Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 812 | 28 Sep 2024
Klinis : pasien umur 25 tahun datang dengan keluhan sesak dan memberat saat posisi terlentang. Hasil pemeriksaan gas darah ditemukan data yang tidak normal. apa diagnosa yang tepat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat untuk pasien umur 25 tahun dengan keluhan sesak napas yang memberat saat posisi terlentang dan hasil pemeriksaan gas darah yang tidak normal adalah:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan pertukaran gas
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pertukaran gas adalah ketidakefektifan proses oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan ini adalah pasien dapat menunjukkan:
1. Perbaikan fungsi respirasi
2. Perbaikan pertukaran gas
3. Perbaikan oksigenasi jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen oksigenasi
3. Manajemen ventilasi
4. Pemantauan respirasi
5. Edukasi pernapasan
Tujuan utama intervensi ini adalah untuk membantu mempertahankan ventilasi yang adekuat, memperbaiki pertukaran gas, dan mencegah komplikasi pernapasan lebih lanjut. -
Article No. 813 | 28 Sep 2024
Klinis : pasien umur 25 tahun datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien umur 25 tahun dengan keluhan sesak:
Diagnosa Keperawatan:
Pola napas tidak efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, melakukan terapi oksigen, serta mengajarkan teknik relaksasi napas.
Selain itu, dapat juga ditambahkan diagnosa keperawatan lain yang sesuai, seperti:
1. Kekurangan volume cairan
2. Ansietas
3. Intoleransi aktivitas
Setiap diagnosa keperawatan tersebut juga memiliki penjelasan singkat dalam SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 814 | 28 Sep 2024
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak sadarkan diri, diduga kepalanya terbentur keras pada aspal jalan. Saat tiba di IGD, pasien masih tidak sadar. Ada hematoma di bagian temporal kanan, dengan luka robek (4x3 cm), Telinga kanan menunjukkan keluarnya cairan yang terlihat seperti cairan serebrospinal (otorea). Pupil anisokor (kanan 4 mm, kiri 2 mm), pupil kanan lambat merespons cahaya. Kesadaran: GCS 8 (E2V2M4), Tekanan darah: 180/100 mmHg, Nadi: 56 kali/menit, Pernapasan: 10 kali/menit. Saat ini terpasang Oksigen 10 L/mnt melalui masker non-rebreathing, dan hasil saturasi oksigen: 90%. Hasil CT scan kepala: menunjukkan fraktur tulang tengkorak bagian temporal kanan dengan perdarahan epidural. Diagnosis Medis:Trauma kepala berat dengan perdarahan epidural dan fraktur tengkorak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan trauma kepala berat.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trauma kepala berat.
3. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan cedera otak.
4. Risiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan perdarahan epidural.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Tingkat Kesadaran: Penurunan kemampuan untuk merespons terhadap diri sendiri dan lingkungan.
2. Risiko Perdarahan: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
4. Risiko Syok Hipovolemik: Keadaan rentan mengalami kekurangan volume cairan dalam sirkulasi yang dapat mengakibatkan gangguan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Tingkat Kesadaran: Peningkatan tingkat kesadaran.
2. Risiko Perdarahan: Tidak terjadi perdarahan.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Pertukaran gas yang adekuat.
4. Risiko Syok Hipovolemik: Tidak terjadi syok hipovolemik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Tingkat Kesadaran: Manajemen jalan napas, Manajemen monitor neurologis, Manajemen nyeri.
2. Risiko Perdarahan: Manajemen perdarahan, Manajemen syok.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Manajemen airway, Manajemen oksigenasi.
4. Risiko Syok Hipovolemik: Manajemen cairan, Manajemen syok.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan intervensi yang diperlukan berfokus pada pencegahan komplikasi, stabilisasi kondisi, serta pemantauan dan penanganan cedera kepala yang dialami pasien. -
Article No. 815 | 28 Sep 2024
Klinis : 1) D.0066 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial berhubungan dengan edema serebral (hematoma epidural) dibuktikan dengan tekanan darah meningkat, bradikardia, pola napas ireguler, tingkat kesadaran menurun, respon pupil tidak sama, refleks neurologis terganggu dan peningkatan tekanan intrakranial.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi D.0066 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial berhubungan dengan edema serebral (hematoma epidural):
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial (D.0066) berhubungan dengan edema serebral (hematoma epidural).
