Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1224 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien datang ke IGD RS Ulin Banjarmasin pada tanggal 22 Februari 2021, pukul 15.00 WITA dengan keluhan penurunan kesadaran, serta kaku pada tangan dan kaki sejak tanggal 19 februari 2021, dan sebelumnya telah dibawa ke IGD RS Bhayangkara. Banjarmasin pada jam 16.00 WITA. Keluhan awalnya terjadi 4 hari yang lalu pada tanggal 15 februari 2021, sebelumnya pasien mengeluh kaki lemas dan sulit untuk berdiri sehingga harus dituntun jika ingin Pada tanggal 19 Februari 2021, pasien sudah tidak mau makan dan muum, tidak mau tidur, tidak merespon sama sekali jika diajak berbicara, tetapi mata masih bisa merespon dan kaku seluruh ekstremitas. Pasien tidak disertai keluhan demam maupun muntah. Tidak ada riwayat jatuh. 1 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengalami kejang sebanyak 1 kali, dengan frekuensi kejang +/- 5 menit, kejang seluruh badan kaki dan tangan kelojotan, saat kejang pasien sadar, saat kejang pasien diberikan obat anti-kejang yang diberikan melalui dubur sebanyak 1 kali dan langsung berkurang kejangnya, setelah kejang pasien tidak sadar, pasien sadar setelah 15 menit setelah kejang dan mengalami muntah yang berisi makanan yang dimakan oleh pasien sebelumnya Pasien dirawat di RS Bhayangkara selama 4 hari, tetapi tidak ada perbaikan, sehingga disarankan untuk di rujuk ke RS Ulin Banjarmasin untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan gangguan neurologis, ditandai dengan pasien tidak responsif terhadap ajakan berbicara.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kekakuan pada ekstremitas, ditandai dengan pasien tidak dapat berdiri sendiri.
3. Risiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran dan ketidakmampuan menelan, ditandai dengan pasien tidak mau makan dan minum.
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Kesadaran: Keadaan individu yang mengalami penurunan tingkat kewaspadaan dan respon terhadap lingkungan.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja, terkontrol, dan terarah.
3. Risiko Aspirasi: Kerentanan terhadap masuknya cairan, makanan, zat, atau benda asing ke dalam saluran napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Kesadaran: Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mobilitas.
3. Risiko Aspirasi: Pasien tidak mengalami aspirasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Kesadaran: Pemantauan neurologi, pemberian oksigen, dan manajemen airway.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik: Mobilisasi dini, latihan pergerakan sendi, dan perawatan kulit.
3. Risiko Aspirasi: Pengaturan posisi, pencegahan aspirasi, dan manajemen nutrisi.
Berdasarkan kondisi pasien, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab penurunan kesadaran dan kekakuan ekstremitas. Intervensi keperawatan yang komprehensif akan diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dan mencegah komplikasi. -
Article No. 1024 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan. diagnosa komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan komunitas dengan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
1. Ketidakpatuhan berhubungan dengan perilaku ibu hamil yang tidak mau mengonsumsi asam folat karena keluhan mual dan tidak enak.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Ketidakpatuhan didefinisikan sebagai perilaku individu atau kelompok yang tidak sesuai dengan rencana terapi atau kesepakatan yang disarankan oleh tenaga kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah ibu hamil dapat patuh dalam mengonsumsi asam folat sesuai anjuran tenaga kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya asam folat bagi kehamilan, manajemen mual, dan pendampingan dalam mengonsumsi asam folat.
2. Risiko kurang asupan gizi berhubungan dengan ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi asam folat.
Penjelasan:
SDKI: Risiko kurang asupan gizi didefinisikan sebagai keadaan berisiko mengalami kekurangan zat gizi yang diperlukan oleh individu atau kelompok.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan, termasuk asupan asam folat yang adekuat.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang kebutuhan gizi ibu hamil, pemantauan asupan makan, dan pemberian suplemen asam folat.
3. Risiko kekurangan pengetahuan berhubungan dengan informasi yang belum memadai tentang pentingnya asam folat selama kehamilan.
