Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 944 | 30 Sep 2024
Klinis : pasien mengatakan ada pembengkakan pada estremitas bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk pasien dengan keluhan pembengkakan pada ekstremitas bawah:
Diagnosis Keperawatan:
Edema (SDKI)
Definisi:
Akumulasi cairan berlebihan di dalam ruang interstisial, yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan Laplace atau gangguan permeabilitas kapiler.
Faktor Risiko:
- Gangguan sirkulasi perifer
- Penurunan kemampuan pompa otot
- Gangguan permeabilitas kapiler
- Penurunan intake cairan
- Gangguan fungsi ginjal
- Obstruksi drainase limfatik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan cairan
- Perfusi jaringan
- Mobilitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen edema
- Perawatan ekstremitas
- Terapi cairan
- Manajemen aktivitas
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan pembengkakan pada ekstremitas bawah dapat didiagnosis dengan "Edema" berdasarkan SDKI. Edema merupakan akumulasi cairan berlebihan di dalam ruang interstisial, yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti gangguan sirkulasi perifer, penurunan kemampuan pompa otot, dan gangguan fungsi ginjal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen edema, perawatan ekstremitas, terapi cairan, dan manajemen aktivitas, dengan tujuan untuk mencapai luaran keperawatan seperti keseimbangan cairan, perfusi jaringan, dan mobilitas. -
Article No. 945 | 30 Sep 2024
Klinis : pasien mengatakan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien yang mengeluhkan lemas:
1. Diagnosis Keperawatan:
Fatigue (Kelelahan)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan dan berkepanjangan terkait dengan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasanya dilakukan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Peningkatan kemampuan pasien untuk beristirahat dan memulihkan energi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam memulihkan energi dan mengatasi kelelahan.
2. Diagnosis Keperawatan:
Activity Intolerance (Intoleransi Aktivitas)
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Diagnosis Keperawatan:
Impaired Energy Field (Gangguan Energi)
Penjelasan:
- SDKI: Penurunan atau ketidakseimbangan energi yang dimiliki individu.
- SLKI: Peningkatan kemampuan pasien untuk memulihkan dan menggunakan energi secara efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam memulihkan dan menggunakan energi secara efektif.
Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan keluhan pasien mengatakan lemas adalah Fatigue (Kelelahan), Activity Intolerance (Intoleransi Aktivitas), atau Impaired Energy Field (Gangguan Energi). Masing-masing diagnosis memiliki penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI yang berbeda namun tujuannya adalah untuk membantu pasien dalam memulihkan dan meningkatkan energi. -
Article No. 946 | 30 Sep 2024
Klinis : resiko ketidakseimbangan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi risiko ketidakseimbangan cairan:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi:
Keadaan di mana individu rentan mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraseluler.
- Faktor Risiko: Penyakit, obat-obatan, pembatasan asupan cairan, penurunan kemampuan regulasi cairan, kehilangan cairan yang berlebihan.
- Gejala dan Tanda: Edema, hipovolemia, dehidrasi, perubahan tanda-tanda vital, gangguan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Hidrasi Adekuat
- Perfusi Jaringan Adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Cairan
- Manajemen Cairan
- Terapi Nutrisi
- Manajemen Elektrolit
Jadi, dalam kondisi risiko ketidakseimbangan cairan, diagnosa keperawatan yang digunakan adalah "Risiko Ketidakseimbangan Cairan". Tujuan keperawatannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat, dan perfusi jaringan yang adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan cairan, manajemen cairan, terapi nutrisi, dan manajemen elektrolit. -
Article No. 948 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien mengatakan GEA ,diare 3 kali ampas cair dalam sehari , tidak mengandung darah , dan muntah” mual pasien mengatakan sifat nya hilang timbul dan gejala ini telah terjadi sekitar 2 hari yang lalu disertai oaleh badan yang terasa lemas dan pucat ( etiologi, diagnosa keperawatan ,tujuan dan kreteria hasil dan intervensi keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai:
1. Diagnosa Keperawatan:
- Diare Akut
2. Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Diare Akut: Pengeluaran feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari tiga kali per hari, yang berlangsung kurang dari 14 hari.
- Etiologi: Infeksi, malabsorpsi, perubahan diet, obat-obatan, stress, dll.
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatasi gejala diare, dan mencegah komplikasi.
