Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2620 | 17 Oct 2024
Klinis : sesorang nenek 78 th di pstw sejak 2 thn lalu mengeluh tidak dpt mwndengar dengan jelas pada kedua telinganya saat bicara suaranya terdengar keras wbs mengatakan malu kalau diajak bicara oenghuni panti takut tersinggung perasaanbya. apakah tindakan kep memfasilitasi pada kasus tsb a. posisi berhadapan bicara lebih keras b. bicara langsung pada telinga wbs dengan suara kera c. posisi berhadapan bicara debgan vol biasa d. bicara langsung dengan kalimat fiulang ulang e. bicara dengan menggunakan bahasa isyarat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Pendengaran (NANDA-I: Sensory Perception Disturbance)
- Definisi: Perubahan kemampuan individu untuk menerima, mengolah, dan memahami informasi sensorik.
- Ciri-ciri khas: Kesulitan mendengar, suara terdengar keras, malu saat diajak bicara.
2. Gangguan Interaksi Sosial (NANDA-I: Impaired Social Interaction)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, dan menyelesaikan pertukaran sosial.
- Ciri-ciri khas: Tidak nyaman saat berinteraksi, takut tersinggung penghuni lain.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Gangguan Pendengaran: Penurunan kemampuan individu untuk mendengar secara efektif.
- Gangguan Interaksi Sosial: Ketidakmampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Gangguan Pendengaran: Peningkatan kemampuan mendengar, penerimaan diri terhadap gangguan pendengaran.
- Gangguan Interaksi Sosial: Peningkatan kemampuan berinteraksi, penerapan keterampilan berkomunikasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Fasilitasi Komunikasi: Membantu individu untuk dapat berkomunikasi secara efektif.
- Terapi Okupasi: Memfasilitasi kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang bermakna.
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Posisi berhadapan dan bicara lebih keras
b. Bicara langsung pada telinga WBS dengan suara keras
c. Posisi berhadapan dan bicara dengan volume biasa
d. Bicara langsung dengan kalimat diulang-ulang
e. Bicara dengan menggunakan bahasa isyarat, dengan nada ramah dan persona perawat
Pemilihan tindakan akan bergantung pada respons dan kemampuan WBS. Tindakan kombinasi dari berbagai opsi di atas dapat dilakukan untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif dan mengurangi gangguan interaksi sosial. -
Article No. 2621 | 17 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan, usia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan kusta, pasien mengatakan nyeri pada daerah kulit yang terkena kusta, skala nyeri 4, merasa khawatir dengan kondisinya dan tidak ada nafsu makan. Hasil pemeriksaan: didapatkan pasien gelisah, bercak-bercak putih pada kulit dan pasien berkeringat. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, frekuensi napas 19 x/menit, suhu 37,30C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Proses Patologis Penyakit Kusta
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Faktor yang Berhubungan: Proses patologis penyakit kusta yang menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Status Kesehatan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, atau ketakutan.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan akibat penyakit kusta.
3. Gangguan Pola Makan Berhubungan dengan Anoreksia
- Definisi: Pola makan yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
- Faktor yang Berhubungan: Anoreksia (tidak ada nafsu makan) akibat penyakit kusta.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan/keperawatan pasien.
- Diagnosa keperawatan di atas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa keperawatan di atas antara lain: pengurangan nyeri, penurunan kecemasan, dan peningkatan pola makan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan konseling gizi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Silakan tanyakan jika ada yang ingin ditambahkan atau dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 2622 | 17 Oct 2024
Klinis : Pak Asep berusia 65 tahun diantar ke rumah sakit oleh istri dan Pengurus RT karena sesak. Ners Anna melakukan pengkajian pada pasien. Istri pasien mengatakan bahwa Pak Asep sebelum sesak memang sudah sering batuk kurang lebih 1 minggu, dahak kental dan warna nya kuning. Pak Asep menolak ke klinik dan memilih membeli obat batuk di apotik. Tiga hari sebelum dirawat, istrinya menyampaikan pak Asep sempat meriang-meriang dan keringat dingin. Pak Asep mengeluh “batuk saya ga henti henti, dada saya jadinya sakit. Ini tenggorokan saya rasanya kering sekali, juga lemes. Sesak Ners kalau saya tiduran terlentang”. Istri mengatakan pasien masih aktif merokok ½ pack sehari. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 38,7ºC, tekanan darah 130/90 mmHg, SpO2 90%, mukosa mulut dan kulit kering. Pasien tampak bernapas cepat dan dangkal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI menurut standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan obstruksi dari saluran napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi atau kedalaman napas yang dapat mengganggu ventilasi yang adekuat.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki pola napas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pernapasan yang adekuat.
3. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- SLKI: Intervensi untuk mempertahankan dan/atau menurunkan suhu tubuh.
- SIKI: Tindakan untuk mengontrol dan/atau menurunkan suhu tubuh.
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pak Asep mengalami batuk dengan dahak kental dan berwarna kuning, yang merupakan indikasi adanya sekresi yang tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Hal ini menyebabkan obstruksi jalan napas dan mengganggu ventilasi yang adekuat.
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
Pak Asep mengalami sesak napas, terutama saat berbaring terlentang, serta bernapas cepat dan dangkal. Ini menunjukkan adanya perubahan dalam frekuensi dan kedalaman napas yang dapat mengganggu ventilasi yang adekuat.
3. Hipertermia:
Pak Asep mengalami peningkatan suhu tubuh melebihi normal (38,7°C), yang dapat menjadi indikasi adanya proses infeksi atau peradangan.
Perawat perlu melakukan intervensi yang tepat untuk mengatasi diagnosa keperawatan tersebut, seperti memfasilitasi bersihan jalan napas, mempertahankan pola napas yang efektif, dan menurunkan suhu tubuh sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 2624 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien kontrol. Saat ini pasien tenang dan kooperatif. Pasien berkata terkadang masih sering scrolling instagram suami dan mertuanya. Namun pasien berkata itu tidak mempengaruhi dirinya. Pasien juga berkata fokusnya mudah teralihkan dan ia lebih banyak tidur. Pasien juga merasa malas beraktivitas dan lebih banyak tidur. Nafsu makan baik. Pasien bertanya apakah ia sudah dapat kerja atau tidak. Ia berkata sudah ingin menghasilkan uang kembali.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat tentang SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Interaksi Sosial Berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
2. Defisit Aktivitas Berhubungan dengan Penurunan Motivasi
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Interaksi Sosial Berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Gangguan Interaksi Sosial
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Interaksi Sosial
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Terapi Perilaku, Konseling, Terapi Aktivitas Kelompok
Pasien menunjukkan perilaku penggunaan media sosial yang berlebihan, yang dapat mengganggu interaksi sosial dan hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi perilaku, konseling, dan terapi aktivitas kelompok untuk membantu pasien mengatur penggunaan media sosial dan meningkatkan interaksi sosial yang sehat.
2. Defisit Aktivitas Berhubungan dengan Penurunan Motivasi
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Defisit Aktivitas
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan Aktivitas
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Terapi Aktivitas, Manajemen Energi, Motivasi
Pasien menunjukkan penurunan motivasi untuk beraktivitas, yang dapat menyebabkan defisit aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi aktivitas, manajemen energi, dan motivasi untuk membantu pasien meningkatkan aktivitas dan produktivitasnya.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai dapat membantu pasien mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 2625 | 17 Oct 2024
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi hipertermia sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas dari tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Pasien menunjukkan rasa nyaman
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Menurunkan suhu tubuh dengan menggunakan kompres hangat/dingin, pemberian obat penurun demam, dan meningkatkan asupan cairan.
2. Memantau tanda-tanda vital dan gejala infeksi.
3. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang hipertermia dan pentingnya penanganan yang tepat.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan hipertermia sesuai dengan standar PPNI dan memberikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 2626 | 17 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikrobiologis sputum untuk deteksi bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 "Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologis atau histologis positif" digunakan karena pasien memiliki gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru, yang sesuai dengan kriteria diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 "Pemeriksaan mikrobiologis sputum untuk deteksi bakteri tuberkulosis" dapat digunakan untuk prosedur pemeriksaan sputum yang kemungkinan akan dilakukan untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru pada pasien.
Secara keseluruhan, kode ICD-10 A15.0 dan kode ICD-9-CM 87.44 merupakan kode yang sesuai untuk mendeskripsikan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang mungkin akan dilakukan pada pasien tersebut. -
Article No. 2627 | 17 Oct 2024
Klinis : Sesak nafas, kaki bengkak, sulit berjalan, BB terjadi kenaikan, urin 200 cc/24 jam Putting edema +2, ronchi, tampak sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Berat Badan Meningkat Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Peningkatan berat badan yang tidak dikehendaki dan melebihi berat badan ideal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Berat badan stabil
2. Tingkat perfusi jaringan adekuat
3. Edema menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor intake dan output cairan
2. Monitor berat badan harian
3. Kolaborasi pemberian diuretik
4. Anjurkan pembatasan asupan garam
5. Evaluasi fungsi ginjal
Penjelasan singkat:
Kondisi pasien dengan sesak napas, kaki bengkak, sulit berjalan, berat badan meningkat, dan output urin yang rendah mengarah pada Diagnosa Keperawatan "Berat Badan Meningkat Tidak Efektif". Hal ini disebabkan oleh adanya retensi cairan yang menyebabkan edema dan berat badan naik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memantau intake dan output cairan, berat badan harian, kolaborasi pemberian diuretik, pembatasan asupan garam, serta evaluasi fungsi ginjal untuk mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 2628 | 17 Oct 2024
Klinis : Sesak nafas, kaki bengkak, sulit berjalan, BB terjadi kenaikan, urin 200 cc/24 jam Putting edema +2, ronchi, tampak sesak pasien HD rutin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan keterbatasan fisik akibat pembengkakan dan sesak napas.