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial adalah kondisi di mana terjadi peningkatan volume intrakranial yang melebihi kemampuan kranium untuk mengompensasi, sehingga meningkatkan tekanan intrakranial.
- Faktor yang berhubungan: edema serebral, hematoma epidural.
- Karakteristik: tekanan darah meningkat, bradikardia, pola napas ireguler, tingkat kesadaran menurun, respon pupil tidak sama, refleks neurologis terganggu, peningkatan tekanan intrakranial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tekanan intrakranial terkendali, Perfusi serebral adekuat, Fungsi neurologis membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital dan neurologis, Pemberian oksigen, Manajemen obat-obatan, Manajemen cairan dan elektrolit, Perawatan saluran napas, Manajemen nyeri, Manajemen fungsi neurologis, Edukasi pasien dan keluarga. -
Article No. 816 | 28 Sep 2024
Klinis : 1) D.0066 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial berhubungan dengan edema serebral (hematoma epidural) dibuktikan dengan tekanan darah meningkat, bradikardia, pola napas ireguler, tingkat kesadaran menurun, respon pupil tidak sama, refleks neurologis terganggu dan peningkatan tekanan intrakranial. 2) D.0129 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan perubahan sirkulasi, dan kelebihan volume cairan dan dengan dibuktikan dengan adanya hematoma di bagian temporal kanan, kerusakan jaringan dan lapisan kulit, dan perdarahan. 3) D.0005 Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan neurologis (cedera kepala) dibuktikan dengan pola napas abnormal (bradipnea)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: 1. Diagnosa Keperawatan: D.0066 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan kemampuan struktur dan fungsi sistem saraf pusat untuk mempertahankan keadaan setimbang secara fisiologis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan/peningkatan kemampuan adaptif intrakranial yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen peningkatan tekanan intrakranial, Manajemen penurunan tekanan intrakranial, Pemantauan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Diagnosa Keperawatan: D.0129 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Penjelasan:
- SDKI: Perubahan struktur dan fungsi kulit dan/atau jaringan lunak yang disebabkan oleh faktor internal dan/atau eksternal.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit dan jaringan yang optimal.
- SIKI: Perawatan luka, Pencegahan kerusakan kulit, Manajemen perdarahan.
3. Diagnosa Keperawatan: D.0005 Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
- SLKI: Pemulihan pola napas yang efektif.
- SIKI: Manajemen jalan napas, Terapi oksigen, Manajemen ventilasi.
Secara umum, diagnosa keperawatan di atas berkaitan dengan cedera kepala yang menyebabkan gangguan neurologis, peningkatan tekanan intrakranial, dan perubahan integritas kulit/jaringan. Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada manajemen tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial, perawatan luka, dan manajemen ventilasi. -
Article No. 817 | 28 Sep 2024
Klinis : PILEK DAN DEMAM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pilek dan demam, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas akibat produksi mucus yang berlebih.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan akibat demam.
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah kumpulan diagnosis keperawatan yang telah distandarisasi secara nasional. Dalam contoh di atas, diagnosis keperawatan tersebut dapat ditemukan dalam SDKI, yang menjelaskan definisi, batasan karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko dari masing-masing diagnosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah kumpulan outcome atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang telah distandarisasi secara nasional. Untuk kondisi pilek dan demam, outcome yang diharapkan dapat meliputi pemeliharaan pola napas, peningkatan toleransi aktivitas, dan penurunan suhu tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah kumpulan tindakan atau intervensi keperawatan yang telah distandarisasi secara nasional. Beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk kondisi pilek dan demam antara lain pemberian oksigen, manajemen kelelahan, dan pemberian antipiretik.
Dalam praktik keperawatan, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk menegakkan diagnosis, menetapkan outcome, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 818 | 28 Sep 2024
Klinis : anak usia 12 tahun datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah contoh diagnosis keperawatan yang dapat diterapkan serta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI: Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien akan mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian oksigen, suction, posisi semi fowler, dan lain-lain untuk memfasilitasi bersihan jalan napas.