- Kriteria Hasil: Frekuensi diare berkurang, tidak terjadi dehidrasi, dan pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen diare.
- Intervensi Keperawatan:
- Identifikasi penyebab diare.
- Pantau tanda-tanda vital dan keseimbangan cairan.
- Berikan terapi rehidrasi oral atau intravena sesuai kebutuhan.
- Informasikan diet yang sesuai untuk mengatasi diare.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Manajemen Diare
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Diare
- Manajemen Cairan
- Edukasi Kesehatan
Dalam kasus ini, pasien mengalami gejala GEA (Gastroenteritis Akut) dengan diare, muntah, dan mual yang bersifat hilang timbul. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, penatalaksanaan cairan dan elektrolit, serta edukasi tentang manajemen diare untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 949 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang bayi laki-laki bernama Z lahir di Rumah Sakit ABC melalui persalinan normal. Bayi lahir pada tanggal 31 September 2024 pukul 08.00 WIB. Proses persalinan berlangsung lama, dengan total durasi lebih dari 12 jam. Ibu bayi mengatakan bahwa ia merasa cemas karena melihat bayi tampak lemah setelah lahir. Ibu juga menyebutkan bahwa saat lahir, bayi tidak menangis sama sekali dan terlihat pucat. Saat dilahirkan, tali pusat bayi melilit leher satu kali, dan air ketuban berwarna hijau, menunjukkan adanya mekonium. Setelah lahir, bayi tidak menangis dan tampak lemah dengan kulit pucat serta mengalami sianosis pada tangan, kaki, dan bibir. Tanda-tanda vital bayi adalah sebagai berikut: suhu tubuh 36,5 °C, frekuensi napas 50 kali per menit, denyut nadi 130 kali per menit, dan saturasi oksigen 85%. Ibu mengatakan bahwa bayi terlihat sulit bernapas karena terdengar bunyi mengi dan napas bayi tersengal-sengal. Selain itu, ibu juga merasa khawatir karena bibir bayi terlihat kebiruan. Pemeriksaan menunjukkan bahwa bayi mengalami kesulitan bernapas dengan frekuensi napas 50 kali per menit, napas tersengal-sengal, dan terdengar mengi. Segera dilakukan suction untuk membersihkan jalan napas dari mekonium. Bayi kemudian diberikan ventilasi tekanan positif (PPV) serta oksigen 100% melalui CPAP. Hasil pemeriksaan gas darah menunjukkan adanya hipoksemia dan hiperkapnia, dengan pH darah 7,15. Saat ini, bayi masih memerlukan ventilasi mekanik dan terapi oksigen karena napas yang tidak teratur dan saturasi oksigen yang rendah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan ventilasi dan pertukaran gas.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pola napas yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
- Karakteristik Definisi: Frekuensi napas tidak normal, napas tersengal-sengal, mengi, sianosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pola napas bayi menjadi efektif, dengan frekuensi napas normal, tanpa sianosis, dan saturasi oksigen dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, napas, saturasi oksigen), pemberian oksigen, suction, ventilasi mekanik (CPAP), kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis.
2. Risiko Ketidakstabilan Temperatur berhubungan dengan paparan lingkungan.
SDKI:
- Definisi: Kerentanan terhadap perubahan suhu tubuh di luar kisaran normal yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
- Karakteristik Definisi: Suhu tubuh di luar kisaran normal (hipotermi atau hipertermi).
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Stabilitas suhu tubuh bayi dalam batas normal.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan suhu tubuh, pengaturan suhu lingkungan, penggunaan inkubator atau alat pemanas, tindakan pencegahan kehilangan panas.
3. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan ventilasi dan pertukaran gas.
SDKI:
- Definisi: Kerentanan terhadap pengurangan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Sianosis, penurunan saturasi oksigen, penurunan nadi.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Perfusi jaringan bayi menjadi efektif, dengan saturasi oksigen dalam batas normal dan tidak ada tanda sianosis.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, suction, ventilasi mekanik, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis.
