Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 1191 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema luka bakar, nyeri, dan kontraktur sendi Tujuan: Tercapainya mobilitas fisik yang optimal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema, nyeri, dan kontraktur sendi yang diakibatkan oleh luka bakar.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan mandiri, terkontrol, dan terkoordinasi dari satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah tercapainya mobilitas fisik yang optimal, ditandai dengan:
1. Pasien dapat melakukan pergerakan sendi secara mandiri dan terkontrol.
2. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
3. Tidak ada tanda-tanda kontraktur sendi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Manajemen Nyeri
- Rasional: Untuk mengurangi nyeri yang dapat menghambat pergerakan.
- Outcome: Pasien melaporkan penurunan nyeri.
2. Terapi Fisik
- Rasional: Untuk meningkatkan mobilitas sendi dan mencegah kontraktur.
- Outcome: Pasien dapat melakukan pergerakan sendi secara optimal.
3. Perawatan Luka
- Rasional: Untuk mengurangi edema dan mempercepat penyembuhan luka.
- Outcome: Luka bakar sembuh dan edema berkurang.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Rasional: Untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi pasien dalam proses pemulihan.
- Outcome: Pasien dan keluarga memahami pentingnya mobilisasi dan berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Tujuan akhir dari intervensi ini adalah tercapainya mobilitas fisik yang optimal, sehingga pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, tanpa adanya kontraktur sendi. -
Article No. 1192 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan, berduka, dan ketergantungan yang dipaksakan pada penyedia layanan kesehatan Tujuan: Penggunaan strategi koping yang tepat untuk mengatasi masalah pasca luka bakar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketakutan, kecemasan, berduka, dan ketergantungan yang dipaksakan pada penyedia layanan kesehatan.
Diagnosa Keperawatan:
Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketakutan, kecemasan, berduka, dan ketergantungan yang dipaksakan pada penyedia layanan kesehatan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk membangun, menggunakan, dan memelihara cara beradaptasi yang efektif untuk mengatasi tugas adaptasi.
- Faktor Berhubungan: Ketakutan, kecemasan, berduka, dan ketergantungan yang dipaksakan pada penyedia layanan kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mampu menggunakan strategi koping yang tepat untuk mengatasi masalah pasca luka bakar.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Fasilitasi penggunaan strategi koping adaptif
- Rasional: Membantu pasien mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi masalah pasca luka bakar.
2. Berikan dukungan emosional
- Rasional: Membantu pasien mengekspresikan perasaan, ketakutan, dan kecemasan terkait kondisi pasca luka bakar.
3. Libatkan keluarga dalam perawatan
- Rasional: Meningkatkan dukungan sosial dan keterlibatan keluarga dalam proses penyembuhan pasien.
Outcome:
- Pasien mampu menggunakan strategi koping yang tepat untuk mengatasi masalah pasca luka bakar.
- Pasien menunjukkan penurunan tingkat ketakutan dan kecemasan.
- Pasien mampu beradaptasi dengan kondisi pasca luka bakar dan tidak lagi bergantung secara berlebihan pada penyedia layanan kesehatan. -
Article No. 1193 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan luka bakar Tujuan: Achievement of appropriate patient/family processes
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Perubahan Proses Keluarga yang berhubungan dengan luka bakar
Definisi (SDKI):
Perubahan dalam struktur, fungsi, peran, dan dinamika antar anggota keluarga sebagai akibat anggota keluarga mengalami luka bakar.
Karakteristik Definisi (SDKI):
1. Adanya perubahan struktur, fungsi, peran, dan dinamika dalam keluarga.
2. Perubahan tersebut disebabkan oleh anggota keluarga yang mengalami luka bakar.
3. Perubahan dapat berdampak pada anggota keluarga lainnya.
Faktor yang Berhubungan (SDKI):
1. Kondisi kesehatan anggota keluarga yang mengalami luka bakar.
2. Perubahan kemampuan anggota keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Perubahan peran dan tanggung jawab anggota keluarga.
4. Perubahan pola komunikasi dan interaksi dalam keluarga.
5. Perubahan kemampuan keluarga dalam beradaptasi dan mengatasi masalah.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Asesmen Keluarga
- Kaji struktur, fungsi, peran, dan dinamika keluarga.
