasi. • Kulit: Petekie di lengan dan kaki, memar yang tidak proporsional dengan cedera. • Tulang dan Sendi: Nyeri pada palpasi di tulang punggung bagian bawah dan sendi-sendi besar. 1.5 Pemeriksaan Laboratorium • Hemoglobin: 9 g/dL • Jumlah sel darah putih: 25.000/μL • Jumlah trombosit: 50.000/μL • Biopsi sumsum tulang menunjukkan adanya proliferasi sel-sel myeloid yang tidak matang. 1.6 Diagnosis Setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter mendiagnosis dengan Leukemia Myeloid Akut (LMA). Buatlah Pathway Leukimia berdasarkan kasus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta pathway leukemia untuk kondisi Tn. X:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (00093)
2. Risiko Perdarahan (00206)
3. Gangguan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002)
4. Nyeri Akut (00132)
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Kelelahan (00093): Perasaan letih dan lemah yang terus-menerus dan tidak sebanding dengan aktivitas.
- Risiko Perdarahan (00206): Kerentanan terhadap pengurangan volume darah yang dapat mengancam kesehatan.
- Gangguan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (00002): Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Nyeri Akut (00132): Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Kelelahan: Tingkat energi meningkat, aktivitas rutin dapat dilakukan, dan rasa lelah berkurang.
- Risiko Perdarahan: Tidak terjadi perdarahan, luka sembuh dengan baik, dan tidak ada komplikasi.
- Gangguan Nutrisi: Berat badan stabil, tidak ada tanda-tanda defisiensi nutrisi, dan asupan nutrisi adekuat.
- Nyeri Akut: Nyeri terkontrol, tidak mengganggu aktivitas, dan respon perilaku positif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Manajemen Kelelahan: Intervensi untuk mengatasi kelelahan, seperti manajemen aktivitas dan istirahat.
- Manajemen Perdarahan: Intervensi untuk mencegah dan mengatasi perdarahan, seperti pemantauan tanda-tanda vital dan terapi pengganti darah.
- Manajemen Nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan status nutrisi yang adekuat, seperti asuhan gizi dan dukungan nutrisi.
- Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengatasi nyeri, seperti terapi farmakologis, non-farmakologis, dan manajemen lingkungan.
Pathway Leukemia:
1. Gejala Awal: Kelelahan, mudah berdarah, penurunan berat badan.
2. Pemeriksaan: Pembesaran limpa dan hati, petekie, pemeriksaan laboratorium (anemia, peningkatan sel darah putih, penurunan trombosit).
3. Diagnosis: Leukemia Myeloid Akut (LMA) berdasarkan pemeriksaan biopsi sumsum tulang.
4. Penatalaksanaan: Pengobatan utama berupa kemoterapi, terapi suportif (transfusi darah, antibiotik, dll.), dan transplantasi sumsum tulang jika diperlukan.
5. Komplikasi: Infeksi, perdarahan, gangguan gizi, nyeri.
6. Prognosis: Bergantung pada faktor risiko, respons terhadap pengobatan, dan komplikasi yang terjadi. -
Article No. 549 | 24 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
b. Intoleransi Aktivitas
c. Risiko Infeksi
2. Penjelasan Singkat:
a. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas terbuka, Mengurangi sekresi jalan napas, Meningkatkan efektivitas batuk.
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Fisioterapi Dada.
b. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas, Mempertahankan fungsi fisik, Mengelola kelelahan.
- SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Aktivitas, Terapi Latihan.
c. Risiko Infeksi
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen.
- SLKI: Mencegah infeksi, Meningkatkan sistem pertahanan, Mengendalikan paparan.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Perawatan Luka, Edukasi Kesehatan.
Penjelasan singkat di atas memberikan gambaran umum tentang diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). -
Article No. 550 | 24 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pernapasan akibat infeksi paru (tuberkulosis paru)
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
- SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.
- Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" didasarkan pada SDKI.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
- SLKI adalah standar yang menjabarkan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Contoh luaran yang mungkin terkait dengan diagnosis "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" adalah peningkatan bersihan jalan napas, penurunan produksi sekret, dan perbaikan pola napas.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
- SIKI adalah standar yang menjabarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" antara lain pengisapan lendir, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan, dan edukasi mengenai teknik batuk efektif.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan proses keperawatan yang sistematis dan terstruktur untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. -
Article No. 551 | 24 Sep 2024
Klinis : Ny. A datang dengan penurunan kesadaran sejak 23 september pukul 17.00. Sebelum penurunan kesadaran yaitu Somnolen, GCS E 1 V 2 M 6 Ny. A tidak mengeluhkan nyeri, pusing, nyeri dada atau keluan lainnya. terpasang IV line, Kateter, dan Selang NGT, semua kegitana ADL dengan bantuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan untuk Ny. A sebagai berikut:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan faktor metabolik (sesuai dengan kondisi Ny. A yang tampak somnolen dengan GCS E1V2M6).
