Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2886 | 19 Oct 2024
Klinis : apa saja intervensi kolaborasi, observasi, teraupetik, dan edukasi perubahan nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Nutrisi
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan acuan baku yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia.
Dalam kasus perubahan nutrisi, berikut penjelasan singkat mengenai intervensi kolaborasi, observasi, terapeutik, dan edukasi yang dapat dilakukan:
Intervensi Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengevaluasi status gizi pasien dan merencanakan intervensi nutrisi yang tepat.
- Koordinasi dengan tim medis lain (dokter, ahli farmasi, dll.) untuk memastikan penatalaksanaan yang komprehensif.
Intervensi Observasi:
- Pemantauan tanda-tanda vital, status cairan, dan elektrolit.
- Pengkajian asupan dan output nutrisi.
- Pemantauan perubahan berat badan, status hidrasi, dan tanda-tanda malnutrisi.
Intervensi Terapeutik:
- Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan pasien.
- Manajemen diet dan pengaturan pola makan.
- Pemberian suplemen nutrisi sesuai indikasi.
- Terapi farmakologis terkait gangguan nutrisi (misal: antiemetik, antidiare, dll.).
Intervensi Edukasi:
- Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat.
- Pemberian informasi tentang makanan yang dianjurkan, porsi, dan frekuensi makan yang tepat.
- Edukasi tentang manajemen gejala yang memengaruhi asupan nutrisi (mual, diare, dll.).
- Konseling gaya hidup sehat terkait nutrisi.
Dengan mengikuti standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan praktik terbaik dalam menangani pasien dengan perubahan nutrisi. -
Article No. 2887 | 19 Oct 2024
Klinis : Identitas Pasien: Tn. D, 65 tahun, dirawat di ruang bedah setelah pemasangan WSD pada hari ke-3 karena indikasi efusi pleura. Tn. D mengeluh sesak napas yang meningkat dan nyeri di area pemasangan selang dada, skala nyeri 4 dari 10. Hasil pengkajian menunjukkan produk drain berwarna jernih, undulasi (+), tetapi balutan tampak kotor dan ada beberapa area yang terkelupas. Jahitan tampak kuat dan tidak ada yang lepas, namun luka di area insersi tampak kotor dan basah. Tidak ada pus atau tanda-tanda infeksi. Hasil Pemeriksaan Fisik: Suara napas meredup di kedua lapang paru. Ekspansi paru tidak maksimal. TD: 130/85 mmHg Frekuensi napas: 30x/menit Frekuensi nadi: 90x/menit Suhu: 37,8°C
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru dan sesak napas akibat efusi pleura.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan di tempat tinggal atau di tempat kerja.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan kapasitas fungsional, nyeri, disfungsi neuromuskular, keterbatasan lingkungan, dan keterbatasan kognitif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang memadai.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen aktivitas, perawatan diri, dan edukasi terkait pembatasan aktivitas.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan balutan luka yang kotor dan luka di area insersi selang dada yang basah.
SDKI:
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Prosedur invasif, kebersihan yang buruk, dan penurunan sistem imun.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, perawatan drainase, dan edukasi terkait pencegahan infeksi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pada area pemasangan selang dada.
SDKI:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor yang Berhubungan: Agen cedera fisik, agen cedera psikologis, dan penyakit.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
SIKI:
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, terapi komplementer, dan edukasi terkait penanganan nyeri.
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan mencakup manajemen aktivitas, perawatan luka, perawatan drainase, manajemen nyeri, terapi komplementer, dan edukasi terkait pembatasan aktivitas, pencegahan infeksi, dan penanganan nyeri. -
Article No. 2888 | 19 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi hari ke -3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik: TD 128/80 mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi: 79 x/menit, suhu 37,60c.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J95.0
- Deskripsi: Komplikasi trakeostomi
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 31.1
- Deskripsi: Traketomi, pembuatan trakeostomi
Penjelasan detail:
Ny. B, seorang pasien berusia 48 tahun, dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi pada hari ke-3. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa balutan tampak kotor, dengan tanda-tanda infeksi yang ditunjukkan oleh vital signs: Tekanan darah 128/80 mmHg, frekuensi napas 30 kali per menit, frekuensi nadi 79 kali per menit, dan suhu 37,6°C.
