Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 966 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Penjelasan: Pasien mengalami batuk kering yang dapat mengindikasikan adanya obstruksi pada jalan napas, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk memastikan bersihan jalan napas yang efektif.
2. Hipertermia
- Penjelasan: Pasien mengalami demam tinggi selama 3 hari, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia.
3. Kerusakan Integritas Kulit
- Penjelasan: Pasien mengalami ruam merah di kulit, yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pada integritas kulit, sehingga diperlukan intervensi keperawatan untuk menjaga dan memulihkan integritas kulit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang digunakan di Indonesia. Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, Hipertermia, dan Kerusakan Integritas Kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia. Luaran keperawatan yang diharapkan untuk kasus ini adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, Suhu Tubuh Normal, dan Integritas Kulit Terpelihara.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan dalam kasus ini antara lain Manajemen Jalan Napas, Manajemen Demam, dan Perawatan Luka.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 967 | 30 Sep 2024
Klinis : Selama dirawat di RS, pasien mengeluh lelah, merasa lemah, sulit tidur karena asing dengan lingkungan perawatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (Fatigue)
2. Gangguan Pola Tidur (Disturbed Sleep Pattern)
Penjelasan Singkat:
1. Kelelahan (Fatigue):
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kelelahan adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan berkepanjangan terkait dengan berkurangnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan energi pada tingkat seluler.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Outcome yang diharapkan adalah pasien dapat mengelola kelelahan dengan baik, seperti menunjukkan peningkatan tingkat energi, mengatasi faktor penyebab kelelahan, dan menerapkan strategi manajemen kelelahan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, mengidentifikasi faktor penyebab kelelahan, memberikan edukasi tentang manajemen kelelahan, dan memfasilitasi istirahat yang cukup.
2. Gangguan Pola Tidur (Disturbed Sleep Pattern):
- SDKI: Gangguan Pola Tidur adalah perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyimpang dari pola tidur biasa seseorang.
- SLKI: Outcome yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat, seperti melaporkan peningkatan durasi dan kualitas tidur, serta menerapkan strategi manajemen untuk mengatasi gangguan tidur.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi pola tidur, mengidentifikasi faktor penyebab gangguan tidur, memberikan edukasi tentang higiene tidur, dan memfasilitasi lingkungan yang kondusif untuk tidur.
Dalam konteks pasien yang dirawat di rumah sakit, kelelahan dan gangguan pola tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi medis yang sedang dihadapi, stres, dan lingkungan rumah sakit yang asing. Melalui pendekatan berbasis standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan, dan merencanakan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mengatasi kelelahan dan mempertahankan pola tidur yang adekuat selama perawatan di rumah sakit. -
Article No. 968 | 30 Sep 2024
Klinis : Selama dirawat di RS, pasien mengeluh sulit beradaptasi dengan lingkungan perawatan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
Ketidakefektifan Adaptasi
Penjelasan:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakefektifan Adaptasi didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk memodifikasi atau mengubah diri dalam merespon secara konstruktif terhadap situasi atau lingkungan yang berubah.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat beradaptasi secara efektif terhadap lingkungan perawatan. Indikator luarannya meliputi kemampuan pasien dalam mengidentifikasi sumber dan penanganan stres, kemampuan mengatasi masalah, serta perubahan respon adaptif yang ditunjukkan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Fasilitasi Adaptasi: memfasilitasi pasien dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan perawatan yang baru.
2. Manajemen Kecemasan: membantu pasien dalam mengelola kecemasan yang muncul akibat perubahan lingkungan.
3. Terapi Suportif: memberikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien untuk beradaptasi.
4. Terapi Reminisens: membantu pasien mengingat pengalaman positif di masa lalu untuk meningkatkan kemampuan adaptasi.
Dengan pendekatan holistik berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat membantu pasien mencapai adaptasi yang efektif terhadap lingkungan perawatan selama dirawat di rumah sakit. -
Article No. 969 | 30 Sep 2024
Klinis : Ners X melakukan pemeriksaan palpasi thoraks pada Ny. A dengan diagnosa medis TB Paru. Hasil pemeriksaan yang mungkin didapat, yaitu...
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ners X. Berdasarkan pemeriksaan palpasi thoraks yang Anda lakukan pada Ny. A dengan diagnosa medis TB Paru, kemungkinan hasil pemeriksaan yang Anda dapatkan adalah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas, berhubungan dengan penurunan fungsi paru-paru akibat infeksi TB Paru.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Pertukaran Gas: Ketidakmampuan paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pertukaran Gas: Tercapainya pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru secara adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Oksigenasi: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi.
- Manajemen Ventilasi: Intervensi untuk mempertahankan dan meningkatkan ventilasi.
Sebagai seorang pakar, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai standar PPNI bagi Ny. A. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi atau clarifikasi lebih lanjut. -
Article No. 970 | 30 Sep 2024
Klinis : Ners X melakukan pemeriksaan palpasi thoraks pada Ny. A dengan diagnosa medis TB Paru. Hasil pemeriksaan yang mungkin didapat, yaitu...
