Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 805 | 28 Sep 2024
Klinis : diagnosa keperawatan infeksi pasca partum
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi diagnosa keperawatan infeksi pasca partum, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O86.0
- Deskripsi: Infeksi luka uterus setelah persalinan
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 674.30
- Deskripsi: Infeksi puerperal, tempat tidak dispesifikasi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O86.0 (Infeksi luka uterus setelah persalinan) adalah kode yang sesuai untuk menggambarkan kondisi infeksi pasca partum. Kode ini mencakup infeksi pada bekas jahitan uterus, infeksi endometritis, dan infeksi luka operasi pascasesarea.
2. Pada ICD-9-CM, kode 674.30 (Infeksi puerperal, tempat tidak dispesifikasi) merupakan kode yang sesuai untuk mengkodekan infeksi pasca partum, di mana tempat/lokasi infeksi tidak dispesifikasi secara jelas. -
Article No. 806 | 28 Sep 2024
Klinis : Data Subjektif: Pasien mengeluh kepala terasa pusing. Pasien merasa mual dan ingin muntah. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi atau penyakit jantung. Data Objektif: Tekanan darah: 158/91 mmHg (hipertensi). Denyut jantung: 104x/menit (takikardia). Frekuensi napas: 26x/menit (tachypnea). Konjungtiva anemis. Wajah tampak memerah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
Hipertensi akut
2. Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertensi akut adalah peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba dan sementara yang melebihi batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertensi akut adalah stabilitas hemodinamik, penurunan tekanan darah, dan tidak terjadi komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani hipertensi akut meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, relaksasi, dan edukasi tentang manajemen hipertensi.
Penjelasan singkat:
- Data subjektif menunjukkan pasien mengeluh pusing, mual, dan tidak ada riwayat penyakit hipertensi atau jantung dalam keluarga, yang merupakan gejala khas hipertensi akut.
- Data objektif menunjukkan tekanan darah tinggi (hipertensi), denyut jantung cepat (takikardia), dan frekuensi napas cepat (tachypnea), serta tanda-tanda klinis lain seperti konjungtiva anemis dan wajah memerah.
- Tujuan penanganan hipertensi akut adalah menstabilkan hemodinamik, menurunkan tekanan darah, dan mencegah komplikasi lebih lanjut melalui pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, relaksasi, dan edukasi. -
Article No. 807 | 28 Sep 2024
Klinis : Bapak X umur 52 tahun mengalami stroke 1 minggu yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak bisa bergerak bebas dan harus dibantu oleh anggota keluarga untuk melakukan hampir semua aktivitas sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dan pergi ke kamar mandi. Sebelum terkena stroke, Bapak X merupakan orang yang aktif bekerja dan selalu merasa bangga karena mampu menghidupi keluarganya, akan tetapi jika pulang kerja Bapak X sering mengeluh mudah capek, lelah, lesu, sering pusing, mudah mengantuk dan sering mudah lapar dan haus. Sekarang, Bapak X sering merasa cemas dan khawatir karena tidak bisa berkontribusi dalam keluarga seperti dulu. Pasien mengatakan: "Saya merasa tidak berguna sekarang, saya tidak bisa melakukan apa-apa, dulu saya pekerja keras." Pasien mengungkapkan kekhawatirannya akan menjadi beban bagi keluarganya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik akibat stroke
Penjelasan SDKI:
- Gangguan mobilitas fisik: keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terarah, baik yang terbatas pada satu bagian tubuh maupun keseluruhan tubuh.
- Penyebab: kelemahan fisik akibat stroke.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik secara bertahap.
- Intervensi: Latihan rentang gerak, latihan transfer, latihan ambulasi, dan pemberian alat bantu mobilisasi.
Penjelasan SIKI:
- Diagnosa: Gangguan mobilitas fisik
- Definisi: Keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terarah, baik yang terbatas pada satu bagian tubuh maupun keseluruhan tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan fisik, penurunan kekuatan, dan penurunan koordinasi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi fisik akibat stroke
Penjelasan SDKI:
- Gangguan citra tubuh: Perubahan persepsi dan perasaan terhadap tubuh sendiri yang disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi tubuh.
- Penyebab: Perubahan fungsi fisik akibat stroke.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat menerima perubahan fungsi fisik akibat stroke.
- Intervensi: Terapi kelompok, konseling, dan identifikasi perubahan fungsi tubuh.
Penjelasan SIKI:
- Diagnosa: Gangguan citra tubuh
- Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan terhadap tubuh sendiri yang disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan fungsi fisik, ketidakmampuan, dan ketergantungan.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan akibat stroke
Penjelasan SDKI:
- Kecemasan: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau ketidakpastian.