- Identifikasi perubahan yang terjadi dalam keluarga akibat luka bakar.
- Identifikasi kemampuan keluarga dalam beradaptasi dan mengatasi masalah.
2. Edukasi Keluarga
- Berikan informasi tentang luka bakar, perawatan, dan proses penyembuhan.
- Bantu keluarga memahami perubahan yang terjadi dan dampaknya.
- Ajarkan keluarga teknik koping dan manajemen stres.
3. Dukungan Keluarga
- Fasilitasi komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga.
- Dorong keluarga untuk saling mendukung dan membantu.
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan pasien.
Rasional:
- Memastikan keluarga memahami kondisi pasien dan dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
- Meningkatkan kemampuan keluarga dalam beradaptasi, mengatasi masalah, dan memberikan dukungan yang optimal.
- Mempertahankan struktur, fungsi, peran, dan dinamika keluarga agar tetap berfungsi secara efektif.
Outcome (SLKI):
1. Keluarga menunjukkan pemahaman tentang luka bakar, perawatan, dan proses penyembuhan.
2. Keluarga menunjukkan kemampuan dalam beradaptasi dan mengatasi perubahan yang terjadi.
3. Keluarga menunjukkan kemampuan dalam memberikan dukungan yang optimal bagi anggota keluarga yang mengalami luka bakar.
4. Struktur, fungsi, peran, dan dinamika keluarga tetap terjaga dan berfungsi secara efektif. -
Article No. 1194 | 02 Oct 2024
Klinis : buatkan intervensi, rasional dan outcome dari Defisit pengetahuan tentang pengobatan luka bakar Tujuan: Verbalisasi pemahaman tentang perjalanan pengobatan luka bakar oleh pasien dan keluarga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta intervensi, rasional, dan outcome untuk kondisi defisit pengetahuan tentang pengobatan luka bakar.
Diagnosis Keperawatan:
Defisit Pengetahuan tentang Pengobatan Luka Bakar
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Pengetahuan: Kurangnya atau tidak adanya informasi kognitif terkait topik yang spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Peningkatan Pengetahuan: Bertambahnya informasi kognitif yang dimiliki seseorang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Edukasi Kesehatan: Pemberian informasi yang terstruktur terkait kondisi kesehatan, perawatan, dan pencegahan komplikasi.
Intervensi:
1. Assess tingkat pemahaman pasien dan keluarga tentang pengobatan luka bakar.
2. Identifikasi sumber informasi yang dapat diakses pasien dan keluarga.
3. Berikan edukasi tentang proses penyembuhan luka bakar, termasuk tahapan, perawatan luka, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Jelaskan pentingnya mengikuti instruksi perawatan luka bakar untuk mempercepat penyembuhan.
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang diperlukan selama proses penyembuhan.
6. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan kekhawatiran.
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas edukasi.
Rasional:
1. Mengetahui baseline pengetahuan pasien dan keluarga.
2. Memastikan sumber informasi yang akurat dan dapat diakses.
3. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang pengobatan luka bakar.
4. Memperkuat komitmen pasien dan keluarga untuk mengikuti instruksi perawatan.
5. Mempersiapkan pasien dan keluarga menghadapi perubahan selama proses penyembuhan.
6. Mendorong partisipasi aktif pasien dan keluarga dalam perawatan.
7. Memastikan kontinuitas edukasi dan mendukung keberhasilan pengobatan.
Outcome:
1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali tahapan penyembuhan luka bakar.
2. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan perawatan luka bakar yang sesuai.
3. Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi komplikasi yang mungkin terjadi dan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Pasien dan keluarga dapat mendemonstrasikan perawatan luka bakar sesuai instruksi.
5. Pasien dan keluarga menunjukkan peningkatan kepercayaan diri dalam mengelola pengobatan luka bakar. -
Article No. 1195 | 02 Oct 2024
Klinis : pasien 2 tahun dengan keluhan batuh berdahak, hidung berair, dan panas 38 derajat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan: Kondisi pasien dengan batuk berdahak, hidung berair, dan demam menunjukkan adanya gangguan pada sistem pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan jalan napas tidak efektif, sehingga pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan saluran pernapasan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Faktor Terkait: Sekresi yang berlebih, hipersekresi, obstruksi jalan napas.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, suara napas tambahan, pola napas tidak efektif, hipoksemia.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Jalan napas terbebas dari obstruksi, frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen oksigen, manajemen demam.