1. Kode ICD-10 (Komplikasi trakeostomi):
- Kode J95.0 digunakan untuk mengindikasikan komplikasi yang timbul setelah prosedur trakeostomi, seperti infeksi pada area trakeostomi.
- Kode ini sesuai dengan kondisi Ny. B, yang menunjukkan adanya komplikasi pada luka trakeostomi, ditandai dengan balutan yang tampak kotor dan tanda-tanda infeksi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (Traketomi, pembuatan trakeostomi):
- Kode 31.1 digunakan untuk mengindikasikan prosedur pembuatan trakeostomi, yang telah dilakukan pada Ny. B sebelumnya.
- Kode ini sesuai dengan informasi bahwa Ny. B telah menjalani operasi pembuatan trakeostomi pada hari ke-3 sebelum dirawat.
Dengan demikian, berdasarkan informasi yang diberikan, kode ICD-10 untuk diagnosis Ny. B adalah J95.0 (Komplikasi trakeostomi), dan kode ICD-9-CM untuk prosedur yang telah dilakukan adalah 31.1 (Traketomi, pembuatan trakeostomi). -
Article No. 2889 | 19 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi hari ke -3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik: TD 128/80 mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi: 79 x/menit, suhu 37,60c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai untuk kondisi Ny. B:
1. Diagnosis Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah Tidak terjadi infeksi, dengan indikator hasil seperti Tanda-tanda infeksi tidak ada, Luka operasi sembuh normal, dan Tidak ada tanda-tanda demam.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Perawatan Luka Terbuka, Pemantauan Tanda Vital, Manajemen Infeksi, dan Perawatan Trakeostomi.
2. Diagnosis Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, dengan indikator hasil seperti Patensi jalan napas terpelihara, Tidak ada sianosis, dan Tidak ada gejala distres napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Aspirasi Jalan Napas, dan Perawatan Trakeostomi.
Catatan:
- Tone = akademis, persona = pakar, nurse = Penjelasan diagnosa dan intervensi keperawatan disusun dengan bahasa yang formal, mengacu pada standar SDKI-SLKI-SIKI, dan menitikberatkan pada peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. -
Article No. 2890 | 19 Oct 2024
Klinis : Pada hari minggu 29 september 2024 seorang laki-laki Tn.A berusia 39 tahun dibawa Keluarganya ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur. Istri pasien mengatakan pasien sering mengalami demam ±1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien juga mengeluhkan kepadanya merasakan sakit kepala, pasien juga mengatakan bahwa merasakan kaku leher. Istri pasien mengatakan pasien perokok aktif dan minum-minuman keras walaupun jarang dan Istri pasien mengatakan tidak ingat sejak dari kapan. Pasien mengeluh nyeri dibagian kepala saat masuk rumah sakit, pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang ia rasakan dan pasien tampak mengurangi gerakan. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah. Dengan pemeriksaan tanda vital tekanan darah: 134/116 mmHg, suhu: 39,1°C, Nadi: 140x/menit, RR: 24x/menit, SPO2: 94%. Berat badan pasien 65kg, badan pasien teraba hangat dan didapatkan tanda rangsang meningeal berupa kaku kuduk (+). Pemeriksaan CT scan didapatkan sulcus dan gyrus hilang yang merupakan tanda dari edema serebral. Pada pemeriksaan darah lengkap dan juga lumbal pungsi, dokter menyatakan bahwa pasien mengalami Meningitis Bakteri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Nyeri Akut
Penjelasan singkat sesuai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Keadaan dimana individu mengalami gangguan dalam oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolar-kapiler.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam mempertahankan dan memperbaiki pertukaran gas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pertukaran gas, meliputi pemantauan tanda-tanda vital, oksigenasi, dan tindakan-tindakan penunjang lainnya.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen pada tingkat seluler.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam meningkatkan kapasitas dan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi aktivitas, meliputi manajemen energi, mobilisasi, dan peningkatan aktivitas sesuai kondisi pasien.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau lambat dan intensitas ringan hingga berat.