Penjelasan:
SDKI: Risiko kekurangan pengetahuan didefinisikan sebagai keadaan berisiko mengalami defisit informasi kognitif yang diperlukan oleh individu atau kelompok.
SLKI: Luaran yang diharapkan adalah ibu hamil memiliki pengetahuan yang memadai tentang manfaat asam folat selama kehamilan.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang manfaat asam folat, pentingnya asupan yang adekuat selama kehamilan, dan cara mengonsumsi suplemen asam folat. -
Article No. 1025 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Mlati meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sendari karena adanya 10 ibu hamil yang rentang usianya 20-40 tahun. Belum diketahui kadar Hbnya dan semuanya telah kontrol secara rutin baik di puskesmas atau dokter swasta. Usia kehamilannya bermacam-macam. Tidak semua mau konsumsi asam folat yang diberikan petugas Kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Aktifitas bumil yang dilakukan seperti sebelum hamil jadi tidak ada perbedaan. diagnosa komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan komunitas yang relevan dengan kondisi tersebut, sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengenai Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
1. Risiko Kurang Pengetahuan Masyarakat Tentang Kehamilan
- SDKI: Risiko Kurang Pengetahuan Masyarakat Tentang Kehamilan
- SLKI: Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Kehamilan
- SIKI: Edukasi Kesehatan Masyarakat Tentang Kehamilan
Penjelasan: Terdapat 10 ibu hamil dengan rentang usia 20-40 tahun yang belum mengetahui kadar Hb dan tidak semua mau mengonsumsi asam folat yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hal ini menunjukkan adanya risiko kurang pengetahuan di masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan dan asupan nutrisi selama kehamilan.
2. Risiko Kurang Kepatuhan Ibu Hamil Terhadap Perawatan Kehamilan
- SDKI: Risiko Kurang Kepatuhan Perawatan Kehamilan
- SLKI: Peningkatan Kepatuhan Perawatan Kehamilan
- SIKI: Edukasi Kepatuhan Perawatan Kehamilan
Penjelasan: Beberapa ibu hamil enggan mengonsumsi asam folat yang diberikan oleh petugas kesehatan dengan alasan mau muntah dan tidak enak. Hal ini menunjukkan adanya risiko kurang kepatuhan ibu hamil terhadap perawatan kehamilan yang direkomendasikan.
3. Risiko Perubahan Aktivitas Ibu Hamil
- SDKI: Risiko Perubahan Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas Ibu Hamil
Penjelasan: Diketahui bahwa aktivitas ibu hamil yang dilakukan tidak berbeda dengan sebelum hamil. Hal ini menunjukkan adanya risiko perubahan aktivitas ibu hamil yang dapat berdampak pada kesehatan kehamilan.
Dengan mempertimbangkan diagnosa keperawatan komunitas tersebut, perawat komunitas dari UGM dapat melakukan upaya-upaya seperti edukasi kesehatan masyarakat tentang kehamilan, peningkatan kepatuhan perawatan kehamilan, dan manajemen aktivitas ibu hamil untuk mengoptimalkan kesehatan ibu hamil di Dusun Sendari. -
Article No. 1026 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Sewon meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sawo karena dilaporkan adanya 5 kasus Diare pada anak dan orang dewasa. 4 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus di rujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi diare selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus diare Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan diare
2. Defisit Pengetahuan terkait pencegahan dan penanganan diare di rumah
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan diare
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Dehidrasi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, serta memberikan terapi rehidrasi oral atau intravena jika diperlukan.
2. Defisit Pengetahuan terkait pencegahan dan penanganan diare di rumah
- SDKI: Defisit Pengetahuan adalah kondisi di mana individu/keluarga/komunitas memiliki pengetahuan yang tidak cukup tentang informasi yang diperlukan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah klien dan keluarga dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang cukup terkait pencegahan dan penanganan diare di rumah.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan diare di rumah, serta memastikan pemahaman klien dan keluarga.