- Tindakan keperawatan: Identifikasi penyebab, monitor status pernapasan, lakukan tindakan suction atau pemberian humidifikasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut. -
Article No. 1196 | 02 Oct 2024
Klinis : gangguan tidur dan istirahat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan tidur dan istirahat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur (NANDA-I: 00198)
Definisi: Pengalaman terganggu dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Penyebab Umum:
1. Masalah fisiologis (nyeri, pruritus, disfungsi pernapasan, hipertiroidisme, dll.)
2. Masalah psikologis (stres, kecemasan, depresi, dll.)
3. Lingkungan (suara, cahaya, suhu, dll.)
4. Gaya hidup (konsumsi kafein, alkohol, obat-obatan, dll.)
Keluhan Khas:
1. Sulit memulai atau mempertahankan tidur
2. Terbangun terlalu pagi
3. Mengantuk berlebihan di siang hari
4. Kualitas tidur yang buruk
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Domain: Aktivitas/Istirahat
- Kelas: Tidur/Istirahat
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Pola Tidur
- Indikator: Lama tidur, Kualitas tidur, Kesulitan memulai tidur, Terbangun di malam hari, Tidur siang, Kepuasan terhadap tidur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Tidur
- Aktivitas: Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur, Atur lingkungan untuk mendukung tidur, Ajarkan teknik relaksasi, Monitor pola tidur, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika perlu.
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur pasien. Selanjutnya, saya akan menyusun rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada intervensi manajemen tidur, seperti mengatur lingkungan yang kondusif untuk tidur, mengajarkan teknik relaksasi, serta memantau pola tidur pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga dapat dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 1197 | 02 Oct 2024
Klinis : intervensi gangguan tidur dan istirahat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi gangguan tidur dan istirahat, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk mencapai kualitas dan kuantitas tidur yang diinginkan atau yang dibutuhkan.
Faktor Terkait:
- Stres
- Kecemasan
- Nyeri
- Lingkungan yang tidak mendukung
- Perubahan gaya hidup
Karakteristik Definisi:
- Sulit memulai tidur
- Sering terbangun malam hari
- Bangun terlalu pagi
- Tidur tidak nyenyak
- Tidak merasa segar setelah tidur
Intervensi Keperawatan:
1. Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Tidur (AKGPT)
Definisi: Serangkaian tindakan mandiri perawat untuk membantu klien mencapai pola tidur yang adekuat.
Tujuan: Klien dapat mencapai pola tidur yang adekuat.
Aktivitas Utama:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
- Kaji rutinitas tidur klien
- Berikan edukasi tentang pentingnya tidur yang adekuat
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur yang nyaman
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (jika diperlukan)
2. Manajemen Tidur (MT)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengoptimalkan kualitas dan kuantitas tidur klien.
Tujuan: Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
Aktivitas Utama:
- Kaji pola tidur klien
- Berikan intervensi untuk memperbaiki kualitas tidur
- Evaluasi efektivitas intervensi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (jika diperlukan)
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan klien dapat memperoleh pola tidur yang adekuat dan merasakan pemulihan yang optimal. -
Article No. 1198 | 02 Oct 2024
Klinis : insomnia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi insomnia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Gangguan Pola Tidur adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan atau memperoleh pola tidur yang memuaskan.
Penyebab:
1. Faktor fisiologis: Nyeri, penyakit kronis, gangguan neurologis, gangguan hormonal.
2. Faktor psikologis: Ansietas, depresi, stres.
3. Faktor lingkungan: Kebisingan, pencahayaan, suhu.
Gejala dan Tanda:
1. Sulit memulai tidur
2. Sering terbangun di malam hari
3. Tidur tidak nyenyak
4. Merasa lelah saat bangun tidur
Tujuan Keperawatan:
1. Klien dapat tidur dengan pola yang memuaskan.
2. Klien dapat mengatasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk tidur.
2. Terapi Kognitif: Membantu klien mengatasi pikiran-pikiran negatif yang mengganggu tidur.
3. Terapi Relaksasi: Mengajarkan teknik relaksasi untuk memudahkan jatuh tertidur.
4. Edukasi: Memberikan informasi tentang pentingnya pola tidur yang baik dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur.
