Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20156 | 28 Jul 2025
Klinis : abses paru
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi abses paru:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J85.2
- Deskripsi: Abses paru
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.02
- Deskripsi: Drainase terbuka dari abses paru atau empiema dengan insisi.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 J85.2 untuk Abses Paru:
- Kode J85 dalam klasifikasi ICD-10 mencakup "Abses pada paru, mediastinum, dan rongga pleura".
- Kode J85.2 secara spesifik menunjukkan "Abses paru".
- Kondisi ini merujuk pada pembentukan kantung nanah atau cairan purulen di dalam jaringan paru, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau parasit.
2. Kode ICD-9-CM Prosedur 34.02 untuk Drainase Abses Paru:
- Kode 34.02 dalam klasifikasi ICD-9-CM merujuk pada "Drainase terbuka dari abses paru atau empiema dengan insisi".
- Prosedur ini dilakukan untuk mengeluarkan cairan atau nanah yang terkumpul dalam abses paru, dengan melakukan insisi dan drainase secara terbuka.
- Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan dalam rongga paru, mencegah penyebaran infeksi, dan memfasilitasi penyembuhan.
Dalam praktik klinis, diagnosis abses paru berdasarkan temuan klinis, pemeriksaan radiologis, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Sementara tindakan drainase dilakukan sesuai dengan evaluasi dan rencana penatalaksanaan yang ditentukan oleh dokter yang menangani pasien. -
Article No. 20157 | 28 Jul 2025
Klinis : ppnemonia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis pneumonia, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait, dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: J15
- Deskripsi: Pneumonia bakterial, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode J15 mencakup berbagai jenis pneumonia bakterial, termasuk pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan bakteri lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemberian terapi oksigen. Prosedur ini melibatkan pemberian oksigen tambahan kepada pasien dengan pneumonia untuk membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
- Kode: 99.04
- Deskripsi: Pemberian antibiotik intravena. Pasien dengan pneumonia biasanya memerlukan pemberian antibiotik melalui infus intravena untuk mengatasi infeksi bakteri.
- Kode: 99.13
- Deskripsi: Pemberian terapi cairan intravena. Pasien dengan pneumonia sering mengalami dehidrasi dan membutuhkan cairan intravena untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Penjelasan detail:
- Kode ICD-10 J15 mencakup berbagai jenis pneumonia bakterial yang dapat terjadi, dan merupakan diagnosis utama untuk pasien dengan gejala-gejala pneumonia.
- Beberapa prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani pasien dengan pneumonia, seperti pemberian oksigen, antibiotik intravena, dan terapi cairan intravena, memiliki kode ICD-9-CM yang sesuai.
- Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk membantu pasien dalam pernapasan, mengatasi infeksi bakteri, dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh, yang merupakan hal-hal penting dalam penatalaksanaan pneumonia. -
Article No. 20158 | 28 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing, ada benjolan di belakang telinga dan ada terasa benjolan di ounggung belakang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu pusing, benjolan di belakang telinga, dan benjolan di punggung belakang, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Nyeri Akut
Pasien mengalami gejala pusing yang dapat disebabkan oleh adanya kelainan atau gangguan pada sistem saraf pusat, seperti peningkatan tekanan intrakranial. Selain itu, adanya benjolan di belakang telinga dan punggung belakang juga dapat menyebabkan rasa nyeri.
b. Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
Benjolan di belakang telinga dan punggung belakang dapat menjadi indikasi adanya peningkatan tekanan intrakranial, yang berpotensi menyebabkan komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Akut
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan tanpa mengeluhkan nyeri
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
b. Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Tidak terjadi peningkatan tekanan intrakranial
- Tidak terjadi komplikasi akibat peningkatan tekanan intrakranial
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi)
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi dingin/panas
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan pengalihan perhatian pasien
b. Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara teratur
- Pertahankan posisi kepala elevasi 30-45 derajat
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan intrakranial, jika diresepkan oleh dokter
- Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan diagnostik, seperti CT scan, untuk mengidentifikasi penyebab peningkatan tekanan intrakranial
- Siapkan pasien untuk tindakan medis yang mungkin diperlukan, seperti drainase cairan atau pembedahan
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang disajikan. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami pendekatan keperawatan yang sesuai untuk menangani kasus ini. -
Article No. 20159 | 28 Jul 2025
Klinis : klien laki-laki berusia 30 tahun dengan tidak ada keluhan dan membawa hasil lab positif sipilis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Risiko Infeksi Seksual
Definisi: Rentan terhadap serangan patogen yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual.
