Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2836 | 19 Oct 2024
Klinis : Lima hari yang lalu Kakek berusia 70 tahun, datang ke panti. Dari hasil pengkajian, kakek mengatakan ingatanak-anaknya dan rasanya pingin pulang, susah tidur dan tidak nyenyak, tidak nafsu makan, terkadang mual muntah, dada berdebar-debar, terlihat tegang dan kurang konsentrasi.Apakah implementasi yang tepat untuk lansia dengan kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat profesional saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasannya berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas (NANDA-I: 00146)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berkembang karena antisipasi terhadap bahaya.
Etiologi: Perubahan lingkungan, isolasi sosial
Gejala dan Tanda:
- Subjektif: Gelisah, khawatir, merasa terancam, sulit berkonsentrasi
- Objektif: Tampak tegang, insomnia, nafsu makan menurun, mual muntah, jantung berdebar
2. Gangguan Pola Tidur (NANDA-I: 00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Etiologi: Cemas, stres, perubahan lingkungan
Gejala dan Tanda:
- Subjektif: Sulit memulai tidur, sering terbangun, tidur tidak nyenyak
- Objektif: Lesu, kelelahan, sulit berkonsentrasi
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Menurunkan Tingkat Ansietas
- Observasi tanda-tanda vital dan gejala ansietas
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman
- Berikan terapi relaksasi (napas dalam, terapi musik, dll)
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan
2. Memfasilitasi Pola Tidur yang Adekuat
- Observasi pola tidur dan kualitas tidur
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur (suhu, cahaya, suara)
- Berikan terapi non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi lebih lanjut
Implementasi yang Tepat:
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan gejala ansietas secara berkala
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan tenang di panti
3. Memberikan terapi relaksasi seperti terapi musik, latihan napas dalam, dan terapi massase
4. Melibatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan psikologis
5. Mengatur pola tidur dengan menyesuaikan lingkungan dan memberikan terapi non-farmakologis
6. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya psikolog, terapis okupasi) untuk intervensi yang lebih komprehensif
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan perawatan yang tepat bagi lansia dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. Terima kasih. -
Article No. 2837 | 19 Oct 2024
Klinis : Ny. B berusia 48 tahun dirawat di ruang bedah setelah dilakukan operasi pembuatan trakeostomi hari ke -3. Hasil pemeriksaan menunjukan balutan tampak kotor, hasil pemeriksaan fisik: TD 128/80 mmHg, frekuensi napas 30x/menit, frekuensi nadi: 79 x/menit, suhu 37,60c.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan balutan kotor.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah rentan terhadap masuknya mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bebas infeksi
2. Tidak terjadi komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Mengobservasi tanda dan gejala infeksi (seperti suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, dan sebagainya)
2. Melakukan perawatan luka secara aseptik
3. Menggunakan teknik steril dalam setiap tindakan
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Dalam kasus ini, Ny. B berada pada risiko infeksi karena adanya prosedur pembedahan (pembuatan trakeostomi) dan balutan yang tampak kotor. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya infeksi, seperti observasi tanda dan gejala infeksi, perawatan luka secara aseptik, dan edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 2838 | 19 Oct 2024
Klinis : diagnosa pada ibu hamil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ibu hamil.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan bahasa yang akademis untuk memberikan informasi yang akurat dan komprehensif.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Berhubungan dengan Peningkatan Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan
- Penjelasan: Ibu hamil memiliki peningkatan kebutuhan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Risiko ketidakseimbangan nutrisi dapat terjadi jika asupan nutrisi ibu tidak mencukupi.
2. Nyeri Akut Berhubungan dengan Perubahan Hormonal dan Fisiologis Kehamilan
- Penjelasan: Selama kehamilan, ibu dapat mengalami nyeri akut yang disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisiologis, seperti kram, sakit punggung, atau ketidaknyamanan lainnya.
3. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Proses Kehamilan
- Penjelasan: Ibu hamil memiliki risiko perdarahan yang dapat terjadi selama kehamilan, persalinan, atau masa nifas. Hal ini perlu dipantau dan diatasi dengan tepat.
4. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Perubahan Fisiologis Kehamilan
- Penjelasan: Perubahan fisiologis selama kehamilan, seperti peningkatan berat badan, nyeri, dan perubahan hormonal, dapat menyebabkan gangguan pola tidur pada ibu hamil.
5. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Peran dan Tanggung Jawab Selama Kehamilan
- Penjelasan: Kehamilan dapat menimbulkan kecemasan pada ibu terkait dengan perubahan peran dan tanggung jawab yang harus dihadapi, seperti persiapan menjadi orang tua, kekhawatiran terhadap kesehatan janin, dan proses persalinan.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan panduan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. Standar-standar ini digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 2839 | 19 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami nyeri dada yang hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. EKG menunjukkan infark miokard akut. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala dan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I21.0
- Deskripsi: Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST
Pada kasus ini, pasien wanita usia 60 tahun mengalami gejala nyeri dada hebat, menjalar ke lengan kiri, disertai dengan sesak napas, mual, dan keringat dingin. Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya infark miokard akut dengan elevasi segmen ST, yang merupakan indikasi dari serangan jantung akut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Tindakan pertolongan gawat darurat kardiovaskular, tidak terspesifikasi.
Dalam penanganan kasus ini, tindakan medis yang dapat dilakukan adalah pertolongan gawat darurat kardiovaskular, seperti pemberian oksigen, pemantauan jantung, pemberian obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki aliran darah ke jantung. Selain itu, pemantauan vital sign dan stabilisasi kondisi pasien juga merupakan bagian dari tindakan medis yang diperlukan.
Pasien ini juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus tipe 2, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner. Penanganan komprehensif terhadap kondisi ini, termasuk pengobatan hipertensi dan diabetes, serta modifikasi gaya hidup, sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 2840 | 19 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, maka dapat didiagnosis sebagai kemungkinan kondisi campak.
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05
- Deskripsi: Campak (Measles)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.71
- Deskripsi: Pemberian imunisasi campak (Measles vaccination)
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B05 digunakan untuk menandakan diagnosis campak (measles). Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (measles virus) dan ditandai dengan gejala demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah.
2. Kode ICD-9-CM 99.71 digunakan untuk prosedur pemberian imunisasi campak. Dalam kasus ini, setelah diagnosis campak ditegakkan, dapat dilakukan pemberian vaksin campak sebagai tindakan profilaksis untuk mencegah penyebaran penyakit.
Penatalaksanaan selanjutnya dapat meliputi pengobatan simptomatik, pemantauan keadaan umum pasien, dan edukasi kepada pasien serta keluarga mengenai tanda-tanda komplikasi yang memerlukan penanganan lebih lanjut. -
Article No. 2841 | 19 Oct 2024
Klinis : px usia 60 tahun, fraktur femur kiri, nyeri paha kiri, badan terasa lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan menjabarkan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S72.00
- Deskripsi: Fraktur tertutup bagian proksimal femur, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 79.15
- Deskripsi: Pembedahan terbuka untuk perbaikan fraktur femur, dengan fiksasi internal
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien berusia 60 tahun mengalami fraktur femur kiri, dengan keluhan nyeri di paha kiri dan badan terasa lemas. Kode ICD-10 yang sesuai adalah S72.00, yang menggambarkan fraktur tertutup bagian proksimal femur yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Pada kasus fraktur femur, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pembedahan terbuka untuk perbaikan fraktur, dengan fiksasi internal. Kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 79.15.
Perlu dicatat bahwa kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan untuk tujuan klasifikasi dan dokumentasi medis, dan penetapan kode harus dilakukan oleh profesional kesehatan yang kompeten, seperti dokter atau perekam medis, berdasarkan evaluasi dan dokumentasi yang lengkap pada catatan medis pasien. -
Article No. 2842 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 32 tahun dirawat di rumah sakit jiwa dengan Skizophrenia paranoid mendapatkan terapi psikofarmaka yang mempunyai efek kekakuan pada extrapiramidal dan anti emetik.Apakah nama obat tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko kekakuan otot terkait efek samping penggunaan obat psikofarmaka.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko kekakuan otot adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan kerentanan individu terhadap pengalaman kekakuan otot yang dapat mengganggu fungsi dan aktivitas sehari-hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat menunjukkan otot yang rileks, bebas dari kekakuan, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian obat antikolinergik, terapi latihan, dan pengawasan efek samping obat secara berkala.
Terkait dengan obat yang menyebabkan efek kekakuan ekstrapiramidal dan efek anti-emetik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, kemungkinan pasien mendapatkan terapi antipsikotik golongan tipikal, seperti haloperidol. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa kekakuan otot, gerakan tidak terkontrol, dan mual/muntah.