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan kesadaran adalah keadaan yang ditandai dengan berkurangnya respons individu terhadap rangsangan internal maupun eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Outcome yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran, tidak terjadi komplikasi, dan tidak terjadi cedera.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memonitor tingkat kesadaran, menjaga jalan napas tetap terbuka, mempertahankan stabilitas hemodinamik, dan memberikan intervensi sesuai etiologi penurunan kesadaran.
Selain itu, dapat juga dipertimbangkan diagnosa keperawatan lain yang berkaitan dengan kondisi Ny. A, seperti:
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan berhubungan dengan proses penyakit (terkait penurunan kesadaran).
3. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan imobilitas (terkait dengan kebutuhan bantuan dalam melakukan ADL).
Penjelasan singkat untuk diagnosa 2 dan 3 dapat disesuaikan dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan. -
Article No. 552 | 24 Sep 2024
Klinis : Ny. A datang dengan penurunan kesadaran sejak 23 september pukul 17.00. Sebelum penurunan kesadaran yaitu Somnolen, GCS E 1 V 2 M 6 Ny. A tidak mengeluhkan nyeri, pusing, nyeri dada atau keluan lainnya. terpasang IV line, Kateter, dan Selang NGT, semua kegitana ADL dengan bantuan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan ketidakstabilan kondisi neurologi.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kesadaran: Gangguan pada tingkat respon individu terhadap lingkungan.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakstabilan kondisi neurologi.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan peningkatan kesadaran.
- Indikator: Pasien dapat membuka mata spontan, respon verbal dan motorik membaik.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Pemantauan neurologis, Manajemen airway, Manajemen cairan dan elektrolit, Kolaborasi dengan tim medis.
- Tujuan: Mempertahankan fungsi otak, mencegah komplikasi, dan mempercepat pemulihan.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Penurunan Kesadaran" menggambarkan kondisi Ny. A yang mengalami penurunan tingkat respon terhadap lingkungan. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan kondisi neurologinya. Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan kesadaran, perawat perlu melakukan intervensi seperti pemantauan neurologis, manajemen airway, manajemen cairan dan elektrolit, serta kolaborasi dengan tim medis. Tujuannya adalah untuk mempertahankan fungsi otak, mencegah komplikasi, dan mempercepat pemulihan. -
Article No. 553 | 24 Sep 2024
Klinis : Tuan Andi, 62 tahun, datang ke IGD dengan keluhan tiba-tiba mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan serta sulit bicara sejak 2 jam yang lalu. Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ia memiliki hipertensi yang tidak terkontrol, diabetes mellitus, dan dislipidemia. Hasil CT-san menunjukkan adanya sumbatan salah satu pembuluh darah di otak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tuan Andi, 62 tahun, yang datang ke IGD dengan keluhan kelemahan pada lengan dan tungkai kanan serta sulit bicara sejak 2 jam yang lalu, serta riwayat kesehatan yang menunjukkan adanya hipertensi yang tidak terkontrol, diabetes mellitus, dan dislipidemia, serta hasil CT-Scan yang menunjukkan adanya sumbatan pada salah satu pembuluh darah di otak, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan otak akibat sumbatan pembuluh darah.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
SDKI merupakan daftar diagnosis keperawatan yang disepakati secara nasional dan digunakan sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis keperawatan. Dalam kasus Tuan Andi, "Gangguan mobilitas fisik" merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
SLKI adalah daftar luaran keperawatan yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan. Dalam kasus Tuan Andi, luaran yang dapat diterapkan antara lain: Mobilitas fisik, Fungsi neurologis, dan Kualitas hidup.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
SIKI adalah daftar intervensi keperawatan yang digunakan untuk mengatasi diagnosis keperawatan. Dalam kasus Tuan Andi, intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain: Manajemen aktivitas, Perawatan stroke, Manajemen nyeri, Edukasi kesehatan, dan Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.).
