Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2906 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang rempuan berusia 26 tahun telah melahirkan anak pertama 2 hari yang lalu d RS. Klien mengeluh payudara penuh. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya payudara tidak memancar, tampak tegang, aerola menghitam dan asi menetes. Ibu mengatakan bayinya menyusu hanya sebentar dan produksi ASI hanya sedikit. Selain itu BAK bayi hanya kurang dari 8 kali sehari.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Ketidakefektifan Produksi ASI (Ineffective Breastfeeding)
Penjelasan Singkat:
SDKI:
Ketidakefektifan Produksi ASI didefinisikan sebagai ketidakmampuan ibu dalam memproduksi ASI yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SLKI:
1. Produksi ASI Efektif: Ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
2. Pengetahuan Perawatan Payudara Meningkat: Ibu memahami dan dapat melakukan perawatan payudara dengan benar.
3. Kenyamanan Menyusui Meningkat: Ibu merasa nyaman saat menyusui bayinya.
SIKI:
1. Manajemen Laktasi: Intervensi untuk mendukung ibu dalam memproduksi ASI yang adekuat.
2. Perawatan Payudara: Intervensi untuk memelihara dan merawat payudara agar produksi ASI lancar.
3. Edukasi Menyusui: Intervensi untuk memberikan edukasi dan dukungan kepada ibu terkait teknik menyusui yang benar.
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu seorang wanita berusia 26 tahun yang baru melahirkan 2 hari lalu dan mengeluhkan payudara yang penuh, tidak memancar, dan produksi ASI yang sedikit, serta bayi yang menyusu hanya sebentar dan BAK kurang dari 8 kali sehari, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Produksi ASI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Laktasi, Perawatan Payudara, dan Edukasi Menyusui untuk membantu ibu dalam meningkatkan produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup. -
Article No. 2907 | 19 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
Faktor Terkait: Infeksi saluran pernapasan (tuberkulosis paru).
Gejala Mayor: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor Terkait: Penurunan energi, kehilangan nafsu makan.
Gejala Mayor: Kelelahan, kelemahan.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan pertumbuhan organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Terkait: Penurunan sistem imun, paparan patogen.
Gejala Mayor: Demam, lesi di paru.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan kebutuhan keperawatan pasien. Diagnosis keperawatan yang dirumuskan berdasarkan SDKI mencakup definisi, faktor terkait, dan gejala mayor.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Luaran keperawatan yang ditetapkan berdasarkan SLKI berfokus pada perubahan kondisi pasien, perilaku, dan pengetahuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Intervensi keperawatan yang dirancang berdasarkan SIKI mencakup aktivitas, prosedur, dan teknik keperawatan.
Ketiga standar ini, yaitu SDKI, SLKI, dan SIKI, merupakan panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 2908 | 19 Oct 2024
Klinis : intervensi ulkus diabetikum dm tipe 2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi ulkus diabetikum pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan:
Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko tinggi mengalami ulkus diabetikum. Hal ini disebabkan oleh perubahan fisiologis yang terjadi, seperti neuropati perifer, penurunan perfusi jaringan, dan penurunan respons imun. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada integritas kulit, sehingga pasien berisiko mengalami luka terbuka atau ulkus.
SDKI:
Risiko Integritas Kulit Terganggu didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami kerusakan pada lapisan kulit dan jaringan di bawahnya.
SLKI:
Berdasarkan SLKI, luaran yang diharapkan antara lain:
1. Integritas kulit membaik
2. Tidak terjadi kerusakan kulit lebih lanjut
3. Luka pada kulit sembuh
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perawatan luka: membersihkan luka, menerapkan terapi topikal, dan menggunakan alat bantu perawatan luka
2. Manajemen nutrisi: memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk mempercepat penyembuhan luka
3. Edukasi pasien dan keluarga: mengenai pencegahan ulkus, perawatan kaki, dan kontrol glukosa darah
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memberikan intervensi komprehensif guna mempromosikan penyembuhan luka dan mencegah komplikasi lebih lanjut pada pasien dengan ulkus diabetikum. -
Article No. 2909 | 19 Oct 2024
Klinis : ulkus dm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ulkus diabetes mellitus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit yang biasanya disertai dengan luka terbuka.
Faktor Terkait:
- Penurunan suplai darah
- Penurunan sensasi
- Aktivitas fisik yang terbatas
- Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
Gejala dan Tanda:
- Adanya luka terbuka pada kulit
- Perubahan warna kulit
- Nyeri
- Edema
- Drainase luka
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Definisi:
Rentan terhadap perubahan atau kerusakan struktur dan fungsi kulit.
