Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 18180 | 03 Jun 2025
Klinis : Anemia b.d kekurangan asupan zat besi d.d wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: D50.9
- Deskripsi: Anemia karena kekurangan besi, tidak terspesifikasi
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, yaitu wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran, diagnosis yang paling sesuai adalah anemia karena kekurangan besi. Kode ICD-10 yang tepat untuk kondisi ini adalah D50.9, yang menggambarkan anemia karena kekurangan besi tanpa spesifikasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik
- Deskripsi: Tidak ada tindakan medis yang spesifik tercantum dalam informasi yang diberikan
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak terdapat tindakan medis atau prosedur yang perlu dikodifikasi menggunakan kode ICD-9-CM. Diagnosis anemia karena kekurangan besi biasanya akan ditangani dengan pemberian suplemen besi, namun hal tersebut tidak disebutkan secara eksplisit dalam keterangan yang diberikan. -
Article No. 18181 | 03 Jun 2025
Klinis : Anemia b.d kekurangan asupan zat besi d.d wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anemia yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Kekurangan Asupan Zat Besi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00104
Definisi: Kondisi saat individu dapat mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 00163
Definisi: Pemberian asuhan keperawatan untuk mengoptimalkan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Dalam kasus ini, pasien mengalami anemia akibat kekurangan asupan zat besi yang ditandai dengan wajah pasien yang lesu, akral (bagian tubuh luar) terasa dingin, merasa kelelahan, serta kurang tidur dan banyak pikiran. Diagnosis keperawatan yang tepat adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Kekurangan Asupan Zat Besi.
Standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) untuk kondisi ini adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, yang didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) yang sesuai adalah Pemeliharaan Berat Badan, yang didefinisikan sebagai kondisi saat individu dapat mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia dan tinggi badan. Sementara itu, standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat dilakukan adalah Manajemen Nutrisi, yang didefinisikan sebagai pemberian asuhan keperawatan untuk mengoptimalkan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh. -
Article No. 18182 | 03 Jun 2025
Klinis : Anemia b.d kekurangan asupan zat besi d.d wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Anemia b.d Kekurangan Asupan Zat Besi**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Kode: D.0016)**
**"Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara Pasokan dan Kebutuhan Oksigen"**
*(Penjelasan: Pasien mengalami kelelahan dan kelemahan akibat penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh hemoglobin. Kondisi ini diperburuk oleh asupan zat besi yang tidak adekuat, mengakibatkan penurunan sintesis hemoglobin.)*
**2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI – Kode: L.04012)**
**"Kebutuhan Istirahat dan Tidur Terpenuhi"**
*(Penjelasan: Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan kualitas tidur, penurunan keluhan kelelahan, serta perbaikan pola istirahat. Indikatornya meliputi durasi tidur 6–8 jam/hari dan penurunan frekuensi terbangun malam hari.)*
**3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI – Kode: I.09024)**
**"Manajemen Anemia"**
*(Penjelasan: Intervensi meliputi:*
- *Pemberian suplemen zat besi sesuai protokol.*
- *Edukasi gizi tentang sumber makanan kaya zat besi (heme dan non-heme).*
- *Pemantauan tanda vital (khususnya nadi dan saturasi oksigen).*
- *Kolaborasi dengan tim gizi untuk penyusunan diet tinggi zat besi dan vitamin C.*
**Kode Tambahan:**
- **SLKI L.01001**: "Tingkat Energi Meningkat" (ditandai dengan penurunan keluhan lelah dan peningkatan partisipasi dalam aktivitas sehari-hari).
- **SIKI I.05012**: "Edukasi Kesehatan" (fokus pada penyebab anemia dan strategi pencegahan kekambuhan).
**Dasar Pemilihan Diagnosa:**
Gejala klinis (wajah lesu, akral dingin, kelelahan) dan data laboratorium (jika tersedia, seperti Hb <12 g/dL pada wanita atau <13 g/dL pada pria) mendukung diagnosa ini. Intervensi difokuskan pada koreksi defisiensi zat besi dan manajemen gejala.
