Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2761 | 19 Oct 2024
Klinis : anak laki-laki berusia 5 tahun, dirawat hari I karena dehidrasi sedang. Pada saat perawat akan melakukan pengukuran suhu tubuh didapatkan anak sedang menangis, menendang sambil berteriak‘ku pukul kamu’Apakah fase kecemasan hospitalisasi yang sedang terjadi pada ana
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, anak laki-laki berusia 5 tahun yang sedang dirawat di rumah sakit karena dehidrasi sedang dan menunjukkan perilaku menangis, menendang, dan berteriak "Ku pukul kamu", dapat diidentifikasi mengalami fase kecemasan hospitalisasi. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kasus tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Cemas Hospitalisasi: Respon emosional dan perilaku negatif anak terhadap hospitalisasi yang dapat menyebabkan kesulitan beradaptasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Respon emosional dan perilaku negatif anak terhadap hospitalisasi yang dapat menyebabkan kesulitan beradaptasi.
Karakteristik Mayor: Menangis, Marah, Menunjukkan perilaku menentang, Tidak kooperatif.
Faktor yang Berhubungan: Usia anak, Pengalaman hospitalisasi sebelumnya, Dukungan keluarga yang kurang, Prosedur/tindakan yang menakutkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang Diharapkan: Anak dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, Anak dapat kooperatif dalam menerima perawatan, Anak dapat mengekspresikan perasaan cemas secara verbal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan: Persiapan hospitalisasi, Manajemen lingkungan, Manajemen kecemasan, Terapi bermain.
Berdasarkan fase kecemasan hospitalisasi yang sedang terjadi pada anak, dapat disimpulkan bahwa anak sedang berada pada fase kecemasan (protest). Pada fase ini, anak menunjukkan respon emosional dan perilaku negatif, seperti menangis, marah, dan menentang, sebagai bentuk reaksi terhadap hospitalisasi.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya berharap penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai kondisi anak tersebut dan pendekatan keperawatan yang dapat dilakukan. -
Article No. 2762 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ICU dengan ventilator mekanik mode SIMV. Alarm mulai berbunyi berkali-kali karena adanya obstruksi.Apakah intervensi pertama pada pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas kondisi pasien tersebut dengan pendekatan standar keperawatan SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penjelasan:
Pasien laki-laki usia 60 tahun dirawat di ICU dengan ventilator mekanik mode SIMV. Alarm mulai berbunyi berkali-kali karena adanya obstruksi. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan pola napas tidak efektif, di mana pasien tidak dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Ventilasi
- Pantau bunyi alarm ventilator dan karakteristik bunyi.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap ventilator.
- Pantau perubahan pola napas dan oksigenasi.
2. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suisioning jalan napas untuk mendeteksi obstruksi.
- Pertimbangkan intervensi untuk membuka jalan napas, seperti suction atau penggunaan bronkodilator.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan pengaturan ventilator.
3. Manajemen Oksigenasi
- Pantau saturasi oksigen dan sesuaikan terapi oksigen jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengoptimalkan pengaturan ventilator.
Dengan pendekatan ini, perawat dapat segera mengidentifikasi masalah dan melakukan intervensi yang tepat untuk mengatasi gangguan pola napas tidak efektif pada pasien. Tujuannya adalah untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 2763 | 19 Oct 2024
Klinis : bayi laki-laki berusia 6 bulan dibawa ke Puskesmas untuk dilakukan imunisasi Pentabio ketiga. Perawat sudah mempersiapkan vaksin, dan siap untuk diinjeksi.Dimanakah tempat injeksi yang tepat untuk imunisasi anak tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi laki-laki berusia 6 bulan yang akan menerima imunisasi Pentabio ketiga di Puskesmas.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Suhu Tubuh berhubungan dengan proses pemberian imunisasi.
Penjelasan Singkat:
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), risiko ketidakstabilan suhu tubuh dapat terjadi pada bayi yang mendapatkan imunisasi. Hal ini disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap vaksin yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh sementara. Perawat harus memantau suhu bayi dan memberikan intervensi yang sesuai untuk menjaga stabilitas suhu tubuh.
Terkait dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan adalah bayi dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Perawat harus memastikan bahwa suhu bayi tetap stabil selama dan setelah pemberian imunisasi.
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memantau suhu tubuh bayi, memberikan kompres hangat atau dingin jika terjadi peningkatan atau penurunan suhu, serta memberikan edukasi kepada orang tua tentang penanganan demam akibat imunisasi.
Tempat injeksi yang tepat untuk imunisasi Pentabio pada bayi laki-laki berusia 6 bulan adalah di otot deltoid atau otot vastus lateralis paha. Pemilihan lokasi injeksi harus mempertimbangkan usia, ukuran otot, dan keamanan untuk mencegah terjadinya cedera. -
Article No. 2764 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang pasien wanita usia 60 tahun mengalami osteoporosis sejak 5 tahun yang lalu. Pasien mengeluh nyeri pada punggung dan tulang belakang, sehingga pasien sangat membatasi aktivitasnya. Apakah intervensi keperawatan yang tepat untuk mengurangi nyeri pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan massa tulang dan struktur tulang akibat osteoporosis.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami osteoporosis selama 5 tahun dan mengeluhkan nyeri pada punggung serta tulang belakang, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan massa tulang dan struktur tulang akibat osteoporosis."