Faktor Terkait:
- Gangguan sirkulasi
- Gangguan sensasi
- Malnutrisi
- Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
Gejala dan Tanda:
- Perubahan warna kulit
- Edema
- Riwayat luka pada kulit
- Adanya faktor risiko seperti diabetes mellitus
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan standar SDKI - SLKI - SIKI membantu perawat dalam melakukan proses asuhan keperawatan secara sistematis dan terstruktur, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar profesi. -
Article No. 2910 | 19 Oct 2024
Klinis : Saat dikaji Tn.K mengatakan hal negatif seperti tidak berguna lagi, kurang percaya diri, tidak bisa menjalankan perannya sebagai orangtua, merasa asing, malu, sedih, takut, cemas, tidak mau melihat dan menyentuh kakinya yang fraktur. Tn.K tampak sedih jika diajak berbicara kontak mata kurang saat diajak berkomunikasi dan aktifitas social pasien berkurang.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, berikut adalah kode ICD-10 yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.1
- Deskripsi: Gangguan depresi mayor, episode sedang
Penjelasan:
- Tn. K menunjukkan gejala-gejala depresi yang signifikan, seperti perasaan negatif, kurang percaya diri, merasa asing, sedih, takut, cemas, dan menghindari aktivitas sosial.
- Kriteria untuk diagnosis gangguan depresi mayor, episode sedang (F32.1) terpenuhi, termasuk mood depresi yang berlangsung hampir sepanjang hari, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan tidak berharga, dan gangguan konsentrasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.15
- Deskripsi: Konseling psikiatri individual
Penjelasan:
- Pasien yang mengalami gangguan depresi mayor membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk terapi psikologis, seperti konseling individual.
- Kode ICD-9-CM 96.15 (Konseling psikiatri individual) dapat digunakan untuk mencatat tindakan konseling yang diberikan kepada Tn. K sebagai bagian dari penatalaksanaan gangguan depresinya. -
Article No. 2911 | 19 Oct 2024
Klinis : Saat dikaji Tn.K mengatakan hal negatif seperti tidak berguna lagi, kurang percaya diri, tidak bisa menjalankan perannya sebagai orangtua, merasa asing, malu, sedih, takut, cemas, tidak mau melihat dan menyentuh kakinya yang fraktur. Tn.K tampak sedih jika diajak berbicara kontak mata kurang saat diajak berkomunikasi dan aktifitas social pasien berkurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat profesional, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
2. Kecemasan (SDKI)
3. Isolasi Sosial (SDKI)
Penjelasan:
1. Gangguan Citra Tubuh (SDKI)
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik dan fungsi tubuh.
Karakteristik: Tn.K mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya, tidak mau melihat atau menyentuh bagian tubuhnya yang fraktur, menunjukkan perilaku malu dan sedih terkait kondisi fisiknya.
2. Kecemasan (SDKI)
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
Karakteristik: Tn.K tampak sedih, cemas, dan takut saat diajak berbicara, kontak mata kurang, dan mengatakan merasa tidak berguna lagi.
3. Isolasi Sosial (SDKI)
Definisi: Pengalaman subjektif individu yang merasa terpisah dari orang lain atau ketiadaan dukungan sosial.
Karakteristik: Aktivitas sosial Tn.K berkurang, tampak menarik diri dari interaksi dengan orang lain.
Sesuai dengan standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa-diagnosa tersebut antara lain:
- Terapi Dukungan Emosional
- Peningkatan Citra Tubuh
- Manajemen Kecemasan
- Fasilitasi Interaksi Sosial
Sedangkan sesuai dengan standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi-intervensi spesifik yang dapat dilakukan perawat antara lain:
- Terapi Reminiscence
- Terapi Bermain
- Terapi Relaksasi
- Terapi Kognitif
- Terapi Kelompok
Tujuan utamanya adalah untuk membantu Tn.K mengatasi gangguan citra tubuh, kecemasan, dan isolasi sosial sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan proses penyembuhan yang optimal. -
Article No. 2912 | 19 Oct 2024
Klinis : Saat dikaji Tn.K mengatakan hal negatif seperti tidak berguna lagi, kurang percaya diri, tidak bisa menjalankan perannya sebagai orangtua, merasa asing, malu, sedih, takut, cemas, tidak mau melihat dan menyentuh kakinya yang fraktur. Tn.K tampak sedih jika diajak berbicara kontak mata kurang saat diajak berkomunikasi dan aktifitas social pasien berkurang.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan kondisi yang diuraikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F32.0
- Deskripsi: Episode depresi ringan
Penjelasan:
Tn. K menunjukkan gejala-gejala depresi ringan, seperti perasaan negatif terhadap diri sendiri, kurangnya percaya diri, merasa asing, sedih, takut, cemas, dan penurunan minat atau aktivitas sosial. Hal ini memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan berdasarkan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD-10).
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini. Penanganan yang mungkin diperlukan adalah perawatan untuk fraktur kaki Tn. K, namun tidak ada informasi lebih lanjut mengenai jenis tindakan yang dilakukan.