- Penyebab: Perubahan status kesehatan akibat stroke.
Penjelasan SLKI:
- Tujuan: Pasien dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan.
- Intervensi: Manajemen kecemasan, terapi relaksasi, dan dukungan emosional.
Penjelasan SIKI:
- Diagnosa: Kecemasan
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau ketidakpastian.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan status kesehatan, perubahan peran, dan ketidakberdayaan. -
Article No. 808 | 28 Sep 2024
Klinis : Data Subjektif: Pasien mengeluh kepala terasa pusing. Pasien merasa mual dan ingin muntah. Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit hipertensi atau penyakit jantung. Data Objektif: Tekanan darah: 158/91 mmHg (hipertensi). Denyut jantung: 104x/menit (takikardia). Frekuensi napas: 26x/menit (tachypnea). Konjungtiva anemis. Wajah tampak memerah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai dengan kondisi pasien:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Hipertensi Akut
b. Mual
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertensi Akut: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan komplikasi.
- Mual: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hipertensi Akut: Pasien akan menunjukkan penurunan tekanan darah ke dalam rentang normal, tidak terjadi komplikasi, dan pasien dapat mengenali tanda dan gejala hipertensi.
- Mual: Pasien akan menunjukkan penurunan atau tidak ada mual, pasien dapat mengenali faktor yang menyebabkan mual, dan pasien dapat menerapkan manajemen mual yang efektif.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Hipertensi Akut: Intervensi yang mungkin dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat antihipertensi, edukasi tentang hipertensi, dan manajemen stres.
- Mual: Intervensi yang mungkin dilakukan adalah manajemen mual (misalnya pemberian antiemetik, pengaturan lingkungan, dan distraksi), edukasi tentang manajemen mual, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan diet.
Catatan: Diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien secara spesifik dan dikolaborasikan dengan tenaga kesehatan lainnya. -
Article No. 809 | 28 Sep 2024
Klinis : BISUL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi Bisul berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Dokumen yang berisi standar diagnosis keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam proses pengkajian dan penentuan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Dokumen yang berisi standar luaran keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Dokumen yang berisi standar intervensi keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat dalam perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan.
Pada kondisi bisul, diagnosis keperawatan yang utama adalah Integritas Kulit Terganggu, karena terdapat kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang ditandai dengan adanya pembengkakan, kemerahan, rasa nyeri, dan pus di kulit. -
Article No. 810 | 28 Sep 2024
Klinis : BISUL
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi BISUL:
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Ditandai dengan adanya lesi pada kulit berupa bisul.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pemulihan integritas kulit, tidak ada tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan meliputi:
1. Manajemen Luka: Membersihkan luka, menerapkan balutan luka, dan memantau perkembangan luka.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan analgesik dan mengontrol faktor yang memperberat nyeri.
3. Edukasi Pasien: Mengajarkan perawatan mandiri luka, tanda infeksi, dan pola hidup sehat.
4. Kolaborasi: Melakukan konsultasi dengan dokter terkait pemberian antibiotik atau tindakan lain yang diperlukan.
Tujuan utama perawatan adalah mempercepat penyembuhan luka, mencegah komplikasi, dan mempertahankan integritas kulit. -
Article No. 811 | 28 Sep 2024
Klinis : anjing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk kondisi anjing tidak dapat ditentukan secara langsung, karena sistem klasifikasi diagnosis keperawatan seperti SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) didesain untuk manusia, bukan untuk hewan.
Meskipun demikian, kita dapat menyesuaikan dan mengadaptasi konsep-konsep dalam sistem klasifikasi tersebut untuk menyusun pendekatan keperawatan yang sesuai untuk anjing. Berikut adalah penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan diagnosis keperawatan pada pasien manusia.
- Diagnosis keperawatan mencakup respons manusia terhadap masalah kesehatan atau proses hidup.
- Contoh diagnosis keperawatan yang mungkin dapat diadaptasi untuk anjing adalah: Nyeri akut, Gangguan pola tidur, Ketidakefektifan bersihan jalan napas, dll.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengukur luaran (hasil) yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan mencakup perubahan atau respons pasien yang dapat diamati dan diukur setelah diberikan intervensi keperawatan.
- Contoh luaran keperawatan yang mungkin dapat diadaptasi untuk anjing adalah: Bebas nyeri, Tidur yang memadai, Jalan napas efektif, dll.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI merupakan sistem klasifikasi yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan mencakup aktivitas, perlakuan, atau prosedur yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
- Contoh intervensi keperawatan yang mungkin dapat diadaptasi untuk anjing adalah: Manajemen nyeri, Manajemen pola tidur, Manajemen jalan napas, dll.