Dengan adanya diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, diharapkan kelompok perawat komunitas dari UGM dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai standar untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Dusun Sawo. -
Article No. 1027 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas Sewon meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun Sawo karena dilaporkan adanya 5 kasus Diare pada anak dan orang dewasa. 4 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus di rujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi diare selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus diare Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat. Dalam ranah keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diterapkan dalam situasi ini, beserta penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Keadaan rentan individu/kelompok terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau meminimalkan risiko infeksi pada individu/kelompok.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan risiko infeksi pada individu/kelompok.
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
- SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang dibutuhkan oleh individu/kelompok untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan individu/kelompok.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan individu/kelompok.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- SDKI: Ketidakmampuan individu/kelompok untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mempertahankan proses sehat-sakit.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu/kelompok dalam mengelola proses sehat-sakit.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk membantu individu/kelompok dalam mengelola proses sehat-sakit.
Dalam situasi ini, perawat komunitas dari UGM dapat melakukan survey mawas diri di Dusun Sawo untuk mengidentifikasi faktor risiko infeksi, memberikan edukasi tentang pencegahan dan penatalaksanaan diare di rumah, serta membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan manajemen kesehatan yang efektif. Intervensi dan tindakan keperawatan yang sesuai dapat dikembangkan berdasarkan standar SLKI dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 1028 | 01 Oct 2024
Klinis : Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama: Pasien mengatakan badan terasa lemas 2. Riwayat Kesehatan Sekarang: Pasien mengatakan badannya terasa lemas, pucat, sudah 1 bulan yang lalu dan mulai memburuk selama 5 hari terakhir disertai dengan pusing kepala, P : saat beraktivitas terlalu lama Q: tertusuk- tusuk, R : kepala, S : 5, T : hilang timbul. Keluarga pasien memutuskan memeriksakan pasien ke RS Aisiyah Klaten tanggal 4 April 2023, pada tanggal yang sama pasien dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada jam 10 malam melalui IGD karena terdapat kelainan pada darah pasien yaitu kondisi klinis leukemia dengan pemeriksaan TTV tekanan darah 110/84 mmhg, Nadi 92 x/menit, pernafasan 21x/menit, dan suhu 36,5oC dengan keluhan badan terasa lemas dan pusing saat duduk terlalu lama. Pasien di IGD diberikan infus RL 20 tpm. Pasien lalu dipindakan dari IGD ke Flamboyan 8 pada tanggal 5 Mei 2023. 3. Riwayat kesehatan lalu: Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah masuk rumah sakit, pertama kali dirawat di RS klaten dengan terdiagnosa leukemia. Pasien mengatakan awal mula mengeluhkan badan terasa lemas kurang lebih 1 bulan. Badan lemas dirasakan terus menerus sepanjang waktu hingga 1 minggu terakhir keluhan tersebut memberat sehingga semua aktivitas pasien dilakukan di kasur apabila pasien melakukan aktivitas terlalu lama akan merasakan pusing berputar- putar. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga Pasien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi serta tidak memiliki penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dll. 5. Riwayat Allergi : pasien tidak memiliki alergi dengan injeksi obat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder akibat kondisi leukemia.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diperlukan atau diinginkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Toleransi Aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang diperlukan atau diinginkan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Aktivitas: Pemberian bantuan untuk mengatur, merencanakan, dan melakukan aktivitas sehari-hari untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat aktivitas.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami kelemahan fisik akibat kondisi leukemia yang menyebabkan intoleransi aktivitas. Pasien merasa lelah dan pusing saat melakukan aktivitas terlalu lama, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk membantu mengatur dan merencanakan aktivitasnya sehari-hari agar dapat meningkatkan toleransi aktivitas. -
Article No. 1029 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, kemungkinan besar pasien mengalami penyakit campak. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: B05.9
- Deskripsi: Campak, tanpa komplikasi
2. Kode ICD-9-CM (jika ada):
- Kode: 99.55
- Deskripsi: Pemberian vaksin campak
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 B05.9 merupakan kode untuk diagnosis campak tanpa komplikasi. Campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak dan ditandai dengan gejala-gejala seperti demam tinggi, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Kasus ini tidak menunjukkan adanya komplikasi, sehingga kode yang digunakan adalah B05.9.
