Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 2996 | 21 Oct 2024
Klinis : resiko ketidakseimbangan cairan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko ketidakseimbangan cairan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan didefinisikan sebagai risiko perubahan volume dan/atau komposisi cairan yang melebihi batas normal, yang dapat membahayakan kesehatan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti intake cairan yang tidak adekuat, kehilangan cairan yang berlebihan, atau gangguan mekanisme pengaturan cairan dalam tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko ketidakseimbangan cairan adalah klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, tidak terjadi dehidrasi atau kelebihan cairan, serta tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan meliputi:
1. Pemantauan intake dan output cairan
2. Pemberian cairan sesuai kebutuhan
3. Pengaturan diet dan asupan cairan
4. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan.
Penanganan yang tepat dan terencana dengan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu mencegah dan mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan pada klien. -
Article No. 2997 | 21 Oct 2024
Klinis : mengeluh nyeri perut kanan bawah nyeri tekan perut kanan bawah wbc 15 000 riwyar demam 2 har lalu malas makan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter yang terhormat,
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan di perut kanan bawah, leukositosis (wbc 15.000), riwayat demam 2 hari lalu, serta malas makan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K35.80
- Deskripsi: Apendiksitis akut tanpa perforasi atau abses
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 47.01
- Deskripsi: Apendektomi, terbuka
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K35.80 menggambarkan apendiksitis akut tanpa perforasi atau abses. Gejala seperti nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan, demam, dan leukositosis tinggi mengarah pada diagnosis ini.
- Kode ICD-9-CM 47.01 untuk apendektomi terbuka merupakan tindakan operatif yang mungkin diperlukan untuk mengatasi apendiksitis akut.
Catatan: Diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan setelah pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya oleh dokter yang menangani secara langsung.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika diperlukan.
Hormat kami,
[Nama Asisten] -
Article No. 2998 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien mengatakan nyeri pada kaki karena kolestrol naik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak yang saya hormati. Berikut saya sampaikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kondisi yang Anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronik berhubungan dengan peningkatan kadar kolesterol
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Nyeri Kronik: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang sedang atau sudah terjadi, dengan onset yang lambat, berlangsung lama, dan menetap.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Tujuan: Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri dan mampu mengelola nyeri secara efektif.
Kriteria Hasil: 1) Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri, 2) Pasien mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif, 3) Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Intervensi:
a. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, memantau respon pasien terhadap intervensi, dan mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri.
b. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi terkait penyebab, gejala, dan pengelolaan nyeri akibat peningkatan kolesterol.
c. Kolaborasi: Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk penanganan medis terkait peningkatan kolesterol.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu/Bapak. Apabila ada pertanyaan lebih lanjut, silakan disampaikan. Wassalamualaikum wr. wb. -
Article No. 2999 | 21 Oct 2024
Klinis : mengeluh nyeri perut kanan bawah nyeri tekan perut kanan bawah wbc 15 000 riwyar demam 2 har lalu malas makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu nyeri perut kanan bawah, nyeri tekan perut kanan bawah, leukositosis (WBC 15.000), riwayat demam 2 hari lalu, dan penurunan nafsu makan, dapat diduga bahwa pasien mengalami kondisi :
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi/infeksi di abdomen kanan bawah.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang diuraikan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Penurunan Nyeri: Pengurangan rasa sakit yang dilaporkan atau perilaku yang menunjukkan rasa sakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk memfasilitasi pengurangan rasa sakit dan peningkatan toleransi terhadap nyeri yang dapat diterima.
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Observasi dan pencatatan denyut nadi, suhu, tekanan darah, laju pernafasan, dan saturasi oksigen.
- Edukasi Kesehatan: Pemberian informasi yang terstruktur dan terencana untuk mendorong perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kesehatan.
Persona: Pakar, Nurse
Tone: Akademis -
Article No. 3000 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 33.24
- Deskripsi: Bronkoskopi, kaku, dengan biopsi(s) transbroncial
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 mengindikasikan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Ini sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala-gejala tuberkulosis paru, seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan adanya lesi di paru.
