Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20116 | 27 Jul 2025
Klinis : - Tampak kemerahan sekirat pada anus dan selangkangan - Adanya ruam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Dermatitis Kontak
Definisi: Peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan zat kimia, bahan iritan, atau alergen.
Karakteristik Utama:
1. Tampak kemerahan sekitar anus dan selangkangan
2. Adanya ruam
Faktor Berhubungan:
1. Iritasi kulit akibat kontak dengan zat-zat irritan
2. Reaksi alergi terhadap bahan tertentu
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Lesi Teratasi
- Kriteria Hasil:
a. Tidak ada tanda-tanda peradangan (kemerahan, bengkak, atau rasa panas)
b. Kulit kembali normal tanpa ada lesi
c. Kulit menunjukkan penyembuhan
2. Kenyamanan: Bebas Rasa Tidak Nyaman
- Kriteria Hasil:
a. Pasien melaporkan hilangnya rasa gatal, perih, atau terbakar pada kulit
b. Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kulit
- Identifikasi penyebab iritasi atau alergi
- Hindari kontak dengan zat-zat iritan atau alergen
- Terapkan perawatan kulit yang lembut dan hidrasi
- Berikan kompres dingin untuk mengurangi peradangan
- Berikan obat topikal sesuai resep untuk mengatasi gejala
2. Manajemen Rasa Tidak Nyaman
- Identifikasi penyebab rasa tidak nyaman (gatal, perih, terbakar)
- Terapkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa tidak nyaman
- Berikan analgesik atau antipruritus sesuai resep untuk mengatasi gejala
- Edukasi pasien tentang strategi manajemen rasa tidak nyaman
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan Dermatitis Kontak didasarkan pada gejala klinis yang tampak, yaitu kemerahan di sekitar anus dan selangkangan serta adanya ruam. Hal ini mengindikasikan adanya peradangan kulit yang disebabkan oleh kontak dengan zat-zat iritan atau alergen.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan mencakup penyembuhan lesi pada kulit (Integritas Kulit: Lesi Teratasi) dan hilangnya rasa tidak nyaman yang dirasakan oleh pasien (Kenyamanan: Bebas Rasa Tidak Nyaman). Kriteria hasil yang ditetapkan pada masing-masing luaran membantu mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Kulit untuk mengatasi penyebab iritasi atau alergi serta Manajemen Rasa Tidak Nyaman untuk mengurangi gejala yang dirasakan oleh pasien. Tindakan-tindakan tersebut, seperti identifikasi penyebab, pencegahan paparan, perawatan kulit, kompres dingin, pemberian obat topikal, teknik relaksasi, dan pemberian analgesik, bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan asuhan keperawatan dapat membantu mengatasi kondisi dermatitis kontak yang dialami, sehingga integritas kulit dapat pulih dan pasien bebas dari rasa tidak nyaman. -
Article No. 20117 | 27 Jul 2025
Klinis : - Tampak kemerahan sekirat pada anus dan selangkangan - Adanya ruam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L30.9
- Deskripsi: Dermatitis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.3
- Deskripsi: Biopsi kulit
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L30.9 (Dermatitis, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kulit yang ditandai dengan kemerahan dan ruam di area anus dan selangkangan. Kode ini digunakan untuk kondisi dermatitis yang tidak dapat diklasifikasikan secara spesifik ke dalam kategori lain.
2. Jika diperlukan, kode ICD-9-CM 86.3 (Biopsi kulit) dapat digunakan untuk prosedur pengambilan sampel kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut, guna membantu menegakkan diagnosis yang lebih spesifik.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut terhadap pasien. Kode-kode ini hanya merupakan panduan awal berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan. -
Article No. 20118 | 27 Jul 2025
Klinis : - Tampak kemerahan sekirat pada anus dan selangkangan - Adanya ruam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan sebagai seorang pakar keperawatan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Kulit (00004)
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00004
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-INF-01
Definisi: Tingkat kerentanan individu terhadap infeksi kulit yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-INF-01
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi kulit.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu adanya tanda-tanda kemerahan di sekitar anus dan selangkangan serta adanya ruam, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi Kulit. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut menunjukkan adanya potensi infeksi pada kulit yang perlu mendapatkan perhatian dan intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 20119 | 27 Jul 2025
Klinis : Keluarga pasien mengatakan pasien lemes, bicara pelo, muntah 1x, dan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan oksigenasi yang adekuat.
