Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1014 | 01 Oct 2024
Klinis : A An.P, usia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas. Ibu mengatakan bahwa anak sudah sebulan ini batuk-batuk. Berat badan 10 kg dengan tinggi badan 75cm. Menurut ibunya, berat badan anaknya dalam 3 bulan tidak naik-naik. “Anak saya kurang nafsu makan, biasanya dia makan mie dan bakso habis. Tapi belakangan ini tidak habis. Apa karena badannya panas ya?” Hasil pengkajian anak letargis, mata cekung, nadi 100x/menit, teraba lemah dan teratur, pernafasan 30x/menit, suhu 38°C. Anak rewel, dan kalau tidur sering terbangun karena batuk. An. P sering berkeringat pada malam hari hingga bajunya basah. Auskultasi paru didapatkan wheezing (mengi). Tes Mantoux positif. Menurut ibunya, belakangan ini An. P minta digendong terus dan kelihatan lelah. Rontgen paru terlihat adanya infiltrasi pada kedua paru. Menurut ibu, An. P jarang sakit. Imunisasi yang diberikan lengkap. Setiap hari An. P bermain dengan anak tetangga. Tetapi karena batuk dan kurang enak badan, An P sudah 3 hari tidak bermain-main. Ibu An. P seorang lulusan tingkat Sekolah Dasar. Mampu membaca dan menulis dengan baik. Ketika ditanya apakah di sekitar rumah ada yang sedang menderita batuk. Ia mengatakan di daerahnya batuk adalah sakit yang umum dan biasa terjadi. Ketika ditanya apakah mengerti tentang penyakit TBC, ia menjawab pernah mendengar tetapi tidak mengetahui secara pasti. Ibu An. P malah bertanya, “Emangnya anak saya sakit TBC, kan cuma batuk saja.” Ibu An. P mengatakan mereka tinggal di rumah kecil. Rumah itu berisikan lima orang, karena ada kakek dan nenek yang ikut bersama mereka. Obat yang diberikan pada An. P adalah obat antituberkulosa. Dokter mengatakan bahwa obat itu harus diminum setiap hari. Lama pengobatan adalah 6 bulan. Ibu An. P sangat terkejut dan berkata, “Lama sekali minum obat nya, 6 bulan?” Dokter mengatakan, iya selama 6 bulan dan tidak boleh putus.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk kasus An. P adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 11.21
- Deskripsi: Tes tuberculin (Mantoux)
Penjelasan:
Kondisi An. P menunjukkan gejala-gejala tuberkulosis paru, termasuk batuk berkepanjangan, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, keringat malam, dan rontgen paru yang menunjukkan infiltrasi. Tes Mantoux positif juga mendukung diagnosis tuberkulosis. Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah A15.0 untuk tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologis atau histologis.
Dalam penatalaksanaannya, An. P diberikan obat antituberkulosis yang harus diminum selama 6 bulan secara teratur. Durasi pengobatan yang lama ini penting untuk mencapai kesembuhan dan mencegah komplikasi atau resistensi obat. Kode ICD-9-CM 11.21 untuk tes tuberculin (Mantoux) juga dapat digunakan untuk mencatat prosedur diagnostik yang dilakukan.
