Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20128 | 27 Jul 2025
Klinis : intervensi pola nafas tidak efektif dengan rasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk memelihara pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0400 - Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I0410 - Intervensi Pola Napas
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas sehingga terjadi ventilasi adekuat.
Rasional:
Intervensi Pola Napas Tidak Efektif ditujukan untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas sehingga terjadi ventilasi adekuat. Intervensi ini meliputi pemantauan pola napas, pengaturan posisi, penggunaan alat bantu napas, dan edukasi terkait pola napas yang efektif.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 20129 | 27 Jul 2025
Klinis : Nyeri dada di sebelah kiri dirasakan sejak jam 13.30 siang ini. Nyeri menjalar ke lengan kiri, tembus punggung, dan ke dagu. Keluhan mual muntah. Sesak napas disangkal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu nyeri dada di sebelah kiri, nyeri menjalar ke lengan kiri, tembus punggung, dan ke dagu, serta keluhan mual muntah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Akut" (SDKI).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Melaporkan penurunan intensitas nyeri dari skala 7-8 menjadi 2-3 dalam 24 jam.
2. Menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, yaitu tekanan darah, nadi, dan pernapasan dalam batas normal.
3. Tidak mengalami mual muntah lagi.
4. Mampu beraktivitas sehari-hari tanpa hambatan akibat nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat/memperingan).
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Monitor respon pasien terhadap intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Manajemen Tanda-Tanda Vital:
a. Kaji tanda-tanda vital secara rutin (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu).
b. Lakukan intervensi sesuai prosedur untuk menjaga tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk membantu mengatasi sesak napas.
3. Manajemen Mual Muntah:
a. Kaji penyebab, frekuensi, dan karakteristik mual muntah.
b. Berikan antiemetik sesuai instruksi medis untuk mengatasi mual muntah.
c. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi mual muntah.
4. Edukasi dan Dukungan:
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai kondisi, pengobatan, dan perawatan yang diperlukan.
b. Dorong pasien untuk beristirahat cukup dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi.
c. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan emosional.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu penurunan nyeri, stabilitas tanda-tanda vital, hilangnya keluhan mual muntah, serta kemampuan beraktivitas sehari-hari tanpa hambatan. -
Article No. 20130 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang Anda berikan. Saya akan menjawab dengan nada akademis sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Kode SDKI: P-001
- Kode SLKI: P-001
- Kode SIKI: P-001
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Kode SDKI: N-001
- Kode SLKI: N-001
- Kode SIKI: N-001
3. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Kode SDKI: A-001
- Kode SLKI: A-001
- Kode SIKI: A-001
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Kode SDKI terdiri dari satu huruf dan tiga angka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Kode SLKI terdiri dari satu huruf dan tiga angka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Kode SIKI terdiri dari satu huruf dan tiga angka.
Ketiga standar ini (SDKI, SLKI, dan SIKI) ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif. -
Article No. 20131 | 27 Jul 2025
Klinis : Katarak kongenital
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Katarak Kongenital:
1. Gangguan Penglihatan (10016)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan visual yang berdampak pada fungsi dan keamanan.
