Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 682 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasie mengatakan tidak nafsu makan dan mual. Pasien juga mengeluh perut terasa kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien yang mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan perut terasa kembung, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal, memiliki selera makan yang baik, dan tidak mengalami mual/muntah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen nutrisi
- Manajemen mual dan muntah
- Terapi gizi
- Konseling gizi
- Monitoring asupan dan status nutrisi
Tujuan intervensi adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, mengatasi gejala mual dan kembung, serta mempertahankan status gizi pasien dalam batas normal.
Diagnosa keperawatan ini ditegakkan karena adanya keluhan pasien terkait tidak nafsu makan, mual, dan perut terasa kembung, yang mengindikasikan adanya gangguan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh. -
Article No. 683 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasie mengatakan tidak nafsu makan dan mual. Pasien juga mengeluh perut terasa kembung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan keluhan yang disampaikan oleh pasien, yaitu tidak nafsu makan, mual, dan perut terasa kembung, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.2
- Deskripsi: Mual dan muntah, tidak tergolonglain
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 787.01
- Deskripsi: Mual dan muntah
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R11.2 (Mual dan muntah, tidak tergolonglain) sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami mual.
- Kode ICD-9-CM 787.01 (Mual dan muntah) juga sesuai dengan keluhan utama pasien.
- Keluhan perut terasa kembung dapat dikategorikan sebagai gejala dispepsia, yang dapat dikodekan dengan R14 (Flatulensi dan kondisi terkait) dalam ICD-10.
- Tidak ditemukan prosedur atau tindakan medis yang dapat dikodekan dalam ICD-9-CM berdasarkan informasi yang diberikan. -
Article No. 684 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasie mengatakan tidak nafsu makan dan mual. Pasien juga mengeluh perut terasa kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan tidak nafsu makan, mual, dan perut terasa kembung, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan berat badan di bawah normal atau tidak sesuai dengan usia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
2. Pemulihan Kesehatan
3. Pencegahan Komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Manajemen Mual dan Muntah
3. Monitoring Cairan dan Elektrolit
4. Edukasi Gizi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan ini ditegakkan karena pasien mengeluhkan tidak nafsu makan dan mual, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nutrisi, manajemen mual dan muntah, monitoring cairan dan elektrolit, serta edukasi gizi untuk membantu memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 685 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasie mengatakan tidak nafsu makan dan mual. Pasien juga mengeluh perut terasa kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan perut terasa kembung, maka berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Nutrisi: Intake Kurang
- Definisi: Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Penyebab: Mual, ketidaknyamanan pada saluran cerna, perubahan fungsi pencernaan.
- Tanda dan Gejala: Penurunan berat badan, kurang nafsu makan, dan perut kembung.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Gangguan Nutrisi: Intake Kurang adalah keadaan dimana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- Karakteristik mayor: Penurunan berat badan, kurang nafsu makan, dan perut kembung.
- Faktor yang berhubungan: Mual, ketidaknyamanan pada saluran cerna, dan perubahan fungsi pencernaan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, meningkatkan nafsu makan, dan mengurangi rasa kembung.
- Kriteria hasil: Berat badan stabil, nafsu makan meningkat, dan tidak ada keluhan rasa kembung.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen Nutrisi, Manajemen Gastrointestinal, dan Peningkatan Nafsu Makan.
- Aktivitas keperawatan: Mengevaluasi asupan nutrisi pasien, mengatur pola makan, memberikan informasi tentang nutrisi yang tepat, mengatur posisi tubuh saat makan, dan memberikan obat anti-mual jika diperlukan.