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri: Tingkat diskomfort sensorik dan emosional yang dilaporkan atau ditunjukkan oleh individu.
2. Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Kapasitas individu untuk mengurangi atau mengontrol rasa nyeri yang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Terapi Modalitas Nyeri: Penggunaan modalitas, seperti aplikasi panas atau dingin, untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi Manajemen Nyeri: Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang strategi untuk mengelola nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Tepat:
Berdasarkan SIKI, intervensi keperawatan yang tepat untuk mengurangi nyeri pasien dengan osteoporosis adalah:
1. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, memantau intensitas nyeri, dan menggunakan teknik farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Terapi Modalitas Nyeri: Aplikasi panas atau dingin pada area yang nyeri untuk mengurangi nyeri.
3. Edukasi Manajemen Nyeri: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang strategi pengelolaan nyeri, seperti penggunaan obat-obatan, teknik relaksasi, dan modifikasi aktivitas.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat membantu mengurangi nyeri yang dialami oleh pasien dengan osteoporosis. -
Article No. 2765 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 38 tahun dirawat di ruang Penyakit Dalam dengan keluhan edemaanasarka, sesak nafas, TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 105 x/menit, frekuensi napas 27 x/menit, ronkhi di kedua lapang paru, , dan didapatkan hasil Xray thoraks penimbunan cairan pada paru-paru, AGD menunjukkan pH 7,28; PO278,9 mmHg; PCO2 41,2 mmHg, HCO318mEq..Apakah masalah yang terjadi pada pasien tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien ini mengalami kondisi yang mengindikasikan adanya gagal jantung kongestif. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi kardiovaskular, ditandai dengan edema anasarka, sesak napas, dan penimbunan cairan pada paru-paru.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan volume cairan adalah kondisi kelebihan cairan dalam ruang intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler, yang dapat menimbulkan respons fisiologis dan klinis.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan pengurangan edema, sesak napas, dan penimbunan cairan pada paru-paru.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Pemantauan intake dan output cairan
- Pembatasan asupan cairan dan natrium
- Pemberian diuretik sesuai instruksi medis
- Edukasi terkait manajemen cairan dan gejala gagal jantung
Secara umum, kondisi pasien ini mengindikasikan adanya gagal jantung kongestif yang menyebabkan kelebihan volume cairan. Penatalaksanaan keperawatan yang tepat sangat penting untuk mengatasi masalah tersebut dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 2766 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 69 tahun, dirawat di HCU akibat stroke hemoragik. Pasien mengalamipenurunan tingkat kesadaran, sedangkan pemeriksaan ditemukan bahwa pasien membuka mata dengan stimulus nyeri, mengalami dekortikasi, mengerang.Berapa nilai GCS pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan Cedera Otak Akut
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan kemampuan individu untuk mempertahankan tingkat kewaspadaan dan responsivitas terhadap lingkungan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Individu mempertahankan tingkat kewaspadaan dan responsivitas terhadap lingkungan sesuai dengan kondisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesadaran individu.
Nilai GCS Pasien:
Berdasarkan pemeriksaan, pasien membuka mata dengan stimulus nyeri (skor 2), mengalami dekortikasi (skor 3), dan mengerang (skor 2). Jadi, total skor GCS pasien adalah 7. -
Article No. 2767 | 19 Oct 2024
Klinis : Laki-laki (40thn) dirawat dengan asma bronchial, dengan keluhan sesak nafas berat. Hasil pemeriksaan eosinophil meningkat diatas normal, leukosit normal dan Hb sedikit menurun dan kolesterol 250 mg/dl. Pasien mengatakan dalam keluarga terdapat 2 orang yang sedang terkena flu.Manakah penyebab utama munculnya serangan asma pada pasien tersebut di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien laki-laki berusia 40 tahun dengan asma bronkial yang mengalami sesak napas berat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola napas tidak efektif (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Penyebab utama: Bronkospasme yang menyebabkan obstruksi saluran napas.
2. Intoleransi aktivitas (SLKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Penyebab utama: Sesak napas saat beraktivitas yang membatasi mobilisasi pasien.
3. Risiko infeksi (SIKI)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Penyebab utama: Penurunan Hb dan adanya riwayat kontak dengan anggota keluarga yang sedang terkena flu.
Penjelasan singkat:
1. Pola napas tidak efektif:
Penyebab utama munculnya serangan asma pada pasien ini adalah bronkospasme yang menyebabkan obstruksi saluran napas. Hal ini ditandai dengan keluhan sesak napas berat dan peningkatan eosinophil di atas normal, yang merupakan indikasi adanya inflamasi saluran napas.
