Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 924 | 30 Sep 2024
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 3 hari melalui persalinan sectio caesarea atas indikasi Ketuban Pecah Dini dengan usia gestasi 36 minggu. Skor APGAR bayı 8-9 dan kurang Bugar. Hasil pemeriksaan fisik saat ini bayi di ruang NICU, BB 2200 gram, PB 40 cm. Hari ini bayi sudah miksi dan meko. Klien belum rawat gabung dengan ibunya menunggu observasi dari dokter. Hasil TTV S: 36.2 °C, N: 120 x/menit. Rr 40 w/menit. Saat diberikan susu formula bayı muntah dan kesulitan menelan. Bayi terlihat lemas dan turgor kulit kurang elastis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dengan kondisi bayi tersebut, beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Menelan (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir mengalami kesulitan menelan saat diberi susu formula, yang dapat menyebabkan masalah nutrisi.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk memasukkan, membentuk, dan/atau mengeluarkan makanan melalui mulut dengan efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keefektifan Menelan
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Disfagia
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir dengan berat badan rendah, muntah saat diberi susu formula, dan turgor kulit kurang elastis, menunjukkan adanya risiko kekurangan volume cairan.
- SDKI: Kerentanan terhadap pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Keseimbangan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir dengan suhu tubuh rendah (36,2°C), frekuensi napas tinggi (40 x/menit), dan nadi tinggi (120 x/menit) menunjukkan adanya ketidakstabilan tanda-tanda vital.
- SDKI: Perubahan pola tanda-tanda vital yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- SIKI: Manajemen Tanda-Tanda Vital
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi (SDKI)
- Penjelasan: Bayi baru lahir melalui persalinan sectio caesarea dengan usia gestasi 36 minggu memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi.
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Risiko Infeksi
Dalam menentukan diagnosa keperawatan dan rencana asuhan keperawatan, perawat juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang memengaruhi kondisi bayi, seperti usia gestasi, riwayat persalinan, dan hasil pemeriksaan fisik lainnya. -
Article No. 925 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien datang dengan luka terbuka di daerah kepala sekitar 2 cm, ada perdarahan minimal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien dengan luka terbuka di daerah kepala sekitar 2 cm dengan perdarahan minimal, berikut ini adalah diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan (NANDA-I)
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan darah yang melebihi jumlah normal, yang dapat mengancam kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Deskripsi tentang status kesehatan manusia atau respons manusia terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang dapat diidentifikasi oleh perawat.
- Risiko Perdarahan: Kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan cairan darah yang melebihi jumlah normal, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat dicapai oleh individu, keluarga, atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan.
- Outcome yang diharapkan: Pasien tidak mengalami perdarahan lebih lanjut, perdarahan terkendali, dan vital sign stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan perawat untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan.
- Intervensi Keperawatan: Pemeriksaan luka, pemberian kompress dingin, pemberian obat-obatan, monitoring tanda vital, dan edukasi mengenai perawatan luka.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Perdarahan, dengan fokus pada pencegahan dan pengendalian perdarahan, serta pemantauan kondisi pasien. -
Article No. 926 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien demam 2hari mual muntah, nadi 154 x/mnt, suhu 40 C, trombosit 164 ribu/ul hematokrit 36 %
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien dengan demam 2 hari, mual muntah, nadi 154 x/mnt, suhu 40°C, trombosit 164 ribu/ul, dan hematokrit 36%, dapat diberikan kode ICD-10 dan ICD-9-CM sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 789.01
- Deskripsi: Mual dan muntah
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak terspesifikasi) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien yang mengalami demam tanpa penyebab yang jelas.
- Kode ICD-9-CM 789.01 (Mual dan muntah) digunakan untuk menggambarkan gejala mual dan muntah yang dialami oleh pasien.
Perlu diperhatikan bahwa kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan informasi yang diberikan. Untuk mendapatkan kode ICD-9-CM yang tepat, dibutuhkan informasi lebih lanjut mengenai tindakan medis atau prosedur yang dilakukan untuk menangani kondisi pasien. -
Article No. 927 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien demam 2hari mual muntah, nadi 154 x/mnt, suhu 40 C, trombosit 164 ribu/ul hematokrit 36 %
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam 2 hari, mual muntah, nadi 154 x/menit, suhu 40°C, trombosit 164 ribu/ul, dan hematokrit 36%, dapat disimpulkan bahwa pasien kemungkinan mengalami Dengue Fever (Demam Berdarah Dengue).
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan gejala mual muntah.
3. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan peningkatan nadi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Risiko Dehidrasi: Kemungkinan terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit.
- Penurunan Curah Jantung: Penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per menit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Suhu tubuh kembali normal.
