Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1030 | 01 Oct 2024
Klinis : penurunan kesadaran tensi 207/120
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu penurunan kesadaran dengan tekanan darah 207/120, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Darah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan perfusi jaringan serebral adalah kondisi di mana terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan saraf.
- Penyebabnya dapat berupa peningkatan tekanan darah, cedera kepala, atau kondisi lain yang mengganggu suplai darah ke otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan peningkatan perfusi jaringan serebral, dengan indikator seperti mempertahankan kesadaran, tidak terjadi defisit neurologis, dan tekanan darah terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital secara berkala, mengatur posisi kepala, memberikan oksigen, dan memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter untuk menurunkan tekanan darah.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Penjelasan ini disusun dengan menggunakan bahasa dan sudut pandang seorang pakar atau perawat yang memberikan informasi secara komprehensif dan ilmiah terkait standar keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1032 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri pada ulu hati, riwayat asam lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluh nyeri pada ulu hati dengan riwayat asam lambung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada ulu hati.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Gejala utama yang teridentifikasi adalah pasien mengeluh nyeri pada ulu hati.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, mempertahankan istirahat yang adekuat, dan menunjukkan perilaku yang efektif untuk mengatasi nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat diberikan antara lain pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi modalitas nyeri, dan edukasi mengenai manajemen nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi nyeri yang dirasakan akibat peningkatan asam lambung. -
Article No. 1033 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas sakti meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun kecik karena dilaporkan adanya 7 kasus DHF pada anak dan orang dewasa. 5 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus dirujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi DHF selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus DHF Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A90
- Deskripsi: Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM, tetapi terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
1. Peran Koordinator Perawatan Perkesmas dari Puskesmas Sakti:
- Mengkoordinasikan pelaksanaan survei mawas diri di Dusun Kecik terkait adanya laporan 7 kasus DBD pada anak dan orang dewasa.
2. Peran Kelompok Perawat Komunitas dari UGM:
- Melakukan survei mawas diri di Dusun Kecik untuk mengevaluasi pengetahuan dan praktik keluarga dalam pencegahan dan penanganan DBD.
3. Informasi dari Kader Kesehatan:
- Keluarga dari masing-masing klien tidak mengetahui cara pencegahan dan penanganan DBD di rumah.
- Keluarga hanya memberikan air putih kepada klien saat terjadi kasus DBD.
- Kader Kesehatan langsung membawa klien ke Puskesmas terdekat saat terjadi kasus DBD.
Berdasarkan informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukan upaya edukasi dan pemberdayaan masyarakat di Dusun Kecik terkait pencegahan dan penanganan DBD di tingkat keluarga. Peran Koordinator Perawatan Perkesmas dan Kelompok Perawat Komunitas sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan terkait DBD. -
Article No. 1034 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas sakti meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun kecik karena dilaporkan adanya 7 kasus DHF pada anak dan orang dewasa. 5 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus dirujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi DHF selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus DHF Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, kondisi yang Anda gambarkan dapat dievaluasi sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan dan Perawatan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, keluarga dari klien yang terkena DBD tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mencegah dan mengatasi DBD saat di rumah. Hal ini menyebabkan risiko infeksi DBD pada anggota keluarga lainnya.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Keamanan/Perlindungan
- Kelas: Infeksi
- Kode Diagnosis: 00004
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Indikator Hasil: Tingkat Pengetahuan tentang Pencegahan DBD
- Indikator Hasil: Tingkat Pengetahuan tentang Perawatan DBD di Rumah
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Edukasi Kesehatan tentang Pencegahan DBD
- Intervensi: Edukasi Kesehatan tentang Perawatan DBD di Rumah
Pada situasi ini, peran kelompok perawat komunitas dari UGM adalah melakukan survey mawas diri di Dusun Kecik dan memberikan edukasi kesehatan kepada keluarga klien tentang pencegahan dan perawatan DBD di rumah. Hal ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam menangani kasus DBD sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut. -
Article No. 1035 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh sulit bab sudah 5 hari, tidak bisa kentut, mual tidak muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Konstipasi
Definisi:
Konstipasi adalah kondisi sulit atau jarang buang air besar, dengan feses yang keras dan kering, yang menyebabkan rasa ketidaknyamanan atau kesulitan dalam defekasi.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Karakteristik Utama:
- Perubahan pola defekasi
- Sensasi inkompleat evakuasi
- Usaha yang berlebihan untuk defekasi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
- Pasien dapat mempertahankan pola defekasi yang regular
- Pasien dapat melakukan defekasi tanpa kesulitan
- Pasien dapat melaporkan kenyamanan dalam defekasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
- Kaji pola defekasi pasien
- Ajarkan teknik defekasi yang benar
- Kolaborasi pemberian laksatif sesuai indikasi
- Anjurkan asupan cairan dan serat yang cukup
- Anjurkan aktivitas fisik yang adekuat
Penjelasan Singkat:
Pasien mengeluh sulit bab selama 5 hari, tidak bisa kentut, dan mual tanpa muntah. Hal ini menunjukkan adanya kondisi konstipasi. Perawat perlu melakukan pengkajian komprehensif, memberikan edukasi tentang pola defekasi yang sehat, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian laksatif, serta memfasilitasi asupan cairan dan serat yang cukup serta aktivitas fisik untuk mengatasi konstipasi pada pasien. -
Article No. 1036 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh sulit bab sudah 5 hari, tidak bisa kentut, mual tidak muntah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, yakni pasien mengeluh sulit bab sudah 5 hari, tidak bisa kentut, dan mual tanpa muntah, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K56.7
- Deskripsi: Ileus paralitik tanpa obstruksi dan hernia
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K56.7 (Ileus paralitik tanpa obstruksi dan hernia) sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien, yaitu sulit bab selama 5 hari, tidak bisa kentut, dan mual tanpa muntah. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada motilitas usus (ileus paralitik) tanpa adanya obstruksi mekanis atau hernia.