Etiologi: Hasil pemeriksaan laboratorium positif untuk infeksi sipilis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan pemahaman tentang penyakit menular seksual dan cara penularannya.
b. Menunjukkan pemahaman tentang pentingnya perilaku seksual yang aman.
c. Menunjukkan pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.
d. Melaporkan gejala infeksi seksual dengan segera.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
Definisi: Memberikan informasi yang terstruktur dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klien dalam mengelola masalah kesehatan.
Aktivitas:
a. Jelaskan penyakit menular seksual, termasuk sipilis, dan cara penularannya.
b. Jelaskan pentingnya perilaku seksual yang aman, seperti penggunaan kondom.
c. Jelaskan pentingnya pemeriksaan dan pengobatan yang tepat untuk infeksi seksual.
d. Dorong klien untuk segera melaporkan gejala infeksi seksual.
2. Manajemen Risiko
Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan.
Aktivitas:
a. Identifikasi faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko infeksi seksual, seperti perilaku seksual yang berisiko.
b. Kembangkan rencana untuk mengurangi faktor-faktor risiko tersebut.
c. Monitor dan evaluasi efektivitas rencana yang telah dibuat.
3. Dukungan Emosional
Definisi: Memberikan dukungan dan empati untuk membantu klien mengatasi masalah emosional yang terkait dengan kondisi kesehatannya.
Aktivitas:
a. Dengarkan dan validasi perasaan klien tentang diagnosa infeksi seksual.
b. Berikan dukungan dan empati untuk membantu klien mengatasi rasa malu, cemas, atau stigma yang mungkin timbul.
c. Bantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi masalah emosional.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam mencegah, mengendalikan, dan mengelola infeksi seksual, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol infeksi yang optimal. -
Article No. 20160 | 28 Jul 2025
Klinis : klien laki-laki berusia 30 tahun dengan tidak ada keluhan dan membawa hasil lab positif sipilis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk klien laki-laki berusia 30 tahun dengan hasil laboratorium positif sipilis tanpa adanya keluhan adalah "Risiko Penularan Penyakit". Diagnosa ini dipilih karena meskipun klien tidak menunjukkan gejala, hasil laboratorium menunjukkan adanya infeksi sipilis, sehingga terdapat risiko penularan penyakit kepada orang lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pengetahuan Tentang Kesehatan: Klien menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyakit sipilis, termasuk cara penularan, gejala, dan pentingnya pengobatan.
2. Perilaku Kesehatan Promotif: Klien menunjukkan perilaku yang mendukung kesehatan, seperti mengikuti program pengobatan, menghindari kontak seksual tanpa pelindung, dan melakukan skrining/pemeriksaan rutin.
3. Pengendalian Infeksi: Tidak terjadi penularan penyakit sipilis kepada orang lain selama masa perawatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Edukasi Kesehatan
- Memberikan informasi yang komprehensif kepada klien tentang penyakit sipilis, termasuk cara penularan, gejala, dampak, dan pentingnya pengobatan.
- Menjelaskan kepada klien pentingnya melakukan skrining/pemeriksaan rutin dan mengikuti program pengobatan secara teratur.
- Mendiskusikan dengan klien tentang cara-cara mencegah penularan penyakit, seperti penggunaan kondom saat berhubungan seksual.
2. Manajemen Infeksi
- Memantau tanda-tanda dan gejala infeksi pada klien.
- Memastikan klien mengikuti program pengobatan yang telah ditetapkan oleh tenaga kesehatan.
- Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lainnya (misalnya dokter, petugas laboratorium) untuk memantau perkembangan kondisi klien.
3. Dukungan Emosional
- Memberikan dukungan dan empati kepada klien untuk mengurangi kecemasan atau stigma yang mungkin dirasakan.
- Mendorong klien untuk terbuka dan membicarakan perasaannya terkait kondisi kesehatan yang dialami.