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan informasi yang diberikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 89.32
- Deskripsi: Pemeriksaan palpasi thoraks
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif. Ini merupakan kode yang sesuai dengan kondisi Ny. A yang didiagnosis dengan TB Paru.
2. Kode ICD-9-CM 89.32 digunakan untuk prosedur pemeriksaan palpasi thoraks, yang dilakukan oleh Ners X pada Ny. A. Pemeriksaan palpasi thoraks adalah prosedur pemeriksaan fisik yang melibatkan sentuhan dan penekanan pada dada pasien untuk mendeteksi adanya abnormalitas, seperti massa, kekerasan, atau penurunan ekspansi dada.
Dalam praktik klinis, pemeriksaan palpasi thoraks dapat memberikan informasi berharga mengenai kondisi Ny. A, seperti:
- Adanya pembesaran kelenjar getah bening di area thoraks
- Perubahan tekstur atau konsistensi jaringan di dada
- Penurunan ekspansi dada saat inspirasi
- Adanya nyeri tekan atau ketidaknyamanan di area dada
Informasi ini dapat membantu dalam proses diagnosis dan pengelolaan lebih lanjut atas kondisi TB Paru yang diderita oleh Ny. A. -
Article No. 971 | 30 Sep 2024
Klinis : Ners Ana melakukan pemeriksaan palpasi thoraks pada Ny. A dengan diagnosa medis TB Paru. Hasil pemeriksaan yang mungkin didapat, yaitu... * a. Suara napas ronchi b. Gerakan dada simetris c. Taktil fremitus sama kuat di kedua sisi dada d. Frekuensi napas 28 x/menit e. Bentuk dada barrel chest
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam kasus ini, diagnosis yang diberikan adalah TB Paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberculosis paru dengan pemeriksaan mikrobiologi positif.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemeriksaan palpasi thoraks.
Penjelasan detail:
a. Suara napas ronchi: Ronchi adalah suara napas abnormal yang disebabkan oleh adanya sekret atau cairan yang menghambat aliran udara di saluran pernapasan. Dalam kasus TB Paru, ronchi dapat terdengar karena adanya eksudasi, inflamasi, atau penyempitan saluran pernapasan.
b. Gerakan dada simetris: Gerakan dada yang simetris menunjukkan bahwa paru-paru berfungsi dengan baik dan tidak ada gangguan pada kontrol pernapasan.
c. Taktil fremitus sama kuat di kedua sisi dada: Taktil fremitus adalah getaran yang dapat dirasakan saat memeriksa dada pasien. Pada kasus TB Paru, taktil fremitus biasanya sama kuat di kedua sisi dada, kecuali jika terdapat lesi atau infiltrasi yang menyebabkan perbedaan kepadatan jaringan paru.
d. Frekuensi napas 28x/menit: Frekuensi napas yang cepat (>20x/menit) dapat menunjukkan adanya gangguan pernapasan, seperti yang terjadi pada TB Paru. Hal ini dapat disebabkan oleh proses inflamasi atau obstruksi yang mengganggu fungsi paru.
e. Bentuk dada barrel chest: Barrel chest adalah bentuk dada yang membulat dan melebar, yang dapat terjadi pada penyakit paru obstruktif kronis, termasuk TB Paru. Hal ini disebabkan oleh hiperinflasi paru akibat penyempitan saluran napas. -
Article No. 972 | 30 Sep 2024
Klinis : Ners Ana melakukan pemeriksaan palpasi thoraks pada Ny. A dengan diagnosa medis TB Paru. Hasil pemeriksaan yang mungkin didapat, yaitu... * a. Suara napas ronchi b. Gerakan dada simetris c. Taktil fremitus sama kuat di kedua sisi dada d. Frekuensi napas 28 x/menit e. Bentuk dada barrel chest
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola napas tidak efektif adalah perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau usaha untuk bernapas yang dapat membahayakan atau mengganggu pertukaran gas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif dengan kriteria hasil:
1. Frekuensi napas dalam batas normal
2. Kedalaman napas adekuat
3. Irama napas teratur
4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Auskultasi suara napas
3. Manajemen jalan napas
4. Terapi oksigen
5. Latihan napas dalam
Berdasarkan kondisi yang diberikan, kemungkinan hasil pemeriksaan yang didapat adalah:
a. Suara napas ronchi
c. Taktil fremitus sama kuat di kedua sisi dada
d. Frekuensi napas 28 x/menit -
Article No. 973 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien laki-laki, 50 tahun, diantar oleh keluarganya ke RS dengan keluhan utama dyspnea. dyspnea dirasakan sejak sebulan lalu, namun memberat 3 hari terakhir disertai orthopnea. Pasien didiagnosis Penyakit paru obstruktif kronis (chronic obstructive pulmonary disease) jenis Bronkitis kronis, hipertiroid dan Myasthenia Gravis. Saat ini keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, gelisah, tampak anemis, Respirasi rate 36x/menit, heart rate 120x/menit, tekanan darah 150/80 mmHg, suhu 370C, saturasi oksigen 90%, pergerakan dada simetris, taktil fremmitus menurun, nyeri tekan (-), wheezing (+) tetapi menurun, batuk (+) dengan sekret yang kental dan banyak tetapi susah untuk di keluarkan. Pasien mengalami hipersekresi jalan nafas dan sekresi yang tertahan dijalan nafas. Selama dirawat di RS, pasien mengeluh lelah, merasa lemah, sulit tidur karena asing dengan lingkungan perawatan. Jika bisa tidur, pasien seringkali terbangun tiba-tiba tengah malam dan tidak puas tidurnya serta merasa tidak cukup istirahat selama di rumah sakit dikarenakan ruangan yang bercampur dengan pasien lain. Pasien juga mengeluh mual dan nafsu makannya menurun. Selama sakit, berat badannya menurun menjadi 44 kg (dari 55 kg, IMT ideal 19) TB 170 cm. Pasien tinggal bersama ketiga anaknya. Diantara anggota keluarga, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien. Pasien memiliki kebiasaan merokok. Pasien merupakan lulusan SMA dan bekerja di pabrik pengolahan kayu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Faktor yang berhubungan: Hipersekresi jalan napas, sekresi tertahan di jalan napas.