- Kode ICD-9-CM 33.24 menunjukkan prosedur bronkoskopi kaku dengan biopsi transbroncial. Ini merupakan salah satu tindakan diagnostik yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, dengan mengambil sampel jaringan paru melalui bronkoskopi.
Catatan: Penegakan diagnosis tuberkulosis paru memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan sputum untuk deteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, tes kulit tuberkulin, atau pemeriksaan radiologi lanjutan. Kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang diberikan di atas merupakan kode awal berdasarkan diagnosis sementara. -
Article No. 3001 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekresi, penyempitan jalan napas.
Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan, demam.
Gejala dan Tanda: Kelelahan, kehilangan nafsu makan.
3. Resiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor yang Berhubungan: Diagnosis tuberkulosis paru.
Gejala dan Tanda: Demam, penurunan berat badan.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien berdasarkan tanda, gejala, dan faktor yang berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan standar ini membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berkualitas untuk pasien. -
Article No. 3002 | 21 Oct 2024
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
Faktor yang Berhubungan: Sekresi berlebihan, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan: Anoreksia, mual, dan perubahan status kesehatan.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan.
Faktor yang Berhubungan: Kondisi pernapasan dan kelemahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan panduan standar untuk menentukan diagnosa keperawatan yang berisi definisi, penyebab, dan gejala/tanda dari setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan panduan standar untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan panduan standar untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Perawatan yang dapat diberikan berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, antara lain:
1. Manajemen jalan napas, pembersihan jalan napas, dan pemberian oksigen sesuai kebutuhan.
2. Pengaturan diet, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan konseling gizi.
3. Manajemen aktivitas, latihan fisik yang disesuaikan, dan edukasi tentang toleransi aktivitas.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan penggunaan standar keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus pasien yang Anda deskripsikan. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 3003 | 21 Oct 2024
Klinis : nyeri sejak 3 bulan yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu nyeri sejak 3 bulan yang lalu, maka diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan singkat:
- SDKI: Menggambarkan respons fisiologis dan psikologis individu terhadap pengalaman nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Memfokuskan pada kemampuan individu untuk mengenali, melaporkan, dan mengelola nyeri yang dialami.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri kronis, seperti manajemen farmakologis, terapi nonfarmakologis, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Sebagai seorang perawat dengan persona pakar, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosis keperawatan ini dan intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan Standar Praktik Keperawatan Indonesia (SPKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Silakan tanyakan jika Anda membutuhkan informasi lebih rinci. -
Article No. 3004 | 21 Oct 2024
Klinis : Penyebab kolestrol naik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh adalah kondisi di mana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan berat badan, tekanan darah normal, dan kadar kolesterol dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Edukasi tentang diet yang sehat untuk menurunkan kolesterol, seperti mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol, serta meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.
2. Monitoring asupan nutrisi dan status gizi pasien secara berkala.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Motivasi dan dukungan untuk pasien agar dapat mengikuti rencana diet dengan baik.
5. Evaluasi efektivitas intervensi dan modifikasi rencana perawatan jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan mengendalikan kadar kolesterol dalam batas normal. -
Article No. 3005 | 21 Oct 2024
Klinis : pasien datang dengan keluhan bintik jamur dikulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan bintik jamur di kulit:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan paparan jamur pada kulit
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko infeksi adalah kerentanan terhadap masuknya dan berkembangbiaknya organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Pada kasus ini, pasien memiliki risiko infeksi yang disebabkan oleh paparan jamur pada kulit.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
- Tujuan: Pasien terbebas dari infeksi
- Intervensi:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi
b. Monitoring tanda dan gejala infeksi
c. Kolaborasi pemberian antijamur sesuai indikasi
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Bebas Infeksi
- Kriteria hasil: Pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi
- Indikator:
a. Tidak ada eritema, bengkak, atau kemerahan pada kulit
b. Tidak ada peningkatan suhu tubuh
c. Tidak ada peningkatan jumlah leukosit
Kesimpulan:
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan jamur pada kulit. Rencana keperawatannya fokus pada manajemen risiko infeksi, dengan tujuan agar pasien terbebas dari infeksi. Luaran yang diharapkan adalah pasien bebas dari infeksi, yang ditandai dengan tidak adanya tanda dan gejala infeksi pada kulit.