Peran perawat adalah memantau efek samping obat, memberikan terapi latihan untuk mencegah kekakuan otot, serta berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk menyesuaikan regimen terapi jika diperlukan. -
Article No. 2843 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan usia 21 tahun, G1P0A0 datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Pasien mengatakan lupa tanggal HPHTnya. Pada saat dilakukan pemeriksaan diketahui TFU 34 Cm, posisi janin punggung kanan, presentasi kepala dan kepala sudah masuk pintu atas panggul.Berapakah usia kehamilan pasien?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan tone akademis dan persona sebagai perawat ahli, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko ketidakefektifan pola tidur berhubungan dengan perubahan pola tidur akibat kehamilan.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko ketidakefektifan pola tidur: Keadaan di mana individu berisiko mengalami gangguan kualitas atau kuantitas tidur.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan pola tidur akibat kehamilan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidur yang efektif.
- Kriteria hasil: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan bangun dengan segar.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen tidur, edukasi tentang pola tidur sehat selama kehamilan.
- Tindakan keperawatan: Identifikasi pola tidur pasien, berikan edukasi tentang hygiene tidur, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Usia Kehamilan Pasien:
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan, diketahui bahwa tinggi fundus uteri (TFU) pasien adalah 34 cm. Mengacu pada rumus Duncan, usia kehamilan pasien adalah 34 minggu. -
Article No. 2844 | 19 Oct 2024
Klinis : bayi laki-laki usia 2 hari, dilahirkan pada usia gestasi 35 minggu, BB lahir 1800 gr,di rawat di incubator,terpasang O22lt,frekuensi nafas 65x/menit,ada retraksi dinding dada,ada nafas cuping hidung, refleks menghisap dan menelan lemah, pergerakan kurang, kulit tipis dan transparanApakah diagnosis keperawatan prioritas terkait kematangan saraf pada bayi tersebut?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, diagnosis keperawatan prioritas terkait kematangan saraf pada bayi tersebut adalah:
1. Risiko Perkembangan Tidak Optimal
- SDKI: Risiko Perkembangan Tidak Optimal
- SLKI: Peningkatan Perkembangan
- SIKI: Stimulasi Perkembangan
Penjelasan:
Bayi yang lahir pada usia gestasi 35 minggu memiliki risiko perkembangan tidak optimal karena belum mencapai kematangan saraf yang sempurna. Tanda-tanda yang menunjukkan hal ini adalah refleks menghisap dan menelan yang lemah, pergerakan kurang, serta kulit tipis dan transparan. Kondisi ini membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat untuk meningkatkan perkembangan bayi dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Tujuan dari intervensi keperawatan ini adalah untuk meningkatkan perkembangan bayi sesuai dengan tahapan usianya. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi stimulasi perkembangan, seperti posisi inkubator yang aman, manajemen nutrisi yang tepat, serta pemberian stimulasi sensorik yang sesuai. Perawat harus memantau perkembangan bayi secara teratur dan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi dan perkembangannya optimal. -
Article No. 2845 | 19 Oct 2024
Klinis : Seorang perempuan berusia 26 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu, dibawa ke Rumah Sakit oleh suaminya dengan keluhan keluar air yang berbau amis dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu. Kontraksi 10 menit sekali, DJJ 155 x/ mnt, hasil pemeriksaan dalam pembukaan 2 cm. Perawat melakukan observasi dengan cermat terhadap penilaian tanda BUGAR sebelum bayi lahir.Apakah penilaian yang dilakukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosis Keperawatan, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Infeksi Neonatal Berhubungan dengan Pecah Ketuban Lama
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Neonatal adalah kondisi di mana bayi baru lahir berisiko mengalami infeksi akibat pajanan mikroorganisme patogen sebelum, selama, atau setelah proses persalinan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah bayi baru lahir terbebas dari infeksi, ditandai dengan tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada komplikasi infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara berkala.
2. Menjaga kebersihan dan higienis selama persalinan.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik profilaksis.
4. Edukasi kepada ibu dan keluarga mengenai tanda-tanda infeksi dan pentingnya menjaga kebersihan.
5. Pemantauan status cairan dan nutrisi ibu.
Dalam melakukan penilaian, perawat perlu melakukan observasi secara cermat terhadap tanda-tanda BUGAR (Berat badan, Usaha nafas, Gerakan, Aktivitas, Refleks) pada bayi, yang mencakup:
1. Berat badan: Apakah sesuai dengan usia kehamilan.
2. Usaha napas: Apakah ada retraksi dinding dada, napas cuping hidung, atau pernafasan tidak teratur.
3. Gerakan: Apakah gerakan spontan bayi cukup aktif.
4. Aktivitas: Apakah bayi menunjukkan respon terhadap rangsangan.
5. Refleks: Apakah refleks hisap, menelan, dan mencari berfungsi normal.
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah mengenai diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar PPNI.