- Gejala dan tanda mayor: Wheezing, batuk dengan sekret kental dan banyak, pergerakan dada simetris, taktil fremitus menurun.
2. Intoleransi aktivitas (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan umum, penurunan berat badan.
- Gejala dan tanda mayor: Pasien merasa lelah dan lemah.
3. Gangguan pola tidur (SDKI)
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Faktor yang berhubungan: Lingkungan asing, kecemasan.
- Gejala dan tanda mayor: Sulit tidur, sering terbangun tengah malam, tidak puas dengan kualitas tidur.
4. Penurunan nutrisi (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Anoreksia, mual.
- Gejala dan tanda mayor: Penurunan berat badan, nafsu makan menurun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas efektif
2. Toleransi aktivitas meningkat
3. Pola tidur yang adekuat
4. Status nutrisi membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas
2. Manajemen energi
3. Terapi tidur
4. Manajemen nutrisi
Dengan intervensi keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa dan standar yang ada, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 974 | 30 Sep 2024
Klinis : Hematuria, kencing sedikit sedikit, nyeri perut atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Hematuria, kencing sedikit-sedikit, dan nyeri perut atas:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Eliminasi Urin (SDKI)
Definisi: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan dalam proses pengeluaran urin secara efektif.
2. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Eliminasi Urin
- Kaji pola eliminasi urin
- Monitor intake dan output cairan
- Fasilitasi buang air kecil sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen eliminasi urin
2. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam penatalaksanaan nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pola Eliminasi Urin Efektif
- Frekuensi berkemih normal
- Tidak ada rasa sakit saat berkemih
- Volume urin dalam batas normal
2. Nyeri Terkontrol
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Pasien dapat beraktivitas sehari-hari dengan baik
- Pasien dan keluarga mampu mengelola nyeri
Kesimpulan:
Diagnosa keperawatan utama adalah Gangguan Eliminasi Urin dan Nyeri Akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Eliminasi Urin dan Manajemen Nyeri. Luaran yang diharapkan adalah Pola Eliminasi Urin Efektif dan Nyeri Terkontrol. -
Article No. 852 | 29 Sep 2024
Klinis : Bapak X sering merasa cemas dan khawatir karena tidak bisa berkontribusi dalam keluarga seperti dulu. Pasien mengatakan: "Saya merasa tidak berguna sekarang, saya tidak bisa melakukan apa-apa, dulu saya pekerja keras." Pasien mengungkapkan kekhawatirannya akan menjadi beban bagi keluarganya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan untuk Bapak X, dapat ditentukan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
Gangguan Cemas Berhubungan Dengan Perubahan Status Kesehatan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Cemas adalah respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang sumbernya tidak spesifik atau tidak diketahui, ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, atau ketakutan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Kecemasan Terkontrol
2. Kemampuan Mengatasi Kecemasan Meningkat
3. Stres Terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Relaksasi
2. Terapi Kognitif
3. Manajemen Stres
4. Dukungan Emosional
Penjelasan singkat:
Bapak X mengalami gangguan cemas terkait perubahan status kesehatannya yang membuat dia merasa tidak dapat berkontribusi dalam keluarga seperti dulu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan perasaan tidak berguna sehingga dikhawatirkan akan menjadi beban bagi keluarganya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terapi relaksasi, terapi kognitif, manajemen stres, dan pemberian dukungan emosional agar Bapak X dapat mengendalikan kecemasan, meningkatkan kemampuan mengatasi kecemasan, dan mengelola stres yang dialami.