**Referensi:**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Edisi Revisi. Jakarta: DPP PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 18183 | 03 Jun 2025
Klinis : Anemia b.d kekurangan asupan zat besi d.d wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Kekurangan Volume Cairan b.d. deplesi volume cairan yang ditandai dengan wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, pasien mengalami tanda-tanda kekurangan volume cairan seperti wajah lesu, ekstremitas dingin, kelelahan, dan gangguan tidur. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kekurangan Volume Cairan, yang disebabkan oleh deplesi volume cairan dalam tubuh pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hidrasi Adekuat
- Indikator:
- Mengungkapkan perasaan haus yang berkurang
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Tekanan darah dalam batas normal
- Nadi dalam batas normal
- Produksi urin dalam batas normal
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah Hidrasi Adekuat. Indikator-indikator yang menunjukkan hidrasi adekuat meliputi berkurangnya rasa haus, membran mukosa yang lembab, turgor kulit baik, tekanan darah dan nadi dalam batas normal, serta produksi urin dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Identifikasi penyebab dan faktor risiko kekurangan volume cairan
- Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan kekurangan volume cairan
2. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi pasien
- Bantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat yang seimbang
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan energi pasien
3. Peningkatan Tidur
- Identifikasi penyebab gangguan tidur
- Buat lingkungan yang mendukung tidur
- Anjurkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan gangguan tidur
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran Hidrasi Adekuat meliputi Manajemen Cairan, Manajemen Energi, dan Peningkatan Tidur. Manajemen Cairan bertujuan untuk mengatasi kekurangan volume cairan dengan mengidentifikasi penyebab, memantau tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Manajemen Energi bertujuan untuk meningkatkan energi pasien dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi dan membantu pasien mengatur aktivitas dan istirahat. Peningkatan Tidur bertujuan untuk mengatasi gangguan tidur dengan mengidentifikasi penyebabnya, menciptakan lingkungan yang mendukung tidur, menganjurkan teknik relaksasi, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. -
Article No. 18184 | 03 Jun 2025
Klinis : Anemia b.d kekurangan asupan zat besi d.d wajah pasien lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan serta kurang tidur dan banyak pikiran.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anemia yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Kekurangan Asupan Zat Besi
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01301
Definisi: Keadaan dimana klien menunjukkan peningkatan status nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 06230
Definisi: Pemberian asuhan keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah kekurangan nutrisi yang dialami klien.
Pada kondisi anemia yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Kekurangan Asupan Zat Besi". Hal ini dikarenakan pasien mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan kekurangan asupan zat besi, seperti wajah yang lesu, akral terasa dingin, merasa kelelahan, dan kurang tidur.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pengkajian status nutrisi, pemantauan asupan nutrisi, edukasi mengenai nutrisi yang mengandung zat besi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan anemia. -
Article No. 18185 | 03 Jun 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan rabun jauh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan rabun jauh, mulai dari diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan rabun jauh adalah "Gangguan Penglihatan". Diagnosis ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan adanya perubahan atau penurunan fungsi penglihatan yang dialami oleh pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Peningkatan Ketajaman Penglihatan: Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan ketajaman penglihatan yang ditandai dengan kemampuan membaca huruf atau angka dengan jelas pada jarak yang sesuai.
2. Penurunan Keluhan Rabun Jauh: Pasien dapat melaporkan penurunan atau hilangnya keluhan rabun jauh yang dialami sebelumnya.
3. Peningkatan Kemampuan Beraktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik, seperti membaca, menulis, dan melihat objek di jarak jauh tanpa kesulitan yang signifikan.
4. Peningkatan Kualitas Hidup: Pasien dapat melaporkan peningkatan kualitas hidup terkait dengan fungsi penglihatan yang membaik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Penglihatan
a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi penglihatan, seperti lingkungan, pencahayaan, dan penggunaan kacamata.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter spesialis mata, untuk menentukan rencana perawatan yang sesuai.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan mata, seperti penggunaan kacamata, pencegahan infeksi, dan pemeriksaan mata secara rutin.
