Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 620 | 25 Sep 2024
Klinis : Kasus: Bapak Heru berusia 62 tahun yang melakukan kunjungan ke Poli Umum RSUI. Pasien mengeluh sudah satu minggu mengalami hambatan aktifitas. Kondisi ini sangat mempengaruhi kegiatan sehari-harinya yang hobby berkebun. Pasien mengatakan, “Saya stress Ners, kenapa saya mudah lelah dan akhirnya Saya lebih banyak diam di rumah”. Ners Asti membaca rekam medis pasien yang tertulis bahwa pasien memiliki riwayat penyakit jantung kongestif. Pengkajian anamnesa didapatkan data bahwa Pasien mengalami kenaikan berat badan dari 72 kg menjadi 89 kg. Saat ini aktifitas pasien bertambah karena membeli kebun dan kolam ikan yang dikelola sendiri sebagai hobi. Aktivitas harian biasanya pasien mulai berkebun dari pukul 07.30 sd 11.00 WIB namun seminggu ini terasa berat dan sesak sehingga hanya melakukannya 2 jam saja. Pemeriksaan Fisik: Tekanan darah 146/89 mmHg (saat istirahat) dan 164/96 mmHg (setelah jalan ditempat 15 menit); frekuensi nadi: 96x/menit teratur (saat istirahat), 120x/menit teratur (setelah jalan ditempat 15 menit), frekuensi napas 20 x/menit (saat 32 x/menit (setelah jalan ditempat 15 menit)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, dapat ditentukan Diagnosa Keperawatan serta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas b.d penurunan kapasitas latihan, ditandai dengan keluhan mudah lelah, sesak napas, dan palpitasi.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen tubuh.
- Karakteristik Definisi: Keluhan mudah lelah, sesak napas, palpitasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas harian, tidak ada keluhan kelelahan berlebihan, tidak ada palpitasi atau sesak napas saat aktivitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Aktivitas
- Definisi: Upaya untuk mengatur, meningkatkan, dan mempertahankan aktivitas fisik pasien.
- Aktivitas Keperawatan:
- Kaji toleransi aktivitas pasien.
- Identifikasi faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
- Berikan edukasi tentang aktivitas yang dapat dilakukan.
- Bantu pasien dalam merencanakan aktivitas harian.
- Monitoring tanda-tanda vital selama aktivitas.
- Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas.
Berdasarkan SDKI, kasus Bapak Heru dapat didiagnosis dengan Intoleransi aktivitas b.d penurunan kapasitas latihan, ditandai dengan keluhan mudah lelah, sesak napas, dan palpitasi. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan berdasarkan SIKI adalah Manajemen Aktivitas untuk membantu pasien dalam mengatur, meningkatkan, dan mempertahankan aktivitas fisiknya. -
Article No. 621 | 25 Sep 2024
Klinis : Ibu Ani berusia 57 tahun merupakan pasien rawat jalan di Poli Diabetes Puskesmas Telaga Asih. Pasien rutin melakukan kontrol sesuai jadwal dan mengikuti kegiatan senam lansia di Puskesmas. Ners Tatin rutin berbincang di sesi konsultasi dengan pasien, namun pada hari ini Ners Tatin melihat pasien tidak mengikuti sesi senam. Pasien tampak lesu dan tidak bersemangat. Ners Tatin menghampiri dan menanyakan kondisi Pasien. Pasien mengatakan akhir-akhir ini sulit untuk tidur, biasanya tertidur pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB, namun sudah satu minggu baru dapat lelap setelah pukul 00.30 WIB, terkadang sering terbangun dan gelisah. Pasien tinggal bersama putri bungsu-nya yang sudah bekerja, Suami sudah meninggal 3 tahun yang lalu dan pasien baru saja menjalani waktu pensiun sebagai staf administrasi di kantor kecamatan. Pasien mengatakan terkadang bosan dengan aktifitas yang saat ini dijalani, tidak ada teman mengobrol, dan merasa tidak bermanfaat. Pasien mengatakan tidak menyukai kopi dan tidak mengkonsumsi obat tidur. Pasien mengatasi sulit tidur dengan memaksakan diri tetap di tempat tidur dan menutup mata. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital normal, kecuali tekanan darah 100/70 mmHg dan GDS 110 mg/dL (rendah)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola tidur
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memperoleh tidur yang memberikan rasa segar dan memulihkan.