Penjelasan singkat:
Bayi Z mengalami kesulitan bernapas dan hipoksemia setelah lahir, yang disebabkan oleh lilitan tali pusat di leher dan adanya mekonium dalam air ketuban. Hal ini dapat menyebabkan gangguan ventilasi dan pertukaran gas, risiko ketidakstabilan temperatur, serta risiko perfusi jaringan yang tidak efektif. Intervensi keperawatan yang perlu dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, suction, ventilasi mekanik, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis. -
Article No. 950 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien ,diare 3 kali ampas cair dalam sehari , tidak mengandung darah , dan muntah” mual pasien mengatakan sifat nya hilang timbul dan gejala ini telah terjadi sekitar 2 hari yang lalu disertai oaleh badan yang terasa lemas dan pucat ( etiologi, diagnosa keperawatan ,tujuan dan kreteria hasil dan intervensi keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Diare
Etiologi: Infeksi gastrointestinal, perubahan pola makan, stres
Tujuan dan Kriteria Hasil:
1. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal.
2. Pasien dapat mengelola gejala diare dengan efektif.
3. Pasien dapat mempertahankan status nutrisi dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan.
2. Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan dan cairan yang mudah dicerna.
4. Ajarkan pasien teknik manajemen diare (hygiene, istirahat).
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
2. Manajemen Diare
3. Status Nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Terapi Cairan
3. Manajemen Diare
4. Edukasi Manajemen Diare
Penjelasan singkat:
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang digunakan di Indonesia untuk praktik keperawatan. SDKI berisi definisi dan karakteristik dari diagnosa keperawatan, SLKI berisi luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan, dan SIKI berisi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 951 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien gea ,diare 3 kali ampas cair dalam sehari , tidak mengandung darah , dan muntah” mual pasien mengatakan sifat nya hilang timbul dan gejala ini telah terjadi sekitar 2 hari yang lalu disertai oaleh badan yang terasa lemas dan pucat ( etiologi, diagnosa keperawatan ,tujuan dan kreteria hasil dan intervensi keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dapat disimpulkan bahwa pasien Gea mengalami kondisi diare tanpa darah yang disertai mual-muntah. Berikut adalah penjelasan singkat terkait diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
Diare Akut
Penjelasan singkat:
Etiologi: Kemungkinan penyebab diare akut pada pasien Gea adalah infeksi bakteri atau virus, konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi, atau intoleransi terhadap makanan tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare Akut: Pengeluaran feses cair atau setengah padat dengan frekuensi lebih dari tiga kali sehari, yang terjadi kurang dari 14 hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Hidrasi
2. Status Nutrisi
3. Kontrol Diare
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Diare Akut
- Pantau tanda-tanda vital, intake, dan output cairan
- Anjurkan istirahat dan diet makanan yang mudah dicerna
- Berikan rehidrasi oral atau intravena sesuai kebutuhan
- Berikan obat antidiare atau antiemetik sesuai instruksi medis
2. Manajemen Gejala
- Pantau dan atasi keluhan mual-muntah
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Anjurkan istirahat yang cukup
3. Peningkatan Kenyamanan
- Berikan lingkungan yang bersih dan nyaman
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengelolaan gejala
Tujuan dan Kriteria Hasil:
1. Pasien menunjukkan status hidrasi yang adekuat dalam waktu 2-3 hari.
2. Pasien melaporkan penurunan frekuensi diare dan mual-muntah dalam waktu 2-3 hari.
3. Pasien menunjukkan peningkatan status nutrisi dalam waktu 3-5 hari.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika ada yang kurang jelas. -
Article No. 952 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien mengeluh dada berdebar-debar, sesak nafas saat beraktivitas, dada terasa panas menjalar ke belikat belakang, pusing, kepala seperti berputar.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu dada berdebar-debar, sesak nafas saat beraktivitas, dada terasa panas menjalar ke belikat belakang, pusing, dan kepala seperti berputar, dapat diidentifikasi dengan kode-kode berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.1
- Deskripsi: Takikardia supraventrikular
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 427.31
- Deskripsi: Takikardia paroksismal supraventrikular
Penjelasan:
- Takikardia supraventrikular (I47.1) merupakan kondisi jantung yang ditandai dengan denyut jantung yang cepat, yang berasal dari bagian atas (supra) ventrikel jantung. Hal ini dapat menyebabkan gejala dada berdebar-debar, sesak napas saat beraktivitas, dan rasa panas di dada yang menjalar ke belikat belakang.
- Gejala pusing dan rasa seperti berputar di kepala dapat disebabkan oleh kurangnya aliran darah yang memadai ke otak akibat takikardia tersebut.