Penjelasan singkat:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Nutrisi: Intake Kurang" dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan, mual, dan perut kembung, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, Manajemen Gastrointestinal, dan Peningkatan Nafsu Makan, dengan tujuan agar pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, meningkatkan nafsu makan, dan mengurangi rasa kembung. -
Article No. 686 | 26 Sep 2024
Klinis : Bangun pagi mulut serasa pahit; terutama di tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bau mulut yang tidak menyenangkan (Bad Breath)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bau mulut yang tidak menyenangkan didefinisikan sebagai persepsi klien atau orang lain tentang bau tidak sedap yang berasal dari mulut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang ingin dicapai adalah klien menunjukkan bau mulut yang tidak menyenangkan berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Identifikasi penyebab bau mulut
- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut
- Ajarkan teknik pembersihan gigi dan lidah yang benar
- Berikan obat kumur sesuai indikasi
- Pantau asupan makanan dan minuman yang dapat menyebabkan bau mulut
Penjelasan singkat:
Bau mulut yang tidak menyenangkan (bad breath) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sisa makanan yang terperangkap di antara gigi, produksi saliva yang tidak cukup, infeksi gigi atau mulut, konsumsi makanan/minuman tertentu, hingga kondisi medis tertentu. Perawatan yang komprehensif, meliputi identifikasi penyebab, menjaga kebersihan mulut, dan pemberian intervensi yang sesuai diharapkan dapat membantu mengurangi keluhan bau mulut. -
Article No. 687 | 26 Sep 2024
Klinis : Bangun pagi mulut merasa pahit; terutama di tenggorokan; tidak berbau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda jelaskan, yaitu bangun pagi dengan mulut terasa pahit, terutama di tenggorokan, dan tidak berbau, dapat diberikan beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Keseimbangan cairan dan elektrolit, Integritas mukosa oral, Pengetahuan tentang nutrisi.
- SIKI: Pemantauan nutrisi, Manajemen nutrisi, Edukasi nutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Rasa Pengecapan
- SDKI: Perubahan kemampuan untuk merasakan rasa yang normal.
- SLKI: Kemampuan makan, Pengetahuan tentang gangguan rasa pengecapan, Perilaku pencarian kesehatan.
- SIKI: Manajemen gangguan rasa pengecapan, Edukasi gangguan rasa pengecapan.
3. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Eliminasi Gastrointestinal
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, dan/atau karakteristik eliminasi gastrointestinal yang tidak sesuai dengan pola normal.
- SLKI: Kontrol eliminasi gastrointestinal, Pengetahuan tentang pola eliminasi gastrointestinal.
- SIKI: Manajemen eliminasi gastrointestinal, Edukasi pola eliminasi gastrointestinal.
Penjelasan singkat:
- Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh" dapat muncul karena asupan nutrisi yang tidak cukup, yang dapat menyebabkan mulut terasa pahit.
- Diagnosa keperawatan "Gangguan Rasa Pengecapan" dapat muncul karena adanya perubahan kemampuan untuk merasakan rasa yang normal, yang dapat menyebabkan mulut terasa pahit.
- Diagnosa keperawatan "Gangguan Eliminasi Gastrointestinal" dapat muncul karena adanya perubahan dalam frekuensi, konsistensi, dan/atau karakteristik eliminasi gastrointestinal, yang dapat menyebabkan mulut terasa pahit.
Pemeriksaan lebih lanjut dan evaluasi klinis yang komprehensif diperlukan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 688 | 26 Sep 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berdasarkan keluhan pasien yang mengalami gatal-gatal, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-Gatal)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Pruritus adalah sensasi tidak nyaman kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
- Faktor penyebab dapat mencakup kondisi kulit, reaksi alergi, infeksi, dan lain-lain.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari penanganan pruritus adalah pasien dapat mengurangi gejala gatal, tidak terjadi komplikasi seperti infeksi sekunder akibat menggaruk, dan pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani pruritus antara lain: menilai penyebab gatal, memberikan obat antihistamin, mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi dorongan menggaruk, serta merawat kulit untuk menjaga kelembaban.
Jadi, dalam kasus pasien dengan keluhan gatal-gatal, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Pruritus. Manajemen keperawatannya mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang telah dijelaskan di atas. -
Article No. 689 | 26 Sep 2024
Klinis : CEMAS
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi CEMAS:
Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman atau bahaya.
- Karakteristik Utama: Perasaan khawatir, tegang, takut, atau gelisah.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan, perubahan lingkungan, dan pengalaman traumatis.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Tujuan Keperawatan: Klien dapat mengelola kecemasan.
- Indikator Hasil: Ekspresi wajah tenang, nada suara normal, dan mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Kecemasan
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk membantu klien mengenali, mengatasi, dan mengurangi kecemasan.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab kecemasan, anjurkan teknik relaksasi, berikan informasi yang realistis, dan pantau respon psikologis dan fisiologis klien.
Dalam praktiknya, perawat akan melakukan penilaian komprehensif terhadap klien, mengidentifikasi penyebab kecemasan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuannya adalah membantu klien mengelola kecemasan dan mencapai kesejahteraan psikologis. -
Article No. 690 | 26 Sep 2024
Klinis : tidak bisa bergerak karan hidrosefalus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu tidak bisa bergerak karena hidrosefalus, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang relevan:
1. Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa: Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Hidrosefalus
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keterbatasan dalam melakukan gerakan tubuh secara mandiri dan terkoordinasi.
- Penyebab: Gangguan sistem saraf pusat, seperti hidrosefalus.
- Karakteristik: Keterbatasan dalam melakukan gerakan tubuh, kekuatan otot yang menurun, koordinasi gerak yang buruk.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik secara bertahap.
- Indikator:
1. Pasien dapat melakukan pergerakan secara pasif.
2. Pasien dapat melakukan pergerakan secara aktif terbatas.
3. Pasien dapat bergerak dengan bantuan alat bantu.
4. Pasien dapat bergerak secara mandiri.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
1. Manajemen Mobilitas
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang membatasi mobilitas.
- Memfasilitasi mobilisasi dengan peralatan bantu yang sesuai.
- Mengajarkan dan melatih pasien untuk melakukan latihan mobilitas secara bertahap.
2. Perawatan Hidrosefalus
- Melakukan pemantauan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial.
- Mengatur posisi pasien untuk meningkatkan drainase cairan serebrospinal.
- Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan hidrosefalus.
Penjelasan singkat:
Hidrosefalus dapat menyebabkan peningkatan cairan serebrospinal di dalam rongga kranial, sehingga menekan dan menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Hal ini dapat berdampak pada gangguan mobilitas fisik pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen mobilitas dan perawatan hidrosefalus untuk memfasilitasi peningkatan mobilitas pasien secara bertahap. -
Article No. 691 | 26 Sep 2024
Klinis : pasien menderita kelebihan cairan dan elektrolit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI untuk pasien yang mengalami kelebihan cairan dan elektrolit:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami akumulasi berlebih cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler.
- Penyebab: Gangguan mekanisme homeostasis cairan dan elektrolit, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan, dll.
- Gejala: Edema, peningkatan berat badan, distensi vena leher, takikardi, hipertensi, dll.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10001
- Definisi: Kondisi di mana individu mengalami akumulasi berlebih cairan intravaskular, interstisial, atau intraseluler.
- Karakteristik Utama: Edema, peningkatan berat badan, distensi vena leher.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10001
- Judul: Keseimbangan Cairan
- Tujuan: Individu menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Edema minimal, berat badan stabil, vital sign dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10001
- Judul: Manajemen Cairan
- Definisi: Intervensi untuk mengatur masukan dan pengeluaran cairan pasien.
- Aktivitas Keperawatan: Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan, berat badan; Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit; Edukasi pasien dan keluarga.
Dalam penanganan pasien dengan kelebihan cairan dan elektrolit, perawat perlu melakukan pemantauan ketat, mengatur pemberian cairan dan elektrolit, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan cairan yang adekuat.