Dalam praktik keperawatan untuk anjing, perlu dilakukan penyesuaian dan adaptasi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan hewan tersebut. Kolaborasi dengan dokter hewan atau pakar yang berpengalaman dalam perawatan hewan sangat direkomendasikan untuk mengembangkan pendekatan keperawatan yang efektif dan tepat bagi anjing. -
Article No. 812 | 28 Sep 2024
Klinis : pasien umur 25 tahun datang dengan keluhan sesak dan memberat saat posisi terlentang. Hasil pemeriksaan gas darah ditemukan data yang tidak normal. apa diagnosa yang tepat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat untuk pasien umur 25 tahun dengan keluhan sesak napas yang memberat saat posisi terlentang dan hasil pemeriksaan gas darah yang tidak normal adalah:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan pertukaran gas
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan pertukaran gas adalah ketidakefektifan proses oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat alveolar-kapiler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis keperawatan ini adalah pasien dapat menunjukkan:
1. Perbaikan fungsi respirasi
2. Perbaikan pertukaran gas
3. Perbaikan oksigenasi jaringan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen oksigenasi
3. Manajemen ventilasi
4. Pemantauan respirasi
5. Edukasi pernapasan
Tujuan utama intervensi ini adalah untuk membantu mempertahankan ventilasi yang adekuat, memperbaiki pertukaran gas, dan mencegah komplikasi pernapasan lebih lanjut. -
Article No. 813 | 28 Sep 2024
Klinis : pasien umur 25 tahun datang dengan keluhan sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien umur 25 tahun dengan keluhan sesak:
Diagnosa Keperawatan:
Pola napas tidak efektif
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah pasien dapat bernapas dengan mudah dan lancar.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi pasien, melakukan terapi oksigen, serta mengajarkan teknik relaksasi napas.
Selain itu, dapat juga ditambahkan diagnosa keperawatan lain yang sesuai, seperti:
1. Kekurangan volume cairan
2. Ansietas
3. Intoleransi aktivitas
Setiap diagnosa keperawatan tersebut juga memiliki penjelasan singkat dalam SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 814 | 28 Sep 2024
Klinis : Seorang pria berusia 45 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas dan tidak sadarkan diri, diduga kepalanya terbentur keras pada aspal jalan. Saat tiba di IGD, pasien masih tidak sadar. Ada hematoma di bagian temporal kanan, dengan luka robek (4x3 cm), Telinga kanan menunjukkan keluarnya cairan yang terlihat seperti cairan serebrospinal (otorea). Pupil anisokor (kanan 4 mm, kiri 2 mm), pupil kanan lambat merespons cahaya. Kesadaran: GCS 8 (E2V2M4), Tekanan darah: 180/100 mmHg, Nadi: 56 kali/menit, Pernapasan: 10 kali/menit. Saat ini terpasang Oksigen 10 L/mnt melalui masker non-rebreathing, dan hasil saturasi oksigen: 90%. Hasil CT scan kepala: menunjukkan fraktur tulang tengkorak bagian temporal kanan dengan perdarahan epidural. Diagnosis Medis:Trauma kepala berat dengan perdarahan epidural dan fraktur tengkorak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan trauma kepala berat.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan trauma kepala berat.
3. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan cedera otak.
4. Risiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan perdarahan epidural.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Tingkat Kesadaran: Penurunan kemampuan untuk merespons terhadap diri sendiri dan lingkungan.
2. Risiko Perdarahan: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah yang berlebihan.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan eliminasi karbon dioksida yang adekuat.
4. Risiko Syok Hipovolemik: Keadaan rentan mengalami kekurangan volume cairan dalam sirkulasi yang dapat mengakibatkan gangguan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Tingkat Kesadaran: Peningkatan tingkat kesadaran.
2. Risiko Perdarahan: Tidak terjadi perdarahan.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Pertukaran gas yang adekuat.
4. Risiko Syok Hipovolemik: Tidak terjadi syok hipovolemik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Tingkat Kesadaran: Manajemen jalan napas, Manajemen monitor neurologis, Manajemen nyeri.
2. Risiko Perdarahan: Manajemen perdarahan, Manajemen syok.
3. Gangguan Pertukaran Gas: Manajemen airway, Manajemen oksigenasi.
4. Risiko Syok Hipovolemik: Manajemen cairan, Manajemen syok.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan dan intervensi yang diperlukan berfokus pada pencegahan komplikasi, stabilisasi kondisi, serta pemantauan dan penanganan cedera kepala yang dialami pasien.