Kode: 10016
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI berisi daftar diagnosis keperawatan beserta definisi, karakteristik utama, faktor yang berhubungan, dan intervensi keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi daftar luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai oleh pasien sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam kasus Katarak Kongenital, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Penglihatan (10016) dengan definisi Keterbatasan dalam kemampuan visual yang berdampak pada fungsi dan keamanan. -
Article No. 20132 | 27 Jul 2025
Klinis : Katarak kongenital
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi katarak kongenital.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi katarak kongenital adalah "Gangguan Penglihatan". Katarak kongenital merupakan kelainan mata yang terjadi sejak lahir, di mana lensa mata menjadi keruh sehingga menghambat masuknya cahaya ke retina. Hal ini menyebabkan gangguan pada fungsi penglihatan penderita. Diagnosa keperawatan "Gangguan Penglihatan" mencakup karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala/tanda mayor dan minor yang sesuai dengan kondisi katarak kongenital.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah "Fungsi Penglihatan Membaik". Hal ini mengacu pada kemampuan pasien untuk meningkatkan kemampuan melihat dan menggunakan indera penglihatannya secara optimal. Indikator yang dapat diukur antara lain peningkatan ketajaman penglihatan, kemampuan adaptasi terhadap cahaya, serta penurunan keluhan terkait gangguan penglihatan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran "Fungsi Penglihatan Membaik", intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Kesehatan Penglihatan
- Mengkaji status penglihatan pasien secara komprehensif
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi gangguan penglihatan
- Memberikan edukasi dan konseling terkait katarak kongenital dan perawatannya
- Memfasilitasi pemeriksaan dan pengobatan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
2. Terapi Sensori
- Memberikan stimulasi visual yang sesuai dengan kemampuan pasien
- Mengoptimalkan pencahayaan di lingkungan sekitar pasien
- Mengajarkan latihan penguatan otot mata dan koordinasi visuo-motor
3. Dukungan Emosional
- Memberikan dukungan psikologis dan motivasi kepada pasien dan keluarga
- Membantu pasien beradaptasi dengan perubahan fungsi penglihatan
- Melibatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan
Penerapan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien dengan katarak kongenital untuk meningkatkan fungsi penglihatannya secara optimal. -
Article No. 20133 | 27 Jul 2025
Klinis : bersihan jalan napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi "bersihan jalan napas tidak efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0104 Bersihan Jalan Napas
Definisi: Mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6910 Manajemen Jalan Napas
Definisi: Memfasilitasi pemeliharaan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga jalan napas tidak dapat dipertahankan dalam kondisi terbuka. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi yang sesuai dengan kondisi ini.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengacu pada luaran yang diharapkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyediakan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi pemeliharaan jalan napas yang terbuka.
Perawat dapat menggunakan standar-standar ini sebagai panduan dalam mengelola kasus "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" pada pasien, mulai dari proses pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 20134 | 27 Jul 2025
Klinis : pasien masuk dengan keluhan sesak berat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak berat adalah "Penurunan Ventilasi" (kode SDKI: 00030). Penurunan Ventilasi didefinisikan sebagai "Ketidakcukupan pertukaran gas yang mengakibatkan peningkatan kadar karbondioksida (CO2) atau penurunan kadar oksigen (O2) dalam darah."
Penurunan Ventilasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada sistem pernapasan, penyakit paru-paru, atau masalah kardiovaskular. Sesak berat yang dialami pasien merupakan salah satu gejala utama dari Penurunan Ventilasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Peningkatan Ventilasi (kode SLKI: 00195): Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk bernapas secara efektif, dengan frekuensi napas, kedalaman napas, dan pertukaran gas yang memadai.
2. Bebas Distres Pernapasan (kode SLKI: 00403): Pasien bebas dari tanda-tanda dan gejala distres pernapasan, seperti sesak, penggunaan otot tambahan, dan peningkatan kerja napas.
3. Stabilitas Hemodinamik (kode SLKI: 00403): Pasien menunjukkan stabilitas tanda-tanda vital, seperti denyut jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen, yang sesuai dengan kondisi klinis.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Jalan Napas (kode SIKI: 10015):
- Mempertahankan jalan napas yang bebas, bersih, dan permeabel.
- Memantau status pernapasan dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Memberikan posisi yang nyaman untuk memaksimalkan upaya napas.
2. Manajemen Ventilasi (kode SIKI: 10016):
- Memantau pola dan karakteristik pernapasan.
- Mengatur aliran, konsentrasi, dan kelembaban oksigen.
- Melakukan tindakan untuk meningkatkan efisiensi pernapasan, seperti pursed-lip breathing atau latihan napas dalam.
3. Manajemen Hemodinamik (kode SIKI: 10008):
- Memantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Menjaga stabilitas kardiovaskular dengan pemberian cairan dan obat-obatan, jika diperlukan.