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terstandarisasi, dan sesuai dengan kondisi pasien, sehingga dapat meningkatkan kualitas perawatan dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 478 | 24 Sep 2024
Klinis : Kasus Pemicu: Seorang perawat melakukan kunjungan ke suatu wilayah RW, informasi dari ketua Rsetempat terdapat 1orang remaja putri yang dikeluarkan dari sekolah karena hamil diluar nikah, warga terlihat mengucilkan remaja tersebut karena wilayah RW kental dengan nuansa keagamaan. Belum pernah terbentuk posyandu remaja karena remaja belum sadar akan pentingnya kesehatan. dari kasus di atas tolong bikin kan saya analisa data
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah analisis data dan diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan:
Analisis Data:
1. Remaja putri dikeluarkan dari sekolah karena hamil di luar nikah.
2. Warga di wilayah RW mengucilkan remaja tersebut karena wilayah tersebut kental dengan nuansa keagamaan.
3. Belum pernah terbentuk Posyandu Remaja karena remaja belum sadar akan pentingnya kesehatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, kelompok, atau masyarakat.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan status kesehatan, stigma atau prasangka sosial.
- Gejala dan Tanda: Menarik diri dari interaksi sosial, merasa tidak diterima, dan kurang partisipasi dalam kegiatan sosial.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Intake nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Faktor psikologis (depresi, cemas), pengetahuan yang kurang tentang kebutuhan nutrisi.
- Gejala dan Tanda: Penurunan berat badan, asupan nutrisi yang tidak adekuat, dan pengetahuan yang kurang tentang kebutuhan nutrisi.
3. Kurang Pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- Faktor yang berhubungan: Kurangnya paparan informasi, kurangnya minat, dan kurangnya pemahaman.
- Gejala dan Tanda: Pernyataan yang tidak sesuai dengan informasi yang benar, ketidakmampuan untuk menjelaskan konsep, dan perlunya informasi tambahan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Berisi daftar diagnosis keperawatan yang disepakati secara nasional.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Berisi daftar luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh klien.
- Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia.
- Berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, sistematis, dan sesuai dengan kebutuhan klien. -
Article No. 479 | 24 Sep 2024
Klinis : An R datang kerumah sakit dengan dibawah oleh ibunya dengan keluhan perdarahan, hasil anamnesa didapatkan bahwah klien mudah perdarahan dan darah sulit berhenti mengalir, dan dari pemeriksaan fisik didapat RR 20 x/mnt, S 38.5 C, n 80 x/mnt, TD 120/80 mmHg, klien tampak pucat, lemas,bibir kering,dan sianosis, CRT 3 detik. Ibu An R mengatakan anaknya sering muntah dan tidak mau makan. Keluarga mengatakan kakak An R menderita penyakit yang sama dan meninggal saat usia 1 tahun, keluarga berharap An R dapat sembuh. Pasien demam naik turun, pasien tidak bisa berjalan dan makin lama pasien tidak bisa mengangkat badannya pasien tampak pucat, keadaan fisik melemah, kulit tampak pucat, keadaan fisik melemah,konjuntiva anemis, TTV, RR 20 x/mnt, S 38.5 C, N 80 x/mnt, TD 120/80 mmhg,riwayat kesehatan masa laluPada masa dalam kandungan pemeriksaan kehamilan di lakukan oleh bidan. Ibu mendapatkan obat penambah darah dan ibu tidak pernah mengalami sakit pada saat hamil, hanya mual-mual, muntah. Pada waktu trimester I, ibu mendapatkan suntikan imunisasi TT 2X. Bayi lahir dengan BB lahir 2,8kg, pb 50cm, dan bayi tidak ada kelainan bawaan. Sejak lahir pasien tidak mengalami sakit, hanya demam setelah mendapat imunasi seperti campak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diidentifikasi:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Perdarahan Kronis
b. Intoleransi Aktivitas
2. Penjelasan singkat:
a. Risiko Perdarahan Kronis
- SDKI: Risiko Perdarahan Kronis
- SLKI: Kontrol Perdarahan
- SIKI: Manajemen Perdarahan
Penjelasan: Pasien mengalami perdarahan yang sulit berhenti, tampak pucat, dan tanda-tanda hipovolemia (RR 20x/mnt, S 38,5°C, N 80x/mnt, TD 120/80 mmHg, CRT 3 detik). Hal ini menunjukkan adanya risiko perdarahan kronis yang harus segera ditangani.
b. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas
Penjelasan: Pasien tampak lemas, tidak dapat berjalan, dan tidak dapat mengangkat badannya. Hal ini menunjukkan adanya intoleransi aktivitas yang disebabkan oleh kondisi kesehatannya.
Selain itu, berdasarkan riwayat kesehatan masa lalu yang Anda deskripsikan, kemungkinan besar pasien memiliki kondisi hematologis yang menyebabkan perdarahan dan komplikasi lainnya, seperti anemia aplastik, trombositopenia, atau kelainan pembekuan darah. Pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter diperlukan untuk menegakkan diagnosa pasti dan memberikan penanganan yang sesuai.