Karakteristik Utama:
1. Perubahan frekuensi napas
2. Perubahan kedalaman napas
3. Penggunaan otot bantu pernapasan
4. Produksi sekret yang berlebihan
Faktor yang Berhubungan:
1. Gangguan neuromuskular
2. Gangguan mekanis
3. Kelelahan otot pernapasan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Status Pernapasan: Tujuan yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif, dengan kriteria hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
d. Tidak ada kelelahan otot pernapasan
e. Tidak ada produksi sekret yang berlebihan
2. Pertukaran Gas: Tujuan yang diharapkan adalah Pertukaran Gas Adekuat, dengan kriteria hasil:
a. Kadar oksigen (O2) darah dalam rentang normal
b. Kadar karbon dioksida (CO2) darah dalam rentang normal
c. Tidak ada tanda-tanda hipoksemia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Pernapasan
a. Pantau frekuensi, irama, kedalaman, dan usaha napas pasien
b. Pantau tanda-tanda pernapasan yang tidak efektif, seperti penggunaan otot bantu pernapasan
c. Pantau produksi sekret saluran napas
2. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal
b. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
c. Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
3. Terapi Oksigen
a. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
b. Pantau saturasi oksigen dan tanda-tanda hipoksemia
4. Manajemen Kelelahan
a. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan otot pernapasan
b. Lakukan intervensi untuk mengurangi kelelahan, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat
Penjelasan:
Diagnosis Keperawatan "Ketidakefektifan Pola Napas" dipilih karena gejala yang dialami pasien, yaitu lemas, bicara pelo, dan batuk, menunjukkan adanya gangguan pada pola napas pasien. Luaran yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif dan Pertukaran Gas Adekuat, yang akan dicapai melalui intervensi keperawatan seperti pemantauan pernapasan, manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen kelelahan. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan pasien dapat mempertahankan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. -
Article No. 20120 | 27 Jul 2025
Klinis : Keluarga pasien mengatakan pasien lemah anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah 1x, dan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda kemukakan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dijelaskan, yaitu kelemahan anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah, dan batuk, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Penurunan Kekuatan Otot Akibat Cedera Serebrovaskular
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mempertahankan rentang gerak sendi dalam batas normal
2. Mempertahankan kekuatan otot dalam batas normal
3. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri
4. Menunjukkan tidak ada komplikasi akibat imobilitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Aktivitas
- Lakukan mobilisasi dini dan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak
- Ajarkan pasien dan keluarga latihan mandiri di rumah
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Berikan analgetik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
3. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan luka pada area yang terkena cedera
- Monitor tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyebab, prognosis, dan perawatan yang diperlukan
- Ajarkan strategi untuk mencegah komplikasi akibat imobilitas
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Penurunan Kekuatan Otot Akibat Cedera Serebrovaskular
- Gejala kelemahan anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah, dan batuk mengarah pada kemungkinan adanya cedera serebrovaskular, seperti stroke.
- Cedera serebrovaskular dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot dan gangguan mobilitas fisik.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
- Mempertahankan rentang gerak sendi dan kekuatan otot dalam batas normal bertujuan untuk mencegah kontraktur dan komplikasi lainnya.
- Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai agar pasien dapat mandiri dalam perawatan diri.
- Menunjukkan tidak ada komplikasi akibat imobilitas, seperti dekubitus, pneumonia, dan Deep Vein Thrombosis (DVT), merupakan indikator keberhasilan asuhan keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI)
- Manajemen Aktivitas: Mobilisasi dini dan latihan fisik bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot serta rentang gerak.
- Manajemen Nyeri: Pengelolaan nyeri diperlukan untuk memfasilitasi proses rehabilitasi dan mobilisasi.
- Perawatan Luka: Perawatan luka pada area yang terkena cedera untuk mencegah komplikasi.
- Edukasi Kesehatan: Edukasi pasien dan keluarga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam proses pemulihan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 20121 | 27 Jul 2025
Klinis : Keluarga pasien mengatakan pasien lemah anggota gerak kanan, bicara pelo, muntah 1x, dan batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (kode 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00085
- Definisi: Keterbatasan yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot yang mempengaruhi gerakan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00135
- Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan kemampuan untuk melakukan gerakan tubuh secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10018
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan gerak fisik individu.
2. Gangguan Komunikasi Verbal (kode 00051)
Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol lisan.
SDKI:
- Kode: 00051
- Definisi: Keterbatasan dalam penggunaan atau pemahaman simbol-simbol lisan.
SLKI:
- Kode: 00121
- Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan kemampuan untuk bertukar informasi secara lisan.
SIKI:
- Kode: 10005
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi komunikasi lisan.
3. Mual (kode 00134)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SDKI:
- Kode: 00134
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
SLKI:
- Kode: 00090
- Definisi: Keadaan individu yang menunjukkan tidak adanya atau berkurangnya rasa mual.
SIKI:
- Kode: 10090
- Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau mencegah mual.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 20122 | 27 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri perut, mual muntah, lemas trombosit 589.000 monosit 36,6 kalium 33,38 klorida 98,74 ion kalsium 1,04
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, yaitu nyeri perut, mual muntah, lemas, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan trombositosis, peningkatan monosit, hiperkalemia, dan hipokalsemia, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.01
- Deskripsi: Gastrostomi, endoskopik percutaneous
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 R10.4 (Nyeri perut, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dipilih karena pasien mengeluhkan nyeri perut, yang merupakan gejala umum dan tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang lebih spesifik berdasarkan informasi yang diberikan.