- Memberikan informasi tentang sumber-sumber dukungan atau konseling yang dapat diakses klien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan klien dapat meningkatkan pengetahuan, mengembangkan perilaku sehat, dan mencegah penularan penyakit, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 20161 | 28 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan keluhan nyeri perut bagian bawah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik definisi:
- Terdapat keluhan nyeri yang dirasakan pasien
- Nyeri dapat terjadi secara tiba-tiba dan umumnya memiliki durasi terbatas
- Nyeri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti inflamasi, infeksi, atau kondisi patologis lainnya
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang lebih santai
- Pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami peningkatan nyeri
- Pasien menunjukkan pemahaman tentang penyebab dan manajemen nyeri
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pengkajian:
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti aktivitas, posisi, makanan, dan lainnya
- Catat tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Intervensi:
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat
- Pertahankan posisi yang nyaman bagi pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan penyebab nyeri dan pengobatan yang tepat
- Berikan dukungan emosional dan informasi terkait nyeri yang dialami pasien
c. Evaluasi:
- Kaji ulang intensitas nyeri dengan skala nyeri
- Amati tanda-tanda vital dan ekspresi wajah pasien
- Tinjau kemampuan pasien dalam beraktivitas tanpa peningkatan nyeri
- Evaluasi pemahaman pasien tentang penyebab dan manajemen nyeri
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri, peningkatan fungsi, dan pemahaman yang baik tentang kondisi serta manajemen nyerinya. -
Article No. 20162 | 28 Jul 2025
Klinis : pasien datang hilang rasa di daerah lidah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien datang dengan keluhan hilang rasa di daerah lidah, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Sensasi Persepsi: Gangguan Indera Pengecap (00123)
Definisi: Perubahan dalam kemampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan stimulasi indera pengecap.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00123
Definisi: Perubahan dalam kemampuan individu untuk menerima dan menginterpretasikan stimulasi indera pengecap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS-13001
Definisi: Individu menunjukkan pemulihan sensasi pengecapan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP-13001
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memulihkan sensasi pengecapan pada individu.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Perubahan Sensasi Persepsi: Gangguan Indera Pengecap" mengacu pada kondisi pasien yang mengalami hilang rasa di daerah lidah, yang merupakan gangguan pada indera pengecap. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) memberikan definisi dan kode yang sesuai dengan kondisi ini. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) mengacu pada luaran yang diharapkan, yaitu individu menunjukkan pemulihan sensasi pengecapan. Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) memberikan definisi dan kode bagi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk memulihkan sensasi pengecapan pada individu. -
Article No. 20163 | 28 Jul 2025
Klinis : pasien datang hilang rasa di daerah lidah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI**
**Kondisi Pasien**: Hilang rasa di daerah lidah (disfungsi sensori).
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode**: **00128 – Gangguan Persepsi Sensorik: Gustatori**
**Definisi**: Perubahan dalam ketajaman atau pengorganisasian stimulus gustatori (rasa) yang mengganggu respons terhadap lingkungan.
**Penjelasan**:
- Hilang rasa (ageusia/hypogeusia) dapat disebabkan oleh gangguan neurologis, defisiensi nutrisi (misal: vitamin B12), infeksi, efek samping obat, atau trauma.
- SDKI ini menggambarkan ketidakmampuan pasien merasakan stimulus rasa secara normal, berdampak pada asupan nutrisi dan kualitas hidup.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode**: **1302 – Fungsi Indera Pengecap Meningkat**
**Indikator**:
- **130201**: Kemampuan mengidentifikasi rasa dasar (manis, asam, asin, pahit).
- **130202**: Laporan subjektif pasien tentang perbaikan sensasi rasa.
- **130203**: Asupan nutrisi adekuat sesuai kebutuhan.
**Penjelasan**:
- Luaran ini menargetkan pemulihan fungsi pengecap melalui intervensi spesifik seperti modifikasi diet, terapi penyebab dasar, atau edukasi pasien.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode**: **3220 – Manajemen Gangguan Sensori**
**Aktivitas**:
- **322001**: Identifikasi penyebab gangguan (misal: pemeriksaan neurologis, riwayat obat).