2. Intoleransi aktivitas:
Sesak napas yang dialami pasien saat beraktivitas membatasi kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat menurunkan toleransi pasien terhadap aktivitas yang biasa dilakukan.
3. Risiko infeksi:
Penurunan Hb dan riwayat kontak dengan anggota keluarga yang sedang terkena flu dapat meningkatkan risiko pasien untuk mengalami infeksi. Hal ini perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Dalam tone akademis dan persona pakar, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama munculnya serangan asma pada pasien ini adalah bronkospasme yang menyebabkan obstruksi saluran napas, sehingga mengakibatkan pola napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Selain itu, faktor risiko infeksi juga perlu dipertimbangkan dalam pengelolaan asuhan keperawatan pasien. -
Article No. 2768 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki usia 69 tahun, dirawat di HCU akibat stroke hemoragik. Pasien mengalamipenurunan tingkat kesadaran, sedangkan pemeriksaan ditemukan bahwa pasien membuka mata dengan stimulus nyeri, mengalami dekortikasi, mengerang.Berapa nilai GCS pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan stroke hemoragik.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Tingkat Kesadaran: Kondisi di mana seseorang mengalami penurunan respons terhadap lingkungan dan berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tingkat Kesadaran: Kemampuan pasien untuk merespons dan berinteraksi dengan lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Tanda Vital: Tindakan pemantauan secara berkala terkait tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi nadi, respirasi, suhu, dan tekanan darah.
- Manajemen Cedera Otak: Tindakan keperawatan untuk mencegah komplikasi dan memaksimalkan pemulihan pada pasien dengan cedera otak.
Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diketahui bahwa nilai GCS (Glasgow Coma Scale) pasien adalah 9. Hal ini didasarkan pada:
- Membuka Mata: Dengan stimulus nyeri (respon 2)
- Respon Verbal: Mengerang (respon 2)
- Respon Motorik: Dekortikasi (respon 5)
Jadi, total nilai GCS pasien adalah 2 + 2 + 5 = 9, yang menunjukkan penurunan kesadaran pada tingkat sedang.
Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis -
Article No. 2769 | 19 Oct 2024
Klinis : Tn N (50 thn) didiagnosa Infark Miokard Akut, sejak satu jam yang lalu. Pada saat bersamaan istrinya meninggal. tim medis termasuk perawat dan keluarga bersepakat untuk tidak menyampaikan berita tersebut kepada Tn N.Manakah pertimbangan prinsip etik yang diutamakan oleh tim medis termasuk perawat dalam menghadapi kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Tn N yang terhormat.
Dengan kondisi yang Anda alami saat ini, tim medis termasuk perawat telah melakukan pertimbangan yang matang berdasarkan prinsip-prinsip etik dalam keperawatan. Berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin diterapkan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang menjadi standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut.
2. Kecemasan berhubungan dengan kondisi kesehatan yang mengancam.
3. Risiko ketidakstabilan emosi berhubungan dengan kehilangan pasangan.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan masalah kesehatan pasien secara terstruktur.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan hasil intervensi keperawatan yang diharapkan dapat dicapai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mendokumentasikan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus Tn N, tim medis termasuk perawat mempertimbangkan prinsip etik beneficence (berbuat baik) dan non-maleficence (tidak menyakiti) sebagai prioritas utama. Mereka bersepakat untuk tidak menyampaikan berita duka kepada Tn N saat ini, karena hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatannya yang sedang kritis. Keputusan ini diambil dengan tujuan menghindari kemungkinan efek yang lebih buruk bagi Tn N.
Sebagai perawat, kami memahami bahwa situasi ini sangat sulit dan kompleks. Kami akan terus berupaya memberikan perawatan terbaik bagi Tn N, sambil menjaga kerahasiaan dan mempertimbangkan aspek etik yang berlaku. Semoga Tn N dapat segera pulih dan diberikan kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini.
Terima kasih atas kepercayaan Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi kami.
Wassalamualaikum. -
Article No. 2770 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 45 tahun pasien baru di bangsal penyakit dalam baru datang dari UGD dengan keluhan sesak napas dan batuk. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak pucat, TD 130/85 mmHg, frekuensi nadi100 x/menit, suhu tubuh 37°C, frekuensi napas 32 kali permenit, hasil auskultasi terdengar suara ronkhi basah. Apakah posisi yang tepat pada pasien tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Pembersihan jalan napas yang tidak adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pembersihan sekresi dan obstruksi dari saluran napas.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi.
- SLKI: Perubahan dalam karakteristik pernapasan yang mengganggu ventilasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
Posisi yang tepat untuk pasien tersebut adalah posisi semi Fowler atau posisi duduk dengan kepala dan bahu terangkat. Posisi ini dapat membantu meningkatkan ventilasi dan mengurangi sesak napas.