- SLKI: Tindakan keperawatan untuk membantu individu dalam mengatasi nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri, meliputi manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan tindakan-tindakan nonfarmakologis lainnya.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan intervensi yang komprehensif untuk menangani kondisi pasien Tn. A yang mengalami Meningitis Bakteri, seperti pemantauan tanda-tanda vital, manajemen oksigenasi, manajemen energi, mobilisasi, manajemen nyeri, dan tindakan-tindakan lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. -
Article No. 2891 | 19 Oct 2024
Klinis : E. Contoh kasus Tn. C berusia 50 tahun dirawat di ruang bedah, post pemasangan WSD hari ke-3 atas indikasi efusi pleura. Pasien mengeluh sesak nafas, nyeri di area pemasangan selang dada skla 3 dari 10. Hasil pengkajian: Tampak produk drain berwana kekuningan, undulasi (+), balutan tampak ada yang terkelupas karena keringat dan tampak kotor, jahitan kuat tidak ada yang lepas, luka tampak masih basah, luka di area insersi tampak kotor dan tidak ada ruam, tidak ada pus. Hasil pemeriksaan fisik: suara nafas meredup dikedua lapang paru, ekspansi paru tidak maksimal, TD: 120/80 mmHg, frekuensi napas 28x/menit, frekuensi nadi: 85 x/menit, suhu 37,40c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pemantauan Tanda Infeksi, Perawatan Luka
- SIKI: Pemberian Antibiotik, Pencegahan Infeksi
Penjelasan:
Pasien dalam kondisi post pemasangan WSD hari ke-3 atas indikasi efusi pleura. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produk drain berwarna kekuningan, balutan tampak kotor, dan area insersi tampak kotor. Hal ini menunjukkan adanya risiko infeksi pada luka pasien.
2. Gangguan Perfusi Jaringan
- SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SLKI: Pemantauan Sirkulasi, Perawatan Jaringan
- SIKI: Manajemen Cairan, Terapi Oksigen
Penjelasan:
Pasien mengeluh sesak napas dan hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suara napas meredup di kedua lapang paru serta ekspansi paru tidak maksimal. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan paru akibat efusi pleura.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri, Pengurangan Nyeri
- SIKI: Pemberian Analgesik, Terapi Modalitas Nyeri
Penjelasan:
Pasien mengeluh nyeri di area pemasangan selang dada dengan skala 3 dari 10. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan, dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Rencana asuhan tersebut harus ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif. -
Article No. 2892 | 19 Oct 2024
Klinis : Chronic ischaemic heart disease
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Chronic Ischaemic Heart Disease:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Kelelahan
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan yang dirasakan pada kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, Adaptasi gaya hidup, Stabilitas hemodinamik.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Pemantauan Aktivitas.
2. Kelelahan
- SDKI: Keadaan subjektif yang dirasakan di mana individu mengalami kekurangan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Manajemen Energi, Pemulihan Energi, Peningkatan Aktivitas.
- SIKI: Manajemen Energi, Manajemen Istirahat, Edukasi Manajemen Energi.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- SDKI: Pengurangan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
- SLKI: Keseimbangan Hemodinamik, Perbaikan Fungsi Kardiovaskular, Perbaikan Perfusi Jaringan.
- SIKI: Manajemen Kardiovaskular, Manajemen Perfusi, Pemantauan Hemodinamik.