Edukasi kepada ibu An. P mengenai pentingnya kepatuhan minum obat dan pemantauan selama pengobatan sangat diperlukan, mengingat pemahaman ibu yang terbatas tentang penyakit TBC. Peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi dan dukungan yang komprehensif kepada keluarga pasien juga menjadi kunci keberhasilan pengobatan. -
Article No. 1015 | 01 Oct 2024
Klinis : A An.P, usia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas. Ibu mengatakan bahwa anak sudah sebulan ini batuk-batuk. Berat badan 10 kg dengan tinggi badan 75cm. Menurut ibunya, berat badan anaknya dalam 3 bulan tidak naik-naik. “Anak saya kurang nafsu makan, biasanya dia makan mie dan bakso habis. Tapi belakangan ini tidak habis. Apa karena badannya panas ya?” Hasil pengkajian anak letargis, mata cekung, nadi 100x/menit, teraba lemah dan teratur, pernafasan 30x/menit, suhu 38°C. Anak rewel, dan kalau tidur sering terbangun karena batuk. An. P sering berkeringat pada malam hari hingga bajunya basah. Auskultasi paru didapatkan wheezing (mengi). Tes Mantoux positif. Menurut ibunya, belakangan ini An. P minta digendong terus dan kelihatan lelah. Rontgen paru terlihat adanya infiltrasi pada kedua paru. Menurut ibu, An. P jarang sakit. Imunisasi yang diberikan lengkap. Setiap hari An. P bermain dengan anak tetangga. Tetapi karena batuk dan kurang enak badan, An P sudah 3 hari tidak bermain-main. Ibu An. P seorang lulusan tingkat Sekolah Dasar. Mampu membaca dan menulis dengan baik. Ketika ditanya apakah di sekitar rumah ada yang sedang menderita batuk. Ia mengatakan di daerahnya batuk adalah sakit yang umum dan biasa terjadi. Ketika ditanya apakah mengerti tentang penyakit TBC, ia menjawab pernah mendengar tetapi tidak mengetahui secara pasti. Ibu An. P malah bertanya, “Emangnya anak saya sakit TBC, kan cuma batuk saja.” Ibu An. P mengatakan mereka tinggal di rumah kecil. Rumah itu berisikan lima orang, karena ada kakek dan nenek yang ikut bersama mereka. Obat yang diberikan pada An. P adalah obat antituberkulosa. Dokter mengatakan bahwa obat itu harus diminum setiap hari. Lama pengobatan adalah 6 bulan. Ibu An. P sangat terkejut dan berkata, “Lama sekali minum obat nya, 6 bulan?” Dokter mengatakan, iya selama 6 bulan dan tidak boleh putus.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi An. P:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Karakteristik Definisi: Berat badan yang tidak naik selama 3 bulan, nafsu makan menurun, konsumsi makanan yang tidak adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Berat badan meningkat, nafsu makan meningkat, asupan nutrisi adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nutrisi, Peningkatan Nutrisi, Konseling Gizi.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Letargis, mudah lelah, aktivitas bermain terbatas.
SLKI:
- Luaran: Toleransi aktivitas meningkat, kekuatan otot meningkat, energi meningkat.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Aktivitas, Peningkatan Aktivitas, Fasilitasi Istirahat.
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI:
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan udara yang lega.
- Karakteristik Definisi: Batuk tidak produktif, mengi (wheezing), sesak napas.
SLKI:
- Luaran: Jalan napas bebas dari sekresi, frekuensi napas normal, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, Terapi Inhalasi.
Penjelasan singkat:
An. P, usia 3 tahun, mengalami masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi aktivitas, dan bersihan jalan napas tidak efektif. Hal ini ditandai dengan berat badan yang tidak naik selama 3 bulan, nafsu makan menurun, letargis, mudah lelah, batuk-batuk tidak produktif, mengi, dan sesak napas. Kondisi ini membutuhkan intervensi keperawatan yang komprehensif, seperti manajemen nutrisi, peningkatan aktivitas, dan manajemen jalan napas, untuk membantu pemulihan An. P. -
Article No. 1016 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O26.0
- Deskripsi: Anemia dalam kehamilan
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: V20.2
- Deskripsi: Pemantauan kesehatan rutin bayi dan anak
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O26.0 (Anemia dalam kehamilan) digunakan untuk kondisi di mana terdapat 10 ibu hamil dengan rentang usia 20-40 tahun, namun belum diketahui kadar hemoglobin (Hb) mereka. Hal ini dapat mengindikasikan adanya anemia pada sebagian atau seluruh ibu hamil tersebut.