2. Kode ICD-9-CM 99.55 merupakan kode untuk prosedur pemberian vaksin campak. Meskipun tidak disebutkan secara langsung dalam kasus ini, pemberian vaksin campak mungkin akan direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan atau untuk meningkatkan kekebalan tubuh pasien.
Dalam menangani kasus ini, selain pemberian vaksin, tenaga medis juga akan melakukan pemeriksaan dan perawatan yang sesuai untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami oleh pasien, seperti pemberian obat-obatan untuk meredakan demam, menjaga hidrasi, dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 1030 | 01 Oct 2024
Klinis : penurunan kesadaran tensi 207/120
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu penurunan kesadaran dengan tekanan darah 207/120, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Perfusi Jaringan Serebral Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Darah
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan perfusi jaringan serebral adalah kondisi di mana terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan saraf.
- Penyebabnya dapat berupa peningkatan tekanan darah, cedera kepala, atau kondisi lain yang mengganggu suplai darah ke otak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien menunjukkan peningkatan perfusi jaringan serebral, dengan indikator seperti mempertahankan kesadaran, tidak terjadi defisit neurologis, dan tekanan darah terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital secara berkala, mengatur posisi kepala, memberikan oksigen, dan memberikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter untuk menurunkan tekanan darah.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat
Penjelasan ini disusun dengan menggunakan bahasa dan sudut pandang seorang pakar atau perawat yang memberikan informasi secara komprehensif dan ilmiah terkait standar keperawatan di Indonesia. -
Article No. 1032 | 01 Oct 2024
Klinis : Pasien mengeluh nyeri pada ulu hati, riwayat asam lambung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang mengeluh nyeri pada ulu hati dengan riwayat asam lambung.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung, ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada ulu hati.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Gejala utama yang teridentifikasi adalah pasien mengeluh nyeri pada ulu hati.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri, mempertahankan istirahat yang adekuat, dan menunjukkan perilaku yang efektif untuk mengatasi nyeri.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat diberikan antara lain pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi modalitas nyeri, dan edukasi mengenai manajemen nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mengatasi nyeri yang dirasakan akibat peningkatan asam lambung. -
Article No. 1033 | 01 Oct 2024
Klinis : Koordinator perawatan Perkesmas dari Puskesmas sakti meminta kepada Kelompok perawat komunitas dari UGM melakukan survey mawas diri di Dusun kecik karena dilaporkan adanya 7 kasus DHF pada anak dan orang dewasa. 5 kasus sudah ditangani di Puskesmas dan 1 kasus dirujuk di RS. Berdasarkan informasi dari kader Kesehatan bahwa keluarga dari masing2 klien tidak tahu harus bagaimana mencegah dan mengatasi DHF selama dirumah dan hanya diberi minum air putih saja. Waktu terjadi kasus DHF Kader Kesehatan langsung membawa klien ke puskesmas terdekat.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sesuai dengan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A90
- Deskripsi: Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis spesifik yang perlu dikodekan menggunakan ICD-9-CM, tetapi terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
1. Peran Koordinator Perawatan Perkesmas dari Puskesmas Sakti:
- Mengkoordinasikan pelaksanaan survei mawas diri di Dusun Kecik terkait adanya laporan 7 kasus DBD pada anak dan orang dewasa.
2. Peran Kelompok Perawat Komunitas dari UGM:
- Melakukan survei mawas diri di Dusun Kecik untuk mengevaluasi pengetahuan dan praktik keluarga dalam pencegahan dan penanganan DBD.
3. Informasi dari Kader Kesehatan:
- Keluarga dari masing-masing klien tidak mengetahui cara pencegahan dan penanganan DBD di rumah.
- Keluarga hanya memberikan air putih kepada klien saat terjadi kasus DBD.
- Kader Kesehatan langsung membawa klien ke Puskesmas terdekat saat terjadi kasus DBD.
Berdasarkan informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukan upaya edukasi dan pemberdayaan masyarakat di Dusun Kecik terkait pencegahan dan penanganan DBD di tingkat keluarga. Peran Koordinator Perawatan Perkesmas dan Kelompok Perawat Komunitas sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan terkait DBD.