Penjelasan:
- Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat keterbatasan fisik.
- Dalam kasus ini, pasien mengalami sesak napas, pembengkakan pada kaki, dan kesulitan berjalan, yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
2. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan retensi cairan.
Penjelasan:
- Kelebihan Volume Cairan adalah kondisi di mana terjadi akumulasi cairan yang berlebihan dalam tubuh.
- Dalam kasus ini, pasien mengalami pembengkakan pada kaki (edema), produksi urin yang sangat rendah (200 cc/24 jam), dan peningkatan berat badan, yang menunjukkan adanya retensi cairan akibat penurunan fungsi ginjal.
3. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan proses penyakit kardiovaskular.
Penjelasan:
- Pola Napas Tidak Efektif adalah kondisi di mana pasien mengalami perubahan dalam pola pernapasan yang dapat mengganggu oksigenasi.
- Dalam kasus ini, pasien mengalami sesak napas dan adanya suara napas tambahan (ronchi), yang menunjukkan adanya masalah dalam proses pernapasan akibat kondisi kardiovaskular yang memburuk.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan yang terstandar dan berbasis bukti. -
Article No. 2629 | 17 Oct 2024
Klinis : hasil pengkajian 3MS menunjukkan demensia sedang, hasil skor SPMSQ menunjukkan kerusakan intelektual ringan, klien mudah lupa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan hasil pengkajian yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir Berhubungan dengan Demensia Sedang
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memproses informasi secara efektif yang ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, dan memecahkan masalah.
- Penyebab: Demensia sedang, kerusakan intelektual ringan, mudah lupa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien menunjukkan proses pikir yang membaik, memperlihatkan peningkatan kemampuan berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, dan memecahkan masalah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Stimulasi Fungsi Kognitif, Manajemen Lingkungan, Terapi Reminisens, Terapi Orientasi Realitas, Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah.
Penjelasan singkat:
Klien dengan demensia sedang dan kerusakan intelektual ringan memiliki gangguan proses pikir yang ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, dan memecahkan masalah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah stimulasi fungsi kognitif, manajemen lingkungan, terapi reminisens, terapi orientasi realitas, dan peningkatan kemampuan memecahkan masalah untuk membantu klien meningkatkan proses pikirnya. -
Article No. 2630 | 17 Oct 2024
Klinis : konfusi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi konfusi akut.
Diagnosa Keperawatan:
Konfusi Akut
Definisi:
Gangguan kognitif yang ditandai dengan perubahan mendadak dan fluktuatif dalam kesadaran, perhatian, orientasi, dan proses berpikir.
SDKI:
Penyebab:
- Perubahan neurologis (misalnya trauma kepala, infeksi otak, penyakit vaskular)
- Gangguan metabolik (misalnya dehidrasi, gangguan elektrolit)
- Efek samping obat
- Stres emosional
Gejala:
- Perubahan kesadaran
- Disorientasi
- Penurunan daya ingat
- Gangguan persepsi
- Gangguan proses berpikir
SLKI:
Luaran yang diharapkan:
- Pasien menunjukkan peningkatan orientasi
- Pasien menunjukkan peningkatan konsentrasi
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir jernih
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen lingkungan yang tenang dan aman
- Orientasi realitas
- Stimulasi kognitif
- Manajemen obat
- Dukungan emosional
Penjelasan singkat:
Konfusi akut merupakan gangguan kognitif yang ditandai dengan perubahan mendadak dan fluktuatif dalam kesadaran, perhatian, orientasi, dan proses berpikir. Penyebabnya dapat berasal dari perubahan neurologis, gangguan metabolik, efek samping obat, atau stres emosional. Gejala yang muncul antara lain perubahan kesadaran, disorientasi, penurunan daya ingat, gangguan persepsi, dan gangguan proses berpikir.
Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah meningkatkan orientasi, konsentrasi, dan kemampuan berpikir jernih pada pasien. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen lingkungan yang tenang dan aman, orientasi realitas, stimulasi kognitif, manajemen obat, dan dukungan emosional.