2. Kode ICD-9-CM V20.2 (Pemantauan kesehatan rutin bayi dan anak) dapat digunakan untuk menggambarkan kegiatan pemantauan dan kontrol kehamilan yang dilakukan oleh ibu-ibu hamil tersebut, baik di puskesmas maupun dokter swasta. Meskipun tidak semua ibu hamil mau mengkonsumsi asam folat yang diberikan oleh petugas kesehatan, kegiatan pemantauan dan kontrol kehamilan secara rutin tetap dilakukan.
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan atau prosedur medis yang spesifik tercantum dalam informasi yang diberikan. Kegiatan yang dilakukan adalah survey mawas diri oleh kelompok perawat komunitas dari UGM di Dusun Sendari, yang bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu-ibu hamil tersebut. -
Article No. 1017 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisiensi Zat Besi Maternal
- SDKI: Kemungkinan berkurangnya kadar zat besi dalam tubuh ibu hamil yang dapat menyebabkan anemia.
- SLKI: Peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya asupan zat besi, pemantauan kadar Hb, dan konsumsi suplemen zat besi.
- SIKI: Intervensi terkait pemberian edukasi gizi, pemantauan kadar Hb, dan pendampingan konsumsi suplemen zat besi.
2. Ketidakpatuhan Terhadap Regimen Terapi
- SDKI: Ketidakmauan atau ketidakmampuan ibu hamil untuk mengikuti rencana terapi yang direkomendasikan, dalam hal ini konsumsi asam folat.
- SLKI: Peningkatan motivasi dan komitmen ibu hamil untuk mengikuti rencana terapi yang direkomendasikan.
- SIKI: Intervensi terkait pemberian edukasi, konseling, dan pendampingan untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi asam folat.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Maternal
- SDKI: Kemungkinan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi ibu hamil, yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.
- SLKI: Peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu hamil dalam memilih dan mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan selama kehamilan.
- SIKI: Intervensi terkait pemberian edukasi gizi seimbang, konseling, dan pendampingan untuk meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil.
Dalam kondisi ini, peran kelompok perawat komunitas dari UGM adalah melakukan survei mawas diri di Dusun Sendari, yang meliputi:
1. Identifikasi kadar Hb ibu hamil dan pemantauan konsumsi asam folat.
2. Edukasi dan konseling tentang pentingnya asupan zat besi dan asam folat selama kehamilan.
3. Pendampingan dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi asam folat dan mengikuti rencana terapi.
4. Edukasi tentang gizi seimbang selama kehamilan dan pendampingan untuk meningkatkan asupan nutrisi ibu hamil.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat mencegah risiko defisiensi zat besi, meningkatkan kepatuhan ibu hamil terhadap regimen terapi, dan memastikan keseimbangan nutrisi maternal selama kehamilan. -
Article No. 1018 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan terkait Gaya Hidup Tidak Sehat
- SDKI: Ketidakpatuhan merupakan perilaku individu yang tidak sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan dalam menjalankan regimen pengobatan atau perawatan.
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan Kesehatan, Manajemen Kesehatan Mandiri
- SIKI: Manajemen Regimen Terapeutik, Edukasi Kesehatan
Penjelasan: Ibu hamil yang tidak mau mengonsumsi asam folat dengan alasan mual dan tidak enak, serta tidak ada perubahan aktivitas selama kehamilan, menunjukkan ketidakpatuhan terhadap rekomendasi tenaga kesehatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan, membantu manajemen regimen terapeutik, dan mendorong peningkatan kepatuhan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Malnutrisi
- SDKI: Risiko Malnutrisi merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi yang dapat berdampak pada status gizi.
- SLKI: Peningkatan Status Nutrisi, Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Pemantauan Nutrisi
Penjelasan: Belum diketahuinya kadar Hb ibu hamil dan adanya keluhan mual saat mengonsumsi asam folat dapat meningkatkan risiko malnutrisi pada ibu hamil. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pemantauan nutrisi, memberikan manajemen nutrisi yang tepat, serta membantu peningkatan status nutrisi ibu hamil.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
- SDKI: Risiko Perdarahan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat membahayakan.