2. Kode ICD-9-CM 45.01 (Gastrostomi, endoskopik percutaneous) dapat dipertimbangkan jika diperlukan tindakan medis untuk mengatasi gejala mual dan muntah yang dialami oleh pasien. Prosedur ini melibatkan pembentukan akses ke lambung melalui dinding abdomen secara endoskopik, yang dapat membantu mengatasi masalah terkait saluran cerna.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis dan tindakan yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan evaluasi komprehensif terhadap kondisi pasien, termasuk pemeriksaan fisik, hasil laboratorium, dan temuan klinis lainnya. -
Article No. 20123 | 27 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan nyeri perut, mual muntah, lemas trombosit 589.000 monosit 36,6 kalium 33,38 klorida 98,74 ion kalsium 1,04
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
2. Mual (00134)
- Definisi: Pengalaman yang tidak menyenangkan yang mengarah pada dorongan untuk memuntahkan isi lambung.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Kelelahan (00093)
- Definisi: Perasaan keletihan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diinginkan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut (10001)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah tersebut.
2. Mual (10002)
- Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada dorongan untuk memuntahkan isi lambung.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh (10003)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Kelelahan (10004)
- Definisi: Perasaan keletihan dan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas mental dan fisik yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (20001)
2. Manajemen mual (20002)
3. Manajemen nutrisi (20003)
4. Manajemen kelelahan (20004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen nyeri (30001)
2. Manajemen mual (30002)
3. Pemberian nutrisi (30003)
4. Manajemen kelelahan (30004)
Kode-kode di atas mengacu pada Standar Diagnosis, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 20124 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing berputar sudah 4 hri , mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu pasien mengeluhkan pusing berputar selama 4 hari serta mual dan muntah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Gangguan Keseimbangan".
Gangguan Keseimbangan didefinisikan sebagai "Persepsi individu terhadap ketidakmampuan mempertahankan posisi tubuh". Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami pusing berputar, yang merupakan salah satu tanda dan gejala dari gangguan keseimbangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kestabilan Posisi Tubuh: Pasien dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil saat berdiri atau berjalan.
2. Kontrol Gerak: Pasien dapat mengontrol gerakan tubuh secara efektif.
3. Koordinasi: Pasien dapat melakukan koordinasi pergerakan tubuh dengan baik.
4. Orientasi Spasial: Pasien dapat mempertahankan orientasi spasial yang baik.
5. Sensasi Vertigo: Pasien dapat mengurangi sensasi vertigo (pusing berputar) yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang sesuai, antara lain:
1. Manajemen Vertigo
- Kaji penyebab, durasi, dan faktor pemicu vertigo
- Berikan posisi yang aman untuk mencegah jatuh
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
- Monitor tanda-tanda vital dan gejala vertigo
2. Peningkatan Keseimbangan
- Kaji kemampuan keseimbangan pasien
- Berikan latihan keseimbangan dan koordinasi
- Ajarkan penggunaan alat bantu jika diperlukan
- Modifikasi lingkungan untuk mencegah jatuh
- Monitor kemajuan pasien dalam meningkatkan keseimbangan
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Kaji penyebab, frekuensi, dan karakteristik mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi tenaga kesehatan
- Ajarkan teknik manajemen mual dan muntah (misalnya pola makan kecil-kecil)
- Monitor asupan cairan dan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu stabilitas posisi tubuh, kontrol gerak, koordinasi, orientasi spasial yang baik, serta pengurangan sensasi vertigo dan mual muntah.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20125 | 27 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan pusing berputar sudah 4 hri , mual muntah, ada riwayat hipertensi dan diabetes
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital" (00039). Pasien mengeluhkan gejala pusing berputar, mual, dan muntah, yang dapat mengindikasikan adanya risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah dan denyut nadi. Riwayat hipertensi dan diabetes juga meningkatkan risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital pada pasien.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Tanda-tanda vital stabil: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan laju pernapasan) dalam rentang normal sesuai dengan kondisi individu.
2. Manajemen gejala: Pasien akan melaporkan pengurangan atau resolusi gejala pusing berputar, mual, dan muntah.
3. Pengetahuan tentang penyakit: Pasien dan/atau keluarga akan menunjukkan pemahaman tentang penyakit yang mendasari (hipertensi dan diabetes) dan faktor risiko yang dapat memengaruhi stabilitas tanda-tanda vital.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Secara rutin memeriksa dan mencatat tekanan darah, denyut nadi, suhu, dan laju pernapasan pasien untuk memantau stabilitas tanda-tanda vital.
2. Manajemen nutrisi: Mengatur asupan cairan dan nutrisi yang sesuai untuk mengatasi gejala mual dan muntah, serta mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Manajemen obat: Memberikan obat-obatan yang diresepkan, seperti antiemetik (untuk mengatasi mual dan muntah) dan antihipertensi (untuk mengontrol tekanan darah), serta memantau efektivitas dan efek samping obat.
4. Edukasi kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang mendasari (hipertensi dan diabetes), faktor risiko, gejala, dan pentingnya menjaga stabilitas tanda-tanda vital.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien untuk memastikan perawatan yang komprehensif.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas tanda-tanda vital, pengurangan atau resolusi gejala, serta peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang mendasari.