- **322002**: Kolaborasi dengan tim medis untuk tatalaksana penyebab (contoh: suplementasi vitamin B12 jika defisiensi).
- **322003**: Modifikasi tekstur/suhu makanan untuk stimulasi reseptor rasa.
- **322004**: Edukasi pasien tentang teknik kompensasi (misal: fokus pada aroma makanan).
**Kode Tambahan**: **0902 – Edukasi Kesehatan** (untuk meningkatkan pemahaman pasien tentang kondisi dan perawatan mandiri).
---
**Catatan Akademis**:
- Pendekatan holistik diperlukan, termasuk pemeriksaan neurologis dan laboratorium (misal: kadar zinc, vitamin B12).
- Dokumentasi perubahan sensasi secara berkala menggunakan skala objektif (misal: tes konsentrasi rasa).
**Referensi**:
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 5*.
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3*.
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3*.
Format RTF terlampir dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumentasi klinis. -
Article No. 20164 | 28 Jul 2025
Klinis : Sesak nafas sejak kemarin sore, mual ada, muntah tidak ada, lemes ada, sakit kepala ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait kondisi yang Anda berikan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu sesak napas, mual, lemas, dan sakit kepala, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
b. Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Untuk Ketidakefektifan Pola Napas:
1) Pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal.
2) Pasien menunjukkan irama napas teratur.
3) Pasien melaporkan sesak napas terkendali.
b. Untuk Mual:
1) Pasien melaporkan tidak ada mual.
2) Pasien mampu mengonsumsi makanan dan cairan tanpa timbul mual.
3) Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Untuk Ketidakefektifan Pola Napas:
1) Kaji tanda-tanda vital dan pola napas pasien secara berkala.
2) Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
3) Anjurkan pasien untuk melakukan teknik pernapasan dalam dan relaksasi.
4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan yang dapat membantu mengatasi sesak napas.
b. Untuk Mual:
1) Kaji tanda-tanda vital pasien secara berkala.
2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat memicu mual, seperti riwayat pengobatan, diet, atau stres.
3) Berikan intervensi nonfarmakologis, seperti kompres dingin pada daerah perut, aromaterapi, atau teknik relaksasi.
4) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi obat-obatan yang dapat membantu mengatasi mual.
5) Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan cairan dalam jumlah kecil tapi sering.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda paparkan. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 20165 | 28 Jul 2025
Klinis : sakit kepala dan lemah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi sakit kepala dan lemah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
- Karakteristik Definisi: Melaporkan adanya nyeri, menunjukkan perilaku nyeri, menggunakan skala nyeri.
2. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan yang mencakup kombinasi perasaan letih, kekurangan energi, dan penurunan kapasitas untuk melakukan pekerjaan fisik dan mental pada tingkat biasa.
- Karakteristik Definisi: Melaporkan kelelahan, menunjukkan penurunan ketahanan fisik, melaporkan penurunan kemampuan berkonsentrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Definisi: Keadaan di mana pasien dapat mengendalikan atau meredakan nyeri.
- Kriteria Hasil:
a. Melaporkan nyeri terkendali
b. Mampu menggunakan metode nonfarmakologis untuk mengendalikan nyeri
c. Menunjukkan perilaku untuk mengendalikan nyeri
2. Pemulihan Energi
- Definisi: Keadaan di mana pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan energi.
- Kriteria Hasil:
a. Melaporkan peningkatan energi
b. Menunjukkan peningkatan aktivitas
c. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat nyeri pada pasien.
- Aktivitas:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
b. Identifikasi faktor-faktor yang memperberat nyeri
c. Berikan analgesik sesuai indikasi
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, terapi musik, kompres hangat/dingin)
e. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
2. Manajemen Energi
- Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mengatur penggunaan energi sehingga dapat mencapai tingkat aktivitas yang diinginkan.
- Aktivitas:
a. Kaji tingkat kelelahan dan penyebabnya
b. Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi
c. Anjurkan istirahat yang cukup
d. Ajarkan teknik manajemen energi (pengaturan aktivitas, diet seimbang, dll.)
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri kepala dan meningkatkan energinya sehingga dapat beraktivitas dengan lebih baik.