- SLKI: Pencegahan Komplikasi, Pemantauan Kesehatan
- SIKI: Manajemen Perdarahan, Pemantauan Tanda Vital
Penjelasan: Usia kehamilan yang beragam dan kadar Hb yang belum diketahui dapat meningkatkan risiko perdarahan pada ibu hamil. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pemantauan tanda vital, manajemen perdarahan, serta pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi.
Kesimpulan, tiga diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan berdasarkan kondisi yang diberikan adalah Ketidakpatuhan terkait Gaya Hidup Tidak Sehat, Risiko Malnutrisi, dan Risiko Perdarahan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi edukasi kesehatan, manajemen nutrisi, manajemen perdarahan, dan pemantauan kesehatan. -
Article No. 1019 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat komunitas, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi yang disampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Terkait Kehamilan
Definisi: Berisiko mengalami penurunan kemampuan untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar tentang kehamilan, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat.
2. Risiko Ketidakpatuhan Terkait Asupan Nutrisi
Definisi: Berisiko mengalami penurunan kemampuan untuk mengikuti rekomendasi profesional kesehatan terkait asupan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Kurang Pengetahuan Terkait Kehamilan
- Definisi: Risiko mengalami penurunan kemampuan untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar tentang kehamilan.
- Faktor Risiko: Kurangnya paparan informasi, tingkat pendidikan rendah, keterbatasan sumber daya.
2. Risiko Ketidakpatuhan Terkait Asupan Nutrisi
- Definisi: Risiko mengalami penurunan kemampuan untuk mengikuti rekomendasi profesional kesehatan terkait asupan nutrisi yang dibutuhkan.
- Faktor Risiko: Persepsi negatif terhadap manfaat, kurangnya dukungan sosial, keterbatasan akses.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Pengetahuan Terkait Kehamilan
- Indikator: Kemampuan ibu hamil dalam memahami informasi dasar tentang kehamilan meningkat.
2. Kepatuhan Terkait Asupan Nutrisi
- Indikator: Ibu hamil dapat mengikuti rekomendasi profesional kesehatan terkait asupan nutrisi yang dibutuhkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Kesehatan Terkait Kehamilan
- Intervensi: Memberikan informasi dan edukasi yang komprehensif terkait kehamilan, termasuk perubahan fisiologis, nutrisi, dan aktivitas fisik yang sesuai.
2. Manajemen Ketidakpatuhan Terkait Asupan Nutrisi
- Intervensi: Mengidentifikasi penyebab ketidakpatuhan, memberikan konseling, dan memfasilitasi akses terhadap asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil terkait kehamilan dan kepatuhan mereka dalam mengonsumsi asupan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan. -
Article No. 1020 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisit Nutrisi Maternal berhubungan dengan ketidakpatuhan dalam mengonsumsi suplemen asam folat.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi Maternal adalah kondisi di mana ibu hamil berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan, seperti tidak mengalami anemia, kenaikan berat badan sesuai rekomendasi, dan janin tumbuh sesuai usia kehamilan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan, identifikasi faktor risiko, pemberian suplemen sesuai kebutuhan, serta monitoring asupan dan status nutrisi ibu hamil.
Selain itu, perlu dilakukan pendekatan yang lebih komprehensif, seperti:
1. Melakukan skrining kadar Hb ibu hamil untuk mengetahui status nutrisi.
2. Memberikan edukasi dan konseling tentang pentingnya mengonsumsi suplemen asam folat selama kehamilan dan mengatasi keluhan seperti mual dan muntah.
3. Memantau dan mendukung aktivitas ibu hamil agar sesuai dengan kondisi kehamilan.
4. Melibatkan keluarga dan komunitas dalam mendukung pemenuhan nutrisi ibu hamil.
Dengan pendekatan ini, diharapkan ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan dan menurunkan risiko defisit nutrisi. -
Article No. 1021 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat pakar, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakpatuhan (Noncompliance) terkait konsumsi asam folat pada ibu hamil
2. Risiko Defisiensi Nutrisi pada ibu hamil
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada ibu hamil
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakpatuhan (Noncompliance) terkait konsumsi asam folat pada ibu hamil
- SDKI: Ketidakpatuhan
- SLKI: Perilaku Kesehatan Promotif
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi asam folat yang diberikan petugas kesehatan karena alasan mual dan tidak enak. Hal ini perlu diatasi untuk mencegah risiko defisiensi nutrisi.
