Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 884 | 29 Sep 2024
Klinis : DS : - Pasien mengatakan nyeri perut dan pinggang - Nyeri saat bak dan pada kateter urine - Pasien mengeluh urine kemerahan P: gerakkan dan untuk BAK Q: ditusuk-tusuk R: Perut dan Pinggang S: 8-9 T: terus menerus DO : - pasien dengan ca colon metastasis vesica urinaria post kemoterapi 2x - Pasien tampak menahan nyeri - Urine tampak merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Nyeri akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- Karakteristik Definisi: Durasi singkat (kurang dari 3 bulan), tiba-tiba atau lambat dalam onset, intensitas bervariasi, lokasi dapat terbatas atau tersebar.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hasil yang diharapkan: Pasien melaporkan penurunan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengenali penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, dan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Administrasi analgesik, Terapi komplementer, Edukasi manajemen nyeri.
2. Inkontinensia urin (Urine merah)
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan menahan urin yang tidak disengaja, yang dianggap sebagai masalah oleh individu, dengan atau tanpa perubahan frekuensi dan volume urin.
- Karakteristik Definisi: Urin bocor atau keluar tanpa disengaja, perubahan frekuensi, urgensi, disuria, nokturia, dan volume urin yang tidak normal.
SLKI:
- Hasil yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan kebocoran urin.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengidentifikasi faktor pencetus inkontinensia, mendemonstrasikan teknik menahan urin, dan melaporkan penurunan frekuensi kebocoran urin.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen inkontinensia urin, Terapi latihan, Terapi komplementer, Edukasi manajemen inkontinensia urin.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah Nyeri akut dan Inkontinensia urin. Nyeri akut disebabkan oleh metastasis kanker kolon ke kandung kemih, yang menyebabkan nyeri pada perut, pinggang, dan saat berkemih. Inkontinensia urin terjadi karena adanya perubahan warna urin menjadi merah, yang mungkin disebabkan oleh perdarahan dari kandung kemih akibat metastasis.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mengelola nyeri melalui pemberian analgesik, terapi komplementer, dan edukasi pasien. Untuk mengatasi inkontinensia urin, dapat dilakukan manajemen inkontinensia, terapi latihan, dan edukasi pasien mengenai cara mengendalikan kebocoran urin. -
Article No. 885 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien a.n Sdr. F berusia 26 tahun dating ke rumah sakit dengan keluhan lemas, nyeri pada perut dan pinggang skala 8-9, dan nafsu makan berkurang, jika untuk makan merasa mual dan muntah. Pasien didiagnosis ca colon metastasis vesica urinaria dan sudah menjalani kemoterapi 2x. Pasien mengeluh urine kemerahan, nyeri saat BAK dan pada kateter DC. Hasil Lab: Leukosit 12.9, Hemoglobin 8.1, Trombosit 310, natrium 128, Kalium 4.8, Chloride 94, SGOT 17, SGPT 3, GDS 127, Ureum 125.9, Kreatinin 8.79, Riwayat hasil kultur urin ESBL, Tanda Vital TD 132/81 mmHg, N 102 x/menit, S 36.0, RR 20x/menit, SpO2 98%, BB 37.4 kg, TB 173 cm. Saat ini pasien akan dilakukan cuci darah dan operasi nefrostomy bilateral dari dokter urologi, curiga anker sudah menyebar lebih lanjut dan untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut. Keluarga belum setuju untuk dilakukan nefrostomy dan merasa sedih jika harus cuci darah terus menerus. Pasien tampak murung dan tidak banyak bicara, namun setelah dilakukan assesmen dari psikolog pasien mengatakan sudah menerima kondisi sakit saat ini namun merasa terganggu dengan kondisi nyeri pada perutnya yang terus menerus.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit neoplasma (ca colon metastasis vesica urinaria)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan malnutrisi dan kelelahan
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, prosedur invasif, dan riwayat kultur urin ESBL
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau yang diperlukan.
3. Risiko Infeksi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
4. Kecemasan: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Terkontrol: Tingkat nyeri yang dapat diterima oleh pasien.
2. Toleransi Aktivitas: Kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan.
3. Bebas Infeksi: Tidak ada tanda-tanda atau gejala infeksi.
4. Kecemasan Terkendali: Kemampuan pasien untuk mengenali, mengelola, dan mengungkapkan rasa cemas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk nyeri.
2. Peningkatan Aktivitas: Intervensi untuk memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas yang diinginkan atau diperlukan.
