Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1204 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus, kadar gula darah kadang turun kadang naik, buatkan rencana keperawatan, intervensi keperawatan dari diagnosa Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus yang memiliki kadar gula darah yang kadang turun dan kadang naik.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Resistensi Insulin
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah adalah keadaan di mana kadar glukosa darah pasien tidak dapat dipertahankan dalam rentang normal.
- Penyebabnya dapat berupa resistensi insulin, seperti yang dialami pasien ini.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam batas normal (70-180 mg/dL)
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Tujuan: Mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal
- Kegiatan: Mengukur kadar glukosa darah secara berkala, mencatat hasil, dan mengevaluasi tren perubahan
2. Manajemen Insulin
- Tujuan: Mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal
- Kegiatan: Menentukan dosis insulin yang tepat, mengajarkan teknik pemberian insulin, memantau efek pemberian insulin
3. Edukasi Manajemen Diabetes
- Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam mengelola diabetes
- Kegiatan: Memberikan edukasi tentang diet, aktivitas fisik, pemantauan kadar glukosa, dan pengelolaan komplikasi
Dengan rencana keperawatan ini, diharapkan dapat membantu pasien mencapai stabilitas kadar glukosa darah dan mengelola diabetes dengan baik. Saya sebagai perawat akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 1205 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus, kadar gula darah kadang turun kadang naik, buatkan rencana keperawatan,tujuan dan intervensi keperawatan dari diagnosa Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta rencana keperawatan, tujuan, dan intervensi keperawatan:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Resistensi Insulin
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai variasi kadar glukosa dalam darah yang tidak dapat dikendalikan, yang disebabkan oleh insulin yang tidak mencukupi atau penggunaan insulin yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah Stabilitas Kadar Glukosa Darah, yang diharapkan dapat tercapai melalui indikator hasil seperti Kadar Glukosa Darah dalam Rentang Normal, Tidak Ada Gejala Hipoglikemia atau Hiperglikemia, serta Tidak Ada Komplikasi Akut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi Pemantauan Kadar Glukosa Darah, Manajemen Insulin, Edukasi Manajemen Diabetes, serta Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain untuk Pengobatan.
Rencana Keperawatan:
1. Tujuan Keperawatan:
a. Pasien menunjukkan stabilitas kadar glukosa darah dalam rentang normal.
b. Pasien menunjukkan tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
c. Pasien menunjukkan tidak ada komplikasi akut terkait diabetes.
2. Intervensi Keperawatan:
a. Pantau kadar glukosa darah secara teratur sesuai kebutuhan.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan dosis dan pemberian insulin sesuai kebutuhan.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diabetes, termasuk diet, aktivitas fisik, dan pemantauan glukosa darah.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (ahli gizi, terapis) untuk optimalisasi penanganan diabetes.
e. Pantau tanda-tanda komplikasi akut diabetes (hipoglikemia, hiperglikemia) dan lakukan tindakan segera jika diperlukan.
f. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 1206 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus, kadar gula darah kadang turun kadang naik, buatkan rencana keperawatan,tujuan dan intervensi keperawatan dari diagnosa Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, serta rencana keperawatan, tujuan, dan intervensi keperawatan untuk pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus dan ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Resistensi Insulin
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus ini, "Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah" merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Salah satu luaran yang sesuai adalah "Stabilitas Kadar Glukosa Darah".
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan. Beberapa intervensi yang sesuai antara lain "Pemantauan Kadar Glukosa Darah" dan "Manajemen Insulin".
Rencana Keperawatan, Tujuan, dan Intervensi Keperawatan:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Resistensi Insulin
Tujuan: Pasien menunjukkan stabilitas kadar glukosa darah dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan:
a. Pantau kadar glukosa darah secara teratur sesuai kondisi pasien.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya manajemen diet dan aktivitas fisik untuk mengontrol kadar glukosa darah.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk pengaturan regimen insulin dan/atau obat antidiabetes.
d. Ajarkan pasien dan keluarga tentang pemantauan kadar glukosa darah mandiri dan tindakan yang tepat saat terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia.
e. Bantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi kadar glukosa darah, seperti stres, aktivitas, dan asupan makanan.
f. Dorong pasien untuk patuh terhadap regimen perawatan diabetes yang telah ditetapkan.
Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya berharap rencana keperawatan ini dapat membantu pasien mencapai stabilitas kadar glukosa darah dan terkendali. Saya akan terus memantau perkembangan pasien dan melakukan kolaborasi yang erat dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi atau penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 1207 | 02 Oct 2024
Klinis : tanda karies gigi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Jaringan Mukosa Oral
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Jaringan Mukosa Oral didefinisikan sebagai kerentanan terhadap kerusakan atau gangguan pada jaringan mukosa rongga mulut yang dapat mengganggu fungsi normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Integritas Jaringan Mukosa Oral yang Memadai, yang ditandai dengan tidak adanya perubahan warna, tekstur, dan kelembaban pada jaringan mukosa oral, serta tidak ada rasa nyeri atau tidak nyaman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Perawatan Mulut, Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut, Manajemen Nyeri, serta Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut. Tujuannya adalah untuk mencegah atau meminimalkan risiko kerusakan integritas jaringan mukosa oral.
Kondisi Tanda Karies Gigi merupakan indikasi adanya risiko kerusakan integritas jaringan mukosa oral. Karies gigi dapat menyebabkan gangguan pada jaringan mukosa di sekitarnya, seperti rasa nyeri, perubahan warna, dan peradangan. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan mempertahankan kesehatan rongga mulut. -
Article No. 1208 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus, kadar gula darah kadang turun kadang naik, buatkan rencana dan intervensi keperawatan dari diagnosa Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d resistensi insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai petugas keperawatan yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar PPNI untuk kondisi pasien usia 63 tahun dengan diabetes melitus yang memiliki kadar gula darah tidak stabil.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan Resistensi Insulin
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai perubahan kadar glukosa darah yang tidak terkendali yang dapat mengancam kesehatan. Kondisi ini terjadi akibat adanya resistensi insulin pada pasien diabetes melitus.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kadar Glukosa Darah Terkendali
2. Pengetahuan Pasien tentang Pengelolaan Diabetes Meningkat
3. Kepatuhan Pasien dalam Pengelolaan Diabetes Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
2. Edukasi Pengelolaan Diabetes Melitus
3. Manajemen Insulin
4. Manajemen Diet Diabetes
5. Manajemen Aktivitas Fisik
Rencana Keperawatan dan Intervensi:
1. Lakukan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur untuk mendeteksi fluktuasi.
2. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diabetes melitus, manajemen diet, aktivitas fisik, dan penggunaan insulin.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi insulin dan penyesuaian dosis sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Dorong pasien untuk aktif dalam pengelolaan diabetes melitus dan patuh terhadap rencana perawatan.
5. Monitor tanda-tanda komplikasi diabetes dan lakukan intervensi yang sesuai.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi pasien dan rencana perawatannya. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 1209 | 02 Oct 2024
Klinis : pemeriksaan laboratorium karies gigi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemeriksaan laboratorium karies gigi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Jaringan Gigi Berhubungan dengan Karies Gigi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Jaringan Gigi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kerusakan struktur dan fungsi jaringan gigi akibat proses patologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah individu dapat mempertahankan integritas jaringan gigi yang optimal, bebas dari karies, dan dapat menjalankan fungsi pengunyahan dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Edukasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
2. Kolaborasi dengan dokter gigi untuk pemeriksaan dan perawatan gigi
3. Monitoring asupan makanan dan minuman yang dapat meningkatkan risiko karies
4. Motivasi dan supervisi individu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
5. Evaluasi berkala untuk memantau perkembangan kondisi gigi
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan individu dapat mempertahankan integritas jaringan gigi dan mencegah terjadinya karies gigi. -
Article No. 1210 | 02 Oct 2024
Klinis : gangguan mobilitas fisik akibat kelemahan otot
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh kelemahan otot, yang mengakibulkan penurunan kemampuan untuk bergerak secara mandiri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Keterbatasan rentang gerak sendi
2. Penurunan kekuatan otot
3. Penurunan toleransi aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan mobilitas fisik
2. Peningkatan kekuatan otot
3. Peningkatan toleransi aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi latihan
2. Terapi aktivitas
3. Manajemen energi
4. Perawatan alat bantu
5. Perawatan kulit terkait mobilitas
Penjelasan Singkat:
Gangguan mobilitas fisik akibat kelemahan otot merupakan kondisi di mana pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan gerakan fisik secara mandiri. Hal ini disebabkan oleh penurunan kekuatan otot dan toleransi aktivitas. Perawatan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan mobilitas fisik, kekuatan otot, dan toleransi aktivitas pasien, dengan menggunakan intervensi seperti terapi latihan, terapi aktivitas, manajemen energi, perawatan alat bantu, dan perawatan kulit terkait mobilitas. -
Article No. 1211 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami luka bakar di dada dan perut dengan luas luka bakar 18%, berat badan pasien 50 gram. Berapakah kebutuhan cairan ada Pasien tersebut dalam 24 jam berdasarkan rumus bexter
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, mari saya bantu Anda dengan informasi yang diminta.
