Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18230 | 03 Jun 2025
Klinis : hiperglikemia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis hiperglikemia, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait (jika ada):
1. Kode ICD-10:
- Kode: E87.0
- Deskripsi: Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan kondisi di mana kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti diabetes mellitus, stres, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Penanganan hiperglikemia biasanya melibatkan pengaturan diet, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan antidiabetes jika diperlukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.10
- Deskripsi: Pemberian insulin subcutan atau intravena
Dalam penanganan hiperglikemia, pemberian insulin secara subcutan atau intravena dapat dilakukan untuk memperbaiki kadar glukosa darah yang tinggi. Prosedur ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, seperti dokter atau perawat, sesuai dengan kondisi klinis pasien dan rencana penanganan yang ditetapkan. -
Article No. 18163 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi baru lahir berat 559 gr ,kondisi meninggal dalam kandungan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi bayi baru lahir dengan berat 559 gram dan kondisi meninggal dalam kandungan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer Berhubungan dengan Berat Badan Lahir Rendah
- Definisi: Risiko gangguan aliran darah ke jaringan perifer yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan jaringan.
- Faktor Risiko: Bayi baru lahir dengan berat badan 559 gram termasuk kategori berat badan lahir sangat rendah (BBLR), yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan perifer.
2. Risiko Kematian Berhubungan dengan Komplikasi Kehamilan dan Persalinan
- Definisi: Risiko terjadinya kematian yang disebabkan oleh kondisi patologis selama kehamilan, persalinan, atau periode pascapersalinan.
- Faktor Risiko: Kondisi meninggal dalam kandungan dapat terjadi akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Indikator:
- Suhu ekstremitas hangat
- Warna kulit normal
- Nadi perifer teraba
- Kapillar Refill Time (CRT) < 3 detik
2. Kelangsungan Hidup Membaik
- Indikator:
- Bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan
- Tidak terjadi kematian
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- Monitoring Tanda Vital
- Mengukur suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah secara teratur
- Manajemen Temperatur
- Mempertahankan suhu lingkungan yang sesuai
- Menggunakan inkubator atau alat pemanas lainnya
- Terapi Oksigen
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
- Perawatan Kulit
- Menjaga kulit tetap bersih dan lembab
- Menghindari kerusakan kulit
2. Intervensi untuk Risiko Kematian:
- Resusitasi Neonatus
- Melakukan intervensi resusitasi sesuai algoritme resusitasi neonatus
- Perawatan Paliatif
- Memberikan kenyamanan dan dukungan psikologis
- Memfasilitasi ikatan keluarga
- Koordinasi Asuhan
- Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.)
- Melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan
Penjelasan Rinci:
Bayi baru lahir dengan berat 559 gram termasuk kategori berat badan lahir sangat rendah (BBLR), yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan perifer. Hal ini karena sistem organ bayi yang belum matang, termasuk sistem kardiovaskular, sehingga dapat menghambat aliran darah ke jaringan perifer. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Perifer.
Selain itu, kondisi meninggal dalam kandungan juga menunjukkan adanya risiko kematian yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan atau persalinan. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Kematian.
Luaran/output yang diharapkan adalah Perfusi Jaringan Perifer Membaik, yang ditandai dengan suhu ekstremitas hangat, warna kulit normal, nadi perifer teraba, dan Capillary Refill Time (CRT) < 3 detik. Selain itu, diharapkan Kelangsungan Hidup Membaik, dengan bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan tidak terjadi kematian.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring tanda vital, manajemen temperatur, terapi oksigen, perawatan kulit, resusitasi neonatus, perawatan paliatif, dan koordinasi asuhan dengan tim kesehatan lain. Semua intervensi ini bertujuan untuk menjaga perfusi jaringan perifer, mencegah komplikasi, dan memberikan dukungan dan kenyamanan bagi bayi dan keluarga. -
Article No. 18164 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi baru lahir kondisi meninggal dalam kandungan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi bayi baru lahir yang meninggal dalam kandungan, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi baru lahir yang meninggal dalam kandungan adalah "Berduka" (Grieving). Hal ini karena individu atau keluarga mengalami kehilangan yang signifikan dan membutuhkan bantuan untuk mengekspresikan dan mengatasi perasaan duka yang mendalam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pencapaian Proses Berduka: Keluarga menunjukkan proses berduka yang sehat, yang ditandai dengan kemampuan mengekspresikan perasaan duka, menerima realitas kehilangan, dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
2. Penerimaan Kehilangan: Keluarga mampu menerima kenyataan kehilangan bayi baru lahir dan mengintegrasikannya dalam kehidupan mereka.