- Kode ICD-9-CM 427.31 untuk takikardia paroksismal supraventrikular adalah kode yang berkaitan dengan diagnosis yang sama, namun digunakan pada sistem klasifikasi ICD-9-CM yang berlaku sebelum ICD-10.
Jika diperlukan, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti elektrokardiogram (EKG) atau pemeriksaan lainnya, untuk menegakkan diagnosa dan menentukan tatalaksana yang tepat. -
Article No. 953 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien mengeluh dada berdebar-debar, sesak nafas saat beraktivitas, dada terasa panas menjalar ke belikat belakang, pusing, kepala seperti berputar. Hasil pemeriksaan lab didapatkan Hb 5,7 Ht 19 eritrosit 2,3
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dipaparkan, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I47.1
- Deskripsi: Takikardia supraventrikuler
- Penjelasan: Kode I47.1 (Takikardia supraventrikuler) sesuai dengan gejala pasien yang mengeluhkan dada berdebar-debar.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 785.0
- Deskripsi: Takhikardi
- Penjelasan: Kode 785.0 (Takhikardi) merupakan kode ICD-9-CM yang terkait dengan gejala dada berdebar-debar yang dialami pasien.
Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan kadar hemoglobin (Hb) yang rendah (5,7 g/dL), hematokrit (Ht) yang rendah (19%), dan jumlah eritrosit yang rendah (2,3 x 10^6/µL), dapat diberikan kode diagnosis tambahan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.9
- Deskripsi: Anemia karena kekurangan zat besi, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan: Kode D50.9 (Anemia karena kekurangan zat besi, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan anemia dengan nilai Hb, Ht, dan eritrosit yang rendah.
Selanjutnya, berdasarkan gejala lainnya yang dipaparkan, yaitu sesak napas saat beraktivitas, dada terasa panas menjalar ke belikat belakang, pusing, dan kepala seperti berputar, dapat diberikan kode diagnosis tambahan lainnya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
- Penjelasan: Kode R06.0 (Dispnea) sesuai dengan gejala sesak napas saat beraktivitas yang dialami pasien.
2. Kode ICD-10:
- Kode: R07.1
- Deskripsi: Dada terasa sakit saat menelan
- Penjelasan: Kode R07.1 (Dada terasa sakit saat menelan) sesuai dengan gejala dada terasa panas menjalar ke belikat belakang yang dialami pasien.
3. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Pusing dan sensasi berputar
- Penjelasan: Kode R42 (Pusing dan sensasi berputar) sesuai dengan gejala pusing dan kepala seperti berputar yang dialami pasien.
Jadi, dalam kasus ini, dapat disimpulkan bahwa diagnosis utama pasien adalah Takikardia supraventrikuler (I47.1) dengan anemia karena kekurangan zat besi (D50.9), disertai dengan gejala tambahan seperti dispnea (R06.0), dada terasa sakit saat menelan (R07.1), dan pusing serta sensasi berputar (R42). -
Article No. 954 | 30 Sep 2024
Klinis : SDKI | Pasien gea ,diare 3 kali ampas cair dalam sehari , tidak mengandung darah , dan muntah” mual pasien mengatakan sifat nya hilang timbul dan gejala ini telah terjadi sekitar 2 hari yang lalu disertai oaleh badan yang terasa lemas dan pucat ( etiologi, diagnosa keperawatan ,tujuan dan kreteria hasil dan intervensi keperawatan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Dehidrasi berhubungan dengan diare dan muntah-muntah.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Etiologi: Diare dan muntah-muntah yang menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit.
- Definisi Diagnosa: Kerentanan untuk mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
- Tujuan: Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kriteria Hasil:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital stabil.
- Pasien tidak mengalami gejala dehidrasi (misalnya, mulut kering, turgor kulit menurun, oliguria).
- Pasien dapat mempertahankan asupan cairan yang adekuat.
- Intervensi Keperawatan:
- Monitor tanda-tanda vital dan status cairan.
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai kebutuhan.
- Pantau intake dan output cairan.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan dehidrasi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Indikator Hasil: Keseimbangan cairan, Hidrasi, Stabilitas Tanda-Tanda Vital.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Cairan, Manajemen Diare, Manajemen Mual-Muntah.
Ringkasnya, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Dehidrasi berhubungan dengan diare dan muntah-muntah. Tujuannya adalah agar pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memonitor tanda-tanda vital dan status cairan, memberikan cairan oral atau intravena, memantau intake dan output cairan, serta melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga.