Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1044 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pembersihan sekret/benda asing dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemulihan atau peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Penjelasan singkat:
Pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Terkait dengan adanya lesi di paru yang menyebabkan batuk berdahak dan sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas: Terkait dengan gejala sesak napas dan penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik.
3. Defisit Nutrisi: Terkait dengan kehilangan nafsu makan yang dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI mencakup upaya untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, pemulihan atau peningkatan toleransi aktivitas, serta pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 1045 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Aman meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Rela karena dilaporkan adanya 10 kasus Parotitis (Gondong) pada anak dan orang dewasa. 6 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus dirujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi gondok selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus gondok Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi yang anda deskripsikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Parotitis (Gondong) berhubungan dengan Ketidaktahuan Keluarga Dalam Pencegahan dan Penanganan Parotitis (Gondong).
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko Infeksi Parotitis (Gondong) didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen pada parotis yang dapat menimbulkan peradangan, berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
- SLKI: Tujuan luaran yang diharapkan adalah Klien/Keluarga Mampu Mencegah dan Mengatasi Parotitis (Gondong) Selama Dirumah.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Edukasi Pencegahan dan Penanganan Parotitis (Gondong) kepada Keluarga, meliputi: pengenalan tanda-tanda awal, pentingnya imunisasi, penanganan di rumah, serta kapan harus segera ke fasilitas kesehatan.
Dengan pemberian edukasi yang komprehensif kepada keluarga, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mencegah dan menangani parotitis (gondong) di rumah, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih lanjut. -
Article No. 1046 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dengan keluhan tidak bisa bak vu terasa penuh dan mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Retensio Urin (Urinary Retention)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Retensio Urin adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara penuh, meskipun ada dorongan untuk buang air kecil.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Retensio Urin adalah pasien dapat mempertahankan eliminasi urin yang adekuat, bebas dari distensi kandung kemih, serta bebas dari infeksi saluran kemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Kolaborasi pemberian kateterisasi, jika perlu.
2. Monitor input dan output cairan.
3. Berikan kenyamanan dan dukung personal hygiene pasien.
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis, jika perlu.
5. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen retensio urin.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, saya memberikan penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan Retensio Urin berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. -
Article No. 1047 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien post nefrolitotomi mengadakan nyeri sudah mulai berkurang belum bisa bab 2 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Penjelasan singkat:
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Pasien post nefrolitotomi dapat mengalami nyeri akut akibat prosedur pembedahan yang dilakukan. Nyeri ini perlu diatasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memfasilitasi proses penyembuhan.
Sesuai SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah Tingkat Nyeri Terkontrol, di mana pasien dapat melaporkan nyeri dalam rentang yang dapat ditoleransi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) antara lain Manajemen Nyeri, Terapi Komplementer, dan Edukasi Manajemen Nyeri. -
Article No. 1048 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan gejala yang dialami oleh pasien anak perempuan berusia 5 tahun, yaitu demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah, serta hasil pemeriksaan yang menunjukkan kemungkinan campak, maka dapat ditegakkan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Pola Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
2. Risiko Infeksi
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Pola Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Keadaan dimana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Peningkatan status nutrisi.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Perawatan Demam, Perawatan Campak.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pencegahan Infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Perawatan Campak.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Perawatan Demam, Perawatan Campak.
Sebagai perawat, kami akan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan di atas, seperti:
- Memantau asupan nutrisi dan cairan pasien
- Memberikan perawatan untuk mengurangi demam dan gejala campak
- Memantau tanda-tanda infeksi dan memberikan pengobatan yang tepat
- Membantu pasien untuk beristirahat dan mengelola aktivitas sesuai kondisinya.
Kami akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan yang komprehensif dan mendukung pemulihan pasien. -
Article No. 1049 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien dengan gagal ginjal mengeluh sesak nafas kaki bengkak nafas cuping hidung terpasang oksigen kanal 5 LPM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal ginjal, ditandai dengan sesak napas, edema ekstremitas, dan napas cuping hidung.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Kelebihan volume cairan adalah kondisi di mana individu mengalami akumulasi cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan pengelolaan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan penurunan edema, peningkatan kemampuan bernapas, dan stabilnya tanda-tanda vital.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan intake dan output cairan, manajemen cairan, pemberian oksigen, dan kolaborasi pemberian diuretik.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Kondisi Pasien: Pasien dengan gagal ginjal mengalami sesak napas, edema ekstremitas, dan napas cuping hidung. Pasien terpasang oksigen dengan aliran 5 LPM. -
Article No. 1050 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien laki-laki, 50 tahun, diantar oleh keluarganya ke RS dengan keluhan utama dyspnea. dyspnea dirasakan sejak sebulan lalu, namun memberat 3 hari terakhir disertai orthopnea. Pasien didiagnosis Penyakit paru obstruktif kronis (chronic obstructive pulmonary disease) jenis Bronkitis kronis, hipertiroid dan Myasthenia Gravis. Saat ini keadaan umum lemah, kesadaran compos mentis, gelisah, tampak anemis, Respirasi rate 36x/menit, heart rate 120x/menit, tekanan darah 150/80 mmHg, suhu 370C, saturasi oksigen 90%, pergerakan dada simetris, taktil fremmitus menurun, nyeri tekan (-), wheezing (+) tetapi menurun, batuk (+) dengan sekret yang kental dan banyak tetapi susah untuk di keluarkan. Pasien mengalami hipersekresi jalan nafas dan sekresi yang tertahan dijalan nafas. Selama dirawat di RS, pasien mengeluh lelah, merasa lemah, sulit tidur karena asing dengan lingkungan perawatan. Jika bisa tidur, pasien seringkali terbangun tiba-tiba tengah malam dan tidak puas tidurnya serta merasa tidak cukup istirahat selama di rumah sakit dikarenakan ruangan yang bercampur dengan pasien lain. Pasien juga mengeluh mual dan nafsu makannya menurun. Selama sakit, berat badannya menurun menjadi 44 kg (dari 55 kg, IMT ideal 19) TB 170 cm. Pasien tinggal bersama ketiga anaknya. Diantara anggota keluarga, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien. Pasien memiliki kebiasaan merokok. Pasien merupakan lulusan SMA dan bekerja di pabrik pengolahan kayu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus pasien laki-laki, 50 tahun, dengan keluhan utama dyspnea.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
3. Intoleransi Aktivitas
4. Gangguan Pola Tidur
5. Kekurangan Volume Cairan
6. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan metabolik.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pertukaran gas yang optimal.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- SLKI: Mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekret atau obstruksi.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi bersihan jalan napas yang efektif.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
4. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Tidur yang adekuat dan restoratif.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi pola tidur yang adekuat dan restoratif.