- Cairan Tubuh Adekuat: Tidak terjadi dehidrasi.
- Perfusi Jaringan Efektif: Curah jantung dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hipertermia: Intervensi untuk menurunkan suhu tubuh.
- Manajemen Cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Manajemen Kardiovaskular: Intervensi untuk mempertahankan fungsi kardiovaskular.
Tujuan utama penanganan adalah menurunkan demam, mencegah dehidrasi, dan menjaga fungsi kardiovaskular pasien. -
Article No. 928 | 30 Sep 2024
Klinis : Dalam sistem klasifikasi NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), faktor terkait untuk diagnosis "Nyeri Kronis" dapat mencakup:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi "Nyeri Kronis" berdasarkan klasifikasi NANDA (North American Nursing Diagnosis Association).
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut, berlangsung terus-menerus atau berulang-ulang selama periode waktu yang lama.
Faktor Terkait:
- Proses penyakit kronis (contoh: artritis, kanker, diabetes)
- Cedera atau trauma fisik yang belum pulih (contoh: amputasi, luka bakar, cedera kepala)
- Stres psikologis yang berkepanjangan (contoh: depresi, kecemasan)
- Disfungsi saraf (contoh: neuropati diabetik, pasca herpetik neuralgia)
- Keterbatasan aktivitas
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode Diagnosis: 00133
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut, berlangsung terus-menerus atau berulang-ulang selama periode waktu yang lama.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang terkait:
- Toleransi Terhadap Nyeri
- Kontrol Nyeri
- Kualitas Hidup Terkait Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang terkait:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Modalitas untuk Nyeri
- Terapi Komplementer untuk Nyeri
Jadi, dalam kasus "Nyeri Kronis", diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kronis, dengan faktor terkait yang dapat mencakup proses penyakit kronis, cedera atau trauma fisik yang belum pulih, stres psikologis yang berkepanjangan, disfungsi saraf, dan keterbatasan aktivitas. Standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan dapat ditemukan dalam SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan masalah ini. -
Article No. 929 | 30 Sep 2024
Klinis : Dalam sistem klasifikasi NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), faktor terkait untuk diagnosis "Nyeri Kronis" dapat mencakup:
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi "Nyeri Kronis" dengan faktor terkait berdasarkan klasifikasi NANDA, kode ICD-10 yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G89.4
- Deskripsi: Nyeri kronis yang tidak diklasifikasikan di tempat lain
Dalam klasifikasi NANDA, faktor terkait untuk diagnosis "Nyeri Kronis" dapat mencakup:
- Usia lanjut
- Gaya hidup yang tidak sehat (misalnya penggunaan alkohol, merokok, diet buruk)
- Kurang aktivitas fisik
- Kondisi medis kronik (misalnya arthritis, kanker, diabetes)
- Trauma atau cedera sebelumnya
- Kecemasan atau depresi
- Masalah tidur
- Keterbatasan sosial atau dukungan sosial yang tidak memadai
- Ketidakmampuan untuk mengekspresikan nyeri
- Persepsi nyeri yang buruk
Tidak ada kode ICD-9-CM yang secara spesifik terkait dengan faktor-faktor terkait untuk diagnosis "Nyeri Kronis" dalam klasifikasi NANDA. Kode ICD-9-CM yang mungkin relevan adalah kode-kode yang terkait dengan kondisi medis atau prosedur yang mendasari atau menimbulkan nyeri kronis, seperti:
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: Tergantung pada kondisi medis atau prosedur yang mendasari nyeri kronis
- Deskripsi: Tergantung pada kondisi medis atau prosedur yang mendasari nyeri kronis
Namun, tidak ada kode ICD-9-CM yang secara langsung mewakili faktor-faktor terkait untuk diagnosis "Nyeri Kronis" dalam klasifikasi NANDA. -
Article No. 930 | 30 Sep 2024
Klinis : asmatikus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi asmatikus:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ansietas
Penjelasan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola napas yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Perbaikan pola napas yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen jalan napas, termasuk pemberian bronkodilator, pengaturan posisi, dan edukasi tentang teknik napas dalam.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, termasuk penjadwalan aktivitas, penggunaan alat bantu, dan edukasi tentang pengaturan aktivitas.
3. Ansietas
- SDKI: Respon maladaptif terhadap ancaman yang dirasakan, ditandai dengan perasaan takut, khawatir, atau gelisah.
- SLKI: Penurunan tingkat ansietas.
- SIKI: Manajemen ansietas, termasuk pemberian terapi relaksasi, pengelolaan stres, dan pemberian dukungan emosional.
Secara umum, diagnosa keperawatan ini menggambarkan masalah pernapasan, aktivitas, dan psikologis yang sering dialami oleh pasien asmatikus. Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan panduan bagi perawat untuk mengidentifikasi, menetapkan tujuan, dan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengelola kondisi asmatikus secara holistik. -
Article No. 931 | 30 Sep 2024
Klinis : rematoid artritis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi rematoid artritis:
A. Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronik
2. Ketidakefektifan Koping
3. Defisit Perawatan Diri
B. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri Kronik (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Karakteristik: Keluhan nyeri, durasi nyeri, perubahan aktivitas, perubahan tidur, perubahan pola hidup.
- Intervensi: Manajemen nyeri, terapi modalitas, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Ketidakefektifan Koping (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan mengelola stresor yang mengganggu aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Karakteristik: Perubahan pola tidur, peningkatan kecemasan, perubahan nafsu makan, perubahan aktivitas.
- Intervensi: Manajemen stres, terapi relaksasi, pendidikan kesehatan, dan dukungan sosial.
3. Defisit Perawatan Diri (SLKI)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
- Karakteristik: Ketergantungan dalam mandi, berpakaian, makan, eliminasi.
- Intervensi: Pelatihan aktivitas sehari-hari, bantuan dalam perawatan diri, modifikasi lingkungan, dan kolaborasi dengan terapis okupasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mendukung asuhan keperawatan pada pasien dengan rematoid artritis, mencakup manajemen nyeri, peningkatan koping, dan perawatan diri. -
Article No. 932 | 30 Sep 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, dapat diturunkan beberapa diagnosa keperawatan untuk pasien anak perempuan usia 5 tahun yang mengalami demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, dengan kemungkinan diagnosa medis campak, antara lain:
1. Diagnosa Keperawatan 1: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
- Gejala dan tanda SDKI: Batuk kering, kesulitan bernapas, pernapasan cuping hidung.
- Rencana Keperawatan (SLKI): Mempertahankan bersihan jalan napas, memantau status pernapasan, manajemen jalan napas.
- Intervensi Keperawatan (SIKI): Manajemen jalan napas, pemberian oksigen, fisioterapi dada.
2. Diagnosa Keperawatan 2: Hipertemia
- Definisi SDKI: Suhu tubuh di atas normal akibat peningkatan produksi atau penurunan kehilangan panas.
- Gejala dan tanda SDKI: Demam tinggi, kulit panas, wajah kemerahan.
- Rencana Keperawatan (SLKI): Manajemen demam, manajemen suhu tubuh.
- Intervensi Keperawatan (SIKI): Terapi antipiretik, kompres hangat/dingin, monitor tanda-tanda vital.
3. Diagnosa Keperawatan 3: Gangguan Integritas Kulit
- Definisi SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau lapisan dermis.
- Gejala dan tanda SDKI: Ruam merah di kulit.
- Rencana Keperawatan (SLKI): Perawatan luka, manajemen rasa tidak nyaman.
- Intervensi Keperawatan (SIKI): Perawatan luka, aplikasi topikal, manajemen gejala.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi definisi dan karakteristik diagnostik untuk diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang berisi daftar intervensi keperawatan beserta definisi dan aktivitasnya.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan asuhan keperawatan yang terstandar dan berbasis bukti. -
Article No. 933 | 30 Sep 2024
Klinis : Perubahan frekuensi ndan irama jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk perubahan frekuensi dan irama jantung dapat berupa:
1. Risiko Ketidakstabilan Kardiovaskular
- Penjelasan singkat:
- Ini adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan potensi perubahan pada fungsi jantung dan pembuluh darah yang dapat mengancam kesehatan dan kehidupan pasien.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung, gangguan irama jantung, atau komplikasi dari penyakit lain.
2. Perubahan Perfusi Jantung
- Penjelasan singkat:
- Ini adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya perubahan pada suplai darah ke jantung, yang dapat mempengaruhi fungsi dan kinerja jantung.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, atau komplikasi dari penyakit lain.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah tiga komponen penting dalam sistem dokumentasi asuhan keperawatan di Indonesia.
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan diagnosa keperawatan yang diakui secara nasional.
- Diagnosa keperawatan yang tertera di atas mengacu pada SDKI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Luaran yang terkait dengan diagnosa keperawatan di atas dapat meliputi stabilitas tanda-tanda vital, kemampuan pasien dalam mengelola gejala, dan peningkatan fungsi kardiovaskular.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan kumpulan intervensi keperawatan yang diakui secara nasional.
- Intervensi keperawatan yang terkait dengan diagnosa di atas dapat meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan, edukasi pasien dan keluarga, dan intervensi rehabilitasi kardiovaskular.
Secara keseluruhan, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan sistem dokumentasi yang terintegrasi untuk memastikan kualitas dan kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.