2. Terapi Penglihatan
a. Berikan latihan-latihan untuk meningkatkan ketajaman penglihatan, seperti latihan fokus, latihan gerakan mata, dan latihan membaca.
b. Ajarkan teknik-teknik kompensasi untuk mengatasi keterbatasan penglihatan, seperti penggunaan alat bantu optik atau pengaturan pencahayaan.
c. Monitoring dan evaluasi secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Dukungan Psikologis
a. Identifikasi dampak psikologis yang mungkin dialami pasien akibat gangguan penglihatan, seperti kecemasan, depresi, atau penurunan harga diri.
b. Berikan konseling dan dukungan emosional untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan fungsi penglihatan.
c. Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan dan membantu pasien mencapai tujuan perawatan.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini, perawat berperan sebagai profesional yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien. Perawat juga berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan efektif bagi pasien. -
Article No. 18186 | 03 Jun 2025
Klinis : sembelit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis sembelit, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K59.0
- Deskripsi: Konstipasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.51
- Deskripsi: Pemberian enema terapeutik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K59.0 (Konstipasi) merupakan kode diagnosis yang sesuai untuk kondisi sembelit. Sembelit atau konstipasi didefinisikan sebagai sulit buang air besar, dengan feses yang keras dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti diet rendah serat, kurang aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan tertentu, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 98.51 (Pemberian enema terapeutik) merupakan kode prosedur atau tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi sembelit atau konstipasi. Pemberian enema terapeutik adalah tindakan pemberian cairan atau larutan melalui rectum untuk membantu mengeluarkan feses yang tertahan. Tindakan ini dapat membantu mengatasi sembelit dan memperlancar buang air besar.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode-kode ini untuk mendokumentasikan diagnosis dan tindakan medis yang dilakukan dalam menangani pasien dengan kondisi sembelit. -
Article No. 18187 | 03 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri tekan di perut kuadran kanan atas, dengan skala 3-4 dirasakan seperti tertindih, demgan durasi 3-4 menit, yang membuat kesulitan tidur, nyeri dirasakan karena pasien didiagnosa sirosis heptis hepatitis b, BAB hitam dan pernah muntah darah 1 kali sebelum masuk rs
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis berhubungan dengan sirosis hati, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri tekan di perut kuadran kanan atas, dengan skala 3-4 dirasakan seperti tertindih, dengan durasi 3-4 menit, yang membuat kesulitan tidur, serta adanya riwayat BAB hitam dan muntah darah 1 kali sebelum masuk rumah sakit.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, pasien mengalami nyeri kronis yang berhubungan dengan sirosis hati. Sirosis hati dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi hati, yang dapat memicu timbulnya nyeri di area perut kuadran kanan atas. Pasien menggambarkan nyeri tersebut dengan skala 3-4, dirasakan seperti tertindih, dengan durasi 3-4 menit, dan membuat pasien kesulitan tidur. Selain itu, adanya riwayat BAB hitam dan muntah darah juga mengindikasikan adanya masalah gastrointestinal yang terkait dengan sirosis hati.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri dari skala 3-4 menjadi skala 1-2.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
2. Pemantauan Kondisi Gastrointestinal
- Pasien dapat menunjukkan tidak ada lagi riwayat BAB hitam atau muntah darah.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil dan tidak ada komplikasi gastrointestinal lainnya.
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan meliputi manajemen nyeri dan pemantauan kondisi gastrointestinal. Tujuannya adalah mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan pasien, membantu pasien menerapkan teknik manajemen nyeri yang efektif, serta memastikan tidak ada komplikasi gastrointestinal lainnya. Dengan tercapainya luaran ini, diharapkan pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman, serta mempertahankan kondisi gastrointestinal yang stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, intensitas, dan faktor pemicu).
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengelolaan nyeri yang komprehensif.
2. Pemantauan Kondisi Gastrointestinal
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
- Pantau tanda-tanda perdarahan saluran cerna, seperti melena dan hematemesis.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan diagnostik dan pemberian terapi yang sesuai.
- Edukasikan pasien dan keluarga mengenai diet dan gaya hidup yang mendukung kesehatan gastrointestinal.