5. Kekurangan Volume Cairan
- SDKI: Kehilangan cairan yang melebihi intake sehingga menyebabkan dehidrasi.
- SLKI: Mempertahankan volume cairan yang adekuat.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi keseimbangan cairan yang optimal.
6. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Mempertahankan status nutrisi yang optimal.
- SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi status nutrisi yang optimal.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada pasien ini berfokus pada masalah pernapasan, aktivitas, istirahat, cairan, dan nutrisi. Intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI diperlukan untuk memfasilitasi pemulihan pasien. -
Article No. 1051 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
SDKI: Pola nafas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi tubuh.
SLKI: Intervensi untuk membantu klien agar dapat bernafas secara efektif.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan pola nafas yang efektif.
Penjelasan Singkat:
Bayi H mengalami sesak nafas dan takipnea (RR 70x/menit) yang mengindikasikan pola nafas tidak efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh kesulitan bayi dalam memulai pernapasan setelah lahir. Tanda-tanda lain yang mendukung diagnosa ini adalah cyanosis di sekitar bibir dan ekstremitas serta refleks menghisap yang lemah.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Lakukan asuhan suportif pernafasan (seperti memberikan oksigen, CPAP, atau ventilasi mekanis jika diperlukan)
- Pantau dan topang refleks menghisap dan menelan bayi
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan lanjut
Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan pola nafas yang efektif sehingga kebutuhan oksigenasi bayi dapat terpenuhi. -
Article No. 1052 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rencana keperawatan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi bayi H:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif
b. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Pola Napas Tidak Efektif:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Peningkatan upaya bernafas, peningkatan frekuensi napas, perubahan irama napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan terkait dengan memantau pola napas, memberikan oksigen, dan memfasilitasi ventilasi yang efektif.
b. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke bagian tubuh tertentu.
- SLKI: Perubahan warna kulit, suhu kulit dingin, edema.
- SIKI: Intervensi keperawatan terkait dengan memantau tanda-tanda vital, mengoptimalkan sirkulasi perifer, dan mencegah komplikasi.
3. Rencana Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif:
- Pantau pola dan frekuensi napas secara berkala.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Fasilitasi ventilasi yang efektif, misalnya dengan posisi semi-Fowler.
- Pantau tanda-tanda distres napas.
b. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Optimalkan sirkulasi perifer, misalnya dengan mengganti posisi dan melakukan massase.
- Cegah komplikasi, seperti luka tekan, dengan melakukan perawatan kulit dan perubahan posisi.
- Berikan cairan dan nutrisi yang adekuat.
Perawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk mengelola kondisi bayi H yang mengalami sesak napas dan gangguan perfusi jaringan perifer. -
Article No. 1053 | 01 Oct 2024
Klinis : 1. Identitas pasien Nama : Bayi H Umur : 1 hari Jenis kelamin : laki laki Berat badan lahir : 2.800 gram Panjang badan : 48 cm Tempat lahir : Rs kusuma husada 2. Keluhan Utama Sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Bayi HI setelah lahir bayi tidak langsung menangis dan memerlukan bantuan untuk memulai pernafasan , ibu melaporkan bahwa bayi terlihat kesulitan bernafas dan tampak sesak 4. riwayat penyakit dahulu - 5. Riwayat penyakit keluarga - 6.Riwayat sosial dan kesehatan - 7. pemeriksaan fisik - Tanda vital : Suhu : 36.8 derajat c Nadi : 170x/menit Rr: 70x/menit ( takipnea) - Kulit : kebiruan di daerah sekitar bibir dan ekstremitas - refleks : refleks menggeram ada tetapi refleks menghisap lemah - tonus otot : hipotonus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan format SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan ventilasi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Faktor Berhubungan:
- Gangguan neurologi (refleks menghisap lemah)
- Gangguan neuromuskular (hipotonus)
- Pembatasan mekanis (sesak nafas)
Gejala dan Tanda:
- Takipnea (RR 70x/menit)
- Kebiruan di sekitar bibir dan ekstremitas
- Refleks menggeram ada, tapi refleks menghisap lemah
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
Pola Napas
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada sianosis
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Manajemen Jalan Napas
Aktivitas Keperawatan:
- Mempertahankan jalan napas tetap terbuka
- Memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan
- Memantau tanda-tanda vital (suhu, nadi, RR)
- Mencegah terjadinya komplikasi (aspirasi, atelektasis)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan singkat:
Bayi H mengalami pola napas tidak efektif yang ditandai dengan takipnea, sianosis, dan refleks menghisap yang lemah. Hal ini disebabkan oleh gangguan neurologi dan neuromuskular serta pembatasan mekanis akibat sesak napas. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen jalan napas untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan mencegah komplikasi. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk penanganan lebih lanjut.