3. Adaptasi Psikologis: Keluarga menunjukkan adaptasi psikologis yang positif terhadap kehilangan, seperti tidak mengalami depresi berkepanjangan atau gangguan emosional lainnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional yang memadai kepada keluarga, seperti mendengarkan dengan aktif, memberikan validasi atas perasaan, dan mendorong pengungkapan emosi.
2. Terapi Berduka: Membantu keluarga melalui tahapan-tahapan proses berduka, seperti menerima realitas kehilangan, mengekspresikan emosi, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan menemukan makna dalam kehilangan.
3. Edukasi tentang Proses Berduka: Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai dinamika dan tahapan normal dalam proses berduka, sehingga mereka dapat memahami dan menerima reaksi yang muncul.
4. Konseling Koping: Membantu keluarga mengidentifikasi dan mengembangkan strategi koping yang sehat untuk mengatasi stres dan kesedihan akibat kehilangan.
5. Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, untuk memberikan dukungan terpadu bagi keluarga yang mengalami berduka.
6. Rujukan ke Sumber Dukungan: Merujuk keluarga ke sumber dukungan lain, seperti kelompok dukungan berduka atau layanan konseling, untuk membantu proses penyembuhan.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Berduka" (Grieving) dipilih karena keluarga mengalami kehilangan yang signifikan dengan meninggalnya bayi baru lahir. Luaran yang diharapkan mencakup pencapaian proses berduka yang sehat, penerimaan kehilangan, dan adaptasi psikologis yang positif. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi dukungan emosional, terapi berduka, edukasi tentang proses berduka, konseling koping, koordinasi dengan tenaga kesehatan lain, dan rujukan ke sumber dukungan. Melalui intervensi ini, diharapkan keluarga dapat melalui proses berduka secara sehat dan beradaptasi dengan baik terhadap kehilangan yang dialami. -
Article No. 18165 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi lahir meninggal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan format yang Anda berikan, berikut adalah jawaban untuk kasus bayi lahir meninggal:
1. Kode ICD-10:
- Kode: P95
- Deskripsi: Kematian fetus dan bayi karena sebab tidak teridentifikasi
Penjelasan:
Kode ICD-10 P95 digunakan untuk mendiagnosis kematian fetus dan bayi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Hal ini dapat mencakup berbagai kondisi yang menyebabkan kematian bayi selama kehamilan atau pada saat kelahiran, seperti komplikasi kehamilan, kelainan kongenital, atau masalah medis lainnya yang belum teridentifikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 84.0
- Deskripsi: Autopsi
Penjelasan:
Kode ICD-9-CM 84.0 digunakan untuk prosedur autopsi, yang dapat dilakukan untuk menentukan penyebab kematian bayi yang lahir meninggal. Autopsi merupakan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh bayi untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab kematian dan memberikan informasi yang berguna bagi penanganan medis selanjutnya.
Dalam kasus bayi lahir meninggal, autopsi dapat membantu mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan kematian, seperti komplikasi kehamilan, kelainan bawaan, atau masalah medis lainnya. Hasil autopsi dapat menjadi dasar bagi perencanaan penanganan dan pencegahan yang lebih baik pada kehamilan dan kelahiran selanjutnya. -
Article No. 18166 | 03 Jun 2025
Klinis : bayi lahir meninggal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi bayi lahir meninggal:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi bayi lahir meninggal adalah "Berduka yang Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan reaksi emosional dan perilaku individu (dalam hal ini, orang tua bayi) terhadap kehilangan yang dialami akibat kematian bayi yang baru lahir.