Secara umum, diagnosa keperawatan tersebut mengacu pada permasalahan klinis yang sering ditemui pada pasien dengan Penyakit Jantung Iskemik Kronis, yaitu masalah terkait keterbatasan aktivitas, kelelahan, dan penurunan perfusi jaringan jantung. Intervensi keperawatan yang sesuai dapat dikembangkan berdasarkan standar SLKI dan SIKI untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. -
Article No. 2893 | 19 Oct 2024
Klinis : gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan dengan Gangguan Adaptasi Kehamilan
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan dengan Gangguan Adaptasi Kehamilan adalah suatu kondisi di mana individu mengalami ketidaknyamanan fisik atau psikologis akibat perubahan adaptasi selama masa kehamilan.
Adaptasi kehamilan merupakan proses penyesuaian diri secara fisik, psikologis, dan sosial yang dialami oleh seorang ibu hamil dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan. Gangguan dalam proses adaptasi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil, baik secara fisik maupun psikologis.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang dapat diaplikasikan untuk kondisi ini adalah Peningkatan Rasa Nyaman, di mana luaran yang diharapkan adalah peningkatan persepsi individu terhadap kenyamanan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Dukungan Emosional, dan Edukasi Kesehatan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu ibu hamil beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, mengelola gejala yang dirasakan, dan meningkatkan rasa nyaman selama kehamilan.
Peran perawat dalam kondisi ini adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta melibatkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan ibu hamil dapat beradaptasi dengan baik dan mencapai rasa nyaman selama kehamilan. -
Article No. 2894 | 19 Oct 2024
Klinis : mual muntah sejak 3 hari. HEMOGLOBIN 8.7g/dl LEKOSIT 5.88 10^3/µL MPV 11.2 fL LIMFOSIT 14.8% BUN 112.8 mg/dL KREATININ 17.98 mg/dl KALIUM 5.2 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual muntah sejak 3 hari dengan hasil laboratorium yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Makan (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi asupan makanan atau cairan yang diberikan.
Tanda dan Gejala: Mual, muntah, anoreksia, dan ketidaknyamanan saat makan.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Kaji tanda dan gejala intoleransi makan
2. Pantau intake dan output cairan
3. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian antiemetik atau obat lainnya
4. Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi: Intoleransi Makan
- Kaji tanda dan gejala intoleransi makan
- Pantau toleransi pasien terhadap diet yang diberikan
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penyesuaian diet atau pemberian antiemetik
- Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi untuk mempertahankan status nutrisi
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan hasil laboratorium yang diberikan, pasien mengalami mual muntah sejak 3 hari dengan tanda-tanda anemia (hemoglobin rendah), leukopenia (jumlah leukosit rendah), trombositosis (MPV tinggi), uremia (BUN dan kreatinin tinggi), serta hiperkalemia (kalium tinggi). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan gastrointestinal, penyakit ginjal, atau kondisi lainnya. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Makan, yang membutuhkan intervensi keperawatan seperti manajemen nutrisi, pemberian antiemetik, serta kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut. -
Article No. 2895 | 19 Oct 2024
Klinis : HEMOGLOBIN 8.7g/dl LEKOSIT 5.88 10^3/µL MPV 11.2 fL LIMFOSIT 14.8% BUN 112.8 mg/dL KREATININ 17.98 mg/dl KALIUM 5.2 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Gangguan Volume Cairan
3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Penyebab: Perubahan dalam produksi, sifat, atau kemampuan untuk membersihkan sekresi saluran napas.
- Tanda dan Gejala: Dispnea, bunyi napas tambahan, sianosis, perubahan frekuensi napas.
2. Gangguan Volume Cairan
- Definisi: Ketidakseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar dari tubuh.
- Penyebab: Penurunan asupan cairan, peningkatan kehilangan cairan, atau ketidakmampuan mempertahankan keseimbangan cairan.
- Tanda dan Gejala: Edema, oliguria, takikardi, hipotensi, penurunan tekanan turgor kulit.
3. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan dalam komposisi normal elektrolit dalam tubuh.
- Penyebab: Penurunan/peningkatan asupan atau kehilangan elektrolit.
- Tanda dan Gejala: Perubahan nilai laboratorium, perubahan status mental, tanda-tanda vital abnormal.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan penanganan keperawatannya. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.