- Mengevaluasi respon hemodinamik terhadap intervensi yang diberikan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Penurunan Ventilasi" dipilih karena kondisi pasien dengan keluhan sesak berat menunjukkan ketidakcukupan pertukaran gas, yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar CO2 atau penurunan kadar O2 dalam darah. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Peningkatan Ventilasi, Bebas Distres Pernapasan, dan Stabilitas Hemodinamik, yang mencerminkan perbaikan kondisi pernapasan dan kardiovaskular pasien. Intervensi Keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, dan Manajemen Hemodinamik, yang bertujuan untuk mempertahankan jalan napas, meningkatkan efisiensi pernapasan, dan menjaga stabilitas kardiovaskular. -
Article No. 20087 | 26 Jul 2025
Klinis : Pada tanggal 24 juli 2025, Pasien datang dan di lakukan operasi laparatomi. Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 25 juli 2025 pukul 14.15 pasien mengeluh nyeri, pasien mengatakan nyeri disertai pusing, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk dengan skala 5, nyeri dirasakan di bagian perut, semakin terasa ketika di gerakkan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut (00132)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah sedemikian rupa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengendalian Nyeri (1605)
Definisi: Tindakan yang memberikan rasa nyaman dengan meminimalkan atau menghilangkan rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri, serta meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Dalam kasus ini, pasien mengalami nyeri akut setelah menjalani operasi laparatomi. Berdasarkan pengkajian, pasien mengeluh nyeri di bagian perut yang dirasakan seperti tusukan, dengan skala nyeri 5 dan semakin terasa ketika digerakkan. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut (00132). Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri dan meningkatkan toleransi pasien terhadap nyeri. -
Article No. 20088 | 26 Jul 2025
Klinis : Pada tanggal 24 juli 2025, Pasien datang dan di lakukan operasi laparatomi. Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 25 juli 2025 pukul 14.15 pasien mengeluh nyeri, pasien mengatakan nyeri disertai pusing, nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk dengan skala 5, nyeri dirasakan di bagian perut, semakin terasa ketika di gerakkan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Mayor: Pasien mengeluh nyeri, menunjukkan ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, melaporkan skala nyeri.
Karakteristik Minor: Gelisah, sulit tidur, menghindari aktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien dapat tidur dengan nyaman
- Pasien dapat beraktivitas tanpa peningkatan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri)
- Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres hangat/dingin
- Monitor efektivitas intervensi dan respon pasien terhadap pengurangan nyeri
- Dokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan
2. Mobilisasi
- Bantu pasien untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai toleransi
- Ajarkan teknik mobilisasi yang aman dan nyaman bagi pasien
- Monitor tanda-tanda vital dan gejala yang mungkin timbul selama mobilisasi
- Berikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien selama proses mobilisasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri di bagian perut setelah menjalani operasi laparatomi. Nyeri yang dirasakan oleh pasien sesuai dengan karakteristik mayor dan minor dari diagnosa ini, yaitu pasien melaporkan nyeri dengan skala 5, disertai pusing, dan rasa seperti ditusuk-tusuk, serta menghindari aktivitas.
Luaran yang diharapkan adalah "Tingkat Nyeri Terkontrol", di mana pasien diharapkan dapat melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dapat tidur dengan nyaman, dan dapat beraktivitas tanpa peningkatan nyeri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Nyeri dan Mobilisasi. Manajemen Nyeri bertujuan untuk mengkaji karakteristik nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, serta mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis. Mobilisasi bertujuan untuk membantu pasien melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai toleransi, mengajarkan teknik mobilisasi yang aman dan nyaman, serta memberikan dukungan emosional dan motivasi selama proses mobilisasi.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan berdasarkan luaran yang diharapkan, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri yang dirasakan dan mencapai tingkat nyeri yang terkontrol, sehingga dapat melakukan aktivitas dengan baik selama proses pemulihan pasca operasi. -
Article No. 20089 | 26 Jul 2025
Klinis : anggota badan sebelah kanan lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi anggota badan sebelah kanan lemah. Berikut adalah informasinya:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hambatan Mobilitas Fisik (Kode: 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hambatan Mobilitas Fisik (Kode: 10001)
Definisi: Keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas (Kode: 00085)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Mobilitas Fisik (Kode: 01821)
Definisi: Memfasilitasi kemampuan klien untuk bergerak secara bebas dan mandiri di lingkungan.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Hambatan Mobilitas Fisik" menggambarkan kondisi di mana klien mengalami keterbatasan dalam kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan mandiri di lingkungan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelemahan anggota badan, penurunan kekuatan otot, atau gangguan neuromuskular.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memiliki kode yang sama, yaitu "10001" untuk diagnosis ini. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menggunakan kode "00085" untuk luaran "Mobilitas", yang mencakup kemampuan klien untuk bergerak secara bebas dan mandiri. Sedangkan dalam SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang sesuai adalah "Peningkatan Mobilitas Fisik" dengan kode "01821", yang bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan klien dalam bergerak secara bebas dan mandiri.
Perawat dapat menggunakan informasi ini sebagai panduan dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik pada klien.