2. Risiko Defisiensi Nutrisi pada ibu hamil
- SDKI: Risiko Defisiensi Nutrisi
- SLKI: Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu hamil yang tidak terpenuhi akibat ketidakpatuhan konsumsi asam folat dapat menyebabkan risiko defisiensi nutrisi. Hal ini perlu diidentifikasi dan ditangani dengan tepat.
3. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri pada ibu hamil
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri
- SLKI: Perilaku Kesehatan Promotif
- SIKI: Manajemen Kesehatan Diri
Ibu hamil tidak menunjukkan perubahan aktivitas selama kehamilan, padahal diperlukan penyesuaian aktivitas untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Ketidakefektifan dalam manajemen kesehatan diri perlu dievaluasi dan diberikan intervensi yang sesuai.
Dengan mempertimbangkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diharapkan perawat komunitas dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil di Dusun Sendari. -
Article No. 1022 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Ibu Hamil
2. Risiko Ketidakcukupan Nutrisi Ibu Hamil
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Ibu Hamil
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan
- SIKI: Edukasi Kesehatan
Penjelasan: Ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya konsumsi asam folat selama kehamilan berisiko mengalami kurang pengetahuan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kesehatan mengenai manfaat dan pentingnya konsumsi asam folat selama kehamilan.
2. Risiko Ketidakcukupan Nutrisi Ibu Hamil
- SDKI: Risiko Ketidakcukupan Nutrisi
- SLKI: Pemantauan Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan: Ibu hamil yang tidak mau mengonsumsi asam folat karena alasan mual dan tidak enak berisiko mengalami ketidakcukupan nutrisi selama kehamilan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah melakukan pemantauan nutrisi ibu hamil dan memberikan manajemen nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, seperti mengganti bentuk asam folat menjadi lebih mudah dikonsumsi.
Dalam melakukan intervensi keperawatan, perawat komunitas dari UGM perlu melakukan assessment yang komprehensif, termasuk mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, serta memberikan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan dan pemahaman ibu hamil di Dusun Sendari. -
Article No. 1023 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berstandar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisiensi Zat Besi Terkait Kurangnya Kepatuhan Konsumsi Asam Folat pada Ibu Hamil
Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan rentan atau berisiko mengalami penurunan kadar zat besi dalam darah akibat ketidakpatuhan mengonsumsi asam folat selama kehamilan.
- Faktor Risiko: Ketidakpatuhan mengonsumsi asam folat, mual dan muntah selama kehamilan.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar Hb normal, tidak ada gejala anemia, dan patuh mengonsumsi asam folat.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Edukasi pentingnya konsumsi asam folat, manajemen mual muntah, pemantauan kadar Hb, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan terkait.
2. Risiko Gangguan Aktivitas Fisik Terkait Kurangnya Penyesuaian Aktivitas pada Kehamilan
Penjelasan:
a. SDKI:
- Definisi: Keadaan rentan atau berisiko mengalami penurunan kemampuan melakukan aktivitas fisik sehari-hari akibat kurangnya penyesuaian aktivitas selama kehamilan.
- Faktor Risiko: Tidak ada perbedaan aktivitas sebelum dan selama kehamilan.
b. SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kondisi kehamilannya.
c. SIKI:
- Intervensi: Edukasi mengenai perubahan aktivitas selama kehamilan, penyusunan rencana aktivitas yang sesuai, dan pemantauan kemampuan aktivitas ibu hamil.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi asam folat serta penyesuaian aktivitas fisik selama kehamilan, sehingga dapat mencegah risiko defisiensi zat besi dan gangguan aktivitas fisik.