3. Pencegahan Infeksi: Intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko infeksi.
4. Manajemen Kecemasan: Intervensi untuk membantu pasien mengenali, mengelola, dan mengungkapkan rasa cemas.
Penjelasan singkat intervensi keperawatan:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik, teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin), dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
2. Peningkatan Aktivitas: Mempertahankan/meningkatkan kemampuan fisik, memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Pencegahan Infeksi: Memantau tanda infeksi, menjaga kebersihan dan aseptik, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
4. Manajemen Kecemasan: Melakukan asesmen kecemasan, memberikan dukungan emosional, dan kolaborasi dengan psikolog/psikiater. -
Article No. 886 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada yang hebat dan sesak napas. Dia merasa lelah dan pusing. Suatu malam, dia terbangun dari tidur karena merasakan detak jantung yang sangat cepat dan tidak teratur. diagnosis awal entrikel takikardia sebagai akibat dari penyakit jantung iskemik, kemungkinan terkait dengan riwayat hipertensi dan diabetes
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang tepat untuk pasien adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.2
- Deskripsi: Ventrikuler takikardia
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 427.1
- Deskripsi: Ventrikuler takikardia
Penjelasan:
Pasien pria, usia 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada hebat, sesak napas, dan rasa lelah serta pusing. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya gangguan jantung yang mungkin disebabkan oleh penyakit jantung iskemik. Selain itu, pasien juga mengalami episode detak jantung yang sangat cepat dan tidak teratur, yang dikenal sebagai ventrikuler takikardia.
Kode ICD-10 untuk ventrikuler takikardia adalah I47.2, sedangkan kode ICD-9-CM untuk ventrikuler takikardia adalah 427.1. Kondisi ventrikuler takikardia ini kemungkinan terkait dengan riwayat hipertensi dan diabetes yang dimiliki oleh pasien, yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung iskemik.
Pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab pasti dari ventrikuler takikardia pada pasien ini, serta untuk mengevaluasi dan menangani kondisi jantung iskemik yang mungkin mendasarinya. -
Article No. 887 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 58 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada yang hebat dan sesak napas. Dia merasa lelah dan pusing. Suatu malam, dia terbangun dari tidur karena merasakan detak jantung yang sangat cepat dan tidak teratur. diagnosis awal entrikel takikardia sebagai akibat dari penyakit jantung iskemik, kemungkinan terkait dengan riwayat hipertensi dan diabetes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diidentifikasi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Peningkatan kecepatan nadi, penurunan tekanan darah, peningkatan rasa lelah, dan peningkatan sesak napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengatur aktivitas, memberikan oksigen, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Keluhan nyeri dada yang hebat, ekspresi wajah mengernyit, dan peningkatan denyut nadi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan analgesik, memonitor tanda-tanda vital, dan mengajarkan teknik relaksasi.
3. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Pasien terbangun di malam hari karena detak jantung yang cepat dan tidak teratur.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola tidur, memberikan lingkungan yang nyaman, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah daftar luaran keperawatan yang diharapkan terjadi setelah intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah daftar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Dalam kasus ini, penurunan curah jantung, nyeri akut, dan gangguan pola tidur merupakan diagnosis keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan kondisi pasien. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan aktivitas, pemberian analgesik, dan teknik relaksasi. -
Article No. 888 | 29 Sep 2024
Klinis : Tuberkulosis, defisit oengetahuan, berat badna turun, nafas terganggu sekret, penggunaan otot bantu nafas, cemas, keletihan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang disebutkan, yaitu Tuberkulosis, defisit pengetahuan, berat badan turun, nafas terganggu sekret, penggunaan otot bantu nafas, cemas, dan keletihan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Defisit Pengetahuan
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
4. Ansietas
5. Fatigue
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk memelihara kebersihan jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dengan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Jalan Napas, Manajemen Ventilasi, Manajemen Sputum.
2. Defisit Pengetahuan
SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
SLKI: Pasien dengan pengetahuan yang adekuat.
SIKI: Peningkatan Pengetahuan, Edukasi Kesehatan.
3. Risiko Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI: Pasien dengan status gizi yang optimal.
SIKI: Manajemen Nutrisi, Konseling Gizi.
4. Ansietas
SDKI: Respon gelisah, tegang, takut yang tidak sesuai dengan sumber ancaman.
SLKI: Pasien dengan tingkat kecemasan yang terkontrol.
SIKI: Manajemen Ansietas, Terapi Relaksasi.
5. Fatigue
SDKI: Keadaan subjektif yang berkaitan dengan perasaan lelah, tidak mampu untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
SLKI: Pasien dengan tingkat kelelahan yang terkendali.
SIKI: Manajemen Energi, Terapi Aktivitas.
Diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI di atas dapat menjadi acuan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan kondisi Tuberkulosis, defisit pengetahuan, berat badan turun, nafas terganggu sekret, penggunaan otot bantu napas, cemas, dan keletihan. -
Article No. 889 | 29 Sep 2024
Klinis : diagnosa dari kasus dibawah Riwayat Keperawatan Sekarang Keluhan Utama BBLR (Berat Badan Lahir Bayi) Riwayat Penyakit Sekarang By, Ny. J lahir prematur pada tanggal 30-02-2024 pukul 06.41 di RS Kandou. Pasien lahir secara pervaginam bersama dengan kembarnya, dengan berat lahir 1300 gram, menangis spontan, dan selanjutnya menjalani perawatan di NICU. Sampai saat dikaji, berat pasien 1700 gram. Dari riwayat pasien, pasien didiagnosis mengalami mengalami pneumonia dan ASD, namun ASD sudah tertutup dan tidak ada masalah di pernapasannya. Sampai saat dikaji, pasien masih berada di dalam inkubator, tidak terpasang infus, tidak menggunakan oksigen, dan tidak terpasang OGT.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan riwayat kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Suhu Tubuh Berhubungan dengan Berat Badan Lahir Rendah
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Rentan mengalami perubahan suhu tubuh yang dapat mengancam kehidupan akibat ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
Karakteristik Definisi: Suhu tubuh di luar rentang normal, tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, perubahan suhu tubuh yang tidak terkendali, kulit kemerahan atau pucat, ekstremitas dingin, menggigil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Dalam Rentang Normal
2. Stabilitas Suhu Tubuh
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Suhu Tubuh
2. Perawatan Inkubator
Penjelasan Singkat:
Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) rentan mengalami perubahan suhu tubuh yang dapat mengancam kehidupan akibat ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen suhu tubuh dengan menggunakan inkubator untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap stabil dan berada dalam rentang normal. -
Article No. 890 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal pada pasien tersebut adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.21
- Deskripsi: Bronkoskopi dengan biopsi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif) digunakan karena pasien menunjukkan gejala-gejala yang khas untuk tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan adanya lesi di paru.
2. Kode ICD-9-CM 11.21 (Bronkoskopi dengan biopsi) dapat digunakan jika prosedur ini dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, misalnya dengan pengambilan sampel jaringan paru melalui bronkoskopi untuk pemeriksaan bakteriologis atau histologis.
Catatan: Kode ICD-9-CM hanya akan digunakan jika prosedur atau tindakan medis spesifik dilakukan pada pasien. Jika tidak ada tindakan medis yang dilakukan, maka tidak ada kode ICD-9-CM yang perlu dicantumkan. -
Article No. 891 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan lancarnya ventilasi.
- Faktor Terkait: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Terkait: Penurunan nafsu makan, malabsorpsi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor Terkait: Penyakit, malnutrisi, kelemahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Karakteristik Definisi: Adanya suara napas bronkial, produksi sekret yang berlebihan, batuk tidak efektif.
- Faktor Terkait: Penyakit paru, seperti tuberkulosis.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Karakteristik Definisi: Penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, malabsorpsi.
- Faktor Terkait: Penyakit kronis, seperti tuberkulosis.
3. Intoleransi Aktivitas
- Karakteristik Definisi: Kelelahan, sesak napas, perubahan tanda-tanda vital saat aktivitas.
- Faktor Terkait: Penyakit paru, malnutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
2. Status Nutrisi
3. Toleransi Aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Nutrisi
3. Manajemen Aktivitas
Penjelasan singkat:
Pasien dengan tuberkulosis paru dapat mengalami masalah keperawatan terkait bersihan jalan napas yang tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi, dan intoleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen jalan napas (seperti terapi inhalasi dan suction), manajemen nutrisi (seperti pemberian nutrisi enteral atau parenteral), serta manajemen aktivitas (seperti program latihan aktivitas yang bertahap). Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, status nutrisi yang adekuat, dan toleransi aktivitas yang baik pada pasien. -
Article No. 892 | 29 Sep 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut
Penjelasan:
Nyeri dada yang hebat dan menjalar ke lengan kiri merupakan gejala khas dari infark miokard akut. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri akut yang memerlukan penanganan segera.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan infark miokard akut
Penjelasan:
Sesak napas yang dialami pasien dapat disebabkan oleh gangguan respirasi akibat infark miokard akut. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan pola napas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder infark miokard akut
Penjelasan:
Infark miokard akut dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung, sehingga menurunkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar baku dalam menentukan diagnosis keperawatan yang mencakup definisi, karakteristik definisi, faktor berhubungan, dan gejala klinik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SLKI mencakup definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan yang terkait.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah panduan praktik tindakan keperawatan yang berfokus pada permasalahan kesehatan pasien. SIKI mencakup definisi, aktivitas, dan rasional dari setiap tindakan keperawatan. -
Article No. 773 | 28 Sep 2024
Klinis : intoleransi aktifitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi intoleransi aktivitas:
1. Diagnosis Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intoleransi aktivitas adalah:
1) Toleransi aktivitas meningkat
2) Kelelahan berkurang
3) Pemulihan aktivitas membaik
4) Kemampuan melakukan aktivitas meningkat
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk intoleransi aktivitas meliputi:
1) Pengkajian aktivitas dan toleransi pasien
2) Manajemen aktivitas untuk meningkatkan toleransi
3) Pemberian edukasi tentang manajemen energi
4) Penggunaan alat bantu aktivitas
5) Evaluasi kemajuan pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas
Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk membantu pasien mencapai peningkatan toleransi aktivitas, penurunan kelelahan, dan peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.