Evaluasi:
1. Klien dapat tidur dengan pola yang memuaskan.
2. Klien dapat mengatasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi insomnia dan pendekatan keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari PPNI. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang perlu Anda ketahui. -
Article No. 1199 | 02 Oct 2024
Klinis : insomnia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi insomnia:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang berkualitas dan kuantitas yang memadai.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang berkualitas dan kuantitas yang memadai.
- Faktor Risiko: Kecemasan, stres, nyeri, obat-obatan, lingkungan yang tidak mendukung.
- Gejala dan Tanda: Sulit memulai tidur, sering terbangun di malam hari, tidur tidak berkualitas, mengantuk di siang hari.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Tidur Membaik
- Definisi: Peningkatan kemampuan individu untuk memulai dan mempertahankan tidur yang berkualitas dan kuantitas yang memadai.
- Kriteria Hasil: Lama waktu tidur meningkat, frekuensi terbangun menurun, kualitas tidur membaik, merasa segar setelah bangun tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Insomnia
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi individu dengan gangguan pola tidur agar dapat memulai dan mempertahankan tidur yang berkualitas dan kuantitas yang memadai.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi insomnia.
- Edukasi tentang pola tidur yang sehat.
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur.
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur yang nyaman.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan, jika diperlukan.
Dalam konteks akademis, saya sebagai perawat pakar akan memberikan informasi ini secara jelas dan terperinci, serta menekankan pentingnya pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, standar luaran, dan intervensi yang sesuai untuk menangani kondisi insomnia. -
Article No. 1200 | 02 Oct 2024
Klinis : An. B berusia 4 tahun 2 bulan, berjenis kelamin laki-laki, dibawa oleh bapaknya menuju klinik tumbuh kembang anak di RS X. Bapak mengatakan bahwa anaknya belum bisa berbicara, hanya mengucapkan aahh iihh uuhh saja. Anak terlihat aktif berjalan dan mengambil benda-benda yang menarik perhatiannya, seperti mainan yang sedang dipegang oleh anak lain di sekitarnya. Anak tidak menoleh saat dipanggil dan asyik dengan dunianya sendiri. Berat badan Anak B yaitu 16 kg dan TB 87 cm. Hasil test Berra menunjukkan anak B mempunyai pendengaran yang normal. Pemeriksaan rambut di laboratorium menyatakan kandungan logam timbal yang sangat tinggi yaitu lebih dari 20 uk. Anak didagnosis autism.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi An. B adalah:
1. Gangguan komunikasi verbal
- SDKI: Gangguan Komunikasi Verbal
- SLKI: Promosi Komunikasi
- SIKI: Terapi Wicara
Penjelasan:
An. B berusia 4 tahun 2 bulan dan belum dapat berbicara dengan baik, hanya mengucapkan "aahh iihh uuhh". Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam kemampuan komunikasi verbal anak.
2. Risiko Gangguan Sensori Persepsi (penglihatan dan pendengaran)
- SDKI: Risiko Gangguan Sensori Persepsi
- SLKI: Peningkatan Sensori Persepsi
- SIKI: Stimulasi Sensorik
Penjelasan:
Hasil pemeriksaan menunjukkan anak memiliki pendengaran normal, namun terdapat kandungan timbal yang sangat tinggi dalam rambut anak. Hal ini dapat berisiko menimbulkan gangguan pada sensori persepsi, baik penglihatan maupun pendengaran.
3. Risiko Gangguan Perkembangan
- SDKI: Risiko Gangguan Perkembangan
- SLKI: Promosi Perkembangan
- SIKI: Stimulasi Perkembangan
Penjelasan:
Anak terlihat aktif secara fisik dan dapat berjalan, namun belum dapat berbicara dengan baik. Hal ini menunjukkan adanya risiko gangguan perkembangan, terutama pada aspek perkembangan bahasa.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi atau tindakan keperawatan yang akan dilakukan.