- Karakteristik Utama: Pasien melaporkan kesulitan dalam memulai atau mempertahankan tidur.
- Faktor Berhubungan: Stress, perubahan pola hidup, ketidaknyamanan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Pola Tidur Membaik
- Kriteria Hasil: Pasien dapat tertidur dalam 30 menit, tidur tanpa sering terbangun, dan merasa segar saat bangun.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Tidur
- Definisi: Memfasilitasi pola tidur yang adekuat dan menyegarkan.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab gangguan tidur, edukasi tentang pola tidur yang sehat, terapkan teknik relaksasi, atur lingkungan yang kondusif untuk tidur.
2. Risiko Isolasi Sosial
SDKI:
- Definisi: Berisiko mengalami perasaan terisolasi, terkucilkan dari orang lain, dan tidak memiliki dukungan sosial yang memadai.
- Karakteristik Utama: Pasien mengungkapkan merasa kesepian dan tidak memiliki teman.
- Faktor Berhubungan: Kehilangan pasangan hidup, pensiun, perubahan peran.
SLKI:
- Luaran: Interaksi Sosial Membaik
- Kriteria Hasil: Pasien terlibat dalam aktivitas sosial, memiliki jaringan sosial yang mendukung, dan merasa diterima dalam lingkungan sosialnya.
SIKI:
- Intervensi: Terapi Aktivitas Kelompok
- Definisi: Memfasilitasi partisipasi pasien dalam aktivitas kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial dan mengurangi isolasi.
- Aktivitas: Identifikasi minat pasien, bentuk kelompok sesuai minat, fasilitasi diskusi dan interaksi dalam kelompok. -
Article No. 622 | 25 Sep 2024
Klinis : kecemasan remaja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi kecemasan remaja:
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan (Anxiety)
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap suatu ancaman yang tidak jelas dan bersifat subjektif.
- Karakteristik utama: Perasaan takut, khawatir, dan tegang yang tidak jelas penyebabnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Penurunan tingkat kecemasan.
- Indikator: Individu dapat mengenali dan mengungkapkan perasaan cemas, menggunakan strategi koping yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda fisiologis kecemasan yang menurun.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan:
- Manajemen Kecemasan: Membantu individu mengidentifikasi dan mengelola faktor penyebab kecemasan.
- Terapi Relaksasi: Mengajarkan teknik relaksasi untuk menurunkan respons fisiologis kecemasan.
- Terapi Kognitif: Membantu individu mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
- Terapi Kelompok: Memberikan dukungan sosial dan berbagi pengalaman dengan individu lain yang mengalami kecemasan.