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 560.1
- Deskripsi: Paralitik ileus
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 560.1 (Paralitik ileus) merupakan kode yang sesuai dengan kondisi pasien, yaitu ileus paralitik tanpa obstruksi dan hernia.
Secara umum, penanganan untuk kondisi ini dapat berupa:
1. Pemberian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi.
2. Pemberian obat-obatan prokinetik untuk memperbaiki motilitas usus.
3. Pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala mual.
4. Pemberian obat-obatan laksatif atau enema untuk membantu pengeluaran feses.
5. Istirahat lambung (puasa) untuk mengurangi stimulasi motilitas usus.
6. Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda komplikasi, seperti perforasi usus.
Penanganan yang tepat akan sangat membantu mempercepat pemulihan pasien dari kondisi ileus paralitik. -
Article No. 1037 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien sesak nafas, berdahak, spo2 80%
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan sesak nafas, berdahak, dan saturasi oksigen (SpO2) 80%:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan nafas yang terbuka.
- Penyebab: Akumulasi sekret, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakefektifan Pola Napas
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, dan/atau irama pernapasan yang mengganggu ventilasi yang efektif.
- Penyebab: Kelemahan otot pernapasan, kelelahan, dan gangguan neurologis.
3. Penurunan Saturasi Oksigen
- Definisi: Penurunan kadar oksigen di dalam darah arteri di bawah nilai normal.
- Penyebab: Gangguan pertukaran gas, penurunan ventilasi, dan gangguan difusi oksigen.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Memuat definisi, penyebab, gejala dan tanda, serta faktor yang mempengaruhi setiap diagnosa keperawatan.
- Diagnosa keperawatan di atas dapat ditemukan dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Memuat luaran (outcome) yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Contoh luaran yang sesuai untuk diagnosa di atas adalah peningkatan bersihan jalan napas, peningkatan pola napas, dan peningkatan saturasi oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi yang sesuai untuk diagnosa di atas dapat meliputi suction, terapi oksigen, dan latihan pernapasan.
Standar ini dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. -
Article No. 1038 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan sesak nafas kaki bengkak nyeri dada kemudian batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan adanya proses penyakit (jantung atau paru)
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan pola napas, pemberian oksigen, pengaturan posisi tubuh, dan edukasi untuk manajemen napas.
2. Edema perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi dan retensi cairan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Akumulasi cairan interstisial yang menyebabkan pembengkakan pada ekstremitas.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan ekstremitas yang tidak bengkak.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, elevasi ekstremitas, dan penggunaan kompres dingin.
3. Nyeri dada berhubungan dengan proses penyakit kardiovaskular
Penjelasan singkat:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan jantung.
- SLKI: Pasien dapat melaporkan nyeri dada dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian analgesik, terapi posisi, dan edukasi manajemen nyeri.
4. Batuk produktif berhubungan dengan adanya proses penyakit paru
Penjelasan singkat:
- SDKI: Batuk yang disertai dengan produksi sputum.
- SLKI: Pasien dapat menunjukkan batuk yang produktif dalam batas normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan pola napas, pemberian terapi inhalasi, fisioterapi dada, dan edukasi manajemen batuk.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda deskripsikan. -
Article No. 1039 | 01 Oct 2024
Klinis : Cholelitiasis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis cholelitiasis (batu empedu) dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: K80
- Deskripsi: Cholelitiasis (batu empedu)
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 51.2X
- Deskripsi: Kolekistektomi (pengangkatan kandung empedu), di mana X dapat menjadi kode yang lebih spesifik berdasarkan teknik operasi yang digunakan (misalnya laparoskopik, terbuka, dll.).
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K80 untuk Cholelitiasis:
- Kode K80 mencakup berbagai kondisi yang berkaitan dengan batu empedu, termasuk batu empedu tanpa kolisistitis (radang kandung empedu), batu empedu dengan kolisistitis, dan komplikasi lainnya.
- Subkategori yang mungkin digunakan meliputi K80.0 (batu empedu dengan kolisistitis akut), K80.1 (batu empedu dengan kolisistitis kronik), K80.2 (batu empedu tanpa kolisistitis), dan lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 51.2X untuk Kolekistektomi:
- Kode 51.2X mencakup prosedur pengangkatan kandung empedu (kolekistektomi), yang merupakan salah satu tindakan utama untuk mengatasi cholelitiasis.
- Subkode yang mungkin digunakan meliputi 51.21 (kolekistektomi laparoskopik), 51.22 (kolekistektomi terbuka), dan lainnya, tergantung pada teknik operasi yang dilakukan.
- Kolekistektomi adalah prosedur umum yang dilakukan untuk mengatasi batu empedu yang menyebabkan gejala atau komplikasi.
Dalam praktik klinis, diagnosa dan prosedur yang tepat harus ditentukan berdasarkan evaluasi dan pemeriksaan menyeluruh oleh tenaga medis yang berwenang. -
Article No. 1040 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien datang dari IGD dengan keluhan pos amputatum terkena pecahan kaca kecelakaan kerja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah contoh diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Primer
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Primer adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Infeksi
2. Penyembuhan Luka
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Pemantauan Tanda Vital
3. Pemberian Obat
4. Edukasi Pencegahan Infeksi
Penjelasan singkat:
Pasien dengan kondisi pos amputasi akibat cedera terkena pecahan kaca memiliki risiko infeksi primer yang tinggi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup perawatan luka, pemantauan tanda vital, pemberian obat antibiotik, dan edukasi pencegahan infeksi. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka, menjaga proses penyembuhan, dan memastikan pemulihan pasien.