Dalam kasus ini, fokus utama adalah penanganan episode depresi ringan yang dialami oleh Tn. K. Selain penanganan kondisi fraktur kaki, diperlukan intervensi psikologis atau psikiatris untuk mengatasi gejala depresi, seperti terapi kognitif-perilaku, antidepresan, atau intervensi lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 2913 | 19 Oct 2024
Klinis : Saat dikaji Tn.K mengatakan hal negatif seperti tidak berguna lagi, kurang percaya diri, tidak bisa menjalankan perannya sebagai orangtua, merasa asing, malu, sedih, takut, cemas, tidak mau melihat dan menyentuh kakinya yang fraktur. Tn.K tampak sedih jika diajak berbicara kontak mata kurang saat diajak berkomunikasi dan aktifitas social pasien berkurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan untuk Tn. K, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional adalah penilaian negatif seseorang terhadap dirinya sendiri yang terjadi dalam situasi tertentu, seperti kondisi kesehatan yang buruk, perubahan peran, atau pengalaman yang menyakitkan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan harga dirinya kembali sesuai dengan kondisi yang sedang dialami.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah, membantu pasien mengembangkan perasaan positif terhadap dirinya, dan meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sosial.
Penjelasan tambahan:
Tn. K menunjukkan tanda-tanda gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional, seperti mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya, kurang percaya diri, merasa tidak berguna, dan menghindari kontak dengan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi fraktur yang dialaminya, sehingga mempengaruhi peran dan aktivitasnya sehari-hari. Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu Tn. K memulihkan harga dirinya dan beradaptasi dengan kondisi saat ini. -
Article No. 2914 | 19 Oct 2024
Klinis : Diagnosa Keperawatan sesuai SDKI Dan SLKI: 1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional Penjelasan Singkat: o SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional adalah penilaian negatif seseorang terhadap dirinya sendiri yang terjadi dalam situasi tertentu, seperti kondisi kesehatan yang buruk, perubahan peran, atau pengalaman yang menyakitkan. o SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan harga dirinya kembali sesuai dengan kondisi yang sedang dialami. o SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah, membantu pasien mengembangkan perasaan positif terhadap dirinya, dan meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sosial. o Penjelasan tambahan: Tn. K menunjukkan tanda-tanda gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional, seperti mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya, kurang percaya diri, merasa tidak berguna, dan menghindari kontak dengan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi fraktur yang dialaminya, sehingga mempengaruhi peran dan aktivitasnya sehari-hari. Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu Tn. K memulihkan harga dirinya dan beradaptasi dengan kondisi saat ini.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: F54
- Deskripsi: Faktor psikologis dan perilaku yang terkait dengan gangguan atau penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini. Intervensi yang mungkin dilakukan adalah konseling dan terapi psikologis, yang tidak memiliki kode spesifik dalam ICD-9-CM.
Penjelasan:
Berdasarkan penjelasan yang diberikan, kondisi Tn. K dapat diklasifikasikan dengan kode ICD-10 F54 - Faktor psikologis dan perilaku yang terkait dengan gangguan atau penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini mencakup kondisi di mana faktor psikologis memainkan peran penting dalam perkembangan atau pemeliharaan suatu gangguan fisik atau kondisi medis.
Dalam kasus Tn. K, gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional yang dialaminya dapat disebabkan oleh kondisi fraktur yang mempengaruhi peran dan aktivitasnya sehari-hari. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah, membantu pasien mengembangkan perasaan positif terhadap dirinya, dan meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sosial. Namun, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk intervensi tersebut, karena intervensi yang dilakukan lebih berfokus pada aspek psikologis dan konseling. -
Article No. 2915 | 19 Oct 2024
Klinis : Diagnosa Keperawatan sesuai SDKI Dan SLKI: 1. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional Penjelasan Singkat: o SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional adalah penilaian negatif seseorang terhadap dirinya sendiri yang terjadi dalam situasi tertentu, seperti kondisi kesehatan yang buruk, perubahan peran, atau pengalaman yang menyakitkan. o SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan harga dirinya kembali sesuai dengan kondisi yang sedang dialami. o SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah, membantu pasien mengembangkan perasaan positif terhadap dirinya, dan meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sosial. o Penjelasan tambahan: Tn. K menunjukkan tanda-tanda gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional, seperti mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya, kurang percaya diri, merasa tidak berguna, dan menghindari kontak dengan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi fraktur yang dialaminya, sehingga mempengaruhi peran dan aktivitasnya sehari-hari. Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu Tn. K memulihkan harga dirinya dan beradaptasi dengan kondisi saat ini.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional":
Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional adalah penilaian negatif seseorang terhadap dirinya sendiri yang terjadi dalam situasi tertentu, seperti kondisi kesehatan yang buruk, perubahan peran, atau pengalaman yang menyakitkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat meningkatkan harga dirinya kembali sesuai dengan kondisi yang sedang dialami.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan dukungan emosional, mengidentifikasi sumber dan penyebab harga diri rendah, membantu pasien mengembangkan perasaan positif terhadap dirinya, dan meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas sosial.
Penjelasan Tambahan:
Tn. K menunjukkan tanda-tanda gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional, seperti mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya, kurang percaya diri, merasa tidak berguna, dan menghindari kontak dengan orang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi fraktur yang dialaminya, sehingga mempengaruhi peran dan aktivitasnya sehari-hari. Intervensi keperawatan diperlukan untuk membantu Tn. K memulihkan harga dirinya dan beradaptasi dengan kondisi saat ini.