1. Kode ICD-10:
- Kode: T21.20
- Deskripsi: Luka bakar derajat kedua, tidak spesifik, kepala, leher, dan badan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.0
- Deskripsi: Pemberian terapi cairan intravena
Perhitungan kebutuhan cairan pasien dalam 24 jam berdasarkan rumus Baxter:
Pasien ini adalah seorang wanita berusia 60 tahun dengan luas luka bakar 18% dari total luas tubuh. Menggunakan rumus Baxter, kebutuhan cairan pasien dalam 24 jam dapat dihitung sebagai berikut:
- Luas luka bakar 18% dari total luas tubuh
- Berat badan pasien 50 kg
- Perhitungan kebutuhan cairan:
- Fase Resusitasi (jam ke-0 sampai jam ke-24):
- Cairan Kristaloid (Ringer Laktat atau Salin Fisiologis): 4 ml/kg/% luas luka bakar
- Perhitungan: 4 ml/kg/% x 50 kg x 18% = 3.600 ml
- Total kebutuhan cairan dalam 24 jam: 3.600 ml
Jadi, kebutuhan cairan pasien dalam 24 jam berdasarkan rumus Baxter adalah 3.600 ml. Pemberian cairan harus dilakukan dengan hati-hati dan dipantau secara ketat untuk menghindari komplikasi akibat kelebihan atau kekurangan cairan. -
Article No. 1212 | 02 Oct 2024
Klinis : Pasien wanita, usia 60 tahun, mengalami luka bakar di dada dan perut dengan luas luka bakar 18%, berat badan pasien 50 gram. Berapakah kebutuhan cairan ada Pasien tersebut dalam 24 jam berdasarkan rumus bexter
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik yang ditandai dengan luka bakar 18% pada dada dan perut.
2. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan luka bakar pada dada dan perut.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka bakar pada dada dan perut.
Penjelasan Singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau psikologis.
- SLKI: Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Kelemahan, Peningkatan Mobilitas.
2. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Luka sembuh tanpa komplikasi.
- SIKI: Perawatan Luka, Terapi Oksigen, Manajemen Pelepasan Jaringan.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Tidak terjadi infeksi pada luka bakar.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Pencegahan Infeksi, Perawatan Luka.
Kebutuhan Cairan Pasien dalam 24 Jam:
Berdasarkan rumus Baxter, kebutuhan cairan pasien dengan luas luka bakar 18% adalah:
- Luas permukaan tubuh (m²) = √(Berat Badan (kg) x 4,3) = √(50 x 4,3) = 1,47 m²
- Kebutuhan cairan = 2000 mL + (1000 mL x 18% luas luka bakar) = 2000 mL + (1000 mL x 0,18) = 2180 mL
Jadi, kebutuhan cairan pasien dalam 24 jam adalah sekitar 2180 mL. -
Article No. 1213 | 02 Oct 2024
Klinis : Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena kecelakaan lalu lintas. Hasil pemeriksaan didapatkan jejas di atas klavikula dan ada trauma di kepala. Perawat melakukan ndakan pertama unuk menjaga kepatenan jalan nafas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penurunan Jalan Nafas
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko terjadinya hambatan masuknya udara ke dalam paru-paru yang dapat menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia, dan bahkan kematian.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dan adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dilakukan untuk menjaga kepatenan jalan napas, seperti pembersihan jalan napas, pemberian oksigen, dan pemasangan alat bantu napas jika diperlukan.
Tindakan Keperawatan:
Sebagai perawat, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah menjaga kepatenan jalan napas pasien. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien dapat bernapas secara adekuat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Bersihkan jalan napas dari benda asing atau darah.
2. Berikan oksigen dengan aliran yang sesuai.
3. Siapkan alat bantu napas jika diperlukan, seperti selang endotrakeal atau trakeostomi.
4. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien secara berkala.
5. Lakukan tindakan lanjutan sesuai dengan kondisi pasien, seperti penanganan trauma kepala atau luka di klavikula.
Dengan penanganan yang tepat dan segera, diharapkan pasien dapat mempertahankan jalan napas yang paten dan adekuat, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih berat.