Secara singkat, diagnosa keperawatan kecemasan pada remaja menggambarkan adanya respon emosional dan psikologis yang berlebihan terhadap ancaman yang tidak jelas. Tujuan keperawatan adalah menurunkan tingkat kecemasan, yang dapat dicapai melalui intervensi manajemen kecemasan, terapi relaksasi, terapi kognitif, dan terapi kelompok. -
Article No. 623 | 25 Sep 2024
Klinis : Pasien atas nama Tn. M usia 58 tahun, berstatus sebagai buruh kasar, agama Islam, alamat Jl Rajawali No. 4 menggunakan BPJS dengan diagnosa Tumor Otak. Pasien masuk ke ruangan IGD RSUD Labuang Baji pada tanggal 3 Mei 2023. Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami nyeri kepala sejak 3 bulan yang lalu dan memberat sejak 1 minggu, pasien juga tampak meringis dan mengeluh sesak napas. Selama di rumah, pasien diberikan obat Panadol oleh keluarga untuk meredakan nyeri kepala, dari upaya yang diberikan keluarga karena tidak membawa hasil, sehingga pada tanggal 3 Mei 2023 pada pukul 09.00 WIB keluarga membawa pasien ke RSUD Labuang Baji untuk mendapat penanganan segera. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penanganan di IGD pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan direncanakan tindakan operasi pasien karena mengalami penurunan kesadaran sehingga dipindahkan di ICU untuk dilakukan pemasangan ventilator mekanik dengan mode SIMV. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data tampak pasien mengalami penurunan kesadaran dengan tingkat kesadaran Somnolen GCS E4 V0 M6. Pasien tampak gelisah, tampak pasien pucat, KU lemah, pola napas abnormal, tampak pasien mengalami kelemahan pada tangan kiri dan kaki kiri, hasil observasi TTV tekanan darah: 147/64 mmHg, nadi: 97x/menit, suhu: 36,5°C, respirasi: 24x/menit, tampak ventilator dengan mode SIMV dan tidal volume : 377, saturasi sebelum menggunakan ventilator 70%, saturasi saat menggunakan ventilator 100%. Tampak terpasang Nacl 0.9% 500 ml pada tangan kanan dan Nacl 0,9% 500 ml 16 tpm pada kaki kanan, syringe pump fentanyl 30 mg/jam, drain 100cc, NGT 150cc berwarna hijau kehitaman. Pada perawatan hari pertama pasien dilepaskan ventilator dan dipasangkan NRM 12 Lpm. Hasil pemeriksaan CT-Scan kepala didapatkan abses cerebri. Hasil foto Thoraks pneumonia. Hasil Laboratorium HB : 9.6, HCT : 28.2, WBC : 9.53, Albumin : 2.55, Trombosit : 194, Ureum : 36, Kreatin : 0.82.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: G06.0
- Deskripsi: Abses cerebri
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 01.31
- Deskripsi: Kraniotomi untuk drainase abses otak, incisi atau evakuasi
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien atas nama Tn. M usia 58 tahun, berstatus sebagai buruh kasar, agama Islam, alamat Jl Rajawali No. 4 menggunakan BPJS dengan diagnosa Tumor Otak. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan dan penanganan di IGD, pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan direncanakan tindakan operasi karena mengalami penurunan kesadaran, sehingga dipindahkan di ICU untuk dilakukan pemasangan ventilator mekanik dengan mode SIMV. Hasil pemeriksaan CT-Scan kepala didapatkan abses cerebri, sehingga kode ICD-10 yang sesuai adalah G06.0 (Abses cerebri).
Selanjutnya, untuk tindakan medis yang dilakukan, yaitu kraniotomi untuk drainase abses otak, incisi atau evakuasi, maka kode ICD-9-CM yang sesuai adalah 01.31. -
Article No. 624 | 25 Sep 2024
Klinis : Pasien atas nama Tn. M usia 58 tahun, berstatus sebagai buruh kasar, agama Islam, alamat Jl Rajawali No. 4 menggunakan BPJS dengan diagnosa Tumor Otak. Pasien masuk ke ruangan IGD RSUD Labuang Baji pada tanggal 3 Mei 2023. Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami nyeri kepala sejak 3 bulan yang lalu dan memberat sejak 1 minggu, pasien juga tampak meringis dan mengeluh sesak napas. Selama di rumah, pasien diberikan obat Panadol oleh keluarga untuk meredakan nyeri kepala, dari upaya yang diberikan keluarga karena tidak membawa hasil, sehingga pada tanggal 3 Mei 2023 pada pukul 09.00 WIB keluarga membawa pasien ke RSUD Labuang Baji untuk mendapat penanganan segera. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penanganan di IGD pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan direncanakan tindakan operasi pasien karena mengalami penurunan kesadaran sehingga dipindahkan di ICU untuk dilakukan pemasangan ventilator mekanik dengan mode SIMV. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data tampak pasien mengalami penurunan kesadaran dengan tingkat kesadaran Somnolen GCS E4 V0 M6. Pasien tampak gelisah, tampak pasien pucat, KU lemah, pola napas abnormal, tampak pasien mengalami kelemahan pada tangan kiri dan kaki kiri, hasil observasi TTV tekanan darah: 147/64 mmHg, nadi: 97x/menit, suhu: 36,5°C, respirasi: 24x/menit, tampak ventilator dengan mode SIMV dan tidal volume : 377, saturasi sebelum menggunakan ventilator 70%, saturasi saat menggunakan ventilator 100%. Tampak terpasang Nacl 0.9% 500 ml pada tangan kanan dan Nacl 0,9% 500 ml 16 tpm pada kaki kanan, syringe pump fentanyl 30 mg/jam, drain 100cc, NGT 150cc berwarna hijau kehitaman. Pada perawatan hari pertama pasien dilepaskan ventilator dan dipasangkan NRM 12 Lpm. Hasil pemeriksaan CT-Scan kepala didapatkan abses cerebri. Hasil foto Thoraks pneumonia. Hasil Laboratorium HB : 9.6, HCT : 28.2, WBC : 9.53, Albumin : 2.55, Trombosit : 194, Ureum : 36, Kreatin : 0.82.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat dirumuskan beberapa diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Kesadaran
- SDKI: Penurunan Kesadaran adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan tingkat kewaspadaan dan respon terhadap rangsangan internal maupun eksternal.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Tingkat Kesadaran, Pemberian Oksigen, Manajemen Jalan Napas, dan Manajemen Risiko Cedera.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Tingkat Kesadaran, Pemberian Oksigen, Manajemen Jalan Napas, dan Pencegahan Cedera.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang diuraikan dalam istilah-istilah tersebut.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri, Pemberian Analgesik, Teknik Relaksasi, dan Distraksi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nyeri, Pemberian Analgesik, Teknik Relaksasi, dan Distraksi.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Oksigenasi
- SDKI: Gangguan Oksigenasi adalah keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Pemberian Oksigen, Pemantauan Respirasi, dan Manajemen Ventilator.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Pemberian Oksigen, Pemantauan Respirasi, dan Manajemen Ventilator.
4. Diagnosa Keperawatan: Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Mobilitas Fisik Terganggu adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri.
- SLKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Peningkatan Mobilitas, Latihan Rentang Gerak, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Lingkungan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Peningkatan Mobilitas, Latihan Rentang Gerak, Manajemen Aktivitas, dan Manajemen Lingkungan.
Catatan: Diagnosa keperawatan dan rencana intervensi di atas merupakan contoh berdasarkan data yang diberikan. Dalam praktik, setiap pasien memiliki keunikan dan memerlukan pengkajian yang lebih komprehensif untuk menentukan diagnosa dan intervensi yang tepat. -
Article No. 625 | 25 Sep 2024
Klinis : Pasien atas nama Tn. M usia 58 tahun, berstatus sebagai buruh kasar, agama Islam, alamat Jl Rajawali No. 4 menggunakan BPJS dengan diagnosa Tumor Otak. Pasien masuk ke ruangan IGD RSUD Labuang Baji pada tanggal 3 Mei 2023. Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami nyeri kepala sejak 3 bulan yang lalu dan memberat sejak 1 minggu, pasien juga tampak meringis dan mengeluh sesak napas. Selama di rumah, pasien diberikan obat Panadol oleh keluarga untuk meredakan nyeri kepala, dari upaya yang diberikan keluarga karena tidak membawa hasil, sehingga pada tanggal 3 Mei 2023 pada pukul 09.00 WIB keluarga membawa pasien ke RSUD Labuang Baji untuk mendapat penanganan segera. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penanganan di IGD pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan direncanakan tindakan operasi pasien karena mengalami penurunan kesadaran sehingga dipindahkan di ICU untuk dilakukan pemasangan ventilator mekanik dengan mode SIMV. Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan data tampak pasien mengalami penurunan kesadaran dengan tingkat kesadaran Somnolen GCS E4 V0 M6. Pasien tampak gelisah, tampak pasien pucat, KU lemah, pola napas abnormal, tampak pasien mengalami kelemahan pada tangan kiri dan kaki kiri, hasil observasi TTV tekanan darah: 147/64 mmHg, nadi: 97x/menit, suhu: 36,5°C, respirasi: 24x/menit, tampak ventilator dengan mode SIMV dan tidal volume : 377, saturasi sebelum menggunakan ventilator 70%, saturasi saat menggunakan ventilator 100%. Tampak terpasang Nacl 0.9% 500 ml pada tangan kanan dan Nacl 0,9% 500 ml 16 tpm pada kaki kanan, syringe pump fentanyl 30 mg/jam, drain 100cc, NGT 150cc berwarna hijau kehitaman. Pada perawatan hari pertama pasien dilepaskan ventilator dan dipasangkan NRM 12 Lpm. Hasil pemeriksaan CT-Scan kepala didapatkan abses cerebri. Hasil foto Thoraks pneumonia. Hasil Laboratorium HB : 9.6, HCT : 28.2, WBC : 9.53, Albumin : 2.55, Trombosit : 194, Ureum : 36, Kreatin : 0.82.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat disusun diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan kesadaran, ditandai dengan sesak napas, saturasi oksigen <95%, dan pola napas abnormal.
b. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, ditandai dengan penurunan kesadaran, kelemahan pada ekstremitas kiri, dan hasil CT-Scan kepala menunjukkan abses cerebri.
c. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, ditandai dengan keluhan nyeri kepala, meringis, dan hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi.
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Keadaan di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi yang memengaruhi kemampuan untuk memengaruhi atau mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbon dioksida pada level yang diinginkan.
- Penurunan Perfusi Jaringan Serebral: Kondisi di mana individu mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ventilasi Efektif: Kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- Perfusi Jaringan Serebral: Kemampuan untuk mempertahankan aliran darah ke otak yang adekuat.
- Kontrol Nyeri: Kemampuan untuk mengontrol dan mengurangi pengalaman nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan jalan napas yang efektif.
- Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial: Intervensi untuk mencegah dan mengelola peningkatan tekanan intrakranial.
- Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri. -
Article No. 626 | 25 Sep 2024
Klinis : Kasus Tn. A berusia 30 tahun dirawat di Ruang Mawar RSX dengan diagnosa medis Pneumonia dan dirawat sejak tanggal 1 Oktober 2023 . Klien mengatakan sudah seminggu ini mengalami batuk dan sesak napas kemudian dibawa ke UGD RSX dan akhirnya dirawat di Ruang Mawar. Saat dilakukan pengkajian tanggal 3 Oktober 2023, hasil pemeriksaan fisik didapatkan data sebagai berikut: Sistem pernapasan: klien mengatakan masih sesak napas dan batuk setiap kali batuk klien mengeluarkan dahak yang banyak, kental, dan berwarna hijau. Klien tidak mampu memeragakan batuk efektif. Frekuensi napas = 26x/menit, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada penggunaan otat bantu napas, gerakan dada simetris, tidak ada deviasi trachea, perkusi dada sonor, auskultasi suara napas ditemukan ronchi. Sistem Kardiovaskuler: Frekuensi nadi = 105x/menit, Tekanan darah = 120/70 mmHg, CRT = 2 detik, akral merah dan kering, auskulatasi jantung S1/S2 tunggal, tidak ada gallop, tidak ada murmur. Sistem persarafan: GCS = 4-5-6, reflek bisep positif, reflek trisep positif, reflek achilles positif, reflek babinski negatif, tidak ada gangguan penglihatan dan pendengaran Sistem perkemihan: volume urine 1500 cc/24 jam, tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri saat berkemih, BAK spontan, minum 1000 cc/hari. Sistem pencernaan: berat badan = 6- Kg, TB = 165 cm, tidak ada mual dan muntah, tidak ada nyeri perut, tidak ada lesi dan luka pada abdomen, klien menghabiskan porsi makan dari RS, frekuensi BAB = 1x/hari, bising usus = 8x/menit, tidak ada konstipasi Sistem muskuloskeletal: pergerakan sendi bebas, kekuatan otot = 5 di semua ekstremitas, klien dapat berjalan ke kamar mandi, tidak ada luka pada ekstremitas, turgor kulit baik. Psikososial: Klien menanyakan tentang penyakitnya kepada perawat, klien khawatir kalau penyakitnya tidak bisa disembuhkan, klien mengatakan bahwa penyakitnya ada hubungannya dengan kebiasaannya yang suka makan fast food. Klien merupakan perokok aktif dan selama sakit di rumah, klien masih sering merokok. Personal hygiene: klien tampak bersih, tidak ada bau badan, setiap hari ganti pakaian dan gosok gigi. Spiritual: klien sholat sambil berbaring selama sakit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk Tn. A:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Koping Individu Tidak Efektif
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SLKI: Kemampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk membantu membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas secara mandiri.