Diagnosis Keperawatan ini dipilih karena anak datang dengan keluhan sesak, yang mengindikasikan adanya gangguan pada bersihan jalan napas. Diagnosis ini membutuhkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada masalah kesehatan yang dialami. -
Article No. 819 | 28 Sep 2024
Klinis : anak usia 23 tahun datang dengan keluhan sesak dan memberat ketika ditidurkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan yang disampaikan, yaitu anak usia 23 tahun dengan keluhan sesak napas yang memberat ketika berbaring, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasannya singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas
2. Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
- Karakteristik Utama: Perubahan frekuensi, irama, kedalaman, dan/atau upaya pernapasan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, dan kepuasan pasien terhadap kemampuan bernapas.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital, termasuk frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
2. Pemberian oksigen sesuai indikasi.
3. Posisikan pasien dalam posisi semi-Fowler atau dengan kepala elevasi untuk mengurangi sesak napas.
4. Ajarkan teknik pernapasan dan pola napas yang efektif.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll.) untuk penanganan lebih lanjut.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan "Gangguan Pola Napas" didasarkan pada keluhan pasien yang mengalami sesak napas yang memberat ketika berbaring. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi pasien, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 820 | 28 Sep 2024
Klinis : Nyeri ulu hati, gemetar, denyut jantung meningkat, nyeri tumpul, mual, nyeri skala 8
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan penyakit jantung.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, memiliki strategi penanganan nyeri yang efektif, dan mampu beraktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, misalnya pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi panas-dingin, dan pendidikan kesehatan tentang pengelolaan nyeri.
Penjelasan singkat:
Kondisi yang ditunjukkan, seperti nyeri ulu hati, gemetar, denyut jantung meningkat, nyeri tumpul, mual, dan nyeri skala 8, mengarah pada kemungkinan adanya penyakit jantung atau gangguan kardiovaskular. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut yang berhubungan dengan penyakit jantung. Perawat perlu melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi untuk mengelola nyeri, dan memantau respons pasien terhadap intervensi tersebut. -
Article No. 821 | 28 Sep 2024
Klinis : Seorang laki- laki, 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas,nyeri dada,jantung berdebar sejak dua hari . Hasil pengkajian, badannya lemas, keluar keringat dingin, dan mudah Lelah. TD 150/95 mmHg, frekyuensi nadi 132 x/menit, frekuensi napas 22 x/ menit, suhu 36,7 C, SpO2 95%. Hasil pemeriksaan Irama EKG Atrial Flutter. Pasien di diagnose Congestif HeartĀ FailureĀ (CHF)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, ditandai dengan sesak napas, peningkatan frekuensi napas, dan penurunan oksigenasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pola Napas: keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola Napas Efektif: individu dapat bernapas dengan mudah dan lancar tanpa hambatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi pernapasan.
- Manajemen Oksigen: tindakan untuk mempertahankan/meningkatkan suplai oksigen.
- Manajemen Perfusi Jantung: tindakan untuk mempertahankan/meningkatkan kontraktilitas dan output jantung.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, ditandai dengan kelelahan, nyeri dada, dan perubahan tanda-tanda vital.
SDKI:
- Intoleransi Aktivitas: keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan.
SLKI:
- Toleransi Aktivitas Meningkat: individu dapat melakukan aktivitas fisik sesuai kebutuhan dengan tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI:
- Manajemen Aktivitas: tindakan untuk mempertahankan/meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas.
- Manajemen Energi: tindakan untuk mempertahankan/meningkatkan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
3. Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, ditandai dengan peningkatan TD, nadi, dan perubahan irama jantung.
SDKI:
- Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik: Kemungkinan terjadinya perubahan struktur dan fungsi kardiovaskular yang dapat mengancam kehidupan.
SLKI:
- Stabilitas Hemodinamik: Keadaan di mana individu mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
SIKI:
- Pemantauan Hemodinamik: Tindakan untuk mendeteksi dan mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
- Manajemen Kardiak: Tindakan untuk mempertahankan/meningkatkan kontraktilitas dan output jantung.
Penjelasan singkat:
Pasien ini mengalami Congestive Heart Failure (CHF) yang ditandai dengan sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar, dan perubahan tanda-tanda vital. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas, Intoleransi Aktivitas, dan Risiko Ketidakstabilan Hemodinamik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, oksigen, perfusi jantung, aktivitas, energi, dan pemantauan hemodinamik untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.