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran meliputi manajemen nyeri dan pemantauan kondisi gastrointestinal. Intervensi manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan pasien, baik melalui pemberian analgesik maupun teknik manajemen nyeri non-farmakologis. Sementara itu, intervensi pemantauan kondisi gastrointestinal bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi gastrointestinal dan memastikan stabilnya kondisi pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan edukasi kepada pasien serta keluarga juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 18188 | 03 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri tekan di perut kuadran kanan atas, dengan skala 3-4 dirasakan seperti tertindih, demgan durasi 3-4 menit, yang membuat kesulitan tidur, nyeri dirasakan saat minum air karena pasien didiagnosa sirosis heptis hepatitis b, BAB hitam dan pernah muntah darah 1 kali sebelum masuk rs
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Nyeri Akut" (00132). Pasien mengeluh nyeri tekan di perut kuadran kanan atas dengan skala 3-4, yang dirasakan seperti tertindih dengan durasi 3-4 menit. Nyeri ini mengganggu aktivitas pasien seperti kesulitan tidur dan dirasakan saat minum air. Pasien juga didiagnosis dengan sirosis hepatis hepatitis B, BAB hitam, dan pernah muntah darah, yang menunjukkan adanya masalah gastrointestinal yang dapat berkontribusi pada nyeri yang dirasakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tujuan Umum: Pasien dapat mengelola nyeri akut yang dirasakan.
2. Tujuan Khusus:
a. Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri dari 3-4 menjadi 1-2 dalam waktu 3 hari.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif dalam mengurangi nyeri.
c. Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat selama masa perawatan.
d. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400):
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
b. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang sesuai.
c. Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti distraksi, relaksasi, dan kompres hangat.
d. Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Peningkatan Tidur (1850):
a. Kaji pola dan kualitas tidur pasien.
b. Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur, seperti nyeri.
c. Berikan intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur, misalnya pengaturan lingkungan yang nyaman, terapi musik, dan edukasi tentang kebersihan tidur.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
3. Peningkatan Aktivitas (0200):
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Identifikasi faktor-faktor yang menghambat aktivitas, seperti nyeri.
c. Berikan edukasi dan bimbing pasien dalam melakukan aktivitas secara bertahap dengan memperhatikan toleransi nyeri.
d. Kolaborasi dengan tim terapi okupasi atau fisioterapi untuk intervensi yang sesuai.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi klinis pasien secara komprehensif, melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan asuhan keperawatan. -
Article No. 18189 | 03 Jun 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri tekan di perut kuadran kanan atas, dengan skala 3-4 dirasakan seperti tertindih, demgan durasi 3-4 menit, yang membuat kesulitan tidur, nyeri dirasakan saat minum air karena pasien didiagnosa sirosis heptis hepatitis b, BAB hitam dan pernah muntah darah 1 kali sebelum masuk rs
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah Nyeri Akut. Pasien mengeluh nyeri tekan di perut kuadran kanan atas dengan skala 3-4, dirasakan seperti tertindih, dengan durasi 3-4 menit, yang membuat kesulitan tidur. Nyeri juga dirasakan saat minum air karena pasien didiagnosis dengan sirosis hepatis dan hepatitis B. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat BAB hitam dan pernah muntah darah 1 kali sebelum masuk rumah sakit, yang mengindikasikan adanya masalah gastrointestinal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri dari skala 3-4 menjadi skala 1-2 setelah intervensi keperawatan.
2. Tidur yang Adekuat: Pasien dapat tidur dengan nyenyak tanpa terbangun karena nyeri.
3. Integritas Jaringan: Mukosa gastrointestinal pasien membaik, tidak ada lagi gejala perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Manajemen Tidur:
a. Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien, seperti nyeri.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur.
c. Ajarkan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, untuk memfasilitasi tidur.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan hipnotik jika diperlukan.
3. Manajemen Perdarahan Gastrointestinal:
a. Lakukan pemantauan tanda-tanda vital, jumlah dan karakteristik perdarahan.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan anti-perdarahan dan tindakan endoskopi jika diperlukan.
c. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang harus dilakukan.
d. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri yang baik, tidur yang adekuat, dan integritas jaringan mukosa gastrointestinal yang membaik.