- SLKI: Kemampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas secara mandiri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk membantu membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas secara mandiri.
3. Koping Individu Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk melakukan tindakan yang efektif untuk mengatasi stressor.
- SLKI: Kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang efektif untuk mengatasi stressor.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk membantu individu melakukan tindakan yang efektif untuk mengatasi stressor. -
Article No. 627 | 25 Sep 2024
Klinis : dukungan ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi dukungan ambulasi:
1. Diagnosa Keperawatan: Hambatan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas muskuloskeletal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Hambatan Mobilitas Fisik merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat.
- Diagnosa ini terkait dengan keterbatasan pasien dalam melakukan aktivitas pergerakan secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat meningkatkan kemampuan mobilitas fisik, seperti mampu melakukan ambulasi dengan mandiri atau dengan bantuan alat bantu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat diberikan adalah perawatan diri: ambulasi, latihan mobilitas, dan manajemen lingkungan untuk mendukung mobilitas.
- Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pasien agar dapat melakukan aktivitas ambulasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Dengan adanya diagnosa, luaran, dan intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai peningkatan kemampuan mobilitas fisik, sehingga dapat melakukan aktivitas ambulasi secara optimal. -
Article No. 628 | 25 Sep 2024
Klinis : mual dan nafsu makan menurun pada pneuinia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi mual dan nafsu makan menurun pada pneumonia:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala dan tanda mayor: Berat badan menurun, nafsu makan menurun, mual.
- Gejala dan tanda minor: Perubahan cita rasa makanan, perubahan frekuensi makan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Indikator Hasil: Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, tidak ada mual.
- Kriteria Hasil: Pasien mempertahankan berat badan dalam batas normal, asupan nutrisi adekuat, tidak ada mual.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Monitoring Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Pantau asupan dan output nutrisi
2. Manajemen Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi
- Lakukan intervensi nutrisi sesuai kebutuhan
3. Manajemen Mual
- Identifikasi penyebab mual
- Berikan obat anti mual sesuai resep
Penjelasan singkat:
Pada kondisi pneumonia, pasien sering mengalami mual dan penurunan nafsu makan. Hal ini dapat menyebabkan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor status nutrisi pasien, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi, serta mengelola mual yang dialami pasien. -
Article No. 629 | 25 Sep 2024
Klinis : resiko perilaku kekerasan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "Risiko Perilaku Kekerasan":
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perilaku Kekerasan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perilaku Kekerasan: Keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan kontrol impuls yang dapat menyebabkan tindakan agresif atau menyakiti diri sendiri atau orang lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Impuls: Kemampuan individu untuk menahan diri dari perilaku yang tidak pantas atau membahayakan.
- Stabilitas Perilaku: Kemampuan individu untuk menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma dan harapan sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Perilaku: Tindakan perawat untuk memfasilitasi perubahan perilaku yang diinginkan pada klien.
- Terapi Kognitif: Intervensi untuk membantu klien mengidentifikasi, memodifikasi, dan mengganti pola pikir negatif atau disfungsional.
- Terapi Kelompok: Intervensi yang melibatkan kelompok klien untuk mencapai tujuan terapi yang spesifik.
Dalam menangani kondisi "Risiko Perilaku Kekerasan", perawat perlu mengidentifikasi faktor-faktor risiko, memantau tanda-tanda perilaku kekerasan, dan menggunakan intervensi yang sesuai untuk membantu klien dalam mengontrol impuls dan meningkatkan stabilitas perilaku.