Berduka yang Tidak Efektif didefinisikan sebagai "Respons maladaptif terhadap kehilangan yang nyata, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk menerima kehilangan tersebut". Dalam kasus bayi lahir meninggal, orang tua mungkin mengalami perasaan sedih, marah, kecewa, atau bahkan penolakan terhadap kenyataan yang terjadi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, diharapkan orang tua dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Ekspresi Emosi: Orang tua dapat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan tahap berduka yang sedang dialami.
b. Penerimaan Kehilangan: Orang tua dapat menerima kematian bayi secara bertahap.
c. Strategi Koping: Orang tua dapat menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi rasa kehilangan.
d. Dukungan Sosial: Orang tua dapat menerima dukungan sosial yang memadai dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan.
e. Proses Berduka: Orang tua dapat menjalani proses berduka secara sehat dan konstruktif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu orang tua mencapai Luaran/Output yang diharapkan, berikut adalah Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Fasilitasi Ekspresi Emosi:
- Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi orang tua untuk mengekspresikan emosi mereka.
- Mendengarkan secara aktif dan memvalidasi perasaan orang tua.
- Membantu orang tua mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi-emosi yang muncul.
b. Dukungan Psikososial:
- Memberikan informasi dan edukasi tentang proses berduka yang normal.
- Membantu orang tua mengembangkan strategi koping yang efektif.
- Mendorong orang tua untuk terlibat dalam kegiatan atau ritual yang bermakna.
- Memfasilitasi koneksi dengan kelompok dukungan atau konseling berduka.
c. Koordinasi Perawatan:
- Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (misalnya, dokter, konselor, pekerja sosial) untuk memberikan dukungan yang komprehensif.
- Memastikan adanya rencana perawatan yang jelas dan terintegrasi.
- Memantau perkembangan orang tua dalam proses berduka dan menyesuaikan intervensi jika diperlukan.
Dengan memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada orang tua, diharapkan mereka dapat melalui proses berduka secara sehat dan mencapai penerimaan atas kehilangan yang dialami. -
Article No. 18167 | 03 Jun 2025
Klinis : pasien kejang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, untuk kondisi pasien kejang, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis jika ada:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G40.9
- Deskripsi: Epilepsi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Pemantauan elektroensefalografi [EEG], tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G40.9 (Epilepsi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang digunakan untuk mewakili kondisi pasien yang mengalami kejang, namun tidak diklasifikasikan secara spesifik dalam kategori lain. Kode ini digunakan ketika tidak ada informasi yang cukup untuk mengidentifikasi subtype epilepsi yang lebih spesifik.
2. Kode ICD-9-CM 93.90 (Pemantauan elektroensefalografi [EEG], tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang dapat digunakan untuk prosedur pemantauan EEG yang mungkin dilakukan untuk membantu dalam diagnosis dan pengelolaan kondisi kejang pada pasien. Prosedur EEG dapat memberikan informasi penting tentang aktivitas elektrik otak yang dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab dan tipe kejang yang dialami oleh pasien.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang paling sesuai berdasarkan informasi klinis yang tersedia pada kasus pasien yang bersangkutan. -
Article No. 18168 | 03 Jun 2025
Klinis : pasien kejang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengalami kejang.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien yang mengalami kejang adalah "Risiko Cedera". Kondisi kejang dapat menyebabkan pasien mengalami cedera, seperti terjatuh, benturan kepala, atau cedera lainnya saat terjadi kejang. Risiko cedera ini perlu diidentifikasi dan diatasi melalui intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pasien tidak mengalami cedera selama episode kejang.
2. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif selama episode kejang.
3. Pasien dapat kembali ke kondisi normal setelah episode kejang berakhir.
4. Pasien dan keluarga memahami manajemen kejang dan mampu melakukan tindakan yang tepat saat terjadi kejang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Kaji tanda-tanda vital, kesadaran, dan respons neurologi pasien secara berkala.
2. Pastikan jalan napas pasien tetap terbuka dan berikan oksigen jika diperlukan.
3. Tempatkan pasien pada posisi aman dan lindungi dari bahaya cedera selama episode kejang.
4. Hentikan aktivitas pasien dan beri arahan kepada keluarga untuk tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan pasien.
5. Berikan obat-obatan antikonvulsan sesuai dengan resep dokter untuk menghentikan dan mencegah kejang berulang.
6. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait manajemen kejang, termasuk tindakan pertolongan pertama yang tepat.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab kejang dan penatalaksanaan yang sesuai.
8. Pantau dan catat durasi, frekuensi, dan tanda-tanda saat terjadi kejang.
9. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien selama dan setelah episode kejang.
10. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga dalam menghadapi kondisi ini.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tidak mengalami cedera selama kejang, mempertahankan jalan napas yang efektif, kembali ke kondisi normal setelah kejang, serta pasien dan keluarga memahami manajemen kejang dan dapat melakukan tindakan yang sesuai. -
Article No. 18169 | 03 Jun 2025
Klinis : ketidakberdayaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakberdayaan
Kode: 00125 (NANDA-I)
Definisi: Pengalaman subjektif individu akan kurangnya kontrol dan kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Kode diagnosis keperawatan untuk "Ketidakberdayaan" adalah 00125.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Luaran keperawatan yang terkait dengan "Ketidakberdayaan" dapat mencakup peningkatan kontrol diri, peningkatan kemampuan pengambilan keputusan, dan peningkatan partisipasi dalam perawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi "Ketidakberdayaan" antara lain pemberian dukungan emosional, pengembangan strategi koping, dan peningkatan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa "Ketidakberdayaan" merupakan pengalaman subjektif individu yang berkaitan dengan kurangnya kontrol dan kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya. Diagnosis ini memerlukan pendekatan holistik dalam memberikan asuhan keperawatan, yang mencakup intervensi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Tujuan utamanya adalah membantu klien untuk meningkatkan kontrol diri, kemampuan pengambilan keputusan, dan partisipasi aktif dalam perawatannya. -
Article No. 18170 | 03 Jun 2025
Klinis : harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi harga diri rendah.
Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00120
Definisi: Persepsi negatif tentang nilai diri dan kemampuan diri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1205
Definisi: Individu dapat mendemonstrasikan perasaan positif tentang diri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6200
Definisi: Peningkatan Harga Diri
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu klien dalam mengembangkan persepsi positif tentang diri dan kemampuannya.
Penjelasan singkat:
Harga diri rendah adalah persepsi negatif tentang nilai diri dan kemampuan diri. Perawat berperan dalam membantu klien untuk meningkatkan harga dirinya dengan menggunakan intervensi keperawatan yang tepat, seperti memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi kekuatan dan potensi diri klien, serta membantu klien dalam mencapai tujuan yang realistis. Tujuan akhirnya adalah agar klien dapat menunjukkan perasaan positif tentang dirinya. -
Article No. 18171 | 03 Jun 2025
Klinis : harga diri rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons yang sesuai dengan permintaan Anda:
**Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah**
**Kode SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):** D.0036
**Definisi (SDKI):**
Persepsi negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang bersifat menetap, ditandai dengan perasaan tidak berharga, ketidakmampuan, dan ketidakpercayaan diri.
**Kode SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):** L.0129
**Kriteria Luaran (SLKI):**
1. Klien mampu mengidentifikasi kekuatan diri.
2. Klien menunjukkan peningkatan ekspresi diri yang positif.
3. Klien melaporkan perasaan lebih berharga dan percaya diri.
4. Klien berpartisipasi dalam interaksi sosial dengan lebih percaya diri.
**Kode SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):** I.0128
**Intervensi Keperawatan (SIKI):**
1. **Terapi Afirmasi Positif** (*Positive Self-Talk*): Membantu klien mengidentifikasi dan mengungkapkan pemikiran positif tentang diri sendiri.
2. **Peningkatan Harga Diri** (*Self-Esteem Enhancement*): Memberikan pujian yang spesifik dan realistis, mendorong klien untuk mengenali pencapaian kecil.
3. **Dukungan Sosial** (*Social Support*): Memfasilitasi interaksi dengan kelompok atau individu yang memberikan umpan balik positif.
4. **Psikoedukasi** (*Psychoeducation*): Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi harga diri dan strategi untuk meningkatkannya.
**Penjelasan Singkat:**
Harga diri rendah (*low self-esteem*) merupakan masalah keperawatan yang memerlukan pendekatan holistik, mencakup aspek psikologis, sosial, dan perilaku. Intervensi keperawatan berfokus pada penguatan persepsi diri klien melalui teknik kognitif-perilaku dan dukungan lingkungan. Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memastikan pendokumentasian yang terstandar sesuai panduan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia).
Semoga informasi ini bermanfaat untuk praktik klinis atau akademik.
*(Ditulis dalam format RTF dengan gaya formal, akademis, dan mengacu pada standar PPNI.)*